Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MUHAMMAD TABDIUL HUDA

KELAS : X TKR 2

NO. : 24

PENGERTIAN

Alat ukur elektrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik,
tahanan, daya listrik, dan arus. Alat ukur kelistrikan dibedakan menjadi dua jenis
yaitu berupa alat ukur digital dan alat ukur analog. Alat ukur listrik merupakan alat
ukur yang digunakan dalam proses perawatan dan perbaikan kendaraan. Alat ukur
listrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur listrik (yaitu arus, tegangan,
dan tahanan). Jumlah listrik ini banyak digunakan di sirkuit kendaraan.

Alat ukur elektronik (kelistrikan) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besaran listrik (seperti tahanan (R), arus (I), beda potensial (V), daya listrik (P), dll)).
Alat ukur ada dua jenis yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital. Bertentangan
dengan kata-kata. Elektronika, istilah ini digunakan secara eksklusif untuk
menggambarkan perangkat dengan sistem rangkaian kompleks dan / atau rangkaian
logika digital kompleks. Oleh karena itu, sebagian orang mengatakan bahwa
perangkat elektronik tidak hanya menggunakan energi listrik sebagai listrik atau
membuatnya berfungsi dengan baik, tetapi juga menggunakan energi listrik sebagai
alat untuk menyampaikan informasi (informasi di sini bukan dalam lingkup ilmu
pengetahuan, tetapi dalam matematika atau data digital). Dan memproses
informasinya.

Macam-Macam Alat Ukur Elektrik Dan Fungsinya

Terdapat beberapa jenis alat ukur elektrik yang banyak digunakan pada pemeriksaan
dan perawatan kendaraan. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan pembahasan
mengenai macam alat ukur elektrik dan fungsinya.

1. Amperemeter

Amperemeter adalah salah satu alat ukur elektrik yang digunakan untuk mengukur
kuat arus baik direct current maupun alternating current. Amperemeter biasanya
terdiri dari beberapa ukuran tergantung arus yang akan diukur. Amperemeter
dipasang secara seri atau berderet dengan rangkaian yang akan diukur. Setelah itu
hasil dapat dibaca pada angka yang ditunjuk jarum.  
2. Ohmmeter

Ohmmeter adalah salah satu alat ukur elektrik yang digunakan untuk mengukur
besarnya hambatan pada suatu rangkaian. Hambatan merupakan besaran yang
menahan arus listrik untuk mengalir. Hambatan disimbolkan dengan huruf R atau
resistance. Alat ini terdapat galvanometer yang mengukur arus yang mengalir pada
suatu hambatan kemudian dikalibrasikan ke ohm.

Cara menggunakan ohmmeter sangat mudah yaitu memutuskan hubungan pada


rangkaian arus listrik ke semua sumber tegangan untuk mencegah kerusakan pada alat
ukur. Pastikan ohmmeter sudah dalam keadaan kalibrasi atau telah diset nol.
Kemudian ukurlah tahanan dengan menyentuhkan probe ke satu ujung rangkaian dan
probe lain ke ujung lainnya. Hasil pengukuran dapat dilihat pada jarum penunjuk. 
3. Voltmeter

Voltmeter adalah salah satu alat ukur elektrik yang digunakan untuk mengukur
tegangan yang mengalir pada suatu rangkaian. Voltmeter dirangkai atau disusun
secara paralel pada suatu rangkaian kelistrikan. Alat ini terdiri dari 3 lempengan yang
mana dua lempengan luar merupakan Anoda dan lempengan tengah sebagai katoda.
Lempengan ini dipasang pada sebuah bakelite dan dibungkus dengan tabung kaca
atau plastik.

Cara menggunakan yaitu dengan merangkai voltmeter pada rangkaian kelistrikan


secara paralel, kemudian pastikan rangkaian terhubung dengan sumber. Hasil dapat
dibaca pada jarum penunjuk. 

