Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN ISOLASI


SOSIAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Jiwa

Program Profesi Ners Angkatan XI

Disusun oleh :

MOCH MUGNI FAISAL

KHG D21027

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

2020/2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM
A. Definisi
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat,
tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar
belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun
telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara
umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2012).
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat
dikurangi dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995
dalam Yosep 2010)
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat
dibuktikan dalam kenyataan.

B. Etiologi
Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan
orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada
realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsangan intern  al dan eksternal, tidak
dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons
secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin
menakutkan.
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu
yaitu fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik
dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan
kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan
sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku
non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan
hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi

2
otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons
neurobiologik.

C. Respon Neurobiologis
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang
respon gangguan adaptif dan maladaptive dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rentang Respon
Neurobiologis

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Respon maladaptif


- Persepsi akurat. - Ilusi - Gangguan proses
- Emosi konsisten - Reaksi emosi pikir/delusi/waham
dengan berlebihan atau - Halusinasi
pengalaman. kurang - Sulit berespon
- Perilaku sesuai - Prilaku aneh emosi
- Berhubungan - Menarik diri - Perilaku
sosial. disorganisasi
- Isolasi sosial

Dari rentang respon neurobilogis diatas dapat dijelaskan bila individu


merespon secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila
individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptive kadang – kadang
pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak
mampu berfikir logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan
berespon secara maladaptive dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham
curiga.
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu
harus mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Mekanisme koping
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntunan

3
situasi stress.
a. Perilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan
personel seseorang.
2. Mekanisme pertahanan ego, merupakan mekanisme yang dapat membantu
mengatasi cemas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat dasar
dan melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme
ini dapat merupakan respon maladaptive terhadap stress. (Anonymous,
2009).
D. Proses terjadinya Waham
- Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang
tidak menyenangkan.
- Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas
yang menyalahartikan kesan terhadap kejadian
- Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan
negative atau tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal
- Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang
realita pada diri sendiri atau orang lain.

E. Faktor Penyebab Terjadinya Waham


1) Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
- Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal
- Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik
- Gangguan tumbuh kembang
- Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur
b. Faktor Genetik

4
- Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien
dengan skizoprenia
c. Faktor Psikologis
- Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak
sensitif
- Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang
berlebihan
- Konflik perkawinan
- Komunikasi “double bind”
- Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidakharmonisan sosial 
- Stress yang menumpuk
2) Faktor Presipitasi
a. Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan
stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang paling
penting, atau diasingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin,
lindolomin, zat halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi
realita
c. Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai
terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan
berkurangnya orientasi realiata.

F. Jenis-jenis Waham
Menurut  Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :
1. Waham Primer
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar.

5
Misal seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor
cicak berjalan dan berhenti dua kali.
2. Waham Sekunder
Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi
penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.
Ada beberapa jenis waham :
1. Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang
mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai
atau kejelekannya sedang dibicarakan.
2. Waham Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar,
umpamanya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor
kuda didalam perutnya.
3. Waham Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian
atau kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan,
dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.
4. Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan
secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang
tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian
yang tidak baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang
tidak baik
6. Waham Pengaruh
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau
dipengaruhi oleh orang lain atau suatu kekuatan yang aneh
7. Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang

6
berusah merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
8. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
9. Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan
dirinya.

G. Karakteristik atau Kriteria Waham


- Klien percaya bahwa keyakinannya benar
- Bersifat egosentris
- Tidak sesuai dengan rasio atau logika
- Klien hidup menurut wahamnya

