Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAMBATAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM BERBICARA,


SERTA SIKAP MENTAL RASA KOMUNIKASI DALAM BERBICARA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Berbicara.

Dosen Pengampu : Ai Siti Nurjamilah., S.Pd., M.Pd.

oleh :

Pani Aulia Rukmana (212121003)

Silfa Milatul Istiqomah (212121015)

Aliza Maula (212121027)

Ahzami Imaduddin Muhtarom (212121050)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERGURUAN TINGGI NEGERI UNIVERSITAS SILIWANGI

Jl. Siliwangi No. 24, Kahuripan, Kec. Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat

2021
2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kami ucapkan, karena atas karunia-Nya,
penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan bagi
Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kami menuju jalan yang lurus.

Penyusunan makalah berjudul “Hambatan Internal dan Eksternal dalam Berbicara,


serta Sikap Mental Rasa Komunikasi dalam Berbicara”. Membahas tentang materi hambatan
internal dan eksternal dalam berbicara, serta sikap mental rasa komunikasi dalam berbicara.
Adapun penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata
Kuliah Bahasa Indonesia Berbicara.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Bahasa Indonesia, Ibu Ai Siti
Nurjamilah. Yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini. Kami juga
berterima kasih kepada orang tua dan rekan-rekan yang telah mendukung kami dalam
pembuatan makalah ini.

Dengan kerendahan hati kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat kesalahan. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka dari itu kami
menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk
pembaca. Akhir kata, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tasikmalaya, 28 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................1
1.4 Manfaat Masalah.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hambatan Internal dalam Berbicara............................................................................2


2.2 Hambatan Eksternal dalam Berbicara.........................................................................4
2.3 Sikap Mental Rasa Komunikasi dalam Berbicara.......................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai makhluk sosial, manusia tentu membutuhkan orang lain. Berbicara
sangat penting untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Berbicara merupakan
kemampuan manusia mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan
pikiran, gagasan dan perasaan.
Namun, masih banyak orang yang merasa malu dan tidak memiliki keberanian
untuk berbicara, terutama berbicara di muka umum.
Untuk itu, seseorang harus belajar dan berlatih agar terbiasa berbicara dengan
baik. Usaha yang dapat dilakukan untuk bisa membantu seseorang berbicara dengan baik
dan benar yaitu ketika berbicara harus menggunakan kelafalan yang jelas, menggunakan
intonasi kata yang tepat, percaya diri, berpikiran positif, dan tidak takut merasa salah.
Selain itu, pembicara harus mampu menguasai isi dari topik yang ditentukan. Dan yang
terakhir, pembicara harus menggunakan ekspresi yang sesuai dan gerak tubuh yang tepat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja hambatan internal dalam berbicara?
b. Apa saja hambatan ekstermal dalam berbicara?
c. Bagaimana sikap mental rasa komunikasi dalam berbicara?
1.3 Tujuan Masalah
a. Menjelaskan hambatan internal dalam berbicara.
b. Menjelaskan hambatan eksternal dalam berbicara.
c. Menjelaskan sikap mental rasa komunikasi dalam berbicara.
1.4 Manfaat Masalah
a. Agar mengetahui hambatan internal dalam berbicara.
b. Agar mengetahui hambatan eksternal dalam berbicara.
c. Agar mengetahui sikap mental rasa komunikasi dalam berbicara.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hambatan Internal Dalam Berbicara


