Anda di halaman 1dari 36

PARADIGMA PMII

PADA ERA TRANSISI


GLOBALISASI
Oleh: NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA
Dipresentasikan pada acara Pelatihan Kader Dasar (PKD)
PMII Cabang Sukoharjo, Boyolali, 30 Agustus 2008.
Penulis lahir di Cilacap, 27 Juli 1980, Alumnus UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, Aktivis PMII Daerah
Istimewa Jogjakarta, Pernah menjabat Sekjend Dewan
Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Sunan Kalijaga
Jogjakarta, Dosen Muda Di Institut Agama Islam Imam
Ghozali (IAIIG) Cilacap, sekarang menempuh studi pada
Program Pascasarjana Sosiologi FISIPOL UGM.
Prawacana!
Sebuah gerakan yang rapi dan
massif harus mengandaikan
terbentuknya faktor-faktor
produksi, distribusi dan wilayah
perebutan
TATANAN EKONOMI-
POLITIK INDONESIA
Jalan panjang yang telah ditempuh
bangsa Indonesia untuk
mewujudkan tatanan ekonomi
yang lebih adil dan
mensejahterakan seluruh rakyat,
dapat dikatakan berawal dengan
mencari alternatif terhadap
ekonomi liberal zaman kolonial
(1830-1870).
Perhatikan!
Sebagai diketahui sistem kapitalisme
Eropa meluas ke Benua Asia dan Afrika
dalam wujud kolonialisme, sesuai
dengan sifat kapitalisme yang
ekspansif. Pertimbangan ekonomi-
politik ekspansi tersebut ialah guna
menguasai sumber-sumber kekayaan
alam, tenaga murah dan pasaran yang
sangat potensial karena ratusan juta
penduduk, serta kesediaan tanah yang
luas. (E. Wallerstein, 1974, Rutgers,
1937).
KILAS BALIK KETERPURUKAN
INDONESIA: ANALISA
EKONOMI-POLITIK
Sejarah ekonomi bangsa selama
masa penjajahan 3,5 abad
menggambarkan eksploitasi sistem
kapitalisme liberal atas ekonomi
rakyat yang berakibat pada
pemiskinan dan distribusi
pendapatan dan kekayaan
masyarakat yang sangat pincang.
Apa Akibat Krisis Moneter!
Krisis Moneter juga menciptakan suasana
ketergantungan ekonomi Indonesia
pada kekuatan kapitalis luar negeri,
lebih-lebih melalui cara-cara
pengobatan Dana Moneter Internasional
(IMF) yang tidak mempercayai serta
mempertimbangkan kekuatan ekonomi
rakyat dalam negeri khususnya di
daerah-daerah.
Globalisasi dan Sejarah
Ekonomi Internasional
Globalisasi kegiatan ekonomi dan
persoalan pengelolaannya sering
dianggap baru muncul setelah Perang
Dunia II, khususnya pada tahun 1960-
an. Masa sesudah tahun 1960-an
adalah masa munculnya perusahaan
multinasional (MNC) dan
berkembangnya perdagangan
internasional.
Sejarah Bangsa
Sejarah bangsa-bangsa adalah sejarah perang
berbasis kepentingan ekonomi. Perang meliputi
perang senjata, perang ekonomi, dan perang
budaya. Perang senjata adalah perangnya antar
Negara penjajah dalam memperebutkan daerah
jajahan yang kaya sumberdaya alam. Perang
yang demikian adalah perwujudan dari
kerakusan sistem kapitalisme-kolonialisme
dalam akumulasi modal melalui peperangan,
akibatnya adalah Negara-negara terjajah
bangkit rasa nasionalismenya melawan
penjajah dan melahirkan Negara-negara
merdeka, yang lazim disebut Negara Sedang
Berkembang (NSB).
Awal Mula Globalisasi