H. Tanda dan Gejala


1. Kognitif :
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial

7
a. Hipersensitif e. Mengancam secara
b. Hubungan verbal
interpersonal dengan f. Aktifitas tidak tepat
orang lain dangkal g. Streotif
c. Depresif h. Impulsif
d. Ragu-ragu i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
e. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
I. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizoprenia paranoid mengacu pada
penatalaksanaan skizoprenia secara umum menurut Townsend (1998),
Kaplan dan Sadock (1998) antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis – jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premedikasi dalam anestesi, dan
mengurangi gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal 3 x
25mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis
tinggi 1000mg/hari secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organic, dan gangguan psikotik
menarik diri, dosis awal 3 x 1mg, dan bertahap dinaikkan sampai
50mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis , dan mania,
dosis awal 3 x 0,5mg sampai 3mg.
2) Anti Parkinson
a) Triheksipenydil (Artane)
8
Untuk semua bentuk parkinsonisme dan untuk menghilangkan
reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan 1-
15mg/hari.
b) Difenhidramin
Dosis yang diberikan 10-400mg/hari.
3) Anti Depresan
a) Amitriptylin
Untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan
somatic. Dosis 75-300mg/hari.
b) Imipramin
Untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi
neurotic. Dosis awal 25mg/hari, dosis pemeliharaan 50-75mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengontrol ansietas, kelainan
somatroform, keluhan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk
meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan ansietas. Obat-obat
yang termasuk anti ansietas antara lain :
- Fenobarbital 16-320mg/hari
- Meprobamat 200-2400mg/hari
- Klordiazepoksida 15-100mg/hari
b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling
percaya. Terapi individu lebih efektif daripada terapi kelompok. Terapis tidak
boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus menerus
membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur, dan membuat
perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang
kuat dan saling percaya dengan klien. Terapis perlu menyatakan kepada klien
bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya,
terapis dapat meningkatkan tes realistis.
Terapis harus bersikap empati terhadap pengalaman internal klien dan harus
mampu menampung semua ungkapan perasaan klien sehingga mampu
menghilangkan ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya adalah membantu klien
9
memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang kaku, perasaan
kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada saat
klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik
positif telah ditegakkan dan aktifitas terapeutik dapat dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai
sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam
membantu ahli terapi dan membantu perawatan klien.
J. Pohon Masalah dan Analisa Data

Resiko Tinggi,
mencederai diri,
orang lain dan
lingkungan

Perubahan Isi Pikir : Kerusakan


Waham Komunikasi
Verbal

Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah

K. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


- Perubahan Isi Pikir : Waham
- Resiko mencederai diri sendiri dan lingkungan
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah
- Kerusakan komunikasi verbal

10
L. Rencana Tindakan Keperawatan
PERENCANAAN
No Diagnosa
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

Gangguan TUM : 1.1 Setelah ... X interaksi klien : - Bina hubungan saling percaya dengan
proses pikir : Klien dapat mengontrol a. Mau menerima kehadiran klien
waham wahamnya perawat disampingnya a. Beri salam
TUK : b. Mengatakan mau menerima b. Perkenalkan diri, Tanyakan nama,
bantuan perawat serta nama panggilan yang disukai
1. Klien dapat membina
c. Tidak menunjukkan tanda-tanda c. Jelaskan tujuan interaksi
hubungan saling
curiga d. Yakinkan klien dalam keadaan aman
percaya dengan perawat
d. Mengijinkan duduk disamping dan perawat siap menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa kerahasiaan klien
akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
g. Perhatikan kebutuhan dasar dan bantu
pasien memenuhinya
TUK : 1.2 Setelah ... X interaksi Klien : - Bantu klien untuk mengungkapkan
a. Klien menceritakan ide-ide perasaan dan pikirannya
2. Klien dapat dan perasaan yang muncul a. Diskusikan dengan klien pengalaman
mengidentifikasi secara berulang dalam yang dialami selama ini termasuk
perasaan yang muncul pikirannya hubungan dengan orang yang berarti,
secara berulang dalam lingkungan kerja, sekolah, dsb
pikiran klien b. Dengarkan pernyataan klien dengan
empati tanpa mendukung atau
menentang pernyataan wahamnya
c. Katakan perawat dapat memahami apa
yang diceritakan klien
TUK : 1.3 Setelah ... X interaksi klien - Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan
3. Klien dapat a. Dapat menyebutkan kejadian yang tidak terpenuhi serta kejadian yang
mengidentifikasi stresor sesuai dengan urutan waktu menjadi faktor pencetus wahamnya
atau pencetus wahamnya serta harapan atau kebutuhan a. Diskusikan dengan klien tentang
dasar yang tidak terpenuhi kejadian-kejadian traumatik yang
seperti harga diri, rasa aman, menimbulkan rasa takut, ansietas
dsb maupun perasaan tidak dihargai
b. Dapat menyebutkan b. Diskusikan kebutuhan atau harapan
hubungan antara kejadian yang belum terpenuhi
traumatik kebutuhan tidak c. Diskusikan cara-cara mengatasi
terpenuhi dengan wahamnya kebutuhan yang tidak terpenuhi dan
kejadian traumatik
d. Diskusikan dengan klien antara
kejadian-kejadian tersebut dengan
wahamnya
TUK 1.4 Setelah ... X interaksi klien - Bantu klien mengidentifikasi keyakinan
4. Klien dapat menyebutkan perbedaan yang salam tentan situasi yang nyata (bila
mengidentifikasi pengalaman nyata dengan klien sudah siap)
wahamnya pengalaman wahamnya a. Diskusikan dengan klien pengalaman
wahamnya tanpa berargumentasi
b. Katakan kepada klien akan keraguan
perawat tehadap pernyataan klien
c. Diskusikan dengan klien respon
perasaan terhadap wahamnya
d. Diskusikan frekuensi, intensitas dan
durasi terjadinya waham
e. Bantu klien membedakan situasi nyata
dengan situasi yang dipersepsikan
salah oleh klien
TUK 1.5 Setelah ... X interaksi klien - Diskusikan tentang pengalaman-
5. Klien dapat menjelaskan gangguan fungsi pengalaman yang tidak menguntungkan
mengidentifikasi hidup sehari-hari yang sebagai akibat dari wahamnya
konsekuensi dari diakibatkan ide-ide atau seperti :Hambatan dalam berinteraksi
wahamnya pikirannya yang tidak sesuai dengan keluarga, Hambatan dalam
dengan kenyataan seperti : interaksi dengan orang lain dalam
a. Hubungan dengan keluarga melakukan aktivitas sehari-hari
b. Hubungan dengan orang lain - Ajak klien melihat bahwa waham
c. Aktivitas sehari-hari tersebut adalah masalah yang
d. Pekerjaan membutuhkan bantuan dari orang lain
e. Sekolah - Diskusikan dengan klien tentang
f. Prestasi, dsb orang atau tempat ia dapat meminta
bantuan apabila wahamnya timbul
atau sulit di kendalikan

