Anda di halaman 1dari 275

LAPORAN KASUS KELUARGA

ASKEP KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. S KHUSUSNYA Tn. S DENGAN


DIABETES MELLITUS DI PASEKAN LOR RT 03 BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Efa Fauziah S.Kep
1810206019

PROGRAM PROFESI NERS-PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
A. DESKRIPSI
Keluarga Tn. R merupakan tipe single parent family. Tn. S saat ini berusia 64 tahun,
pendidikan terakhir Tn. R adalah SLTA. Tn. S tidak mempunyai seorang istri, status Tn. R
sekarang cerai mati. Tn. S merupakan seorang pekerja buruh harian. Tn. R mempunyai 1
orang anak. Anak pertama bernama An. W yang saat ini berusia 31 tahun. Seluruh anggota
keluarga Tn. R beragama Islam. Keluarga Tn. R merupakan suku jawa. Keluarga Tn. R
tinggal di Rt 03 Pasekan Lor Balecur Gamping Sleman.
Keluarga Tn. R mempunyai rumah milik sendiri dengan tipe rumah permanen. Jenis
lantai rumah keluarga Tn. R adalah keramik. Ventilasi pada rumah Tn. S ada dan
dipergunakan. Pencahayaan di dalam rumah terang. Jarak rumah Tn. R dengan tetangga
dekat. Halaman di sekitar rumah ada. Pekarangan rumah dimanfaatkan sebagai kebun.
Sumber air minum, sumber air mandi, dan mencuci berasal dari sumur. Pengelolaan
air minum dengan memasak. Jarak sumber air dengan saptitank >10m, penampungan air
menggunakan bak yang tertutup. Kondisi air di tempat penampungan tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa sesuai standar kesehatan. Frekuensi menguras penampungan Tn.
R yaitu 2 minggu sekali.
Sistem pembuangan sampah pada keluarga Tn. R yaitu dibakar. Tempat
penampungan sementara tidak ada. Jarak penampungan sampah dengan rumah >5m.
Tidak ada gangguan pencemaran lingkungan. Kebiasaan buang air besar yaitu di WC
dengan jenis jamban leher angsa dan tempat pembuangan limbah melalui resapan.
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. R
Umur : 64 tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Agama : Islam
PendidikanTerakhir : SLTA
Pekerjaan : Buruh Harian
Alamat : RT 03 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman,
Yogyakarta
Suku/Bangsa : Jawa
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

2. DaftarAnggotaKeluarga
Jenis
NO Nama Hub dgn KK TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
Kepala
1. Tn. R Laki-laki 64 tahun SLTA Buruh harian
Keluarga
2. An. W Laki-laki Anak 31 tahun SLTA Wiraswasta
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tn. R mengatakan batuknya tidak pernah berenti dari 1 bulan terakhir
Data Fokus
DS :
- Tn. R mengatakan belum mengetahui secara jelas mengenai batuk yang dialami
- Tn. R jarang memeriksakan dirinya
- Tn. R tidak melakukan pencegahan apapun
- Tn. R mengatakan belum mengetahui secara jelas mengenai DM
- Tn. R mengatakan tidak tahu sudah berapa lama menderita DM karena takut mengecek
kesehatannya, apabila merasa pusing dan kaki berat hanya mengurangi gula saja
- Tn. R mengatakan tidak berani memeriksakan kesehatannya terkait DM dan hipertensi
- Tn. R mengatakan ada riwayat keluarga penderita DM

DO
- Tn. R terlihat bingung saat ditanya mengenai masalah Hipertensi
- Tn. R menginginkan dijelaskan tentang Hipertensi dan DM
- Tn. R Pemeriksaan TD terakhir : 155/90 gr/dl
- Tn. R nampak bingung menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai DM.
- Tn. R ingin mengetahui tentang DM
- Pemeriksaan GDS terakhir 410 gr/dl

B. PENGKAJIAN FISIK
1. Hasil Pemeriksaan Fisik
Kriteria Tn. R An. W
Umur 64 tahun 31 tahun
Berat badan 59 kg 165 kg
Status nutrisi Normal, makan teratur 3x Normal, makan teratur
sehari 3x sehari.
Tinggi badan 165 cm 173 cm
Respirasi 20 x/menit 20 x/menit
Nadi 89 x/mnt 78 x/mnt
Tekanan darah 155/90 mmHg 130/80 mmHg
Kadar gula darah 410 mg/dl -
Kepala dan leher Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
pembengkakan/ benjolan pembengkakan/
pada kepala dan leher benjolan pada kepala
dan leher
Telinga Telinga tampakbersih, tidak Tidak ada gangguan
ada gangguan pendengaran pendengaran, telinga
tampak bersih
Mata Normal, konjungtiva tidak Normal, konjungtiva
anemis, sklera putih, tidak tidak anemis, sklera
ada katarak, tidak ada putih, tidak ada
gangguan penglihatan katarak, tidak ada
gangguan penglihatan.
Mulut Mulut tampak bersih, Bersih, membran
membran mukosa lembab, mukosa lembab
tidak ada stomatitis
Kulit Turgor kulit kembali cepat. Turgor kulit kembali
cepat.
Ekstermitas Normal tanpa keluhan Normal tanpa keluhan
2. Penjajakan II setiap masalah kesehatan yang dirasakan oleh keluarga
Penjajakan tahap II mengacu pada 5 tugas kesehatan keluarga:

MENGENAL Pengertian Keluarga Tn. R khususnya Tn. R sudah


MASALAH
mengetahui sedikit tentang diabetes mellitus.
Penyebab Tn. R mengatakan belum mengetahui secara jelas
komplikasi dari diabetes mellitus.
Tanda dan gejala Tn. R mengatakan setiap hari merasa lemas dan
mengantuk, dan Tn. R menyimpulkan bahwa apa
yang di rasakan merupakan tanda dan gejala
diabetes mellitus.
Identifikasi Tn. R mengatakan sering buang air kecil, dan
tingkat kesehatan sudah periksa, dokter mengatakan bahwa ini
masalah dalam merupakan salah satu tanda dan gejala dari
keluarga diabetes melitus.

MENGAMBIL Akibat Tn. R mengatakan bisa melakukan semua


KEPUTUSAN
aktivitas sehari-hari dan kadang cepat merasa
lelah, sehingga aktivitas rumah tangga lebih
banyak dikerjakan oleh Tn. R mempunyai
kebiasaan jam 10.00 atau jam 11.00 pagi sudah
tidur karena mengantuk.

Keputusan Tn. R mengatakan jarang berobat ke Rumah


Keluarga Sakit untuk mengambil obat atau menebus resep
obat.

MELAKUKAN Cara-cara Tn. R mengatakan tidak melakukan perawatan


PERAWATAN
perawatan yang apapun dirumah selain mengkonsumsi obat. dan
SEDERHANA
sudah dilakukan Tn. R tidak berani menggunakan obat tradisional
keluarga takut efek samping yang terjadi adalah hal-hal
yang tidak diinginkan.
Cara-cara Tn. R mengatakan sudah sedikit tahu tentang
pencegahan makanan apa saja yang harus dihindari dan yang
tidak boleh dimakan, Tn. R mengatakan ingin
mengetahui diet yang benar untuk diabetes
mellitus.
MODIFIKASI Lingkungan Fisik Tn. R mengatakan mengkonsumsi gula dibatasi
LINGKUNGAN
dan porsi makan dikurangi. Tidak mengkonsumsi
gorengan.
Lingkungan Tn. R selalu berdoa kepada Allah SWT dan
Psikologis meminta diberi kesehatan untuk semua anggota
keluarganya.

PEMANFAATAN Pelayanan Tn. R mengatakan kalau sakit biasanya periksa ke


FASILITAS
kesehatan yang Puskesmas.
KESEHATAN
bisa dikunjungi
Frekuensi Tn. R mengatakan mengunjungi Rumah Sakit 1
kunjungan bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan dan
mengambil obat.

3. Analisa Data

Data Diagnosis Keperawatan yang Muncul

Data Subyekif:
 Tn. R mengeluhkan merasa mengantuk
Kesiapan meningkatkan pengetahuan
dan lemas setiap hari.
tentang diabetes mellitus pada keluarga Tn.
 Ny. S mengatakan kurang mengerti
R khususnya Tn. R di Pasekan Lor RT 03
masalah diabetes mellitus, terkait tanda
Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta
dan gejalanya.

Data Obyektif:
 Kadar gula darah: 489 mg/dl
 Tekanan darah: 155/90 mmHg.
Data Subyekif: Anxietas pada Tn. R dengan diabetes
 Tn. R mengatakan kaget ketika mellitus di Rt 03 Pasekan Lor Balecatur
mengetahui hasil pengecekan Gula darah Gamping Sleman Yogyakarta
tinggi.
 Tn. R mengatakan tidak tau apa yang
harus dilakukan untuk menurunkan
kadar gula darah.
 Tn. R mengatakan takut hal-hal apa yang
akan terjadi pada dirinya jika gula darah
tinggi.
 Tn. R mengatakan cemas karena kadar
guka darah tinggi.

Data Obyektif:
 TD : 155/90 mmHg.
 GDS : 489 mg/dl

Diagnosa 1:
Kesiapan meningkatkan pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R dengan diabetes
mellitus di Pasekan Lor RT 03 Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.

No. Kriteria Bobot Nilai Skor Rasional


1. Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 Ditunjukkan dengan Tn. R
Skala: Aktual mengatakan merasa lemas
dan sering mengantuk, hasil
gula darah yaitu 410 mg/dl.
2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 2 Tn. R mengatakan
dapat diubah mengkonsumsi gula
Skala: Semua dibatasi, porsi makan
dikurangi, dan tidak
mengkonsumsi gorengan.
3 Potensial masalah 1 3/3 x 1 3/3 Dengan adanya dukungan
dapat dicegah dari keluarga Tn. R mampu
Skala: Tinggi melakukan, karena Tn. R
sudah rutin berobat dan
sudah membatasi makanan.
4 Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 1 Jika tidak segera diatasi
Skala: Masalah segera Tn. R akan minim
diatasi informasi terkait diabetes
mellitus.
Jumlah 4 3/3

Diagnosa 2 :
Anxietas pada Tn. R dengan diabetes mellitus di Rt 03 Pasekan Lor Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta

No. Kriteria Bobot Nilai Skor Rasional


1. Sifat masalah 1 3/2 x 1 3/2 Ditunjukkan dengan Tn. R
Skala: Aktual cemas setelah melihat
hasil skrining kadar gula
darah (489 mg/dl)
2 Kemungkinan 2 1/2 x 2 1 Ditunjukkan dengan TN.
masalah dapat R mengurangi
diubah mengkonsumsi makanan
Skala: Sebagian yang mengandung gula
tinggi.
3 Potensial 1 2/3 x 1 2/3 TN. R masih belum
masalah dapat percaya dengan hasil cek
dicegah Gula darah
Skala: Cukup
4 Menonjolnya 1 2/2 x 1 1 Jika tidak segera diatasi
masalah Tn. R akan minim
Skala: Masalah informasi terkait DM
segera diatasi
Jumlah 4 1/6
Prioritas Masalah:
1. Kesiapan meningkatkan pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R dengan
diabetes mellitus di Pasekan Lor RT 03 Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.
2. Anxietas pada Tn. R dengan diabetes mellitus di Rt 03 Pasekan Lor Balecatur
Gamping Sleman Yogyakarta
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC


1. Kesiapan meningkatkan pengetahuan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Teaching: Disease Process
pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R selama 1 x 30 menit keluarga Tn. R khususnya  Diskusikan perubahan gaya hidup yang
dengan diabetes mellitus di Pasekan Tn. R mampu: diperlukan untuk mencukupi kebutuhan
Lor RT 03 Balecatur Gamping Sleman Knowledge: health management (1803) gizi seimbang diabetes mellitus.
Yogyakarta.  Kadar gula darah dalam batas normal.  Edukasikan kepada keluarga cara
 Mengetahui penatalaksanaan diabetes menyediakan gizi yang baik untuk
mellitus. diabetes mellitus.
Participation in Health Care Decisions (1606)
Health education (5510)
 Mengetahui dampak dan komplikasi diabetes
 Lakukan penyuluhan kesehatan tentang
mellitus.
pengertian, jenis, penyebab, gejala, dan
Adherence Behavior: Healthy Diet (1621)
komplikasi diabetes mellitus.
 Menyediakan makanan yang dianjurkan untuk
Decision Making Support (5250)
penderita diabetes mellitus.
 Berikan informasi yang dibutuhkan.
 Melakukan olahraga yang dianjurkan untuk
 Jelaskan tujuan dan manfaat keputusan
penderita diabetes mellitus.
yang dilakukan.
Knowledge: Treatment Regimen (1813)
Nutrition Management (1100)
 Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan
 Anjurkan klien untuk mengikuti diet
stres.
dalam kehidupan sehari-hari.
 Melakukan senam kaki diabetes mellitus.
 Mengatur pola hidup sehat.  Anjurkan klien untuk menghindari
Health Seeking Behavior (1603) makanan yang dilarang dan
 Rutin untuk melakukan pemeriksaan gula mengkonsumsi makanan yang
darah, dan cek kesehatan yang lainnya. dianjurkan untuk klien diabetes mellitus.