4. Wattmeter

Wattmeter adalah salah satu alat ukur elektrik yang digunakan untuk mengukur daya
atau power yang ada pada suatu rangkaian. Daya merupakan perkalian antara voltase
x arus. Daya ini digunakan untuk mensuplai arus listrik terhadap beban kelistrikan
kendaraan. Apabila daya lebih rendah tentunya akan mengakibatkan berbagai
permasalahan pada rangkaian kelistrikan kendaraan.

5. Multimeter
Multimeter adalah salah satu alat ukur elektrik yang dapat mengukur tahanan,
tegangan, arus, kapasitas, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan namanya yaitu
multi yang berarti banyak atau bermacam-macam. Dalam penggunaannya terdapat
dua multimeter yaitu analog dan digital. Multimeter memiliki seletor pada bagian
tengah untuk memilih apa yang akan diukur kemudian hasil dapat dibaca pada jarum
penunjuk sesuai dengan skala pengukuran yang dipilih.

Alat ukur elektrik diatas merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam proses
perbaikan atau service kendaraan. Terdapat berbagai macam alat ukur elektrik yang
memiliki penggunaan yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas mengenai jenis alat ukur
elektrik sudah dijelaskan diatas.

Jenis - Jenis Alat Ukur Elektronik Yang Digunakan Pada Bidang Otomotif

Written By mas Juliandi  Wednesday, July 11, 2018  1 Comment


Setelah sebelumnya kita telah membahas mengenai jenis-jenis alat ukur mekanik
yang digunakan dibidang otomotif, pada kesempatan ini kita coba untuk melanjut
membahas mengenai alat-alat ukur elektronik. Kalau kita membahas mengenai
keduanya, memang tidak bisa terpisahkan karena setiap kendaraan terdiri dari sistem
mekanik dan sistem elektrikalnya.

Dari cara pembacaannya, alat ukur elektronik sedikit lebih susah dibanding alat ukur
mekanik. Selain itu juga, perawatan dan penggunaannya harus diperhatikan dan
sesuai dengan kaidah yang ada pada alat tersebut. Karena jika kita salah dalam
penggunaannya, maka alat tersebut bisa rusak dan harganya juga tergolong mahal.

Sebelum digunakan, ada sebagian alat - alat ukur mekanik harus diseting ( kalibrasi )
terlebih dahulu. Oleh karena itu, sebelum menggunakan alat ukur mekanik maka kita
wajib mengetahui bagaimana penggunaannya dengan baik.

Related

 Fungsi Bagian - Bagian Alat Ukur Jangka Sorong ( Vernier Califer )


 Prosedur Penyetelan Tinggi Pedal Kopling
 Memahami Nilai Positif Dan Negatif Pada Dial Tester Indikator

1. Multi Tester ( AVO Meter )

Multi Tester

Multi tester adalah alat pengukur kelistrikan multi fungsi. Diantarnya alat ini dapat
mengukur Arus Listrik ( Satuan Amper ), Tegangan Listrik ( Satuan Volt ) dan
Hambatan Listrik ( Satuan Ohm ).  Adapun jenis- jenis Multi tester yang ada pada
saat ini yaitu jenis Analog dan jenis digital.
Dari kedua jenis tersebut, cara pembacaannya juga berbeda. Lebih mudah
menggunakan yang jenis digital. Karena kita hanya perlu meletakkan selector ke jenis
pengukuran yang ada. Setelah diukur, hasilnya langsung terlihat tanpa harus
mengkonversinya layaknya seperti pada multi tester analog. Selain itu, jenis multi
tester digital tidak perlu dilakukannya kalibrasi seperti pada multi tester analog.

2. Tune - Up Tester

Tune Up Teste

Saat melakukan service kendaraan, maka alat ini wajib ada untuk mengukur kondisi
mesin. Tune - Up Tester juga termasuk alat multi fungsi yang mempunyai fungsi
lebih dari satu. Fungsinya adalah untuk mengukur putaran mesin ( RPM / Round Per
Minutes ) dan sudut pembukaan platina ( Dweel tester ).

