Anda di halaman 1dari 19

i

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN


UNDANG-UNDANG DAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Penyusunan Naskah Akademik Hukum

Dosen Pengampu: Novi Fitriani, S.H

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Aqil Baihaqi Fairuzan (1808202121)


2. Frizky Alvionita Riandra (1808202122)
3. Fitriyani (1808202153)
4. Silmi Kafah (1808202135)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM (FSEI)

HUKUM EKONOMI SYARIAH

2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “TEKNIK
PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-
UNDANG DAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH” dapat selesai tepat
pada waktunya.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata
kuliah Penyusunan Naskah Akademik Hukum. Dalam penyusunan makalah ini
penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Novi Fitriani, S.H., sebagai dosen pengampu mata kuliah Penyusunan Naskah
Akademik Hukum
2. Orang tua Penulis yang selalu memberikan doa dan motivasi dengan penuh
kesabaran.
3. Teman-teman yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan makalah ini.

Penulis memohon maaf apabila dalam makalah banyak kekurangan.


Namun, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini
meskipun tersusun sangat sederhana.

Dengan demikian penulis berharap agar makalah ini bermanfaat untuk


kehidupan masa sekarang dan yang akan datang. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan karya penulis di masa yang akan
datang.

Cirebon, 19 Oktober 2021

i
ii

DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR …………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………...
B. Rumusan Masalah ………………………………………………..
C. Tujuan Makalah ………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….
A. Pengertian Naskah Akademik ……………………………………
B. Teknik penyusunan Naskah Akademik ………………………….
1. Sistematika Naskah Akademik ………………………………
2. Sayarat Penyusunan Naskah Akademik ……………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara yang dekat dengan sistem hukum civil law,
tentunya menggunakan hukum tertulis atau yang lebih dikenal dengan istilah “peraturan
perundang-undangan” sebagai instrumen utama peraturan perundang-undangan dapat
diartikan setiap keputusan dalam bentuk tertulis yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang dan mengikat umum (mencakup undang-undang dalam arti
formal maupun materil).

Peraturan perundang-undangan sacara subtansi akan bermakna bila ada tujuan


yang hendak dicapai, yakni selain memberikan kepastian juga memberikan kemanfaatan,
keadilan, kebaikan, kenyamanan dan mencerminkan kehendak rakyat. Sebagai sumber
hukum utama, peraturan perundang-undangan digunakan dalam proses penyelenggaraan
pemerintah ditingkat pusat dan daerah. Peraturan daerah (Perda) menjadi salah satu
instrumen terpenting dalam penyelenggaraan otonomi daerah.

Idealnya keberadaan Perda harus berbanding lurus antara kuantitas dan kualitas
namun realitanya sebagaimana yang ditulis dalan jurnal karya meri bahwa tidak sedikit
Perda yang bermasalah. Ciri-ciri Perda dikatakan bermasalah apabila Perda bertentangan
dengan peraturan yang lebih tinggi dan/atau bertentangan dengan kepentingan umum,
pelaksanaanya tidak efektif berlaku di masyarakat, mendapat penolakan dari masyarakat
dan tidak mendukung upaya menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif di
daerah. Perda yang bermasalah juga menimbulkan kerugian materi yaitu dari sisi biaya
penelitian. Pembentukan Perda membutuhkan paling tidak Rp.300.000.000.

Permasalahan seperti diatas bisa ditanggulangi dengan dengan melaksanakan


pengkajian dan penelitian ilmiah secara mendalam, sehingga hasilnya dapat digunakan
sebagai alat pembuat keputusan apakah peraturan tersebut perlu dibuat dan bagaimana
peraturan itu diatur. Kajian dan penelitian ini lah yang disebut sebagai Naskah Akademik.