Health System Guidance (7400)


 Motivasi keluarga untuk memeriksakan
kesehatannya di fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Anxietas pada Tn. R dengan diabetes Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Health education (5510)
mellitus di Rt 03 Pasekan Lor selama 1 x 30 menit keluarga Tn. R khususnya 1. Penyuluhan kesehatan tentang teknik
Balecatur Gamping Sleman Tn. R mampu: mengontrol cemas.
Yogyakarta Knowledge: health management (1803) Decision Making Support (5250)
1. Tn. R mengungkapkan cemas. 1. Motivasi keluarga untuk memberikan
Participation in Health Care Decisions (1606) dukungandalam pengelolaan cemas.
1. Mengambil keputusan mengontrol cemas. Health Literacy Enhancement (5515)
1. Berikan pendidikan kesehatan
Motivation (1209)
2. Kontrol cemas dengan teknik relaksasi
1. Mendapatkankebutuhan yang dibutuhkan.
napas dalam.
2. Suport untuk perubahan klien.
3. Sediakan materi informasi kesehatan
tertulis yang mudah dipahami.
Family Funtioning (2602)
4. Evaluasi pemahamn klien.
1. Support anggotakeluarga yang sakit.
Family Process Maintenance (7130)
Knowledge : treatment regimen (1813) 1. Motivasi keluarga untuk senantiasa
1. Mengetahui keuntungan dari mengontrol mengingatkan dalam mengontrol
cemas. cemas.

Health Seeking Behavior (1603) Health System Guidance (7400)


1. Memanfaatkan fasilitaslayanan kesehatan. 1. Motivasi keluarga untuk memeriksakan
kesehatan klien di fasilitas pelayanan
kesehatan pertama (puskesmas).
IMPLEMENTASI

Diagnosa Tanggal dan Implementasi Evaluasi


Waktu
Kesiapan meningkatkan  Mengucapkan salam S:
pengetahuan pada keluarga 27 Desember  Menjelaskan prosedur yang sudah  Tn. R mengatakan paham
Tn. R khususnya Tn. R. 2018 disepakati tentang materi diabetes
dengan diabetes mellitus di Pkl 15:20  Menyiapkan lingkungan yang kondusif mellitus yang diberikan
Pasekan Lor RT 03  Melakukan penyuluhan kesehatan  Tn. R mengatakan akan
Balecatur Gamping pengertian, penyebab, tanda gejala, dan mengurangi makanan yang
Sleman Yogyakarta komplikasi dari diabetes mellitus. menyebabkan diabetes
 Menanyakan apakah ibu paham atau mellitus.
mungkin ada yang ditanyakan  Tn. R mengatakan senang
 Mengevaluasi pengetahuan klien setelah karena saat ini menjadi lebih
dilakukan penyuluhan diabetes mellitus. tahu tentang diabetes mellitus.
 Menanyakan kepada klien mengenai
O:
penyakit diabetes mellitus.
 Tn. R bias mempratikan senam
 Menanyakan mengenai tanda dan gejala
kaki DM
penyakit diabetes mellitus.
 Tn. R tampak senang setelah
 Menanyakan kepada klien mengenai cara
dilakukan penyuluhan tentang
mengontrol gula darah dengan senam kaki
diabetes mellitus.
diabetes mellitus.
 Menanyakan kepada klien tindakan yang
harus dilakukan ketika salah satu A:
komplikasi terjadi.  Masalah keperawatan tentang
 Mengajarkan kepada keluarga cara pendidikan kesehatan diabetes
pengelolaan diet anggota keluarga mellitus sudah teratasi.
dengandiabetes mellitus.
P:
 Memotivasi keluarga untuk
 Lanjutkan intervensi untuk
memeriksakankesehatan di fasilitas
melakukan evaluasi kegiatan
pelayanan kesehatan yang ada
yang selama ini sudah
(puskesmas).
dilakukan.
 Mengajarkan senam kaki diabetes
mellitus.
27 Desember 2018
Pkl 15:20
Ttt Perawat

(Efa Fauziah S. Kep)


LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :1
Kegiatan : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
Tanggal : 13 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah model pelayanan professional dalam memenuhi kebutuhan

dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan

fisik, spikis, social, agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2003).

Keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis,

digunakan baik pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Keperawatan keluarga

adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada keluarga dan anggota

keluarga dalam keadaan sehat atau sakit (Friedman et.al, 2003). Tujuan dari keperawatan

keluarga adalah untuk membantu keluarga membantu dirinya sendiri untuk mencapai

tingkat tertinggi fungsi atau kesejahteraan dalam konteks tujuan utama mereka, aspirasi

dan kemampuannya.

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana

kita memiliki keyakinan padanya. Ketika seseorang mengambil keputusan, ia akan lebih

memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat dipercaya

(Moorman, 1993). Dalam keperawatan keluarga, kepercayaan keluarga yang diberikan

kepada mahasiswa diharapkan mampu memudahkan mahasiswa dalam menggali masalah

kesehatan serta mampu memberikan masukan yang bisa diterima keluarga. Bina

Hubungan Saling Percaya (BHSP) dilakukan dengan menggunakan komunikasi terapuetik

dalam setiap pertemuan keluarga.


B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan keluarga

Belum dapat ditegakkan.

2. Tujuan umum

Setelah dilakukan kegiatan BHSP tercipta hubungan saling percaya antara keluarga

dengan mahasiswa.

3. Tujuan khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan :

a. Tercipta hubungan saling percaya anatara keluarga dengan mahasiswa.

b. Mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan.

c. Mahasiswa melakukan kontrak waktu kegiatan selanjutnya dengan keluarga.

C. RANCANGAN KEGIATAN

1. Metode

Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan diskusi dengan anggota

keluarga.

2. Media dan alat (tidak ada)

3. Waktu dan tempat

a. Hari/tanggal : Kamis, 13 Desember 2018

b. Waktu : 11.45 WIB

c. Alamat : RT 03, Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.

4. Rencana kegiatan

Perkenalan dan membina hubungan saling percaya.

5. Pengorganisasian Waktu dan Acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan 1. Menjawab salam


1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan 1. Menyimak
a. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan kedatangan 3. Menyampaikan pendapat atas
c. Menanyakan nama dan jumlah
kedatangan mahasiswa
anggota keluarga

4. 3 menit Penutup 1. Menjawab salam


2. Berdiskusi menentukan rencana
1. Mengucapkan terimakasih
kegiatan selanjutnya
2. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya dan mengakhiri
pertemuan dengan salam.

D. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi struktur (tidak ada)

2. Evaluasi proses

a. Komunikasi sesuai

b. Keluarga kooperatif

c. BHSP dapat berjalan dengan lancar

3. Evaluasi hasil

a. Mahasiswa mampu berkenalan dan berkomunikasi baik dengan keluarga.

b. Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya dengan keluarga.

c. Mahasisa mampu mengetahui nama dan jumlah anggota keluarga.


E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 13 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep


LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN HASIL KEGIATAN BHSP


PASEKAN LOE BALECATUR GAMPING SLEMAN

A. EVALUASI PROSES

1. Pelaksanaan

Pertemuan pertama pada hari Kamis tanggal 13 Desember 2018 pukul 11.45

WIB. Maksud dan tujuan dari pertemuan pertama yaitu untuk membina hubungan

saling percaya antara keluarga Tn. R dan mahasiswa serta kontrak waktu pertemuan

selanjutnya.

2. Komunikasi

Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa Indonesia dan

bahasa Jawa. Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa.

3. Respon Keluarga

Saat kunjungan pertama bertemu dengan Tn. R dan keluarga responnya sangat

baik, keluarga menerima kehadiran mahasiswa dengan baik, keluarga bersedia menjadi

keluarga binaan dari mahasiswa dan memberikan kontak yang bisa dihubungi jika

sewaktu-waktu akan datang lagi dan mempermudah komunikasi.

B. HASIL KEGIATAN BHSP

Dari kegiatan BHSP mahasiwa mengetahui nama kepala keluarga yaitu Tn. R.

menerima baik mahasiswa dan bersedia menjadi pasien kelolaan mahasiswa dan

menyepakati kontrak waktu berikutnya. Kontrak waktu berikutnya belum dapat ditentukan

waktu kunjungan tepat jam berapa, sehingga keluarga memberikan kontak untuk

dihubungi sebelumnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI DUSUN PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :2
Kegiatan : Pengkajian Tahap I
Tanggal : Jum‟at, 14 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG
Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan
keluarga dan anggota keluarga individu, pendekatan ini disebut proses keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data-
data tentang status kesehatan klien. Dalam proses pengkajian dimulai dengan
pengumpulan informasi atau data secara sistematis, pengumpulan data tentang keluarga
didapatkan dari berbagai sumber seperti wawancara dengan keluarga, observasi terhadap
lingkungan rumah, informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dan berbagai lembaga
yang menangani keluarga. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Jadi berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi oleh klien harus dilakukan pengkajian terlebih dahulu baik melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik, atau pemeriksaan penunjang lainnya.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Belum dapat ditegakkan.
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan pengkajian diharapkan terkumpulnya data yang dapat menunjang
timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 1 x 20 menit diharapkan didapatkan data tentang:
a. Data Umum
b. Data Lingkungan
c. Tahap Perkembangan Keluarga
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi Keluarga
f. Stres dan Koping Keluarga
g. Harapan Keluarga

C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan diskusi dengan anggota
keluarga.
2. Media dan alat: format pengkajian
3. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Jumat, 14 Desember 2018
b. Waktu : 10.30 WIB
c. Alamat : RT 03, Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.
4. Rencana kegiatan
Diskusi dan wawancara tentang data keluarga.
5. Pengorganisasian Waktu dan Acara
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan a. Menjawab salam
2. Memberi salam b. Memperhatikan
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan kedatangan
2. 15 menit Pelaksanaan
a. Menanyakan tentang data umum a. Menyimak
keluarga b. Memperhatikan
b. Menanyakan tentang data c. Berdiskusi dan menjawab
pertanyaan mahasiswa
lingkungan keluarga.
c. Diskusi tentang tahap
perkembangan keluarga.
d. Menanyakan tentang struktur
keluarga.
e. Menanyakan tentang fungsi
keluarga.
f. Menanyakan tentang stress dan
koping keluarga.
g. Menanyakan harapan keluarga
4. 3 menit Penutup a. Menanggapi
a. Mengucapkan terima kasih. b. Berdiskusi untuk
b. Memberikan reinforcement positif pertemuan selanjutnya.
atas kerja sama dari keluarga. c. Menjawab salam.
c. Kontrak waktu pertemuan
selanjutnya.
d. Mengucapkan salam

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Laporan pendahuluan (LP) disiapkan, media disiapkan, tepat waktu sesuai dengan
kontrak waktu yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang direncanakan, dan
keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan :
a. Data Umum
b. Data Lingkungan
c. Tahap Perkembangan Keluarga
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi Keluarga
f. Stres dan Koping Keluarga
g. Harapan Keluarga
E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 14 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep ………………………….


LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA

LAPORAN HASIL PENGKAJIAN TAHAP I


PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

A. EVALUASI PROSES

1. Pelaksanaan

Kunjungan kedua pada hari Jumat, tanggal 14 Desember jam 12.30 WIB.

Maksud dan tujuan dari pertemuan kedua yaitu untuk melakukan pengkajian tahap

I terkait data umum, data lingkungan, tahap perkembangan keluarga, struktur

keluarga, fungsi keluarga, permasalahan keluarga, koping keluarga dan harapan

keluarga.

2. Komunikasi

Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa

Indonesia. Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa dan

berdiskusi terkait pertaanyaan yang diberikan oleh mahasiswa.

3. Respon Keluarga

Saat kunjungan kedua bertemu dengan Tn. R respon keluarga menerima

kehadiran mahasiswa dengan baik, keluarga bersedia menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh mahasiswa dan menceritakan permasalahan kesehatan yang dialami.

B. HASIL KEGIATAN PENGKAJIAN TAHAP I

Dari kegiatan Pengkajian Tahap I mahasiwa mengetahui pemeriksaan fisik anggota

keluarga, mengetahui permasalahan yang dihadapi keluarga, mengetahui keadaan

lingkungan keluarga maupun data umum lainnya. Adapun hasilnya sebagai berikut:
C. DESKRIPSI KELUARGA

1. Pengkajian

Keluarga Tn. R adalah single parent family. Tn. R tinggal di rumah milik sendiri

1 orang anak. Kondisi rumah dalam keadaan kurang rapi rapi, jarak rumah Tn. R

dengan tetangga berdekatan. Keluarga Tn. R memiliki masalah kesehatan, yaitu

keluarga ada riwayat DM dan Tn. R memiliki diabetes mellitus.

1) Identitas Umum Keluarga

a. Nama KK : Tn. R

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Umur : 64 tahun

d. Alamat : RT 03, Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.

e. Pekerjaan KK : Buruh Harian Lepas

f. Pendidikan KK : SLTA

g. Agama : Islam

h. Suku bangsa : Jawa

2) Komposisi Keluarga

No Nama JK Hub dgn KK Umur Pend. Agama Pekerjaan


1 Tn. R L KK 64 th SLTA Islam Buruh Harian

2 An. W L Anak 31 th SLTA Islam Wiswasta


Genogram :

Keterangan:

: Perempuan

: Laki-laki

: Hubungan perkawinan

: Tinggal satu rumah


2. Pemeriksaan Fisik
KRITERIA Tn. R An. W
Umur 64 tahun 31 tahun
Berat Badan 59 kg -
Tinggi Badan 165 cm 175 cm
Status nutrisi Makan 3x sehari, kebutuhan cairan Makan teratur 3x sehari, tidak mual
terpenuhi muntah, nafsu makan baik
Respirasi 19 x/menit 18 x/menit
Nadi 89 x/menit 78 x/menit
Tekanan darah 140/90 mmHg -
Kadar glukosa 410 mg//dl -
Kepala dan leher Bersih, tidak ada pembengkakan/ -
benjolan pada kepala dan leher.
Telinga Telinga tampak bersih, tidak ada Tidak ada gangguan pendengaran,
gangguan pendengaran. telinga tampak bersih.
Mata Normal, konjungtiva tidak anemis, -
sklera putih, tidak ada katarak,
tidak ada gangguan penglihatan.
Mulut Tampak bersih, membran mukosa -
lembab, tidak ada stomatitis.
Gigi Gigi lengkap, gigi tidak ada yang -
berlubang, tampak bersih.
Kulit Turgor kulit kembali cepat, kulit -
tampak bersih.
Ekstermitas Normal tanpa keluhan. Normal tanpa keluhan
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah

Kunjungan ke :3

Kegiatan : Penjajakan Tahap II

Tanggal : Sabtu, 15 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,

sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan

keluarga dan anggota keluarga individu, pendekatan ini disebut proses keperawatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan

evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengumpulkan data-

data tentang status kesehatan klien. Dalam proses pengkajian dimulai dengan

pengumpulan informasi atau data secara sistematis, pengumpulan data tentang keluarga

didapatkan dari berbagai sumber seperti wawancara dengan keluarga, observasi terhadap

lingkungan rumah, informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dan berbagai lembaga

yang menangani keluarga. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat

dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Jadi berdasarkan hal tersebut,

sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien harus

dilakukan pengkajian terlebih dahulu baik melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, atau

pemeriksaan penunjang lainnya.