James Petras mengatakan bahwa
globalisasi telah dimulai pada abad 15,
yaitu sejak mulai berkembangnya
kapitalisme yang ditandai dengan
ekspansi, penaklukan dan penghisapan
Negara-negara di Asia, Afrika, Amerika
Latin dan bahkan Amerika Utara dan
Australia oleh kekaisaran global pada
waktu itu, Spanyol dan Portugis.
Asosiasi Globalisasi
Karena itulah globalisasi selalu
diasosiasikan dengan imperialisme,
yaitu hubungan global yang
didasarkan pada akumulasi untuk
Eropa, penghisapan dunia ketiga
untuk akumulasi dunia pertama
Komodifikasi Globalisasi
 Pertama, konsumerisme yang terhubungkan
dengan produk-produk global yang diperluas
oleh kapitalisme industri.
 Kedua, pertumbuhan lembaga-lembaga yang
beroperasi dalam lingkup global (supra
territorial) seperti global banking dan global
securities sehingga memperluas jangkauan
modal uang.
 Ketiga, globalisasi telah mendorong perluasan
komodifikasi dalam wilayah baru yang
melibatkan informasi dan komunikasi sebagai
akibatnya, item-item software komputer dan
telepon panggil telah menjadi objek akumulasi
AS Vs Uni Eropa di bidang
ekonomi (sebagai saingan kuat)
 Pertama, kesatuan Eropa secara politik
dan ekonomi
 Kedua, Eropa memiliki kemampuan
bersaing di bidang perdagangan, sebab
Eropa mempunyai kemampuan tinggi
dalam produksi barang dan jasa.
 Ketiga, setelah berakhirnya perang
dingin dan hancurnya Uni Sovyet,
lenyaplah momok komunisme yang
sebelumnya digunakan AS untuk
mengancam Eropa.
Apakah Globalisasi itu?
 Globalisasi adalah bentuk baru hegemoni
ekonomi, legitimasi baru terhadap pasar,
kompetisi dan profit.
 Setelah dekolonisasi dan runtuhnya blok
sosialis, globalisasi menjadi bentuk baru
hegemoni atas nama pasar bebas, revolusi
informasi, dunia sebagai satu dunia dan lain
sebagainya.
 Revolusi informasi merupakan dalih baru
untuk menyatukan dunia atas nama
tekhnologi komunikasi baru, dunia sebagai
satu desa dan hukum pasar
Farchan Bulkin: 4 hal mengapa
pendekatan sistem dunia penting dalam
memahami dunia ketiga
 Pertama, sebagai usaha untuk meletakkan
perkembangan politik dan ekonomi dunia ketiga ke
dalam pergolakan ekonomi dan politik
 Kedua, watak dan ciri-ciri yang ditunjukkan oleh Negara
dunia ketiga juga bisa diuraikan logikanya dan diurut
pertumbuhannya dalam kaitannya dengan interaksinya
dengan perekonomian dunia.
 Ketiga, pendekatan sistem dunia telah menawarkan
suatu logika atas perbedaan-perbedaan substansial
antara kekuatan-kekuatan politik yang tumbuh di
wilayah kapitalisme pusat dan pinggiran (peripheri),
Vladimir Ilych Lenin
Vladimir Ilych Lenin, pencetus Revolusi Bolshevik
di tahun 1917 dan pendiri Republik Sosialis Uni
Sovyet dalam bukunya Imperialism: The
Highest Stage of Capitalism yang terbit di
tahun 1919. Dalam buku tersebut dikatakan
bahwa Negara-negara kapitalis harus menjadi
imperialis untuk mempertahankan pasar atas
barang mereka dan akses atas sumberdaya
alam. Bahwa penguasaan Negara kuat atas
Negara lemah akan menyebabkan perang.
Faktor Pendorong Globalisasi

 Pertama, kekuatan kaum kapitalis


internasional,
 Kedua, perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi,
 Ketiga, dukungan pemerintah
Negara-negara sedang
berkembang (NSB) terhadap
ekspansi kaum kapitalis
internasional di Negara mereka.
Bagaimana dengan
Negara Dunia III?
Sementara itu di Dunia Ketiga, peran
Negara tidak bisa dihilangkan. Ada
relasi yang dialektis antara peran
Negara di pasar domestik dan proses
globalisasi. Dengan kebijakan upah
rendah, pengurangan subsidi, dan
pemupukan modal swasta, Negara
Dunia Ketiga mengonsentrasikan
pendapatannya untuk ekspansi ke luar
(globalisasi ataupun capital relocation).
Globalisasi dan Krisis
Masyarakat Kapitalisme
 Dampak perkembangan konstelasi
politik-ekonomi internasional adalah
efek globalisasi yang telah masuk ke
segala sendi kehidupan manusia di
dunia internasional.
 ilmu pengetahuan dalam bidang
tekhnologi informasi memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam
perkembangan globalisasi dan pada
akhirnya menimbulkan krisis di
masyarakat kapitalisme.
Pokok-pokok pendirian
neo-liberal
 Pertama,bebaskan perusahaan
swasta dari campur tangan
pemerintah, misalnya jauhkan
pemerintah dari campur tangan di
bidang perburuhan, investasi,
harga serta biarkan perusahaan itu
mangatur diri sendiri untuk
tumbuh dengan menyediakan
kawasan pertumbuhan,
Pokok-pokok pendirian
neo-liberal
 Kedua, hentikan subsidi Negara kepada
rakyat karena bertentangan dengan
prinsip pasar dan persaingan bebas.
Negara harus melakukan swastanisasi
semua perusahaan Negara, karena
perusahaan Negara dibuat untuk
melaksanakan subsidi Negara pada
rakyat. Ini juga menghambat
persaingan bebas
Pokok-pokok pendirian
neo-liberal
 Ketiga,hapuskan ideologi
“kesejahteraan bersama” dan pemilikan
komunal seperti yang masih banyak
dianut oleh masyarakat “tradisional”
karena menghalangi pertumbuhan.
Serahkan manajemen sumberdaya alam
kepada ahlinya, bukan kepada
masyarakat “tradisional” (sebutan bagi
masyarakat adaptif) yang tidak mampu
mengelola sumberdaya alam secara
efisien dan efektif.
Indonesia Dalam
Globalisasi
Dalam peradapan baru dunia global,
kemajuan tekhnologi dan informasi
menjadi infrastruktur penopang
bergeraknya globalisasi dan
liberalisasi ekonomi (baca
neoliberal).
Anthony Giddens
“Globalisasi tidak hanya berkaitan dengan sistem-sistem besar,
seperti tatanan keuangan dunia, globalisasi bukan sekedar
apa yang ada diluar sana terpisah, dan jauh dari orang
perorang. Ia juga merupakan fenomena di sini yang
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan kita yang intim dan
pribadi. Perdebatan mengenai nilai-nilai keluarga yang tengah
berlangsung di banyak negara misalnya, mungkin terkesan
sangat jauh dari pengaruh globalisasi. Tidak demikian halnya,
dibanyak belahan dunia, sistem keluarga tradisional kian
berubah atau terdesak khususnya setelah kaum perempuan
menuntut kesetaraan yang lebih besar. Sepanjang yang kita
ketahui dari catatan sejarah, belum pernah ada masyarakat
yang kaum perempuannya hampir setara dengan pria. Ini
sunguh merupakan revolusi global dalam kehidupan sehari-
hari yang konsekwensinya dirasakan diseluruh dunia, dari
wilayah kerja hingga wilayah politik”
Emanuel Wellerstain
Dalam pandangan para world sistemizer dunia
ini terbagi ke dalam tiga wilayah kerja
(internasional divisiopn of labour) yaitu:
 Core, terdiri dari negara yang memiliki proses-
proses produksi yang cangih, didaerah ini
borjuis indigenous memiliki industri otonom
yang memproduksi komoditas manufaktur
untuk pasar dunia. Pola-pola kontrol buruh
yang dominan adalah wage labour dan self-
employment, negara-negara core biasanya
dengan strong state machinesries. Negara
core pada umumnya Northwest Eropa,
Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan
Australia.
Emanuel Wellerstain
 Periferi, terdiri dari negara-negara yang
memiliki proses produksi yang sederhana.
Biasanya produk-produk negara periferi ikut
menyumbang proses akumulasi kapital
dinegara-negara core karena dagang
memerlukan pertukaran-pertukaran yang tidak
seimbang. Kontrol buruh juga dijalankan
dengan kekerasan, dengan struktur negara
yang lemah. Negara periferi menurut
Wallerstain’s tidak cukup kuat untuk
mengintervensi lajunya komoditas, kapital dan
buruh antar zona ini denfgan zona yang
lainnya dalam system dunia. Tetapi cukup
kuat untuk memfasilitasi flows yang sama.
Emanuel Wellerstain
 SemiPeriferi, mempunyai kompleksitas
kegiatan ekonomi, modus kontrol
buruh, mesin negara yang kuat dan
sebagainya. Fungsi politik periferi
adalah sebagai buffer zone antara dua
kekuatan yang saling berlawanan.
Secara historis, semi periferi terdiri dari
negara-negara yang sedang naik atau
turun dalam system dunia.
Membangun Paradigma
Gerakan
Paradigma yang baik adalah
paradigma yang mampu
menjadikan sejarah sebagai bahan
penyusun yang dipadukan dengan
kenyataan hari ini. Kenapa sejarah
menjadi penting dalam
penyusunan paradigma gerakan?
Kebutuhan paradigma gerak
 Strategi gerakan sosial
 Ditunjang kualitas kader
 Tahapan ideologisasi
 Kemampuan analisis kader
 Model transformasi sosial
 Pilihan segmentasi gerak
STRATEGI GERAKAN
SOSIAL
 IDEOLOGI
 FALSAFAH GERAK
 SEGMENTING
 POSITIONING
KUALITAS KADER
Flooting Mass
Pelopor
Inti Ideologis
TAHAPAN IDEOLOGISASI
 Proses Pergumulan Kultural
 Manifestasi Ikatan Emosional
 Manifestasi Solidaritas
 Manifestasi Paradigma
 Manifestasi Nilai
 Manifestasi Ideologi
KEMAMPUAN
ANALISIS KADER

DESKRIPTIF
ANALISIS
KTITIK-POLEMIK
Model Transformasi Sosial
 (a) transformasi dari orientasi
massa ke individu,
 (b) transformasi dari struktur ke
kultur,
 (c) transfornzasi dari elitisme ke
populisme,
 (d) transformasi dari negara ke
masyarakat.
Pilihan segmentasi gerak

Intraparlementer
Ekstra parlementer
EPILOG
Paradigma adalah seperangkat prinsip,
nilai-nilai, dan teori gerakan.
Paradigma merupakan mode of
thought. Paradigm merupakan cara kita
membaca dan menafsirkan sejarah.
Paradigma merupakan panduan dasar
dalam gerakan. Paradigma memberi
kita perspektif dalam membaca realitas
yang kompleks dan berlapis-lapis.
Selanjutnya!

Kapan
bergerak!

Anda mungkin juga menyukai