1
2

I Gde dan Suprin berpendapat bahwa Naskah Akademik sangat penting dalam
proses pembentukan peraturan perundang-undangan ketikan dihadapkan pada
problematika peraturan perundangan-undangan selama ini yang selalu dinilai tidak
responsif, tidak egaliter, tidak futurristik dan secara umum tidak berkualitas. Melalui
Naskah Akademik, setiap RUU dan Raperda yang mendapat seutuhan ilmiah yang
output-nya dapat menghasilkan UU dan Perda yang lebih berkualitas dan dapat di
kategorikan sebagai good legislation (peraturan perundang-undangan yang baik). 1

Pada tahap penyusunan Naskah Akademik inilah dasar-dasar yuridis, sosiologi,


dan filosofis mendapatkan pengkajian secara mendalam. Bila diperlukan, sebelum
penyusunan Naskah Akademik dilakukan, didahului dengan penelitian-penelitian dan
pengajian-pengajian secara ilmiah. Karena itu, pada tahap penyusunan Naskah Akademik
disusun dasar-dasar, alasan-alasan, pertimbang-pertimbangan yang tidak semata-mata
politik (misalnya sebagai relasasi janji atau program pemenang pemilihan umum, tapi
pertimbangan yuridis, sosiologis, ekonomis, sosial, budaya filosif dan lain sebaginya.2

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Apa itu
Naskah Akademik dan bagaimana penyusunan Naskah Akademik sehingga dapat
digunakan sebagai rujukan pembetukan peraturan?.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis makalah ini merumuskan permasalahan


dari judul sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Naskah Akademik ?


2. Bagaimana teknik penyusunan naskah akademik?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami dari pengertian naskah akademik.
2. Untuk mengetahui dan memahami dari teknik penyusunan naskah akademik.

1
I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a, Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang-undangan di Indonesia,
(Bandung: Alumni, 2008), 69.
2
Meri Yarni “Penyusunan Naskah Akademik Sesuai Dengan Ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 Dalam Proses Pembentukan Peraturan Daerah” Jurnal Ilmu Hukum, (2014), 158.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Naskah Akademik

Sebelumnya berbagai istilah mengenai Naskah Akademik peraturan perundang-


undangan ini bermunculan, seperti istilah naskah rancangan undang-undang, naskah
ilmiah rancangan undang-undang, rancangan ilmiah peraturan perundang-undangan,
naskah akademis rancangan undang-undang, academic draft penyusunan peraturan
perundang-undangan.3

Didalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 pengertian Naskah Akademik


secara tegas dinyatakan pada Pasal 1 angka 11:

“Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan
hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu
Rancangan UndangUndang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan
hukum masyarakat.”4

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2005 tentang tata cara
mempersiapkan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan
Presiden, dalam Pasal 1 angka 7 disebutkan bahwa :

“Naskah Akademik adalah naskah yang dapat dipertanggung jawabkan secara


ilmiah mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang
ingin diwujudkan danlingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan rancangan undang-
undang”5

3
Abdul Wahid, SH, M.hum “Penyusunan Naskah Akademik” makalah, www.legalitas.org dikutip pada
hari Senin 18 Oktober 2021 Pukul 08.35 WIB.
4
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 1 angka 11
5
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2005 tentang tata cara mempersiapkan Rancangan
Undang-Undang

3
4

Selain terdapat dalam undang-undang dan peraturan Presiden Naskah Akademik


juga diatur dalam Permendagri Nomor 53 Tahun 2011 Pasal 1 ayat (15). Berdasarkan
pengertian naskah akademik tersebut diatas, maka dapat disimpulkan, bahwa naskah
akademik dapat merupakan hasil penelitian atau pengkajian secara ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan atas suatu masalah dalam suatu wilayah yang kemudian hasil
penelitian dijadikan rujukan dalam pengambilan keputusan untuk membentuk rancangan
undang-undang di daerah.

B. Teknik Penyusunan Naskah Akademik


1. Sistematika Naskah Akademik

Sistematika Naskah Akademik telah diatur dalam Undang-undang Nomor 12


Tahun 2011 dan Permendagri Nomor 53 Tahun 2011 sebagai berikut:6

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PRAKTIK EMPIRIS
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
BAB IV LANDASAN FISIOLOGIS, SOSIOLIGIS DAN YURIDIS
BAB V JANGKAUAN, ARAH PERATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH
PROVINSI ATAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

6
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Teknik Penyusunan Naskah Akademik Berdasarkan
Undang-Undang No 12 Tahun 2011, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional ,2011), 9