Dalam kunjungan pengkajian kedua akan dilakukan pemeriksaan fisik meliputi

:keadaan umum, vital sign, istirahat dan rekreasi, nutrisi, integumen, kepala, mata, telinga,
mulut, hidung, leher dan tenggorokan, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi dan sistem

musculosceletal serta tahap perkembangan keluarga meliputi kemampuan keluarga

mengenal masalah, kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat, kemampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga memodifikasi

lingkungan, kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan keluarga

Belum dapat ditegakkan.

2. Tujuan umum

Setelah dilakukan pengkajian diharapkan terkumpulnya data yang dapat

menunjang timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.

3. Tujuan khusus

Setelah dilakukan pengkajian selama 1x30 menit didapatkan data meliputi :

a. Pemeriksaan GDS

b. Pelaksanaan 5 Tugas Kesehatan Keluarga

C. RANCANGAN KEGIATAN

1. Metode

Metode yang digunakan adalah dengan wawancara, diskusi dan pemeriksaan kepada

anggota keluarga.

2. Media dan alat

Format pengkajian, sphygmomanometer, stetoskop, alat cek gula darah.

3. Waktu dan tempat

a. Hari/tanggal : Sabtu, 15 Desember 2018

b. Waktu : 14.00 WIB

c. Alamat : RT 03 , Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.


4. Rencana kegiatan

Diskusi dan wawancara tentang data keluarga meliputi :

a. Pemeriksaan gula darah

b. Pelaksanaan 5 Tugas Kesehatan Keluarga

5. Pengorganisasian Waktu dan Acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1. 2 menit Pembukaan a. Menjawab salam
a. Memberi salam b. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
kedatangan

2. 25 menit Pelaksanaan a. Menyimak


a. Melakukan pemeriksaan guda b. Memperhatikan
darah c. Berdiskusi dan menjawab
b. Menanyakan pelaksanaan 5 pertanyaan mahasiswa
tugas kesehatan keluarga
4. 3 menit Penutup
a. Mengucapkan terima kasih a. Menanggapi
b. Memberikan reinforcement b. Berdiskusi untuk
positif atas kerja sama dari pertemuan selanjutnya.
keluarga. c. Menjawab salam.
c. Kontrak waktu pertemuan
selanjutnya.
d. Mengucapkan salam

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur

Laporan pendahuluan (LP) disiapkan, media disiapkan, tepat waktu sesuai dengan

kontrak waktu yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi proses

Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang direncanakan, dan

keluarga aktif dalam kegiatan.

3. Evaluasi hasil

Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data :

a. Pemeriksaan gula darah


b. Pelaksanaan 5 Tugas Kesehatan Keluarga

E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 15 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep ……………………….


LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL PENGKAJIAN TAHAP III
PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

A. EVALUASI PROSES
1. Pelaksanaan

Kunjungan ketiga pada hari Sabtu, 15 Desember jam 14.00 WIB. Maksud dan

tujuan dari pertemuan ketiga yaitu untuk melakukan penjajakan tahap II terkait 5

tugas keperawatan keluarga dan pemeriksaan asam urat.

2. Komunikasi

Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa

Indonesia. Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa,

berdiskusi terkait pertaanyaan yang diberikan oleh mahasiswa.

3. Respon Keluarga

Saat kunjungan ketiga bertemu dengan Tn. R dan respon keluarga baik, Tn. R

menerima kehadiran mahasiswa dengan baik, keluarga bersedia menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa, keluarga mau diperiksa gula darah dan

menceritakan permasalahan kesehatan yang dialami.

B. HASIL KEGIATAN PENJAJAKAN TAHAP II

a. Hasil Pemeriksaan gula darah pada Tn R yaitu 280

b. Hasil Penjajakan Tahap II


5 Tugas Keperawatan Keluarga
a. Mengenal penyakit
Tn. R mengatakan diabetes mellitus adalah penyakit gula.
b. Mengambil keputusan
Tn. R mengatakan kalau sakit diperiksakan ke PUSKESMAS
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Tn. R mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka akan akan diberi
pertolongan pertama di rumah.
d. Memodifikasi lingkungan
Tn. R mengatakan belum tahu komplikasi dari diabetes mellitus.
e. Memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
Tn. R mengatakan jika sakit anggota keluarga akan langsung dibawa ke Puskesmas.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S DENGAN MASALAH DIABTES
MELLITU PADA Ny. S DI RT 03 PASEKAN LOR BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :4
Kegiatan : Kontrak waktu implementasi
Tanggal : 17 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Praktik keperawatan keluarga adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang

ditujukan kepada keluarga dan anggota keluarga dalam keadaan sehat atau sakit (Friedman

et.al, 2003). Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan membantu dirinya sendiri

untuk mencapai tingkat tertinggi dalam fungsi atau kesejahteraan dalam keadaan sehat

atau sakit, dalam konteks tujuan utama mereka, aspirasi, dan kemampuannya.

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga adalah dua atau lebih individu yang

hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Sebelum dilakukannya sebuah implementasi pada keluarga perlu adanya

pengkajian terlebih dahulu, sehingga diperoleh data yang akurat yang dapat menunjang

penegakan suatu diagnosa keperawatan keluarga. Pengkajian adalah suatu tahapan dimana

seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan kontrak waktu

terhadap keluarga Tn. R yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemberian asuhan

keperawatan terhadap keluarga Tn. R.


B. PROSES KEPERAWATAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dan keluarga bersama-sama menentukan waktu kapan dilakukan

implementasi penyuluhan tentang asam urat.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dan keluarga membina hubungan saling percaya.

b. Mahasiswa dan keluarga mendapat informasi tentang permasalahan kesehatan yang

terjadi di keluarga Tn. R.

c. Mahasiswa dan keluarga dapat bersama-sama menyimpulkan permasalahan

kesehatan keluarga yang terjadi dan mampu mengatasi permasalahan yang ada.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Metode

Metode yang digunakan dengan wawancara dan diskusi

2. Media

Tidak memakai media.

3. Waktu dan Tempat

a. Hari / Tanggal : 17 Desember 2018

b. Waktu : 10.00 WIB

c. Tempat : Rumah keluarga Tn. R.

4. Rencana kegiatan

Kontrak waktu implementasi.

D. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi struktur
Persiapan ke keluarga membawa format pengkajian keluarga. Mahasiswa langsung

mendatangi keluarga Tn. R untuk melakukan kontrak waktu dengan keluarga.

2. Evaluasi proses

a. Kontrak waktu berjalan dengan baik

b. Keluarga kooperatif bersedia mengutarakan semua permasalahan.

3. Evaluasi hasil

a. Mahasiwa mampu berinteraksi baik dengan keluarga

b. Mahasiswa dan keluarga mampu menentukan waktu untuk implementasi


E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 17 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep …………………………


LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

Pertemuan Ke :4
Hari/Tanggal : Senin, 17 Desember 2018
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. R Rt 03 Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman
Kegiatan : Kontrak waktu implementasi

1. Memberi keyakinan pada keluarga bahwa segala informasi tentang keluarga yang

diberikan kepada mahasiswa merupakan rahasia yang akan tetap dijaga oleh

mahasiswa.

2. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab mahasiswa di komunitas, bahwa mahasiswa

wajib mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi ataupun keluarga dengan

penyakit tertentu.

3. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini 30 menit.

4. Menguatkan hubungan saling percaya antara mahasiswa dan keluarga, sehingga

hubungan mahasiswa dan keluarga lebih erat.

5. Keluarga kooperatif selama proses komunikasi.

6. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan implementasi selanjutnya.


LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA Tn. R KHUSUSNYA Tn. R


RT 03 PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah S.Kep


Kunjungan ke : 5
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Desember 2018
Materi : Pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus

A. LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi saat ini telah terjadi transisi epidemiologi yaitu berubahnya

pola penyebaran penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Hal

ini dikarenakan pola hidup masyarakat yang tidak sehat mulai dari pola konsumsi

yang serba instan, semakin canggihnya teknologi yang menyebabkan sesorang kurang

bergerak atau melakukan aktivitas fisiki, life style, dan lain-lain. Salah satu penyakit

tidak menular yang banyak ditemukan di masyarakat yaitu diabetes mellitus (DM)

atau biasa juga disebut penyakit gula atau kencing manis (waspadji dkk, 2009).

Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada

produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia, penyakit ini tidak hanya

berpengaruh secara individu tetapi sistem kesehatan suatu negara (Suyono, 2007).

Kadar glukosa darah sewaktu yang normal adalah <100 – 200, dan kadar glukosa

darah puasa normal adalah <100 – 126.


B. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R Pasekan Lor RT 03 Desa

Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Tn. R.mengetahui tentang diabetes mellitus.

3. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diabetes mellitus selama 30 menit Tn. R mampu:

a) Tn. R mampu menjelaskan kembali tentang pengertian diabetes mellitus.

b) Tn. R mampu menjelaskan kembali tentang penyebab diabetes mellitus.

c) Tn. R mampu menjelaskan kembali tentang gejala diabetes mellitus.

d) Tn. R mampu menjelaskan kembali tentang diet diabetes mellitus.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Metode

Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.

2. Media

Media yang digunakan adalah leaflet dan SAP

3. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Selasa, 18 Desember 2018

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : Rumah keluarga Tn. R.


4. Rencana kegiatan

Pengorganisasian waktu dan acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


.
1. 3 menit Pembukaan 3. Menjawab salam
5. Memberi salam 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan 4. Menyimak
a. Memperkenalkan diri 5. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan 6. Menyampaikan
kedatangan pendapat atas
c. Penyuluhan tentang kedatangan mahasiswa
diabetes melitus.

4. 7 menit Penutup 3. Menjawab salam


3. Evaluasi 4. Berdiskusi
4. Mengucapkan terima kasih menentukan rencana
dan mengakhiri pertemuan kegiatan selanjutnya
dengan salam.
5. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur

Persiapan dilakukan sehari sebelum datang ke keluarga berupa kontrak waktu dengan

keluarga untuk dilakukan penyuluhan tentang penyakit asam urat.

2. Evaluasi proses

a. Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar.

b. Keluarga mampu bersikap kooperatif.

c. Keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

3. Evaluasi hasil

a. Evaluasi struktur (pertemuan disepakati bersama dan untuk berdiskusi).

b. Evaluasi proses (penyuluhan dan diskusi berjalandengan lancar).


c. Evaluasi hasil (keluarga dapat memahami menyebutkan tanda dan gejala, penyebab

dan dampak dari diabetes mellitus

E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 18 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep ………………………….


LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TENTANG DIABETES


MELLITUS PADA TN. R DI PASEKAN LOR RT 03 BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
EFA FAUZIAH
1810206019

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN DIABETES
MELLITUS

Tanggal : 18 Desember 2018

A. Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik

dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup

atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi

kelebihan gula dalam darah. Keadaan ini biasanya baru disadari oleh penderita setelah

terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuhnya. Pada penyakit DM dapat terjadi

beberapa penyulit yaitu: penyulit akut (berupa hipoglikemia dengan gejala berdebar,

banyak keringat, gemetar,dan rasa lapar) dan penyulit menahun seperti

makroangiopati (penyempitan pembuluhdarah besar) pada penyakit jantung koroner,

stroke, dan mikroangiopati (penyempitan pembuluh darah kapiler).

Neuropati merupakan suatu kondisi kerusakan saraf akibat tingginya tingkat kadar

gula darah sehingga terjadi gejala kesemutan, nyeri, dan akhirnya mati rasa pada kaki

atau tangan dan jika terjadi pada urat saraf disebut neuropati

diabetik. DM juga dapat menyebabkan rentan infeksi TBC paru, infeksi saluran

kemih, dan kaki diabetes .

Kaki DM atau gangrene DM yang juga disebut ulkus DM , merupakan

gabungan beberapa penyulit seperti mikroangiopati dan rentan infeksi. Penderita

diabetes memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah kaki karena gangguan

pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah kaki dar I tungkai menurun, gangguan
saraf menyebabkan kemampuan kedua kaki untuk merasakan berkurang, serta

berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Diabetes melitus menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian.

Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum usia 70

tahun. Diabetes melitus pada tahun 2030 diperkirakan akan menempati urutan ke-7

penyebab kematian dunia dan di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan

memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa (Depkes, 2013).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003, diperkirakan penduduk

Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Data prevalensi

menunjukkan penderita DM sebesar 14,7% pada daerah urban dan 7,2% pada daerah

rural, maka diperkirakan pada tahun 2003 terdapat sejumlah 8,2 juta penyandang

diabetes di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola

pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta

penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban

(14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di

daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural (Perkeni, 2011).