Sebagai makhluk sosial, manusia tentu membutuhkan orang lain. Berbicara
sangat penting untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Namun, tidak semua orang
memiliki kemahiran dan keberanian untuk berbicara, apalagi berbicara di depan umum.
Oleh sebab itu, seseorang perlu belajar dan berlatih agar terbiasa dan mahir berbicara di
depan umum.
Ada beberapa hal yang bisa menghambat seseorang berbicara. Menurut Rusmiati
(dalam Isah Cahyani dan Hodijah, 2007:63), hambatan yang terdapat dalam diri seorang
pembicara (internal), yaitu sebagai berikut:
1) Ketidaksempurnaan alat ucap
Ketidaksempurnaan alat ucap yang dimiliki dapat menghambat keefektifan
seseorang dalam berbicara, pendengar akan salah menafsirkan maksud dari pembicara.
2) Penguasaan komponen kebahasaan, yakni:
a. Lafal dan intonasi
Seorang pembicara harus bisa menyebutkan lafal dengan benar dan menggunakan
intonasi yang tepat, agar lawan bicara mengerti dan tidak salah penafsiran atas apa
yang dikatakan.
b. Pilihan Kata
Pembicara harus bisa memilih kata yang tepat, jelas, dan bisa dimengerti oleh
lawan bicara. Tidak dianjurkan memakai bahasa asing. Karena tidak semua orang
bisa mengerti bahasa asing dan pembicara juga belum tentu mahir dalam
berbahasa asing.
c. Struktur Bahasa
Seorang pembicara harus tahu bagian-bagian dari sesuatu yang berhubungan satu
dengan lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan, agar tidak menghambat
proses berbicara.
d. Gaya Bahasa
Seorang pembicara harus memiliki gaya dan ciri khas sendiri untuk
menyampaikan sesuatu, agar pendengar menjadi lebih tertarik untuk
memperhatikan.

iv
3) Penggunaan komponen isi, yakni:
a. Hubungan isi dengan topik
Seorang pembicara harus paham terhadap topik yang dibicarakan, sehingga
pembicara menyampaikan berita yang selaras antara isi dengan topik.
b. Struktur isi
Ketika berbicara, seseorang harus menyampaikan sesuatu dengan berurutan atau
sudah terstruktur, agar dapat dipahami oleh pendengar.
c. Kualitas isi
Pembicara harus menyampaikan isi yang bermutu, tidak harus banyak asal yang
disampaikan sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
4) Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental
Keadaan fisik pembicara akan mempengaruhi keefektifan berbicara. Jika
pembicara sedang sakit misalnya flu, maka suara pembicara akan bersengau atau
bindeng. Kesehatan mental pun sangat berpengaruh. Jika pembicara mudah merasa
takut, grogi, ataupun malu berbicara terutama di depan umum tentu akan menghambat
kegiatan berbicara.

v
2.2 Hambatan Eksternal Dalam Berbicara
Pada hambatan eksternal, pembicara akan menghadapi hambatan dari luar dirinya.
Hambatan tersebut selalu muncul dan tidak sadar pada saat berbicara. Menurut ahli yaitu
Rusmiati (Isah Cahyani dan Hodijah, 2007:63) ada beberapa hal yang selalu menghambat
pada kegiatan berbicara, hambatan eksternal meliputi:
1.) Suara atau bunyi
Suara-suara sumbang dari para pendengar, seperti komentar negatif bisa
memengaruhi mental pembicara menurun. Hendaknya pembicara dan siap mental
untuk menghadapi suara tersebut.
2.) Kondisi ruangan
Pembicara harus fokus dan bisa mengondisikan pendengar supaya tetap tenang
dan tertib, karena kegaduhan seperti keributan kecil di ruangan bisa memengaruhi
konsentrasi pembicara menjadi buyar. Selain itu, pembicara harus bisa menjadikan
dirinya sebagai pusat perhatian para pendengar.
3.) Media
Pada saat menyampaikan informasi, pembicara harus menyiapkan media.
Misalnya pembicara akan menjelaskan tentang suatu informasi mengenai bentuk
lingkaran, maka harus menyiapkan media yang sesuai dengan informasi tersebut
sehingga pendengar bisa memahami informasi yang disampaikan pembicara.
4.) Pengetahuan Pendengar
Supaya pendengar bisa memahami terkait informasi yang disampaikan
pembicara, maka pembicara harus mampu mengetahui sejauh mana pengetahuan
yang dimiliki pendengarnya. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan informasi
pembicara harus mampu berkomunikasi dan menganalisis pendengar dengan cara
mengetahui sifatnya agar lebih membantu saat akan menyampaikan informasi.

