Status gizi anak (stunting) 1. Menggiatkan promosi Gemas Asiek Kelainan pada bayi 2. Peningkatan pemahaman ibu terkait ASI Karakteristik ibu 3. Advokasi pemerintah daerah dalam Status kesehatan ibu (misal covid 19) penyediaan ruang advokasi di TTU Produksi ASI 4. Advokasi pemilik usaha dalam menyediakan Gangguan psikis ruang dan fasilitas laktasi Mitos dan budaya masyarakat 5. Meningkatkan dukungan keluarga Jarak kelahiran 6. Meningkatkan dukungan masyarakat dengan Ibu bekerja penyebar luasan informasi Bayi piatu/ terpisah dari ibunya 7. Memaksimalkan kegiatan posyandu dalam Minimnya ruang laktasi ASI eksklusif dan PMBA Pengaruh lingkungan 8. Meningkatkan kepercayaan dan kemaunan ibu dalam menyusui 9. Pembatasan promosi sufor dan dot bayi 10. Peningkatan pembinaan dan pengawasan program ASI eksklusif 11. Pelatihan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan tenaga terlatih di daerah 12. Melakukan monitoring dan evaluasi 13. Peningkatan APBN, APBD, atau sumber lain berkaitan dengan pendanaan program ASI eksklusif 14. Meningkatkan promosi ASI eksklusif dengan poster, gambar, media massa termasuk radio dan televisi 15. Meningkatkan promosi teknik menyusui dan penyimpanan ASI yang benar dalam bentuk poster dan leaflet di TTU 16. Peningkatan apresiasi terhadap tempat kerja yang melaksanakan GP2SP
Status gizi anak stunting
Bayi tanpa ASI memiliki risiko tinggi kurang gizi (stunting ketika dewasa) Kelainan pada bayi Kelainan genetik seperti bibir sumbing Bayi menolak disusui Karakteristik ibu 1. Puting payudara lecet 2. Payudara bengkak 3. Mastitis pada ibu menyusui 4. Infeksi jamur 5. Saluran ASI tersumbat Status kesehatan ibu (misal covid 19) Ibu ragu dalam menyusui bayinya, padahal ASInya mengandung antibodi yang tinggi (imunoglobulin A dan G, Lactalbumin, Lactoferin, dll) yang mampu meningkatkan kekebalan bayi dari paparan virus covid Produksi ASI 1. Terlalu sedikit, menyebabkan menimbulkan kecemasan 2. Terlalu banyak, menyebabkan saluran payudara tersumbat, pembengkakan, hingga mastitis Gangguan psikis 1. Baby blues 2. Stress karena gelisah. bingung, dan kelelahan Pemahaman yang keliru 1. Stress menyebabkan ASI kering 2. Ibu dengan gizi kurang tidak mampu menyusui 3. Bayi yang diare harus diberikan air atau teh 4. Bayi harus diberikan air mineral agar tidak kuning 5. Pemberian sufor saat bayi menagis karena lapar Jarak kelahiran 1. Jarak kelahiran dekat menyebabkan tidak optimalnya pemberian ASI 2. Konsumsi ASI bayi terbagi dengan saudaranya Ibu bekerja 1. Tekanan dalam pekerjaan yang menyebabkan stress 2. Tidak adanya dukungan pemilik usaha dalam program ASI 3. Terbatasnya waktu menyusui akibat padatnya pekerjaan Bayi piatu/ terpisah dari ibunya Bayi langsung diberikan sufor tanpa mengupayakan bantuan ibu susu atau pendonor ASI dengan syarat tertentu Minimnya ruang laktasi Kurangnya ruang laktasi di tempat kerja dan TTU seperti taman kota, terminal, tempat berlibur, dll Pengaruh lingkungan 1. Pemilik usaha kurang mendukung program ASI dengan tidak adanya ruang dan fasilitas laktasi 2. Kurangnya dukungan keluarga terutama suami dalam pemberian ASI eksklusif 3. Pengaruh teman dalam penggunaan sufor