Hasil pengkajian kepada keluarga Tn.R khususnya Tn.R didapatkan beberapa

data yaitu:

DS :

- Tn.R mengatakan belum mengetahui secara jelas mengenai hipertensi

- Tn.R jarang memeriksakan dirinya

- Tn.R tidak melakukan pencegahan apapun

- Tn.R mengatakan belum mengetahui secara jelas mengenai DM


- Tn.R mengatakan tidak tahu sudah berapa lama menderita DM karena takut

mengecek kesehatannya, apabila merasa pusing dan kaki berat hanya mengurangi

gula saja

- Tn.R mengatakan tidak berani memeriksakan kesehatannya terkait DM dan

hipertensi

DO

- Tn.R terlihat bingung saat ditanya mengenai masalah Hipertensi

- Tn.R menginginkan dijelaskan tentang Hipertensi

- Tn.R Pemeriksaan TD terakhir : 140/90 mmHg

- Tn.R nampak bingung menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai DM.

- Tn.R ingin mengetahui tentang DM

- Pemeriksaan GDS terakhir 289 gr/dl

Dari hasil pengkajian tersebut maka muncul permasalahan keperawatan yaitu

ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. R khususnya Ny. R tentang

diabetes mellitus di RT 03 Pasekan Lor Balecatur Sleman Yogyakarta.

B. Diagnosa Keperawatan

Kesiapan meningkatkan pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn.R dengan

diabetes mellitus di RT 03 Pasekan Lor Balecatur Sleman Yogyakarta.


C. Tujuan Instruksi

1. Tujuan Instruksional Umum (Tiu)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x diharapkan Tn. R di RT 03

Pasekan Lor Balecatur Sleman Yogyakarta mampu memahami masalah diabetes

mellitus sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan yang lebih baik.

2. Tujuan Instruksional Khusus (Tik )

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit Tn. R dapat memahami

tentang :

a. Pengertian Diabetes Mellitus

b. Klasifikasi Diabetes Mellitus

c. Patofisiologi Diabetes Mellitus

d. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

e. Etiologi Diabetes Mellitus

f. Faktor Resiko Diabetes Mellitus

g. Komplikasi Diabetes Mellitus

h. Pelaksanaan Diabetes Mellitus

D. Sasaran

Keluarga Bapak R.

E. Strategi

Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang diabetes mellitus

F. Rancangan Kegiatan

1. Topik : Kesehatan Keluarga

2. Metode : diskusi dan tanya jawab

3. Media :Materi SAP, tensi , Leaflet, Alat GDS

4. Waktu : Selasa, 18 Desember 2018


5. Pukul : 10.30 WIB

6. Tempat : Rumah Bapak R

7. Waktu pelaksanaan : 30 menit

No. Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1. 2 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan 1. Menyimak
1. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan 3. Menyampaikan
kedatangan pendapat atas
Menjelaskan tentang : kedatangan
pengertian, penyebab, mahasiswa
tanda dan gejala,
pencegahan, komplikasi
serta obat tradisional
dari penyakit hipertensi
4. 3 menit Penutup 1. Menjawab salam
1. Evaluasi 2. Berdiskusi
2. Mengucapkan terima menentukan
kasih dan mengakhiri rencana kegiatan
pertemuan dengan selanjutnya
salam.
3. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya

G. Evaluasi hasil

1. Evaluasi struktur

Persiapan dilakukan sehari sebelum datang ke keluarga berupa kontrak waktu

dengan keluarga untuk dilakukan penyuluhan tentang penyakit diabetes mellitus

2. Evaluasi proses

a. Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar.

b. Keluarga mampu bersikap kooperatif.


c. Keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

3. Evaluasi hasil

a. Evaluasi struktur

Pertemuan disepakati bersama dan untuk berdiskusi

b. Evaluasi proses

Penyuluhan dan diskusi berjalan dengan lancar

c. Evaluasi hasil

Keluarga dapat memahami menyebutkan 3 tanda dan gejala, pencegahan dari

diabetes mellitus
H. PENGESAHAN

Yogyakarta, 18 Desember 2018

Mahasiswa Mengetahui, Pembimbing

Efa Fauziah S.Kep …………………………………


SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIABETES MELLITUS KELUARGA


TN. R KHUSUSNYA PADA TN.R DI RT 03 PASEKAN LOR BALECATUR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Efa Fauziah S.Kep

1810206019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(Diabetes Mellitus)

A. Latar belakang

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik

dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup

atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi

kelebihan gula dalam darah. Keadaan ini biasanya baru disadari oleh penderita setelah

terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuhnya. Pada penyakit DM dapat terjadi

beberapa penyulit yaitu: penyulit akut (berupa hipoglikemia dengan gejala berdebar,

banyak keringat, gemetar,dan rasa lapar) dan penyulit menahun seperti

makroangiopati (penyempitan pembuluhdarah besar) pada penyakit jantung koroner,

stroke, dan mikroangiopati (penyempitan pembuluh darah kapiler).

Neuropati merupakan suatu kondisi kerusakan saraf akibat tingginya tingkat kadar

gula darah sehingga terjadi gejala kesemutan, nyeri, dan akhirnya mati rasa pada kaki

atau tangan dan jika terjadi pada urat saraf disebut neuropati

diabetik. DM juga dapat menyebabkan rentan infeksi TBC paru, infeksi saluran

kemih, dan kaki diabetes .

Kaki DM atau gangrene DM yang juga disebut ulkus DM , merupakan

gabungan beberapa penyulit seperti mikroangiopati dan rentan infeksi. Penderita

diabetes memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah kaki karena gangguan

pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah kaki dar I tungkai menurun, gangguan

saraf menyebabkan kemampuan kedua kaki untuk merasakan berkurang, serta

berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Diabetes melitus menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian.

Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4% meninggal sebelum usia 70
tahun. Diabetes melitus pada tahun 2030 diperkirakan akan menempati urutan ke-7

penyebab kematian dunia dan di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan

memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa (Depkes, 2013).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003, diperkirakan penduduk

Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Data prevalensi

menunjukkan penderita DM sebesar 14,7% pada daerah urban dan 7,2% pada daerah

rural, maka diperkirakan pada tahun 2003 terdapat sejumlah 8,2 juta penyandang

diabetes di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola

pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta

penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban

(14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di

daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural (Perkeni, 2011).

B. Pengantar

Bidang studi : keperawatan keluarga

Topik : Diabetas Melitus

Sub topik : Senam kaki DM

Sasaran : Tn. R

Hari /tanggal : Selasa, 18 Desember 2018

Jam : 10.30 WIB.

Waktu : 30 menit.

Tempat : Rumah Bpk. R


C. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

1. Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dan keluarga

dapat Memahami tentang diabetes Mellitus

D. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)

1. Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit, klien dan keluarga dapat :

a. Pengertian Diabetes Mellitus

b. Klasifikasi Diabetes Mellitus

c. Patofisiologi Diabetes Mellitus

d. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

e. Etiologi Diabetes Mellitus

f. Faktor Resiko Diabetes Mellitus

g. Komplikasi Diabetes Mellitus

h. Pelaksanaan Diabetes Mellitus

E. Materi :

Terlampir

F. Metode :

1. Diskusi

2. Tanya jawab

G. Media dan Bahan

1. Materi SAP, Leafle


H. Kegiatan Pembelajaran

No
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiataan Peserta

Pembukaan :

 Membuka / memulai kegiatan  Menjawab salam


dengan mengucapkan salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan dan
5
1 penyuluhan memperhatikan
Menit  Menyebutkan materi  Menjawab
penyuluhan pertanyaan

 Bertanya kepada peserta apakah


sudah mengerti tentang DM

Pelaksanaan :
 Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian
 Memperhatikan dan
diabetes mellitus
memperagakan
 Menjelaskan tujuan
kembali
kedatangan
 Mengajukan
 Menjelaskan tentang :
20 pertanyaan
2. pengertian, penyebab,
Menit
tanda dan gejala,
pencegahan, komplikasi
serta obat tradisional dari
penyakit DM
 Memberikan kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya

Evaluasi :  Menjawab
3. 5
pertanyaan
menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
disampaikan dan memberikan
reinforcement kepada klien
yang dapat menjawab
 Menanyakan kembali apakah
ada peserta yang kurang
jelas mengenai isi penyuluhan

Terminasi :  Mendengarkan
1  Menjawab salam
4.  Mengucapkan terima kasih atas
Menit peran sertanya
 Mengucapkan salam Penutup
I. Pengesahan.

Yogyakarta, 18 Desember 2018

Sasaran: Mahasiswa

( Tn. R ) Efa Fauziah S.Kep

Pembimbing lapangan

(………………………….)
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.

b. Penyelenggaraan penyuluhan di rumah klien sendiri

c. Persiapan alat dan bahan penyuluhan (SAP,dan leaflet,)

2. Evaluasi Proses

a. klien antusias terhadap materi penyuluhan.

b. klien mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.

c. klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

3. Evaluasi Hasil

a. klien mengetahui pengertian diabetes mellitus

b. klien mengetahui tanda dan gejala diabetes mellitus

c. klien mengetahui apa penyebab diabetes mellitus

4. klien mengetahui apa itu DM

Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab

Jenis pertanyaan : pentanyaan terbuka

Jumlah soal : 3 soal

 Apa pengertian DM ?

 Apa penyebab DM ?

 Sebutkan tanda dan gejala DM ?


J. Lampiram materi

DIABETES MELLITUS (DM)

A. Pengertian

Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan

metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik

pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam

pemeriksaan dengan mikroskopik electron(Mansjoer, 2011).

Diabetes Melitus adalah gangguan metobolisme secara genetis dan klinis termasuk

heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat(Price, 2000).

Dan beberapa definisi diatas tentang DM dapat diambil kesimpulan bahwa DM

adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal (dalam hal ini adalah

hormonal insulin yang dihasilkan oleh pangkreas) dan memproduksi cukup insulin atau

tidak dapat menggunakan insullin yang diproduksi dengan baik, karena proses

autoimmune, dipengaruhi secara genetik dengan gejala yang pada akhirnya menuju

tahap perusakan imunologi sel-selyang memproduksi insulin.

Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus

adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman

saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah

satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer, (Andyagreeni,

2010). Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai

sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL

yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk

terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding

pembuluh darah, (zaidah 2005).


Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan

morbiditas akibat Diabetes Mellitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan komplikasi serius

akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010).

Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan

morbiditas akibat Diabetes Mellitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan komplikasi serius

akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010). Klasifikasi Diabetes yang utama menurut

Smeltzer dan Bare (2001), adalah sebagai berikut :

1. Tipe 1 Diabetes Mellitus tergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes

Mellitus)

2. Tipe II Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus)

3. .Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan sindrom lainnya.

4. Diabetes Mellitus Gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus).

B. Anatomi dan Fisilogi

1. Anatomi Pangkreas

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5

cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram.

Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung. Pankreas juga

merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat didalam tubuh baik hewan

maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan

yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang

merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian

ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan

embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel

yang membentuk usus (Tambayong, 2001). Fungsi pankreas ada 2 yaitu :


a. Fungsi eksorin yaitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan

elektrolit.

b. Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau langerhans, yang bersama-

sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin. Pulau langerhans

manusia mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :

1. Sel-sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20-40 % ; memproduksi

glukagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang

mempunyai “ anti insulin like activity “.

2. Sel-sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60-80 % , membuat insulin.

3. Sel-sel D (delta), jumlahnya sekitar 5-15 %, membuat somatostatin yang

menghambat pelepasan insulin dan glukagon . (Tambayong, 2001).

2. Fisiologi

Kadar glukosa dalam darah sangat dipengaruhi fungi hepar, pankreas,

adenohipofisis dan adrenal. Glukosa yang berasal dari absorpsi makanan diintestin

dialirkan ke hepar melalui vena porta, sebagian glukosa akan disimpan sebagai

glikogen. Pada saat ini kadar glukosa di vena porta lebih tinggi daripada vena

hepatica, setelah absorsi selesai gliogen hepar dipecah lagi menjadi glukosa, sehingga

kadar glukosa di vena hepatica lebih tinggi dari vena porta. Jadi hepar berperan

sebagai glukostat. Pada keadaan normal glikogen di hepar cukup untuk

mempertahankan kadar glukosa dalam beberapa hari, tetapi bila fungsi hepar

terganggu akan mudah terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi. Sedangkan peran insulin

dan glukagon sangat penting pada metabolisme karbonhidrat. Glukagon menyebabkan

glikogenolisis dengan merangsang adenilsiklase, enzim yang dibutuhkan untuk

mengaktifkan fosforilase. Enzim fosforilase penting untuk gliogenolisis. Bila

cadangan glikogen hepar menurun maka glukoneogenesis akan lebih aktif. Jumlah
glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang dipergunakan oleh jaringan

perifer tergantung dari keseimbangan fisiologis beberapa hormon antara lain :

a. Hormon yang dapat merendahkan kadar gula darah yaitu insulin. Kerja insulin

yaitu merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah dengan cara

membantu glukosa darah masuk kedalam sel.

1) Glukagon yang disekresi oleh sel alfa pulau lengerhans.

2). Epinefrin yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan kromafin.

3). Glukokortikoid yang disekresikan oleh korteks adrenal.

4). Growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.

b. Glukogen, epineprin, glukokortikoid, dan growth hormone membentuk suatu

mekanisme counfer-regulator yang mencegah timbulnya hipoglikemia akibat

pengaruh insulin.

C. Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2001) penyebab dari diabetes mellitus adalah:

1. Diabetes Tipe I

a. Faktor genetik.

b. Faktor imunologi.

c. Faktor lingkunngan.

2. Diabetes Tipe II

a. Usia.

b. Obesitas.

c. Riwayat keluarga.

d. Kelompok genetik.
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum dibagi menjadi

faktor endogen dan ekstrogen.

a. Faktor endogen

1) Genetik, metabolik.

2) Angiopati diabetik.

3) Neuropati diabetik.

b. Faktor ekstrogen

1) Trauma.

2) Infeksi.

3) Obat.

Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum adalah angipati,

neuropati dan infeksi.adanya neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau

menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang

mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan

terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan

ulsestrasi pada kaki klien. Apabilasumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang

lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada

jarak tertentu.Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan

asupannutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka yang

sukar sembuh (Levin, 1993) infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai Ulkus

Diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati,sehingga faktor angipati dan

infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus Diabetikum.(Askandar 2001).

D. Patofisiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 1223), patofisiologi dari diabetes mellitus adalah :

1. Diabetes tipe I
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena

sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia

puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu,

glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun

tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah

makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa

tersebut muncul dalam urin (Glukosuria). Ketika glukosa yang berlebih

dieksresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan

elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai

akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami

peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi

insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan

penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan

(polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori sehingga faktor angipati dan

infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus Diabetikum.(Askandar 2001).

2. Diabetes tipe II

Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan

insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya

insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai

akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian

reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada

diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian

insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh

jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif


maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya

dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup

kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka yang lama sembuh, infeksi

vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi).

Penyakit Diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada

pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini

berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar

(makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada pembuluh darah halus

(mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Ulkus Diabetikum terdiri dari kavitas

sentral biasanya lebih besar dibanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras

dan tebal. Awalnya proses pembentukan ulkus berhubungan dengan

hiperglikemia yang berefek terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai

vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah

kaki yang mengalami beban terbesar. Neuropati sensoris perifer

memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya

kerusakan jaringan dibawah area kalus. Selanjutnya terbentuk kavitas yang

membesar dan akhirnya ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus.

Adanya iskemia dan penyembuhan luka abnormal manghalangi resolusi.

Mikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini. Drainase

yang inadekuat menimbulkan closed space infection. Akhirnya sebagai

konsekuensi sistem imun yang abnormal, bakteria sulit dibersihkan dan infeksi

menyebar ke jaringan sekitarnya, (Anonim 2009).

E. Manifestasi Klinis

Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas

walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses

mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut

emboli memberikan gejala klinis 5 P yaitu :

a. Pain (nyeri).

b. Paleness (kepucatan).

c. Paresthesia (kesemutan).

d. Pulselessness (denyut nadi hilang)

e. Paralysis (lumpuh).

Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut

pola dari

fontaine:

a. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).

b. Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten

c Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat.

d. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus). Smeltzer

dan Bare (2001: 1220).

Klasifikasi :

Wagner (1983). membagi gangren kaki diabetik menjadi enam

tingkatan,yaitu: Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan

kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.18

Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.

Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.

Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa

selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

F. Komplikasi

Menurut Subekti (2002: 161), komplikasi akut dari diabetes mellitus adalah sebagai

berikut :

1. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah keadaan kronik gangguan syaraf yang disebabkan

penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat

berupa koma dengan kejang. Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obat

hiperglikemik oral golongan sulfonilurea.

2. Hiperglikemia

Secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan,

penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda

khas adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. Ulkus Diabetik jika

dibiarkan akan menjadi gangren, kalus, kulit melepuh, kuku kaki yang tumbuh

kedalam, pembengkakan ibu jari, pembengkakan ibu jari kaki, plantar warts, jari

kaki bengkok, kulit kaki kering dan pecah, kaki atlet, (Dr. Nabil RA).

G. Penatalaksanaan

1. Medis

Menurut Soegondo (2006: 14), penatalaksanaan Medis pada pasien dengan

Diabetes Mellitus meliputi:

a. Obat hiperglikemik oral (OHO).

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :

1) Pemicu sekresi insulin.

2) Penambah sensitivitas terhadap insulin.


3) Penghambat glukoneogenesis.

4) Penghambat glukosidase alfa.

b. Insulin

Insulin diperlukan pada keadaan :

1) Penurunan berat badan yang cepat.

2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.

3) Ketoasidosis diabetik.

4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.

c. Terapi Kombinasi

Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah,

untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar

glukosa darah.

2. Keperawatanan

Usaha perawatan dan pengobatan yang ditujukan terhadap ulkus antara lain

dengan antibiotika atau kemoterapi. Perawatan luka dengan mengompreskan

ulkus dengan larutan klorida atau larutan antiseptic ringan. Misalnya rivanol

dan larutan kalium permanganate 1 : 500 mg dan penutupan ulkus dengan

kassa steril. Alat-alat ortopedi yang secara mekanik yang dapat merata

tekanan tubuh terhadap kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk

kasus DM. Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 1226), tujuan utama

penatalaksanaan terapi pada Diabetes Mellitus adalah menormalkan aktifitas

insulin dan kadar glukosa darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah

untuk menghindari terjadinya komplikasi. Ada beberapa komponen dalam

penatalaksanaan Ulkus Diabetik:

a. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar untuk memberikan semua

unsur makanan esensial, memenuhi kebutuhan energi, mencegah kadar

glukosa darah yang tinggi dan menurunkan kadar lemak.

b. Latihan

Dengan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan

menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa

oleh otot dan memperbaiki pemakaian kadar insulin.

c. Pemantauan

Dengan melakukan pemantaunan kadar glukosa darah secara mandiri

diharapkan pada penderita diabetes dapat mengatur terapinya secara optimal.

d. Terapi (jika diperlukan)

Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan

kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.

e. Pendidikan

Tujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari

keterampilan dalam melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dan

mampu menghindari komplikasi dari diabetes itu sendiri.

f. Kontrol nutrisi dan metabolik

Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan

luka. Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam proses

penyembuhan. Perlu memonitor Hb diatas 12 gram/dl dan pertahankan

albumin diatas 3,5 gram/dl. Diet pada penderita DM dengan selulitis atau

gangren diperlukan protein tinggi yaitu dengan komposisi protein 20%, lemak

20% dan karbohidrat 60%. Infeksi atau inflamasi dapat mengakibatkan


fluktuasi kadar gula darah yang besar. Pembedahan dan pemberian antibiotika

pada abses atau infeksi dapat membantu mengontrol gula darah. Sebaliknya

penderita dengan hiperglikemia yang tinggi, kemampuan melawan infeksi

turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan sebagai

perawatan pasien secara total.

g. Stres Mekanik

Perlu meminimalkan beban berat (weight bearing) pada ulkus.22 Modifikasi

weight bearing meliputi bedrest, memakai crutch, kursi roda, sepatu yang

tertutup dan sepatu khusus. Semua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit

dan mata kaki harus dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari.

Hal ini diperlukan karena kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa

nyeri, sehingga akan terjadi trauma berulang ditempat yang sama

menyebabkan bakteri masuk pada tempat luka.

h. Tindakan Bedah

Berdasarkan berat ringannya penyakit menurut Wagner maka tindakan

pengobatan atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut:

a. Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada.

b. Derajat I - V : pengelolaan medik dan bedah minor.

H. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Arora (2007: 15), pemeriksaan yang dapat dilakukan

meliputi 4 hal yaitu:

1. Postprandial

Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130 mg/dl

mengindikasikan diabetes.
2. Hemoglobin glikosilat: Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai

kadar gula darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1%

menunjukkan diabetes.

3. Tes toleransi glukosa oral

Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien diberi air dengan 75 gr gula,

dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal dua jam

setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl. 4. Tes glukosa darah

dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah jarum, sample darah

diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada mesin

glukometer, pemeriksaan ini digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa

yang dapat dilakukan dirumah.


DAFTAR PUSTAKA

Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenali Gejala, Menan

ggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Ed.1. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Suratini. 2015. Panduan praktikum keperawatan keluarga, program studi ilmu

keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan „aisyiyah yogyakarta: 2015


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. R DENGAN MASALAH DIABETES
MELLITUS PADA TN.R DI RT 03 PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :6
Kegiatan : Senam kaki diabetes mellitus
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang

yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat

kekurangan insulin baik absolute maupun relative.

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan dimana kadar

gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat

digunakan oleh tubuh. Diabetes mellitus dikenal juga dengan sebutan penyakit gula

darah atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di

Indonesia juga diseluruh dunia. Penyakit diabetes mellitus terjadi ketika kadar gula

(glukosa) dalam darah berlebih. Kelebihan gula tersebut menjadi racun bagi tubuh

penderita.

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R dengan diabetes mellitus

di Pasekan Lor RT 03 Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.


2. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Tn. R dapat

mempraktekkan senam kaki diabetes mellitus.

3. Tujuan khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Tn.R mampu:

a. Mengetahui cara senam kaki diabetes mellitus.

b. Mampu mempraktekkan senam kaki diabetes mellitus.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Metode

Metode yang digunakan adalah mempraktekkan gerakan senam kaki diabetes mellitus.

2. Media

Media yang digunakan adalah leaflet, dan SAP.

3. Waktu dan Tempat

d. Hari / Tanggal : Rabu, 26 Desember 2018

e. Waktu : 13.00 WIB

f. Tempat : Rumah keluarga Tn. R

4. Rencana kegiatan

Pengorganisasian Waktu dan Acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
kedatangan.
2. 20 menit Pelaksanaan 1. Menyimak
1. Penyuluhan tentang senam 2. Memperhatikan dan
kaki diabetes mellitus. mengikuti gerakan yang
2. Mengajarkan gerakan- diajarkan
gerakan kaki diabetes 3. Menyampaikan pendapat
mellitus. atas kedatangan
mahasiswa
4. 5 menit Penutup
1. Evaluasi 1. Menjawab salam
2. Mengucapkan terima kasih 2. Berdiskusi menentukan
dan mengakhiri pertemuan rencana kegiatan
dengan salam. selanjutnya
3. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya.

D. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

Laporan pendahuluan (LP) disiapkan, alat bantu/media disiapkan, waktu kedatangan

sesuai dengan kontrak waktu yang dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi proses

a. Komunikasi sesuai

b. Keluarga kooperatif

3. Evaluasi hasil

a. Jenis: Lisan

b. Bentuk: Diskusi dan tanya jawab

c. Soal :

1. Apa pengertian senam kaki diabetes mellitus.?

2. Apa manfaat senam kaki diabetes mellitus.?


E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 26 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep ………………………………


LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

Pertemuan Ke :6

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Desember 2018

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Rumah Tn. R di RT 03 Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman.

Kegiatan : Penyuluhan materi tentang senam kaki diabetes mellitus.

1. Memberi keyakinan pada keluarga bahwa segala informasi tentang keluarga yang

diberikan kepada mahasiswa merupakan rahasia yang akan tetap dijaga oleh mahasiswa.

2. Menjelaskan tugas dan tanggungjawab mahasiswa di komunitas, bahwa mahasiswa

wajib mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi ataupun keluarga dengan

penyakit tertentu.

3. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini 30 menit.

4. Melakukan penyuluhan tentang senam kaki diabetes mellitus dan mempraktekkan senam

kaki diabetes mellitus.

5. Menguatkan hubungan saling percaya antara mahasiswa dan keluarga, sehingga

hubungan mahasiswa dan keluarga lebih erat.

6. Keluarga kooperatif selama proses komunikasi dan proses penyuluhan.

7. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya.


LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS PADAKELUARGA TN.R RT 03 DI PASEKAN


LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
EFA FAUZIAH
1810206019

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik
dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup
atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi
kelebihan gula dalam darah. Keadaan ini biasanya baru disadari oleh penderita setelah
terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuhnya. Pada penyakit DM dapat terjadi
beberapa penyulit yaitu: penyulit akut (berupa hipoglikemia dengan gejala berdebar,
banyak keringat, gemetar,dan rasa lapar) dan penyulit menahun seperti
makroangiopati (penyempitan pembuluhdarah besar) pada penyakit jantung koroner,
stroke, dan mikroangiopati (penyempitan pembuluh darah kapiler).
Neuropati merupakan suatu kondisi kerusakan saraf akibat tingginya tingkat kadar
gula darah sehingga terjadi gejala kesemutan, nyeri, dan akhirnya mati rasa pada kaki
atau tangan dan jika terjadi pada urat saraf disebut neuropati
diabetik. DM juga dapat menyebabkan rentan infeksi TBC paru, infeksi saluran
kemih, dan kaki diabetes .

Kaki DM atau gangrene DM yang juga disebut ulkus DM , merupakan


gabungan beberapa penyulit seperti mikroangiopati dan rentan infeksi. Penderita
diabetes memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah kaki karena gangguan
pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah kaki dar I tungkai menurun, gangguan
saraf menyebabkan kemampuan kedua kaki untuk merasakan berkurang, serta
berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.

B. Masalah
Kesiapan meningkatkan pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R dengan
diabetes mellitus di Pasekan Lor RT 03 Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7x pertemuan diharapkan Kesiapan
meningkatkan pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R dengan diabetes
mellitus di Pasekan Lor RT 03 Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
Seteah dilakukan intervensi selama 1x30 menit Tn. R mampu memahami tentang
senam DM meliputi:
a. Pengertian senam kaki DM
b. Manfaat
c. Cara senam
D. Sasaran
Keluarga Tn. R Rt 03 Pasekan Lor Balecatur Gmaping Sleman
E. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang DM.

F. Jenis Kegiatan
1. Perencanaan
a. Persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Penyusunan acara dan kepanitiaan
5) Koordinasi dan konsolidasi
6) Persiapan alat

2. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaanya antara lain :
a. Tahap persiapan
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data dan perumusan masalah
3) Pengumpulan materi
4) Persiapan alat penyuluhan
b. Tahap pelaksanaan
1) Datang menyiapkan lokasi dan acara
2) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
3) Demonstrasi senam kaki DM
c. Tahap evaluasi
1) Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana dan kontrak waktu 1 hari sebelum penyuluhan.
2) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dan kontrak waktu pemberian
penyuluhan kesehatan.
3) Evaluasi hasil
a) Peserta memahami pengertian senam kaki DM
b) Peserta memahami manfaat dari DM
c) Peserta memahami cara DM

G. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Senin, 10 Desember 2018
Waktu : Jam 15.30 - Selesai
Tempat : Rumah Tn. R

Demikian laporan pendahuluan ini saya susun untuk dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
PENGESAHAN

Yogyakarta, 26 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah …………………………..


SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM KAKI DIABETES MELITUS PADA KELUARGA TN R KHSUSNYA TN.R
RT 03 PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

EFA FAUZIAH

1810206019

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik
dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup
atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadi
kelebihan gula dalam darah. Keadaan ini biasanya baru disadari oleh penderita setelah
terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuhnya. Pada penyakit DM dapat terjadi
beberapa penyulit yaitu: penyulit akut (berupa hipoglikemia dengan gejala berdebar,
banyak keringat, gemetar,dan rasa lapar) dan penyulit menahun seperti
makroangiopati (penyempitan pembuluhdarah besar) pada penyakit jantung koroner,
stroke, dan mikroangiopati (penyempitan pembuluh darah kapiler).
Neuropati merupakan suatu kondisi kerusakan saraf akibat tingginya tingkat kadar
gula darah sehingga terjadi gejala kesemutan, nyeri, dan akhirnya mati rasa pada kaki
atau tangan dan jika terjadi pada urat saraf disebut neuropati
diabetik. DM juga dapat menyebabkan rentan infeksi TBC paru, infeksi saluran
kemih, dan kaki diabetes .
Kaki DM atau gangrene DM yang juga disebut ulkus DM , merupakan
gabungan beberapa penyulit seperti mikroangiopati dan rentan infeksi. Penderita
diabetes memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah kaki karena gangguan
pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah kaki dar I tungkai menurun, gangguan
saraf menyebabkan kemampuan kedua kaki untuk merasakan berkurang, serta
berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.

B. PENGANTAR
Topik : Diabetes Melitus

Sub Topik : Senam Kaki Diabetes Melitus

Sasaran : Tn. R

Hari/ tanggal : Rabu, 26 Desember 2018

Jam : 13:00 - selesai

Waktu : 30 menit

Tempat : Rumah Tn. R


C. TUJUAN INSTRUKTIONAL UMUM ( TIU )
Setelah dilakukan selama 6x kunjungan Tn. R siap dalam meningkatkan pengetahuan
tentang diabetes melitus.

D. TUJUAN INSTRUKTIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit Tn. R dapat
mempraktekan senam kaki Diabetes Melitus yang diajarkan.

E. MATERI
1. Senam Kaki Diabetes Melitus
F. METODE
1. Pemaparan materi ( penyuluhan )
2. Mempraktekkan/mengajarkan
G. MEDIA
1. Leaflet
2. SAP
3. Poster Senam Kaki

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta

1 5 menit Pembukaan a. Menjawab salam.


Memberi salam b. Mendengarkan dan memperhatikan.
2 20 menit Pelaksanaan a. Menyimak.
a. Menjelaskan tujuan b. Memperhatikan.
kedatangan. c. Menanggapi pernyataan mahasiswa.
b. Penyuluhan tentang
senam kaki
c. Mengajarkan gerakan-
gerakan senam kaki
d. Evaluasi
e. Kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya.
3 5 menit Penutup Menjawab salam.
Mengucapkan terima kasih
dan mengakhiri pertemuan
dengan salam.

I. EVALUASI
Diharapkan Tn. R dapat mempraktekkan kembali gerakan-gerakan yang telah
diajarkan dengan benar.
J. PENGESAHAN

Yogyakarta, 26 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep ………………………….


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Senam Kaki Diabetes Mellitus


Senam kaki diabetes mellitus adalah kegiatan yang dilakukan oleh pasien yang
menderita diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
memperlancar peredaran darah bagian kaki (Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Hal: 119)
B. Manfaat Senam Kaki Diabetes Mellitus
1. Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, dan mencegah
terjadinya kelainan pada kaki
2. Meningkatkan kekuatan otot betis dan otot paha
3. Mengatasi keterbatasan pergerakan sendi
C. Indikasi dan Kontraindikasi Senam Kaki Diabetes Mellitus
1. Indikasi Senam Kaki Diabetes Mellitus
a. Diberikan kepada semua penderita diabetes mellitus (DM tipe I dan DM tipe
II)
b. Sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosis menderita diabetes mellitus
sebagai tindakan pencegahan dini
2. Kontraindikasi Senam Kaki Diabetes Mellitus
a. Pasien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispneu dan nyeri
dada
b. Pasien yang mengalami depresi, khawatir, dan cemas
D. Teknik Senam Kaki Diabetes Mellitus
1. Persiapan alat dan lingkungan:
a. Kertas koran dua lembar
b. Kursi (jika tindakan dilakukan posisi duduk)
c. Lingkungan yang nyaman dan jaga privasi

Persiapan klien: lakukan kontrak topik, waktu, tempat, dan tujuan dilaksanakan
senam kaki kepada klien
2. Prosedur
a. Perawat mencuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan klien duduk tegak tidak
boleh bersandar dengan kaki menyentuh lantai.
c. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua kaki diluruskan ke atas
lalu di bengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke
atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara
bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
e. Tumit kaki diletakkan di lantai, bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memuatar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali
f. Jari-jari diletakkan di lantai, tumit diangkat dan buat gerakan memuatar
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakkan jari-jari kedepan
turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10
kali
h. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari-jari ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.
i. Angkat ke dua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8 namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali
j. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakkan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0-9 lakukan secara bergantian.
l. Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuklah koran tersebut menjadi seperti
bola dengan kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti
semula menggunakan kedua kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
1. Lalu sobek koran menjadi dua bagian, pisahkan kedua bagian koran
2. Sebagian koran disobek menjadi kecil dengan kedua kaki
3. Pindahkan kumpulan sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekan koran pada bagian kertas yang utuh.
4. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

BAB III
PENUTUP

Senam kaki diabetes melitus adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan klien yang
menderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu memperlancar
peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dilakukan 3 kali dalam 1 minggu.

Manfaat Senam Kaki Diabetes Melitus

1. Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, dan mencegah


terjadinya bentuk kaki
2. Meningkatkan kekuatan otot betis dan otot paha
3. Mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.
DAFTAR PUSTAKA

Atun.2010. Diabetes Melitus. Bantul: Kreasi Wacana

Kushariyadi & Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika

Nugroho.2009. Senam Lansia. Diunduh dari http://tutorialkuliah.com/2009/05/tentang-


senam- lansia.html, diakses tanggal 24 april 2014
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjunganke :7
Materi : Evaluasi materi tentang hipertensi, diabetes militus dan senan DM
Tanggal : Kamis, 27 Desember 2018

A. LATAR BALAKANG
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, maka dilakukan penilaian
untuk melihat tingkat keberhasilannya. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan keluarga saja. Berikut evaluasi dari kegiatan
yang telah dilakukan, dengan menggunakan SOAP secara operasional, yaitu:
S: Semua hal yang dikatakan oleh keluarga setelah dilakukan intervensi
keperawatan beberapa waktu lalu. Seperti: keluarga mengatakan sudah
memahami tentang hipertensi, diabetes militus dan mepraktikan senam kaki DM.
O : Segala sesuatu yang ditemui oleh perawat secara langsung setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal: klien mampu melakukan praktek senam kaki DM,
klien tampak sehat dan tidak lemas, hasil pemeriksaan TD 1500/80 mmHg.
A : Analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan diagnosa
keperawatan.
P: Perencanaan yang akan dilakukan setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.
Dalam melakukan proses keperawatan, mahasiswa telah melakukan 6 kali
pertemuan dengan anggota keluarga, yang dimulai dari awal pengkajian sampai dengan
pendidikan kesehatan. Setiap melakukan penyuluhan, mahasiswa juga memberikan
evaluasi formatif untuk melihat pemahaman keluarga tentang materi penyuluhan yang
diberikan. Jadi, pada pertemuan yang ke 7 ini, mahasiswa lebih melakukan pada evaluasi
sumatif atau evaluasi akhir pada keluarga Tn. R.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan
Kesiapan meningkatkan pengetahuan pada keluarga Tn. R khususnya Tn. R dengan
diabetes mellitus di Pasekan Lor RT 03 Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x pertemuan, dapat diketahui
evaluasi akhir pada keluarga Tn. R
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan evaluasi akhir selama 1 x 30 menit,
diharapkan:
a. Keluarga dapat memahami dan menyebutkan kembali materi yang telah
diberikan oleh mahasiswa.
b. Mahasiswa mendapatkan hasil evaluasi akhir sesuai format SOAP.
c. Mahasiswa dan keluarga menetapkan rencana tindak lanjut asuhan keperawatan
keluarga.

C. IMPLEMENTASI
1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
2. Media
Media yang digunakan adalah leaflet.
3. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Kamis, 27 Desember 2018
b. Waktu : 16.00 Wib
c. Alamat : Rumah Tn. R
D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya format evaluasi akhir keperawatan keluarga.
b. Mahasiswa mempersiapkan diri untuk proses kegiatan.
2. Kriteria proses
a. Evaluasi akhir asuhan keperawatan keluarga berjalan lancar.
b. Komunikasi yang sesuai dan tepat.
c. Keluarga kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa dan keluarga mampu berinteraksi dengan baik dan ramah.
b. Mahasiswa berpamitan kepada keluarga, mengucapkan terimakasih dan
meminta maaf kepada keluarga selama proses keperawatan keluarga yang
telah dilakukan selama 7 kali pertemuan.

E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 27 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep


…………………………….
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL KEGIATAN EVALUASI
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Kunjungan :7
Hari/Tanggal : Kamis , 27 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. R
Jam : 16.00 WIB
Kegiatan : Evaluasi

1. Melakukan evaluasi akhir pada keluarga Tn. R, selain itu keluarga juga diminta untuk
menyebutkan kesan yang didapatkan selama 7 kali pertemuan.
2. Melakukan tanya jawab kepada keluarga terkait dengan materi yang telah disampaikan
beberapa hari yang lalu. Saat dilakukan evaluasi keluarga tampak tenang dan santai serta
yakin dalam menjawab semua pertanyaan mahasiswa. Keluarga Tn. R dapat menjawab
sekitar 80% dari total pertanyaan yang diberikan.
3. Mahasiswa menyimpulkan hasil dari proses keperawatan yang dilakukan selama 7 kali
pertemuan.
4. Memberikan reinforcement kepada keluarga Tn. R untuk jawaban atas setiap pertanyaan
yang diajukan.
5. Mahasiswa berpamitan dan meminta maaf serta berterima kasih atas kerjasama yang
diberikan oleh anggota keluarga.
RESUME 1
LAPORAN KELUARGA RESUME I

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH


KOLESTEROL PADA KELUARGA TN S KHUSUSNYA NY. R DI RT 04
PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh:
EFA FAUZIAH
18192916019

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAHYOGYAKARTA
2018
LAPORAN KELUARGA RESUME I
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KOLESTEROL
PADA NY. R DI RT 04 PASEKAN LOR, BALECATUR, GAMPING, SLEMAN,
YOGYAKARTA

Deskripsi Keluarga

1. Pengkajian
Keluarga Tn. S adalah keluarga Dyad Family. Tn. S tinggal disebuah rumah milik
sendiri bersama istri. Kondisi rumah dalam keadaan bersih, tertata rapi. Jarak rumah
Tn.S dengan tetangga dekat. Tn. S mengatakan sering jarang memeriksakan dirinya
ke pelayanan kesehatan karena tidak ada keluhan yang berarti. Ny. R mengatakan
rutin memeriksakan diri ke dokter praktik karena mengalami penyakit gastritis, nyeri
di punggung telapak kaki kanannya, 2 tahun lalu pernah didiagnosa kolestrol,
mengkonsumsi obat gastritis dan obat kolestrol. Keluarga Tn S sebulan sekali periksa
rutin di klinik meminta obat serta suntik ke dokter praktik langganannya setiap terasa
sakit di kakinya terutama ditumit bagian kanan dan ketika gastritisnya kambuh. Ny. R
menanyakan mengenai komplikasi yang akan terjadi jika kolestrol tinggi. Ny. R 2
tahun mengalami penyakit kolestrol, terdakang Ny R mengkonsumsi makanan yang
tidak dianjurkan pada penderita kolestrol, Tn S pernah mengalami fertigo.

