Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Formalisme dan Fungsionalisme

Dua Pendekatan Linguistik ini mempunyai masing-masng pandangan yang sangat berbeda
mengenai hakikat Bahasa.

A. Penganut Aliran Formalis (umpamaya Chomsky) menganggap hakikat utama Bahasa


sebagai sebuat fenomena mental. Para Fungsionalis (umpanya Halliday) Menganggap
Hakikat Bahasa Sebagai fenomena masyarakat.

B. Penjelasan para formalis tentang ksemestaan Bahasa ialah di turunkan dari warisan
linguistic yang di turunkan dari spesies manusia. Sedangkan menurut fungsionalis
kesemetaan Bahasa berasan dari kesemestan yang berada dalam penggunaan
masyarakat-masyarakat Manusia.

C. Kaum formalis berpeendata bahwa pemerolehan Bahasa oleh anak-anak di dasarkan


pada kemampuan alamiah untuk belajar Bahasa. Sedangkan menurut kaum
fugsionalis pemerolehan Bahasa anak di dasari dengan perkebahan kebutuhan dan
kemampuan pada aak itu sendiri di dalam masyarakat.

D. Perbedaan pendekatan antara formalis dan fungsionalis adalah kaum formalis


cenderung mengkaji Bahasa sebagai suatu system, sedangkan formalis lebih merujuk
kepada menhkaji Bahasa sebagai system yang berhubungan dengan masyarakat.

3.1 Penjelasan Formal Dan Fungsional

Postulat ini Tumpa Tindih Dengan P3 Kaidah-Kaidah pada dasarnya Bersifat Konvensional;
Prinsip-prinsip Prakmatik umum Pada dasarnya bersifat nonKonvensional.

Sejauh kaidah-kaidah gramatikal bersifat konvensional teori atau model tata bahasa yang
menjelaskan kaidah-kaidah tersebut bersifat formal; demikian juga sejauh prinsip-prinsip
pragmatik umum berorientasi pada tujuan atau didasarkan pada motivasi penutur teori yang
menjelaskan prinsip-prinsip tersebut besifat fungsional.

Maknasa yang formal seperti tata bahasa transformasi (Chomsky,1965 : 15-18) mendefinisi
bahwa sebagai seperangkat kalimat. Kalimat kalimat ini mempunyai makna makna dan cara
pengucapan.
Satu komponen yang esensial dari perangkat kaidah pemetaan yang rumit ini ialah tataran
sintaksis : pada tataran yang sentra ini setiap kalimat direpresentasi oleh serangkaian kata
atau serangkaian formatif. Dengan adanya makna bentuk kalimat dan pengucapan ini kita
mengasumsikan adanya tiga tataran representasi, yaitu tataran semantik, sintaksis dan
fonologi.

Model bahasa yang demikian bertujuan mempresentasikan yang secara tidak sadar sudah
diketahui oleh penutur asli mengenai bahasanya.

Anda mungkin juga menyukai