Nim : 214311007
Rumah ibadah menjadi tempat dua muda-mudi saling bertemu. Gali dan Ratih
namanya. Mereka sama-sama rajin beribadah setiap hari minggunya dan mereka
berada di sekolah yang sama sejak SMP sampai SMA. Pada suatu ketika di
Gereja, Galih simpati melihat Ratih. Ia sering memperhatikan Ratih secara diam-
diam di sekolah. Namun ia hanya berani memperhtikan dari kejauhan. Saat sedang
dekat, Galih selalu saja usil pada Ratih yang sebenarnya itu adalah cara dia untuk
mendapat perhatian dari Ratih. Namun ternyata Ratih tidak suka dan merasa risih
dengan hal-hal yang dilakukan Galih. Karena keusilan yang sering dilakukan
Saat itu seluruh siswa mendengarkan panggilan nama mereka. Yang sudah
terpanggil dipersilahkan masuk ke dalam kelas yang sudah ditetapkan. Pada saat
itu Galih sangat berharap bisa satu kelas dengan Ratih. Namun ternyata Galih
Karena Galih dan Ratih beribadah di gereja yang sama dan mereka sama-sama
aktif dalam pelayanan gereja, membuat mereka semakin sering untuk bertemu.
Banyak kegiatan pelayanan gereja yang mereka lakukan bersama. Pelayanan
tersebut membuar anggota remaja menjadi kompak. Namun ternyata Ratih tetap
saja merasa risih dengan adanya Galih di setiap aktivitasnya karena Galih selalu
saja melakukan berbagai cara agar mendapat simpati dari Ratih, ditambah lagi
setengah jam. Mereka istirahat dan makan siang. Perjalanan berlanjut menuju
danau cinta. Suasana danau cinta sangat sejuk, tenang, dan romantis. Suasananya
sangat mendukung dan mewakili perasaan Galih kepada Ratih. Disana mereka
bermain air di pinggiran danau tersebut, bahkan Galih dan Yesaya bersama
Di kamar, Galih mengingat kembali moment-moment indah mereka tadi sore. Dia
merasa bahagia mengingat tingkah laku Ratih selama di danau dan Galih jadi
semakin mantap kepada Ratih. Dia yakin bahwa dia telah jatuh cinta kepada
Ratih. Namun jika melihat respon Ratih yang sampai saat ini masih saja dingin
dan tidak menunjukkan sinyal bahwa Ratih juga memiliki perasaan yang sama,
Pada saat jam istirahat sekolah, Galih mencoba memberanikan diri untuk meminta
ia tahu biasanya setiap jam makan siang, Ratih selalu makan di kantin ini bersama
menemui mereka.
Selama pelajaran berlangsung, Galih tidak konsen. Pikirannya ada di Ratih. Ada
perasaan bersalah karena dia yang mengususlkan agar Ratih ikut ke danau cinta.
Ia tak sabaran menanti jam pulng, bolak-balik ia melirik ke angka jarum jam.
Sesampainya diruma Ratih mereka berjumpa orangtuanya dan meminta izin untuk
menjenguk Ratih. Galih merasa lega setelah melihat keadaan Ratih yang sudah
semakin membaik. Pada saat itu Galih menyatakan perasaan yang selama ini
dipendamnya pada Ratih, dan meminta Ratih menjadi pasangannya. Ratih juga
***
Satu tahun lima bulan mereka bersama-sama. Disana ada tawa, canda, tangis,
suka, duka, dan bahagia. Pahit manisnya mereka arungi bersama. Terlalu banyak
kenangan indah mereka. Hingga tak dapat trlupakan. Hari demi hari juga tidak
Suatu hari, pernah terjadi pertengkaran yang amat sangat hebat. Ratih tidak bisa
menepati janjinya pada Galih. Galih marah, kecewa, bahkan dia mintak
mengakhiri smuanya dan dia membenci Ratih. Berulang kali Ratih coba beri
penjelasan dan alasan kenpa dia tidak bisa nepati janji itu, dengan air mata yang
kasar pda Ratih. Disitu air mata Ratih semakin deras dan tak kunjung henti.
Dengan berat hati Ratih menyetujui semua kptusan Galih. Membacanya Ratih
sampai nangis tertatih-tatih. Andai waktu bisa diputarnya, dia tidak akan pernah
ikut. Sampai jam setengah 2 malam, air matanya belum bisa berenti. Penyesalan
yang selalu menghantuinya. Hingga esoknya dia jatuh sakit. Batuk parah dan
Ratih mulai belajar menerima kenyataan bahwa semua sudah tidak seperti dulu
lagi.