Pada Tune Up Tester terdapat 3 kabel yang harus kita ketahui dalam pemasangannya,
yaitu kabel Positif ( warna merah ) dipasang ke terminal Potif baterai, kabel negatif
( warna hitam ) dihubungkan ke terminal negatif baterai dan yang terakhir kabel ke
positif distributor ( warna kuning ) yang dihubungkan ke tegangan masuk pada
platina.

3. Timing Ligh
Timing Ligth

Dari artinya sendiri Timing ( waktu ) dan Light ( cahaya ), maka timing lingth adalah
alat yang menyerupai pistol yang berfungsi untuk melihat sudut pembukaan platina.
Cara kerjanya hampir sama dengan Tune - Up tester, yang mana mempunyai 3 kabel
yang harus dihubungkan yaitu 2 kabel ke baterai dan 1 kabel ke kabel busi no 1.

Cara penggunaannya sangat mudah, yaitu hanya menembakkan sinar yang keluar dari
Timing Light ke puli poros engkol. Nah, dari cahaya itu kita dapat melihat sudut
pembukaan platina yang tertera pada cover rantai timing.

4. Test Lamp

Test Lamp

Test lamp adalah alat sederhana untuk mengetahui apakah ada tegangan pada sebuah
sistem kelistrikan ? ingat ya fungsinya hanya untuk mengetahui, bukan mengukur.
Alat ini mirip seperti Test Pen, namun bedanya Test Lamp hanya dapat mengukur
tegangan 12 volt dengan cara menghubungkannya secara paralel pada sistem
kelistrikan yang akan diperiksa.
Pada Test Lamp tedapat lampu 12 volt yang mana lampu ini akan hidup jika ada
tegangan yang masuk. Lampu ini juga harus sering - sering diperiksa apakah dalam
kondisi baik atau sudah putus.

5. Gas Analizer

Gas analizer

Gas analizer adalah alat untuk mengukur kadar racun pada gas buang. Cara
penggunaan alat ini cukup mudah yaitu dengan memasukkan stik / tongkat pendeteksi
ke dalam lubang mufler ( knalpot). Tunggu beberapa menit, maka akan terbaca hasil
dari gas pembuangan yang keluar. seperi kadar Oksigen, Karbon dioksida,  karbon
monoksida dan hidro karbon. Serta kita juga dapat mengetahui perbandingan bahan
bakar dan udara yang sedang terjadi.

Dari hasil yang sudah terbaca, kita bisa langsung menjadikan data yang ada menjadi
bentuk print out. Yang mana bisanya hasil print out inilah yang diberikan kepada
pemilik mobil.

6. Scan Tool / Scanner / Diagnostic Scan


Scan Tool

Scan Tool adalah alat untuk mengetahui kondisi kerja mesin pada jenis mesin yang
sudah menggunakan komputer ( EFI ). Jadi Scan Tool tidak bisa digunakan untuk
mendeteksi kerja mesin pada mobil - mobil konvensional yang masih menggunakan
karburator.

Scan Tool tergolong alat canggih yang memudahkan teknisi untuk mengetahui kerja
dari setiap sensor, campuran bahan bakar dan banyak lagi. Selain itu, Scan Tool yang
ada saat ini mempunyai kemampuan untuk mendeteksi lebih dari 10 merek mobil
yang berbeda.

Cara penggunaanya yaitu dengan cara menyambungkan soket pada scanner ke soket
OBD ( On Board Diagnostic Pada Mobil ). Setelah keduanya sudah terpasang, maka
kita tinggal mengunggu  system berjalan dan memilih jenis mobil yang sedang kita
periksa.
Baik Dalam Alat Ukur Elektrik Maupun Elektronik Memiliki Kesalahan Yang
Sama Pada Umumnya. Berikut Penjelasan Mengenai Kesulitan – Kesulitan Yang
Sering Dialami Dalam Penggunaan Alat Ukur
Dalam Penggunaan Alat Ukur Listrik Juga Dapat Terjadi Kesalahan.
Kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh manusia yang melakukan pengukuran atau
alat ukur yang digunakan. kesalahan dalam menggunakan alat ukur dibagi menjadi
tiga yaitu :

