Anda di halaman 1dari 3

AUDITING 1

KURNIA MURSITAWATI
0910232004

BAB 8
MATERIALITAS, RESIKO, DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN

MATERIALITAS
Materialitas merupakan dasar penerapan dasar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas
suatu pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
Dalam laporan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan
(guarantee) bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan
auditan adalah akurat.

Pertimbangan Awal tentang Materialitas


Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan
auditnya. Penentuan materialitas ini, yang seringkali disebut dengan materialitas perencanaan,
mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan
kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan yang melingkupi
berubah (2) informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.

Materialitas pada tingkat Laporan Keuangan


Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas. (1) auditor menggunakan
materialitas dalam perencanaan audit dan (2) pada saat mengevaluasi bukti audit dalam
pelaksanan audit.

MATERIALITAS pada Tingkat Saldo akun


Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat
dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat
saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.

Alokasi MATERIALITAS laporan Keuangan ke Akun


Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
salah saji dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun
tersebut.

Hubungan antara MATERIALITAS dengan bukti audit


Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor tentang kecukupan ( kuantitas ) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan
antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material
harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang
diperlukan ( hubungan terbalik ).

RISIKO AUDIT
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA
Seksi 312 risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang
terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,
atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

RISIKO Audit Keseluruhan ( Overall Audit Risk )


Risiko audit dapat ditaksir secara kuantitatif atau kualitatif. Dalam penentuan risiko audit
keseluruhan, auditor juga menyatakan tingkat kepercayaan (level of confidence).

RISIKO Audit Individual


Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun-akun secara indivual, risiko audit
keseluruhan harus dialokasikan kepada akun-akun yang berkaitan.

Unsur RISIKO Audit


Terdapat tiga unsur risiko audit : (1) Risiko Bawaan, (2 ) Risiko Pengendalian, (3) Risiko
Deteksi

Penggunaan Informasi RISIKO Audit


Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor untuk
menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran penyajian
saldo akun tertentu.

Risiko audit individual = risiko bawaan x risiko pengendalian x risiko deteksi


Dari formula tersebut, risiko deteksi dapat dihitung dengan formula berikut ini :
Risiko deteksi = Risiko audit individual
Risiko bawaan x Risiko pengendalian

Hubungan antar Unsur RESIKO


Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang
disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan,
sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan
auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan
risiko pengendalian.

Hubungan antara MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, dan BUKTI AUDIT


Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit digambarkan
sebagai berikut :
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti
audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah
satu dari tiga cara berikut ini :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas
tetap dipertahankan.
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas
secara bersama-sama

STRATEGI AUDIT AWAL


Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam : (1) Pendekatan Terutama Substantif, (2)
Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah.
Unsur STRATEGI AUDIT AWAL
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat unsur
berikut ini :
1. Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
2. Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.
3. Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.
4. Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat
yang cukup rendah.

Anda mungkin juga menyukai