vi
2.3 Sikap Mental Rasa Komunikasi dalam Berbicara
Berbicara adalah suatu kegiatan yang membutuhkan bermacam-macam
pengetahuan dan kemampuan, di antaranya ialah sikap mental dalam berbicara. Ada
beberapa sikap mental yang harus dimiliki oleh seorang pembicara dalam berbicara, yaitu
sebagai berikut :
1) Rasa Komunikasi
Dalam suatu kegiatan berbicara harus adanya keakraban antara pembicara dan
pendengar. Jika rasa keakraban itu muncul, maka akan dipastikan proses komunikasi
yang tidak selaras tidak akan terjadi.
Seorang pembicara yang baik akan berusaha untuk menumbuhkan rasa
komunikasi yang erat dengan para pendengar, contohnya dalam pembicaraan sehari-
hari. Dan respon yang diharapkan oleh pembicara dari pendengar ialah sebuah
komunikasi yang aktif.
Pada saat berbicara di depan umum, seorang pembicara tidak hanya sekedar
menyampaikan pesan saja, namun perlu adanya kontak dengan pendengar. Anggaplah
para pendengar sebagai teman sendiri, dengan begitu suasana akrab akan tercipta
sehingga pembicara dapat merasa lebih tenang saat menyampaikan pembicarannya.
2) Rasa Percaya Diri
Dalam kegiatan berbicara, rasa percaya diri yang tinggi harus dimiliki oleh
seorang pembicara. Rasa percaya diri ini akan menghilangkan kegugupan serta
keraguan, sehingga pembicara dapat merasa yakin dengan apa yang akan
dibicarakannya.
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan tips agar seseorang bisa meningkatkan rasa
percaya dirinya, antara lain:
a. Berpikir Positif
Saat seorang pembicara berpikiran positif, maka pikiran itu akan memancar dan
membantunya untuk tampil dengan bagus dalam kenyataan. Begitu juga
sebaliknya, jika seorang pembicara berpikiran negative, maka pikiran itu akan
terbawa dalam proses pembicaraan sehingga itu menjadi kenyataan.
b. Berdoa

vii
Sebagai umat beragama, jangan lupa untuk berdoa dan meminta pertolongan
kepada Tuhan. Dengan berdoa, seseorang sudah menyerahkan segala ikhtiar yang
sudah dipersiapkan untuk mendapat pertolongan dari Tuhan.
c. Sikap Tubuh
Sikap tubuh yang benar akan membantu seorang pembicara tampil percaya diri
dengan energi positif. Sebaliknya jika sikap tubuh yang salah akan menciptakan
rasa negative, dan membuat seorang pembicara sulit tampil dengan maksimal.
d. Berlatih
Jika seorang pembicara banyak mempersiapkan diri dengan baik seperti berlatih,
maka rasa percaya diri akan semakin meningkat.
3) Rasa Kepemimpinan
Menurut Aminudin rasa kepemimpinan dalam kegiatan berbicara adalah rasa
percaya diri dari seorang pembicara seperti yakin bahwa dirinya mampu mengatur,
menguasai, dan menjalin suasana yang akrab dengan pendengarnya, serta mampu
menyampaikan apa yang akan dibicarakannya dengan baik.
Seorang pembicara yang mempunyai kemampuan dan mental pemimpin akan
bisa mengatur dan mengarahkan para pendengar agar berkonsentrasi terhadap pokok
bahasan pembicara yang sedang dibahas.

viii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami dapat menyimpulkan makalah ini sebagai
berikut:
Pada umumnya setiap manusia mengalami hambatan dalam berbicara, tidak semua
orang mampu berbicara di depan umum.
Ada hambatan internal, contohnya ketidaksempurnaan alat ucap, penguasaan
komponen kebahasaan dan isi pembicara, serta kelelahan dan kesehatan fisik maupun
mental. Dan hambatan eksternal, contohnya suara atau bunyi, kondisi ruangan,media, dan
pengetahuan pendengar.
Namun, melalui proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan sistematis,
maka semua orang dapat memiliki kemampuan atau kemahiran dalam berbicara di depan
umum.
Adapun sikap mental yang harus dimiliki oleh seorang pembicara, seperti rasa
komunikasi, rasa percaya diri, dan rasa kepemimpinan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk ke depannya
kami akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam menjelaskan materi mengenai makalah
ini dengan sumber referensi yang lebih lengkap, dan bisa untuk dipertanggung jawabkan.

ix
DAFTAR PUSTAKA

https://muhmdirpan.wordpress.com/2018/03/25/hambatan-hambatan-dalam-berbicara/

https://www.ronapresentasi.com/cara-menjadi-pembicara-yang-handal/

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/
196606291991031-DENNY_ISKANDAR/MATERI_BERBICARA_SMP.pdf

https://www.presentasi.net/percaya-diri-public-speaking-di-depan-umum/

Anda mungkin juga menyukai