2. Identitas Kepala Keluarga


Nama : Tn. S
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1 Sarjana
Pekerjaan : PNS
Alamat :RT 04 Pasekan Lor, Balecatur Gamping, Sleman,
Yogyakarta
Suku/Bangsa : Jawa
Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang
4. DaftarAnggotaKeluarga
Jenis
NO Nama Hub dgn KK Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
Kepala
1. Tn. S Laki-laki 43 tahun S1 Sarjana PNS
Keluarga
2. Ny. R Perempuan Istri 45 tahun SMA IRT

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tn. S dan Ny. R mengatakan dulu beberapa tahun yang lalu pernah pernah
didiagnosa kolestrol dan Ny R mengalami gastritis kronik, Tn S dulu pernah
mengalami fertigo.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Data Masalah
DS: Ketidakefektifan
- Ny.R mengatakan saat ini masih lemas dan kaki terasa Manajemen
Kesehatan tentang
nyeri
kolesterol Ny.R
- Ny.R mengatakan saat posyandu lansia kolesterol masih pada keluarga Tn.S
normal di Rt 04 Pasekan
Lor, Balecatur,
DO:
Gamping, Sleman
- Tampak menahan nyeri saat akan berdiri Saat mahasiswa
berkunjung ke rumah Ny.R mengobrol sambil duduk
meluruskan kaki
- Kolestrol : 220 mg/Dl
Data Subyekif: Anxietas pada Ny.
 Ny. R mengatakan kaget ketika mengetahui hasil R dengan kolestrol
pengecekan kolestrol. di Pasekan Lor
 Ny. R mengatakan tidak tau apa yang harus dilakukan untuk Gamping Sleman
menurunkan kadar kolestrol. Yogyakarta
 Ny. R mengatakan takut hal-hal apa yang akan terjadi pada
dirinya jika kolestrol uratnya tinggi.
 Ny. R mengatakan cemas karena kadar kolestrol tinggi.

Data Obyektif:
 Ny. R menanyakan mengenai komplikasi yang akan terjadi
jika kolestrol tinggi.

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan tentang kolesterol Ny.R pada keluarga

Tn.S di Rt 04 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.

No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 Masalah dirasakan oleh
Skala : Aktual anggota keluarga
2. Kemungkinan 2 2/2 x 2 2 Masalah dapat teratasi
masalah dapat sebagian karena butuh
diubah waktu yang lama untuk
Skala : Sebagian mengubah kebiasaan
3. Potensial masalah 1 2/3 x 1 2/3 Potensial masalah dapat
dapat dicegah dicegah cukup karena
Skala : Cukup harus sering mengatur
pola makanan dan
mengurangin makanan
yang mengandung lemak
jenuh.
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 1 Keluarga merasakan
masalah adanya masalah segera
Skala : Masalah diatasi Jika tidak segera
tidak dirasakan diatasi akan minim
informasi terkait kolesttrol

Jumlah 4 2/3

PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan tentang kolesterol Ny.R pada keluarga Tn.S

di Rt 04 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.


1. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga Tn. S Nilai kadar Health education
tindakan tindakan mengetahui ambang kolesterol normal (5510)
Manajemen
keperawatan selama keperawatan selama normal dan ambang <130 gr/dl Jelaskan kepada
Kesehatan tentang 30 menit diharapkan 1 x 30 menit, abnormal kadar keluarga tentang
masalah teratasi keluarga Tn. S kolesterol untuk kadar kolesterol
kolesterol Ny.R
dengan Kriteria dapat: melakukan normal
pada keluarga Tn.S Hasil : Knowledge : health pencegahan dini
- Keluarga mampu management (1803)
di Rt 04 Pasekan
menjelaskan a. Mengenal
Lor, Balecatur, kembali apa yang mangetahui
kadar kolesterol
Gamping, Sleman telah disampaikan
tenaga kesehatan
tentang kolestrol Participation in
Kemampuan Kemampuan Decision Making
Health Care
keluarga Tn. S keluarga dalam Support (5250)
Decisions (1606)
untuk mengambil mengambil Dan motivasi
b. Mengambil
keputusan segera keputusan terhadap keluarga untuk
keputusan
terhadap kondisi tindakan apa yang memberikan
kesehatan anggota perlu dilakukan dukungan moral
keluarga keluarga sangat ataupun material
berperan penting dalam pencegahan
demi kesehatan dan pengelolaan
anggota keluarga kolesterol tersebut.

Nutrition
Adherence Behavior
Keluarga Tn. S Kemampuan Management
: healthy diet (1621)
mampu melakukan keluarga dalam (1100)
c. Merawat
anggota keluarga perawatan merawat anggota Ajarkan kepada
yang sakit sederhana pada keluarga yang sakit keluarga cara
pemderita kolesterol sangat penting, merawat anggota
karena keluarga keluarga dengan
dapat berperan penyakit kolesterol
penting sebagai dan motivasi
perawatan utama anggota keluarga
pasien. dalam pengaturan
Diit kolesterol

Activity therapy
Knowledge : Lingkungan yang Lingkungan yang (4310)
treatment regimen nyaman dapat nyaman baik fisik Ajarkan nafas dalam
(1813) mempengaruhi atau psikologi Motivasi keluarga
d. Memodifikasi kadar kolesterol sangat penting untuk senantiasa
lingkungan dalam darah untuk kestabilan menciptakan
kadar kolesterol lingkungan yang
nyaman

Layanan kesehatan Fasilitas pelayanan Health System


Health Seeking sangat penting kesehatan sangat Guidance (7400)
Behavior (1603 untuk melakuka berperan penting Motivasi keluarga
e.Memanfaatkan deteksi dini dalam pencegahan untuk
fasilitas layanan kolsterol darah yang dan penanganan memeriksakan
kesehatan tinggi dan pasien kolesterol kadar kolesterol
pengobatan jika darahnya di fasilitas
dibutuhkan pelayanan kesehatan
yang ada.
2. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tanggal dan Implementasi Evaluasi


Waktu

Ketidakefektifan  Tanggal : 20 - Memberikan penyuluhan S:


pemeliharaan kesehatan pada Desember 2017 tentang pengertian, penyebab,
- Ny.R dapat menjelaskan kembali tentang
 Waktu : 14.00 gejala, diet dan pengelolaan
Ny.R dengan kolesterol di pengertian, gejala dan cara pencegahan
Kolesterol.
Pasekan Lor RT 04 Balecatur - Memotivasi keluarga untuk komplikasi.
memberikan dukungan moral O:
gamping sleman yogyakarta
ataupun material dalam - Ny.R tampak menganggukan kepala saat
pencegahan dan pengelolaan dijelaskan oleh perawat
kolesterol tersebut.
- Mengajarkan kepada keluarga A : Masalah teratasi
cara merawat anggota keluarga
dengan kolesterol P:
- Melibatkan keluarga dalam
- Meminta kepada keluarga agar untuk rutin
pencegahan dan pengelolaan
memeriksakan kadar kolesterol darahnya di
kolesterol
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu
- Memberikan motivasi kepada
faskes.
keluarga untuk senantiasa
Tgl 20 Desember 2018
menciptakan lingkungan yang
Pkl 15 : 00 WIB
nyaman
TTD
- Memberikan motivasi kepada
Perawat
keluarga untuk memeriksakan
kadar kolesterol.

Efa Fauziah S.Kep


LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :1
Kegiatan : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
Tanggal : 10 Desember 2018

A. Latar Balakang
Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan
dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
fisik, spikis, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2003).
Keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang
digunakan baik pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Keperawatan keluarga
adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada keluarga dan anggota
keluarga dalam keadaan sehat atau sakit (Friedman et.al, 2003). Tujuan dari keperawatan
keluarga adalah untuk membantu keluarga dalam membantu dirinya sendiri untuk
mencapai tingkat tertinggi dalam fungsi atau kesejahteraan dalam konteks tujuan utama
mereka,aspirasi dan kemampuannya.
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada oranglain dimana
kita memiliki keyakinan padanya. Ketika seseorang mengambil keputusan, ia akan lebih
memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat dipercaya
(Moorman, 1993). Dalam keperawatan keluarga, kepercayaan keluarga yang diberikan
kepada mahasiswa diharapkan mampu memudahkan mahasiswa dalam menggali masalah
kesehatan serta mampu memberikan masukan yang bisa diterima keluarga. Bina
Hubungan Saling Percaya (BHSP) dilakukan dengan menggunakan komunikasi
terapuetik dalam setiap pertemuan keluarga.

B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Belum dapat ditegakkan.
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan kegiatan BHSP tercipta hubungan saling percaya antara keluarga
dengan mahasiswa.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan :
a. Tercipta hubungan saling percaya keluarga dengan mahasiswa.
b. Mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan
c. Mahasiswa melakukan kontrak waktu kegiatan selanjutnya dengan keluarga

C. Rancangan Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan diskusi dengan anggota
keluarga
2. Media dan alat
-
3. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Senin, 10 Desember 2018
Waktu : 10.00 WIB
Alamat : RT 04, Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.
4. Rencana kegiatan
Perkenalan, membina hubungan saling percaya
Pengorganisasian Waktu dan Acara
No. Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
6. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan 7. Menyimak
a. Memperkenalkan diri 8. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan 9. Menyampaikan
kedatangan pendapat atas
c. Menanyakan nama dan kedatangan mahasiswa
jumlah anggota keluarga
d. Kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya.
4. 3 menit Penutup 5. Menjawab salam
6. Mengucapkan terima 6. Berdiskusi
kasih menentukan rencana
7. Kontrak waktu kegiatan kegiatan selanjutnya
selanjutnyadan
mengakhiri pertemuan
dengan salam.

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
-
2. Evaluasi proses
d. Komunikasi sesuai
e. Keluarga kooperatif
f. BHSP dapat berjalan dengan lancar
3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa mampu berkenalan dan berkomunikasi baik dengan keluarga
b. Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya dengan keluarga
c. Mahasisa mampu mengetahui nama dan jumlah anggota keluarga
LAPORAN HASIL KEGIATAN
LAPORAN HASIL KEGIATAN BHSP KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR, BALECATUR, GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Kunjungan :1
Hari/Tanggal : 10 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. S
Jam : 10.00 WIB
Kegiatan : Pengkajian

1. Pelaksanaan
Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 10 Desember 2018 jam 10.00 WIB.
Maksud dan tujuan dari pertemuan pertama yaitu untuk membina hubungan saling
percaya antara keluarga Tn. “S” dan mahasiswa serta kontrak waktu pertemuan
selanjutnya.
2. Komunikasi
Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa Indonesia.
Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa.
3. Respon Keluarga
Respon keluarga baik, keluarga menerima kehadiran mahasiswa dengan baik,
keluarga bersedia menjadi keluarga binaan dari mahasiswa.
4. Hasil Kegiatan BHSP
Dari kegiatan BHSP mahasiwa mengetahui nama kepala keluarga yaitu Tn. “S”.
Keluarga Tn. “S” menerima baik mahasiswa dan bersedia menjadi pasien kelolaan
mahasiswa dan menyepakati kontrak waktu berikutnya.

Yogyakarta, 10 Desember 2018

Mengetahui,
Kepala Keluarga Mahasiswa

(……………….…) Efa Fauziah S.Kep

Pembimbing Lapangan

……………………………….
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA TN S
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Nama Mahasisawa : Efa Fauziah


Kunjungan :2
Kegiatan : Pengkajian
Tanggal : 11 Desember 2018

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil kunjungan pertama yaitu pada hari Rabu, 5 Desember 2018
keluarga Tn. S merupakan Dyad family yang terdiri dari kepala keluarga dan istri.
Proses pengkajian atau pengumpulan informasi keluarga secara komprehensif
merupakan syarat utama untuk identifikasi masalah. Proses pengkajian keluarga bersifat
dinamis, interaktif dan fleksibel. Data terus dikumpulkan selama proses keperawatan
keluarga dikumpulkan secara sistematis ( alat pengkajian ). Sumber-sumber pengkajian
keluarga meliputi wawancara dengan anggota keluarga, observasional terhadap rumah dan
fasilitas yg ada di rumah, dokumentasi (informasi tertulis/lisan dari rujukan) dan berbagai
lembaga yang menangani keluarga dan anggota kesehatan lain.
Pertemuan dengan satu/lebih anggota keluarga sangat penting dilakukan pada tahap
pengkajian ini. Wawancara yang merupakan salah satu aspek pengkajian keluarga,
memiliki fungsi mengurangi distorsi informasi, memberikan kesempatan pada anggota
keluarga mengungkapkan persepsinya dan mengetahui interaksi antara anggota keluarga.
pengkajian keluarga harus benar-benar berfokus dan berdasarkan tujuan, serta disusun
dalam berbagai struktur.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan keluarga
Belum dapat ditegakkan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 45 menit, akan diperoleh data
tentang keluarga untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam keperawatan
keluarga.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 45 menit, diharapkan:
a. Mengetahui data secara umum dari keluarga meliputi identitas kepala kelurga dan
anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku, agama, status sosial ekonomi
kelurga dan aktivitas rekreasi.
b. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan tempat tinggal,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan harapan keluarga.

C. Rancangan Kegiatan
1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
2. Media
Format pengkajian keperawatan keluarga.
3. Waktu/ tempat
Hari/ Tanggal : 11 Desember 2018
Waktu : 13.30 WIB
Alamat : Rumah Tn. S di Pasekan Lor RT 04 Balecatur Gamping
Sleman Yogyakarta

D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya format
b. Mahasiswa menyiapkan diri sebelum kegiatan pengkajian.
c. Mahasiswa langsung mendatangi keluarga Tn. S untuk melakukan pengkajian dan
kontrak waktu dalam melaksanakan keperawatan keluarga.
2. Kriteria proses
Pengkajian keluarga dapat berjalan lancar dan lengkap sesuai format pengkajian
kelurga yang merupakan panduan mahasiswa.
3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa dan kelurga Tn. S saling berinteraksi dengan baik dalam pengkajian
keluarga.
b. Mahasiswa mendapatkan data keluarga tentang data umum sampai harapan keluarga
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
Laporan hasil kegiatan Pengkajian
Di Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman

Kunjungan :2
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. S
Jam : 10.00 WIB
Kegiatan : Pengkajian
1. Meyakinkan keluarga bahwa segala informasi tentang keluarga yang diberikan kepada
Mahasiswa Profesi Ners Universitas „Aisyiyah Yogyakarta merupakan rahasia kedua belah
pihak, sehingga keluarga tidak perlu sungkan atau bahkan khawatir jika informasi
kesehatannya akan diketahui oleh orang lain.
2. Melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn. s meliputi data secara umum dari keluarga
yaitu identitas kepala kelurga dan anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku,
agama, status sosial ekonomi kelurga dan aktivitas rekreasi. Selain itu mahasiswa juga
mengkaji riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan tempat tinggal, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan harapan keluarga.
3. Keluarga antusias dan menjawab semua pertanyaan mahasiswa dengan baik, lancar dan
apa adanya.
4. Melakukan kontrak waktu yang telah disepakati untuk pertemuan selanjutnya.

