Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anggi Purnama Siadari

Nim : 214311007

Kelas : Non Reguler A 2014

Mata Kuliah : Kreativitas Sastra

GALIH DAN RATIH.

Rumah ibadah menjadi tempat dua muda-mudi saling bertemu. Gali dan Ratih

namanya. Mereka sama-sama rajin beribadah setiap hari minggunya dan mereka

berada di sekolah yang sama sejak SMP sampai SMA. Pada suatu ketika di

Gereja, Galih simpati melihat Ratih. Ia sering memperhatikan Ratih secara diam-

diam di sekolah. Namun ia hanya berani memperhtikan dari kejauhan. Saat sedang

dekat, Galih selalu saja usil pada Ratih yang sebenarnya itu adalah cara dia untuk

mendapat perhatian dari Ratih. Namun ternyata Ratih tidak suka dan merasa risih

dengan hal-hal yang dilakukan Galih. Karena keusilan yang sering dilakukan

Galih, Ratih menjadi sangat tidak suka padanya.

Saat itu seluruh siswa mendengarkan panggilan nama mereka. Yang sudah

terpanggil dipersilahkan masuk ke dalam kelas yang sudah ditetapkan. Pada saat

itu Galih sangat berharap bisa satu kelas dengan Ratih. Namun ternyata Galih

ditetapkan dikelas VIIB dan Ratih di VIIE.

Karena Galih dan Ratih beribadah di gereja yang sama dan mereka sama-sama

aktif dalam pelayanan gereja, membuat mereka semakin sering untuk bertemu.
Banyak kegiatan pelayanan gereja yang mereka lakukan bersama. Pelayanan

tersebut membuar anggota remaja menjadi kompak. Namun ternyata Ratih tetap

saja merasa risih dengan adanya Galih di setiap aktivitasnya karena Galih selalu

saja melakukan berbagai cara agar mendapat simpati dari Ratih, ditambah lagi

Galih memberitahu kepada teman-temannya jika dia menyukai Ratih. Akhirnya

mereka sampai di rumah Yesaya setelah menempuh perjalanan kurang lebih

setengah jam. Mereka istirahat dan makan siang. Perjalanan berlanjut menuju

danau cinta. Suasana danau cinta sangat sejuk, tenang, dan romantis. Suasananya

sangat mendukung dan mewakili perasaan Galih kepada Ratih. Disana mereka

bermain air di pinggiran danau tersebut, bahkan Galih dan Yesaya bersama

pengunjung lainnya mandi di danau tersebut.

Di kamar, Galih mengingat kembali moment-moment indah mereka tadi sore. Dia

merasa bahagia mengingat tingkah laku Ratih selama di danau dan Galih jadi

senyum-senyum sendiri di tempat tidur. Rasanya semakin hari, perasaannya

semakin mantap kepada Ratih. Dia yakin bahwa dia telah jatuh cinta kepada

Ratih. Namun jika melihat respon Ratih yang sampai saat ini masih saja dingin

dan tidak menunjukkan sinyal bahwa Ratih juga memiliki perasaan yang sama,

terkadang membuat Galih bimbang. Namun tidak menyurutkan perasaannya

sedikit pun pada Ratih.

Pada saat jam istirahat sekolah, Galih mencoba memberanikan diri untuk meminta

nomor hp Ratih secara langsung. Mengingat perkataan Yesaya “harus gentle”/

Walaupun ia tahu Ratih pasti sulit memberikan nomornya.


Galih memperhatikan seluruh bagian kantin, mencari dimana Ratih duduk, karena

ia tahu biasanya setiap jam makan siang, Ratih selalu makan di kantin ini bersama

teman-temannya. Galij melihat teman-teman Ratih dduduk di bangku pojok kantin

namun Galih tidak melihat Ratih bersama mereka. Kemudian ia langsung

menemui mereka.

Selama pelajaran berlangsung, Galih tidak konsen. Pikirannya ada di Ratih. Ada

perasaan bersalah karena dia yang mengususlkan agar Ratih ikut ke danau cinta.

Ia tak sabaran menanti jam pulng, bolak-balik ia melirik ke angka jarum jam.

Sesampainya diruma Ratih mereka berjumpa orangtuanya dan meminta izin untuk

menjenguk Ratih. Galih merasa lega setelah melihat keadaan Ratih yang sudah

semakin membaik. Pada saat itu Galih menyatakan perasaan yang selama ini

dipendamnya pada Ratih, dan meminta Ratih menjadi pasangannya. Ratih juga

mengungkapkan perasaan yang sebenarnya dan menerima cinta Galih.

***

Satu tahun lima bulan mereka bersama-sama. Disana ada tawa, canda, tangis,

suka, duka, dan bahagia. Pahit manisnya mereka arungi bersama. Terlalu banyak

kenangan indah mereka. Hingga tak dapat trlupakan. Hari demi hari juga tidak

lepas dari pertengkaran. Namun mereka coba untk tetap bertahan.

Suatu hari, pernah terjadi pertengkaran yang amat sangat hebat. Ratih tidak bisa

menepati janjinya pada Galih. Galih marah, kecewa, bahkan dia mintak

mengakhiri smuanya dan dia membenci Ratih. Berulang kali Ratih coba beri

penjelasan dan alasan kenpa dia tidak bisa nepati janji itu, dengan air mata yang

sangat deras membasahi pipinya. Namun terlanjur Galih tidak mempercayainya


lagi. Dia sma sekali tidak perduli dengan smua penjelasan Ratih. Dia berkata

kasar pda Ratih. Disitu air mata Ratih semakin deras dan tak kunjung henti.

Dengan berat hati Ratih menyetujui semua kptusan Galih. Membacanya Ratih

sampai nangis tertatih-tatih. Andai waktu bisa diputarnya, dia tidak akan pernah

ikut. Sampai jam setengah 2 malam, air matanya belum bisa berenti. Penyesalan

yang selalu menghantuinya. Hingga esoknya dia jatuh sakit. Batuk parah dan

demam. Selalu dan selalu air mata yg menemaninya.

Ratih mulai belajar menerima kenyataan bahwa semua sudah tidak seperti dulu

lagi.

Anda mungkin juga menyukai