TUK 1.6 Setelah ...X interaksi klien - Diskusikan hobi atau aktivitas yang
6. Klien dapat melakukan melakukan aktivitas yang disukainya
teknik distraksi sebagai konstruktif sesuai dengan - Anjurkan klien memilih dan melakukan
cara menghentikan minatnya yang dapat menglihkan aktivitas yang membutuhkan perhatian
pikiran yang terpusat fokus klien dari wahamnya dan keterampilan
pada wahamnya - Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik
yang membutuhkan perhatian sebagai
pengisi waktu luang
- Libatkan klien pada topik-topik yang
nyata
- Anjurkan klien untuk bertanggung jawab
secara personal dalam mempertahankan
atau meningkatkan kesehatan dan
pemulihannya
- Beri penghargaan bagi setiap upaya klien
yang positif
TUK 1.7 Setelah ... X interaksi keluarga - Diskusikan pentingnya peran keluarga
7. Klien mendapat dapat menjelaskan tentang cara sebagai pendukung untuk mengatasi
dukungan keluarga mempraktekkan cara merawat waham
klien waham - Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu klien mengatasi waham
- Jelaskan pada keluarga tentang
a. Pengertian waham
b. Tanda gejala waham
c. Penyebap dan akibat waham
d. Cara merawat klien waham
- Latih keluarga cara merawat waham
- Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatih
- Beri pujian pada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien di rumah
TUK 1.8 Setelah ... X interaksi dengan - Diskusikan dengan klien tentang manfaat
8. Klien dapat klien, dapat mendemonstrasikan dan kerugian tidak minum obat
memanfaatkan obat penggunaan obat dengan baik - Pantau klien saat penggunaan obat, beri
dengan baik pujian jika klien menggunakan obat
1.9 Setelah ... X interaksi klien dengan benar
menyebutkan akibat berhenti - Diskusikan akibat klien berhenti minum
minum obat tanpa konsultasi obat tanpa konsultasi dengan dokter
dengan dokter - Anjurkan klien untuk konsultasi kepada
perawat atau dokter jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.

M. Implementasi Keperawatan
Masalah Tindakan Keperawatan untuk Pasien TIndakan Keperawatan untuk

Keperawatan Keluarga

Waham SP I p SP I k

1. Membantu orientasi realita 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga


dalam merawat pasien
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya waham, dan jenis waham yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham

SP II p SP II k

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
pasien dengan waham
2. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
3. Melatih kemampuan yang dimiliki
langsung kepada pasien waham

SP III p
SP III k
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang rumah termasuk minum obat
penggunaan obat secara teratur 2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa
dijangkau keluarga.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

N. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah melaksanakan implenetasi dari rencana keperawatan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai