Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG

PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI


UNIT FARMASI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BOLAANG MONGONDOW UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat Nya Panduan Penyimpanan produk nutrisi RSUD Bolaang Mongondow
Utara ini dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan di lingkungan RSUD
Bolaang Mongondow Utara.

Panduan Penyimpanan Obat Farmasi disusun sebagai upaya untuk


meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, khususnya Pelayanan Farmasi
dengan berusaha untuk memenuhi syarat-syarat penyimpanan obat yang baik
sehingga mutu dan kualitas obat dapat dipertahankan.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-


tingginya kepada tim penyusun yang dengan segala upaya telah berhasil
menyusun panduan ini yang merupakan kerja sama dengan berbagai pihak di
lingkungan RSUD Bolaang Mongondow Utara.

Tomoagu, 2019
Direktur,

dr. Winny M. Sowikromo


BAB I
DEFINISI PRODUK NUTRISI

Produk nutrisi yang dimaksud adalah Nutrisi Parenteral yaitu suatu


bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah
tanpa melalui saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan
istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui
intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi
Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi
Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui
pembuluh darah. Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita
dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi
(Trujillo,2005).
Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi menjadi 2 yaitu :
1.        Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total )
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan
pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan
yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang
mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung
lemak seperti intralipid
2.        Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial )
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena.
Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui
enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan
asam amino.

Jenis-jenis cairan nutrisi parenteral

ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,
trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
 Na 130 mEq
 K 4 mEq
 Cl 109 mEq
 Ca 3 mEq
 Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada
pasien yang mengalami gangguan hati
2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis
laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus
3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh
sentral pada anestesi dengan isofluran
4. Mempunyai efek vasodilator
5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10
ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus
sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral
KA-EN 1B
Indikasi:
1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal
pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai,
demam)
2. < 24 jam pasca operasi
3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan
sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-
anak
4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari
100 ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3B


Indikasi:
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
KA-EN MG3
Indikasi :
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
3. Mensuplai kalium 20 mEq/L
4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

KA-EN 4A
Indikasi :
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan
berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
 Na 30 mEq/L
 K 0 mEq/L
 Cl 20 mEq/L
 Laktat 10 mEq/L
 Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4B
Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3
tahun
2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko
hipokalemia
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
o Na 30 mEq/L
o K 8 mEq/L
o Cl 28 mEq/L
o Laktat 10 mEq/L
o Glukosa 37,5 gr/L
Otsu-NS
Indikasi:
1. Untuk resusitasi
2. Kehilangan Na > Cl, misal diare
3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis
diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
Otsu-RL
Indikasi:
1. Resusitasi
2. Suplai ion bikarbonat
3. Asidosis metabolic
MARTOS-10
Indikasi:
1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor,
infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
4. Mengandung 400 kcal/L

AMIPAREN
Indikasi:
1. Stres metabolik berat
2. Luka bakar
3. Infeksi berat
4. Kwasiokor
5. Pasca operasi
6. Total Parenteral Nutrition
7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
AMINOVEL-600
Indikasi:
1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
2. Penderita GI yang dipuasakan
3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan
pasca operasi)
4. Stres metabolik sedang
5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
PAN-AMIN G
Indikasi:
1. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
2. Nitrisi dini pasca operasi
3. Tifoid

BAB II
PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara


dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik dan kimia yang dapat
merusak mutu obat.
1.Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:
a) Untuk memelihara mutu obat
b) Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c) Menjaga kelangsungan persediaan
d) Memudahkan pencarian dan pengawasan

Cara penyimpanan produk nutrisi adalah sebagai berikut :


1. Simpan produk nutrisi parenteral dalam suhu 13 - 24°C. Paparan yang
terlalu lama pada suhu dibawah 0°C atau diatas 35°C dapat mempengaruhi
konsistensi fisik dari produk.
2. Produk disimpan pada kelembaban ruangan 70 – 73%
3. Hindarkan produk dari sinar matahari langsung
4. Letakkan produk nutrisi dalam kemasan karton dengan diberi alas pallet,
jangan menempel dinding (beri jarak minimal 5 cm),
5. Jauhkan dari bahan – bahan berbahaya dan beracun
BAB III
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Panduan Penyimpanan Produk Nutrisi di Instalasi


Farmasi Rumah Sakit, diharapkan dapat menjawab permasalahan tentang
standar penyimpanan untuk produk nutrisi di Instalasi Farmasi RSUD
Bolaang Mongondow Utara. Dalam pelaksanaannya di lapangan, panduan
penyimpanan produk nutrisi di Instalasi Farmasi ini sudah barang tentu akan
menghadapi berbagai kendala, antara lain keterbatasan ruangan.
Untuk keberhasilan pelaksanaan Panduan Penyimpan produk nutrisi di
Instalasi Farmasi RSUD Bolaang Mongondow Utara perlu komitmen dan kerja
sama yang lebih baik antara pihak-pihak yang terkait dengan pelayanan
farmasi, sehingga penyimpanan produk nutrisi dapat memenuhi standar yang
telah ditetapkan sehingga kualitas dapat terjamin.

Anda mungkin juga menyukai