1. Kesalahan umum (Gross Errors)


Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh kesalahan manusia yang tidak teliti atau
ceroboh. Terdapat berbagai kesalahan yang disebabkan oleh manusia yaitu dapat
disebabkan oleh pengaturan yang kurang tepat, kesalahan dalam melakukan
pembacaan sekala pada alat ukur, dan penggunaan alat ukur yang tidak sesuai dengan
prosedur akan menyebabkan kesalahan dalam pembacaan alat ukur. Untuk
menghindari kesalahan umum dalam mengukur perlu dilakukan pengukuran lebih
dari kali untuk memastikan bahwa hasil pengukuran tepat.

Gambar kesalahan membaca, jika pembacaan alat ukur dilakukan dari samping kiri
atau kanan maka hasilnya tidak meleset dari hasil sesungguhnya.

Gambar pembacaan alat ukur yang tepat, dilakukan dari depan alat ukur maka tidak
akan muncul bayangan yang membingungkan ketika melakukan pengukuran

2. Kesalahan sistematis (Systematic Errors)


Kesalahan sistematis biasanya disebabkan oleh alat ukur yang kurang memadai (alat
ukur mengalami kerusakan ringan atau pun berat). Kesalahan sistematis merupakan
kesalahan yang tidak bisa dihindari dari alat ukur karena alat ukur memiliki struktur
yang mekanis. Penyebab kesalahan sistematis dapat dipengaruhi oleh efek dari suhu,
tekanan udara, dan medan magnet di suatu ruangan dimana suatu alat ukur
digunakan.

Berikut ini beberapa kemungkinan kesalahan sistematis yang dapat terjadi : gesekan
beberapa komponen yang bergerak dapat mengakibatkan pembacaan menjadi tidak
tepat. Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas, berkurangnya tarikan
karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan alat ukur yang lebih. Selain
dari beberapa hal yang telah disebutkan di atas masih ada kesalahan yang mungkin
dapat terjadi yaitu kesalahan kalibrasi yang bisa mengakibatkan pembacaan alat ukur
terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai sesungguhnya. Membandingkan suatu alat
ukur dengan alat ukur lain yang memiliki karakteristik sama dan akurasi yang lebih
tinggi merupakan cara untuk memastikan bahwa suatu alat ukur memiliki kesalahan
secara sistematis.

3. Kesalahan acak yang tidak disengaja (Random Errors)


Kesalahan acak yang tidak disengaja merupakan kesalahan yang tidak dapat langsung
diketahui. Antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan parameter atau sistem
pengukuran terjadi secara acak. Pada pengukuran yang sudah direncanakan
kesalahan-kesalahan semacam ini biasanya kemungkinan terjadi sangat kecil.

Kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak yang tidak disengaja
memiliki kemungkinan yang tinggi terjadi pada alat ukur analog, pada saat ini telah
ada alat ukur digital yang memiliki ketepatan tinggi, meskipun juga memiliki
kemungkinan kesalahan tapi tidak sebesar alat ukur analog, oleh sebab itu alat ukur
analog sudah jarang digunakan.

Baik Dalam Alat Ukur Elektrik Maupun Elektronik Memiliki Kesalahan Yang
Sama Pada Umumnya. Berikut Penjelasan Mengenai Kesulitan – Kesulitan Yang
Sering Dialami Dalam Penggunaan Alat Ukur dan solusi yang dapat kami sampaikan
adalah sebagai berikut :
Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan alat ukur analog adalah :
1. Memilih instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu.
2. Mengunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui kerusakan pada alat
ukur.
3. Mengkalibrasi alat ukur dengan alat ukur yang standar.
4. Melakukan pengukuran lebih dari satu kali untuk memastikan hasilnya tidak
berubah-ubah.
5. Melakukan pengukuran sesuai dengan cara atau prosedur penggunaan alat
ukur.
6. Melakukan perawatan pada alat ukur.

Anda mungkin juga menyukai