4
5

Berikut Penjelasan dari sistematika Naskah Akademik diatas:

1) BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat latar belakang, sasaran yang akan diwujudkan,


identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan, serta metode penelitian.

a) Latar belakang memuat pemikiran dan alasan-alasan perlunya penyusunan


Naskah Akademik sebagai acuan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah
tertentu. Latar belakang menjelaskan mengapa pembentukan Rancangan
Peraturan Daerah suatu Peraturan Perundang- undangan memerlukan suatu
kajian yang mendalam dan komprehensif mengenai teori atau pemikiran
ilmiah yang berkaitan dengan materi muatan Rancangan Peraturan Daerah
yang akan dibentuk. Pemikiran ilmiah tersebut mengarah kepada penyusunan
argumentasi filosofis, sosiologis serta yuridis guna mendukung perlu atau
tidak perlunya penyusunan Rancangan Peraturan Daerah.

b) Identifikasi masalah memuat rumusan mengenai masalahapa yang akan


ditemukan dan diuraikan dalam NaskahAkademik tersebut. Pada dasarnya
identifikasi masalah dalamsuatu Naskah Akademik mencakup 4 (empat)
pokok masalah, yaitu sebagai berikut:
 Permasalahan apa yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa,bernegara, dan bermasyarakat serta bagaimana
permasalahantersebut dapat diatasi.
 Mengapa perlu RancanganPeraturan Daerah sebagai dasar pemecahan
masalah tersebut,yang berarti membenarkan pelibatan negara
dalampenyelesaian masalah tersebut.
 Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis,sosiologis,
yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah.
 Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkuppengaturan,
jangkauan, dan arah pengaturan.
c) Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik Sesuai
dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan di atas,

5
6

tujuan penyusunan Naskah Akademik dirumuskan sebagai berikut:

 Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan


berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta cara-cara mengatasi
permasalahan tersebut.
 Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan
pembentukan Rancangan Peraturan Daerah sebagai dasar hukum
penyelesaian atau solusi permasalahan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.

 Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis


pembentukan Rancangan Peraturan Daerah.
 Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan
Peraturan Daerah. Sementara itu, kegunaan penyusunan Naskah
Akademik adalah sebagai acuan atau referensi penyusunan dan
pembahasan Rancangan Peraturan Daerah.
d) Metode penyusunan Naskah Akademik yang berbasiskan metode penelitian
hukum atau penelitian lain. Penelitian hukum dapat dilakukan melalui
metode yuridis normatif dan metode yuridis empiris.Metode yuridis empiris
dikenal juga dengan penelitian sosiolegal. Metode yuridis normatif
dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah (terutama) data sekunder
yang berupa Peraturan Perundang-undangan, putusan pengadilan,
perjanjian, kontrak, atau dokumen hukum lainnya, serta hasil penelitian,
hasil pengkajian, dan referensi lainnya. Metode yuridis normatif dapat
dilengkapi dengan wawancara, diskusi (focus group discussion), dan rapat
dengar pendapat. Metode yuridis empiris atau sosiolegal adalah penelitian
yang diawali dengan penelitian normatif atau penelaahan terhadap Peraturan
Perundang-undangan (normatif) yang dilanjutkan dengan observasi yang
mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor
nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan
Perundang-undangan yang diteliti.

6
7

2) BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

Bab ini memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoretis, asas,
praktik, perkembangan pemikiran, serta implikasi sosial, politik, dan ekonomi,
keuangan negara dari pengaturan dalam suatu Peraturan Daerah.

a) Kajian teoretis.
b) Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan norma. Analisis
terhadap penentuan asas-asas ini juga memperhatikan berbagai aspek bidang
kehidupan terkait dengan Peraturan Perundang-undangan yang akan dibuat,
yang berasal dari hasil penelitian.
c) Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
d) Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan diatur dalam
Undang-Undang atau Peraturan Daerah terhadap aspek kehidupan masyarakat
dan dampaknya terhadap aspek beban keuangan negara.

3) BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG


UNDANGAN TERKAIT

Bab ini memuat hasil kajian terhadap Peraturan Perundang- undangan


terkait yang memuat kondisi hukum yang ada, keterkaitan Peraturan Daerah baru
dengan Peraturan Perundang-undangan lain, harmonisasi secara vertikal dan
horizontal, serta status dari Peraturan Perundang-undangan yang ada, termasuk
Peraturan Perundang- undangan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta
Peraturan Perundang-undangan yang masih tetap berlaku karena tidak
bertentangan dengan Peraturan Daerah yang baru. Kajian terhadap Peraturan
Perundang-undangan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi hukum atau
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai substansi atau materi
yang akan diatur. Dalam kajian ini akan diketahui posisi dari Peraturan Daerah
yang baru. Analisis ini dapat menggambarkan tingkat sinkronisasi, harmonisasi
Peraturan Perundang-undangan yang ada serta posisi dari Peraturan Daerah
untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pengaturan. Hasil dari penjelasan

7
8

atau uraian ini menjadi bahan bagi penyusunan landasan filosofis dan yuridis dari
pembentukan Peraturan Daerah yang akan dibentuk.

4) BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

a) Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang


menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan
serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b) Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang


menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek.Landasan sosiologis sesungguhnya
menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan
masyarakat dan negara.

c) Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan


bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau
mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah
ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyangkut
persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur
sehingga perlu dibentuk Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa
persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan
yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah
dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah
ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.

5) BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP


MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH

Naskah Akademik pada akhirnya berfungsi mengarahkan ruang lingkup


materi muatan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang akan dibentuk. Dalam
Bab ini, sebelum menguraikan ruang lingkup materi muatan, dirumuskan sasaran

8
9

yang akan diwujudkan, arah dan jangkauan pengaturan. Materi didasarkan pada
ulasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Selanjutnya mengenai
ruang lingkup materi pada dasarnya mencakup:

a) ketentuan umum memuat rumusan akademik mengenai pengertian istilah,


dan frasa;
b) materi yang akan diatur;
c) ketentuan sanksi; dan
d) ketentuan peralihan.

6) BAB VI PENUTUP

Bab penutup terdiri atas subbab simpulan dan saran.


a) Simpulan memuat rangkuman pokok pikiran yang berkaitan dengan praktik
Penyelenggaraan, pokok elaborasi teori, dan asas yang telah diuraikan dalam
bab sebelumnya.
b) Saran memuat antara lain:
 Perlunya pemilahan substansi Naskah Akademik dalam suatu Peraturan
Perundang-undangan atau Peraturan Perundang- undangan di bawahnya.
 Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah dalam Program Legislasi Daerah.
 Kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung penyempurnaan
penyusunan Naskah Akademik lebih lanjut.

7) DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat buku, Peraturan Perundang-undangan, dan jurnal


yang menjadi sumber bahan penyusunan Naskah Akademik.

8) LAMPIRAN : RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Berisi konsep awal RUU/Raperda yang merupakan hasil penormaan terhadap


naskah akademik atau disebut draf Akademik RUU/Raperda.

9
10

2. Syarat Penyusunan Naskah Akademik

Syarat Penyusunan
Naskah Akademik

Materiil Formil

Materi Muatan Sistematika Penyusunan Penggunaan


Naskah Naskah Naskah Naskah
Akademik Akademik Akademik Akademik

Waktu Penyusunan Tim Penyusun


Naskah Akademik Naskah Akademik

Sebagaimana dalam bagan diatas dalam penyusunan Naskah Akademik


terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut berkaitan erat dengan
pertauran perundang-undangan dan teori pembentukan perundang-undangan yang
dibagi menjadi syarat materiil dan syarat formil.

a. Syarat Materiil
Syarat Materiil penyusunan Naskah Akademik mengaju pada Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2011 dan Permendagri Nomor 53 Tahun 2011 yaitu
materi muatan dan sistematika Naskah Akademik.

10
11

1) Materi Muatan Naskah Akademik sedikitnya memuat:


 Permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa, bernegara
dan bermsyarakat serta cara-cara mengatasi permasalahan tersebut
 Permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan pembentukan
Raperda sebagai dasar hukum penyelesaian atau solusi permasalahan
dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
 Pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan
Raperda.
 Sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan
dan arah pengaturan dalam Raperda.
 Kajian teoritis (asa dan prisnip yang terkait dengan penyusunan
norma) dam praktik empiris (kajian terhadap praktik
penyelenggaraaan, kondisi yang ada, serta implikasi penerapan yang
dihadapi masyarakat).
2) Sistematika Naskah Akademik
Sistematika atau format Naskah Akademik telah diatur dalam Lampiran I
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011.
b. Syarat Formil
Syarat formal penyusunan Naskah Akademik meliputi prosedur
penyusunan dan penggunaan hingga Perda disahkan.
1) Syarat formil penyusunan terdiri dari waktu yang tepat untuk menyusun
dan tim penyusun.
a) Untuk menentukan waktu yang tepat dalam penyusunan Naskah
Akademik maka terlebih dahulu harus mengetahui tahapan
pembentukan Perda menurut peraturan perundang-undangan yaitu
perencanaa, penyusunan Perda, pembahasan dan penetapan Perda.
Dalam peraturan perundang-undnagan tidak dimuat kapan waktu yang
tepat untuk menyusun Naskah Akademik tapi menurut beberapa
pendapat seperti pendapat Maria Farida dan Jazim Hamidi penyusunan
Naskah Akademik dilakukan sebelum Raperda dirumuskan.
b) Tim penuyusun yang meliputi tim penyusun, komitmen tim penyusun,

11
12

aturan prosedural tim penyusun, identifikasi kelompok


penasihat/pengarah, susunan jadwal penyelesaian pekerjaan,
penyusunan hingga revisi dan finalisasi.
2) Syarat formil penggunaan berkaitan dengan bagaimana mempergunakan
Naskah Akademik yang telah disusun dalam proses pembentukan Perda.7

7
Meri Yarni “Penyusunan Naskah Akademik Sesuai Dengan Ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 Dalam Proses Pembentukan Peraturan Daerah”, 163-170.

12
13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan diatas dapat disimpulkan, Pertama Naskah akademik dapat


merupakan hasil penelitian atau pengkajian secara ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan atas suatu masalah dalam suatu wilayah yang kemudian
hasil penelitian dijadikan rujukan dalam pengambilan keputusan untuk
membentuk rancangan undang-undang di daerah. Pengertian Naskah Akademik
terdapat dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, Perpres Nomor 68 tahun
2005 dan Permendagri Nomor 53 Tahun 2011. Kedua, Teknik penyusunan
Naskah Akademik harus mengikuti peraturan perundangan undangan dan teori
pembentukan peraturan perundang-undangan. Ada 2 syarat yaitu syarat mareriil
dan formil yang harus dipenuhi. Syarat materiil memuata tentang muatan materi
dan sistematika yang harus dipenuhi yaitu:

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PRAKTIK EMPIRIS
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
BAB IV LANDASAN FISIOLOGIS, SOSIOLIGIS DAN YURIDIS
BAB V JANGKAUAN, ARAH PERATURAN, DAN RUANG LINKUP
MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH
PROVINSI ATAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kemudian syarat formil meliputi prosedur penyusunan dan penggunaan hingga
Perda disahkan.

13
14

B. Saran

Dengan demikian, makalah ini dapat diselesaikan, penulis berharap


kepada para pembaca, khususnya Dosen, dam teman-teman Mahasiswa, untuk
memberikan masukan dan koreksi untuk penyempurnaan pembuatan makalah
selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Astawa, I Gde Pantja dan Suprin Na’a. Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang-
undangan di Indonesia. Bandung: Alumni, 2008.
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Teknik Penyusunan Naskah Akademik
Berdasarkan Undang-Undang No 12 Tahun 2011Jakarta: Badan Pembinaan
Hukum Nasional. 2011
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2005 tentang tata cara mempersiapkan
Rancangan Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 1 angka 11
Wahid, Abdul. “Penyusunan Naskah Akademik” makalah www.legalitas.org
Yarni, Meri. “Penyusunan Naskah Akademik Sesuai Dengan Ketentuan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 Dalam Proses Pembentukan Peraturan
Daerah”. Jurnal Ilmu Hukum. 2014.

15
16

Anda mungkin juga menyukai