Yogyakarta, 11 Desember 2018

Mengetahui,
Kepala Keluarga Mahasiswa

(……………….…) Efa Fauziah S.Kep

Pembimbing Lapangan

…………………………..
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN
Nama mahasiswa : Efa Fauziah S.Kep
Kunjungan ke :3
Kegiatan : Pemeriksaan fisik
Tanggal : 12 Desember 2018

A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Keluarga Tn. S adalah dyad Family. Tn. S tinggal disebuah rumah milik
sendiri bersama istri. Kondisi rumah dalam keadaan bersih, tertata rapi. Jarak rumah
Tn.S dengan tetangga dekat. Tn. S mengatakan sering jarang memeriksakan dirinya ke
pelayanan kesehatan karena tidak ada keluhan yang berarti. Ny. R mengatakan rutin
memeriksakan diri ke dokter praktik karena mengalami penyakit gastritis, nyeri di
punggung telapak kaki kanannya, 2 tahun lalu pernah didiagnosa kolestrol,
mengkonsumsi obat gastritis dan obat kolestrol. Keluarga Tn S jika sebulan sekali
periksa rutin di klinik meminta obat serta suntik ke dokter praktik langganannya setiap
terasa sakit di kakinya terutama ditumit bagian kanan dan ketika gastritisnya kambuh.
Ny. R belum terlalu penyakit kolestrol, terdakang Ny R mengkonsumsi makanan yang
tidak dianjurkan pada penderita kolestrol.
a. Mengukur TTV
b. Asam urat dan
c. Kolesterol
2. Masalah keperawatan keluarga
Kolesterol
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan keluarga
a. Ketidakefektian pemeliharaan kesehatan Ny. R tentang penyakit Kolesterol
2. Tujuan Umum
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit akan diperoleh darah
asam urat dan kolesterol dan TTV
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, diharapkan:
a. Mahasiswa mendapatkan hasil yang akurat
b. Keluarga mengetahui kadar gula darah, kolestrol, asam urat dan tekanan darah

C. Implementasi tindakan keperawatan


1. Metode
Metode yang digunakan adalah pemeriksaan
2. Media
lanset, hi touch, alcohol, kapas, spygnomanometer, stetoskop, alat tulis
3. Waktu/ tempat
Hari/ Tanggal : Rabu, 12 Desember 2018
Waktu : 14.00 WIB
Alamat : Rumah Tn. S di Pasekan Lor RT 04 Balecatur Gamping Sleman
Yogyakarta
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
Mahasiswa menyiapkan diri sebelum dilaksanakan kegiatan.
2. Kriteria proses
Keluarga kooperatif
3. Evaluasi hasil
Mahasiswa dan keluarga mengetahui kadar asam urat , kadar kolesterol, kadar gula
darah dan tekanan darah di keluarga Tn S.
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN FISIK
DI PASEKAN LOR, BALECATUR GAMPING, SLEMAN

Kunjungan :3
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. S
Jam : 14.00 WIB
Kegiatan : Pemeriksaan Fisik
1. Menjelaskan kepada keluarga Tn. S bahwa pertemuan hari Rabu, 12 Desember 2018
merupakan kontrak waktu yang sudah disepakati antara mahasiswa dan keluarga Tn. S
sebelumnya.
2. Melakukan pemeriksaan Asam Urat, dan tekanan darah di keluarga Tn. S
3. Didapatkan hasil tekanan darah dikeluarga Tn. S yaitu pada Tn. S TD 130/ 80 mmHg,
AU : 4,4 mg/dl sedangkan Ny. R TD : 140/90, Kolestrol : 220 mg/dl.
4. Melakukan kontrak waktu yang telah disepakati untuk pertemuan selanjutnya.

Yogyakarta, 12 Desember 2018

Mengetahui,
Kepala Keluarga Mahasiswa

(……………….…) Efa Fauziah S.Kep

Pembimbing

………………………………
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN
Nama mahasiswa : Efa Fauziah S. Kep
Kunjungan ke :4
Kegiatan : Penyuluhan penyakit hipertensi
Tanggal : 13 Desember 2018

A. LATAR BALAKANG
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis.Predikat hipertensi sebagai penyakit pembunuh diam-diam (The Silent
Killer) juga ternyata memang menjadi kenyataan. Sering kali seseorang baru sadar
dengan predikat seperti itu ketika hipertensi sudah terlanjur menjalar di tubuhnya.Ini
bias terjadi karena hipertensi sering kali terlihat tanpa gejala. Sementara sipenderita
kerap merasa sehat-sehat saja. Anggapan penyakit ini hanya dimiliki para orang tua
juga kerap menjadi tudingan. Sayangny aanggpan itu keliru. Penderita penyakit ini,
juga banyak dialami oleh anak-anak. Dr. Pudji Rahardjo Sp.PD KGH, dokter spesialis
penyakit dalam dari FKUI mengungkapkan penyakit hipertensi tak memandang usia.
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu pada otak yang meliputi stroke dan
demensia, pada mata yaitu kebutaan, pada jantung dan pembuluh darah yaitu
arteriosklerosis, aterosklerosis, aneurisma, gagal jantung dan gagal ginjal.
Hasil pengkajian kepada keluarga Tn. S, khususnya pada Ny. R didapatkan
beberapa data yaitu:
 Data Subjektif (DS):
1. Ny. R mengatakan belum mengetahui secara jelas mengenai hipertensi
2. Ny. R mengatakan dikarenakan banyak kelelahan .
3. Ny. R mengatakan kurang memahami terkait tanda gejala hipertensi
4. Ny. R mengatakan belum lama menderita hipertensi
5. Ny. R hanya tidur apabila pusing
6. Ny. R tidak mencari informasi terkait hipertensi
 Data Objektif (DO):
1. Ny. R terlihat bingung saat ditanya mengenai masalah Hipertensi
2. Ny. R menginginkan dijelaskan tentang Hipertensi
3. Ny. R Pemeriksaan TD terakhir : 140/90 mmHg.

Dari hasil pengkajian tersebut, maka muncul permasalahan keperawatan yaitu


Keridakefektifan pemeliharaan kesehatan tentang Hipertensi pada keluarga Tn. S
khusunya Ny.R di RT 04 di Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.

B. Proses Keperawatan
1. Diagnosis keperawatan keluarga
Ketdakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. S khususnya Ny. R
tentang hipertensi di RT 04 di Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman
Yogyakarta.
2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga
Tn. S dapat mengetahui dan mengerti tentang hipertensi dengan baik.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, keluarga Tn. R
dapat mengerti dan memahami tentang:
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Gejala hipertensi
4. Pencegahan hipertensi

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media
a. Materi SAP
b. Leaflet
3. Waktu dan tempat
d. Hari/tanggal : Kamis, 13 Desember 2018
e. Waktu : 16.00 WIB
f. Alamat : Rumah Tn. S Rt 04 Pasekan Lor

4. Rencana tindakan
No Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta
1 2 menit Pembukaan 1. Menjawab
1. Memberikan salam salam
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Mendengarkan
3. Menyebutkan pokok bahasan yang akan di dan
sampaikan memperhatikan
4. Appersepsi
5. KontrakWaktu
2 20 menit Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan Menyimak dan
dan terartur memperhatikan
Materi
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Gejala hipertensi
4. Pencegahan hipertensi
3 5 menit Evaluasi: Bertanya dan
1. Bertanya pada audien tentang materi yang menjawab
telah dijelaskan pertanyaan
2. Memberikan kesempatan kepada audien
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
3. Memberi kesempatan kepada audien untuk
bertanya
4 3 menit Penutup Menjawab salam
1. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
2. Mengucapkan Terimah Kasih
3. Mengucapkan salam

D. EVALUASI
1. Kriteria struktur
c. Persiapan sebelum pelaksanaan penyuluhan berupa materi dan media.
d. Memberitahukan kepada dosen pembimbing bahwa akan diadakan penyuluhan
kepada keluarga Tn. S
e. Mahasiswa menyiapkan segala sesuatu sebelum dilaksanakan kegiatan,
termasuk kesiapan diri.
2. Kriteria proses
d. Pelaksanaan penyuluhan di rumah Tn. S di RT 04 Pasekan Lor Balecatur
Gamping Sleman.
e. Membagikan alat bantu leaflet kepada keluarga.
f. Komunikasi yang sesuai dan tepat.
g. Keluarga kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi hasil
c. Mahasiswa dan keluarga mampu berinteraksi dengan baik dan ramah.
d. Keluarga memahami dan mengerti tentang materi yang dijelaskan oleh
mahasiswa.
e. Keluarga mampu dan memahami tentang:
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Gejala hipertensi
4. Pencegahan hipertensi
E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 13 Desember 2018

Sasaran Mahasiswa

(............) Efa Fauziah S. Kep

Pembimbing Lapangan

…………………………
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL KEGIATAN (PENYULUHAN TENTANG HIPERTENSI)
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Kunjungan :4
Hari/Tanggal : Kamis , 13 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. S
Jam : 16.00 WIB
Kegiatan : Penyuluhan Hipertensi

Evaluasi Proses
1. Menjelaskan kepada keluarga Tn.S bahwa pertemuan hari Kamis , 13 Desember 2018
merupakan kontrak waktu sebelumnya terkait penyuluhan hipertensi
2. Melakukan penyuluhan hipertensi kepada keluarga Tn. S khususnya Ny.R terdiri dari:
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Gejala hipertensi
d. Pencegahan hipertensi
3. Pencegahan hipertensi Melakukan tanya jawab kepada keluarga Tn.S khususnya Ny. R
terkait penyuluhan yang telah dilakukan mahasiswa. Ny.R tampak antusias dalam
mendengarkan penyuluhan dan banyak bertanya atau menanggapi saat penyuluhan
hipertensi dilakukan.
4. Melakukan kontrak waktu yang telah disepakati untuk pertemuan selanjutnya yaitu
penyuluhan tentang kolestrol.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI PADA
KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA PADA Ny.R DI RT 04
PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Efa Fauziah S.Kep
1810206019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Identifikasi Masalah

Hipertensi atau sering disebut tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan tanpa

gejala dimana tekanan abnormal terlalu tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan

ginjal. Sehingga harus ada penanganan yang adekuat agar dapat mencegah terjadinya

hipertensi yang semakin parah dan meminimalkan komplikasi yang terjadi. Maka dari

itu, bagi pasien hipertensi sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara

teratur dan mengubah gaya hidup seperti merokok, stress, konsumsi garam dan lemak

berlebih.Tekanan darah tinggi terjadi bila darah memberikan gaya yang lebih tinggi di

bandingkan kondisi normal secara persisten pada sistem sirkulasi. Dikatakan tekanan

darah tinggi atau hipertensi jika tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan

diastolik lebih dari 90 mmHg. Pre hipertensi jika sistolik130-139 mmHg dan diastolik

80-89mmHg.

Berikut hasil pengkajian kepada keluarga Tn. S khususnya terhadap Ny.R

didapat data, yaitu:

 Data Subjektif (DS):


1. Ny. R mengatakan belum mengetahui secara jelas mengenai hipertensi
2. Ny. R mengatakan dikarenakan banyak kelelahan .
3. Ny. R mengatakan kurang memahami terkait tanda gejala hipertensi
4. Ny. R mengatakan belum lama menderita hipertensi
5. Ny. R hanya tidur apabila pusing
6. Ny. R tidak mencari informasi terkait hipertensi

 Data Objektif (DO):


1. Ny. R terlihat bingung saat ditanya mengenai masalah Hipertensi
2. Ny. R menginginkan dijelaskan tentang Hipertensi
3. Ny. R Pemeriksaan TD terakhir : 140/90 mmHg.
B. Pengantar

Bidang studi : Keperawatan Keluarga


Topik : Penyakit Degeneratif
Sub topik : Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. S
Hari/tanggal : Kamis, 13 Desember 2018
Jam : 16.00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn. S Rt 04 Pasekan Lor
C. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan1x pertemuan selama 30 menit, keluarga dapat mengerti

tentang hipertensi dengan baik.

D. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1x pertemuan selama 30 menit, diharapkan

keluarga dapat menjelaskan tentang:

1. Pengertian Hipertensi
2. Jenis Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Tanda dan gejala Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
6. Cara mencegah Hipertensi
7. Cara mengelola Hipertensi
E. Materi

Terlampir

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab
G. Media

1. Materi SAP

2. Leaflet

H. Kegiatan Pembelajaran

No Waktu Kegiatan Role Play Model Kegiatan Peserta


1 2 menit Pembukaan 3. Menjawab
6. Memberikan salam salam
7. Menjelaskan tujuan pembelajaran 4. Mendengarkan
8. Menyebutkan pokok bahasan yang dan
akan di sampaikan memperhatikan
9. Appersepsi
10. Kontrak Waktu
3 20 menit Pelaksanaan materi penyuluhan secara Menyimak dan
berurutan dan terartur memperhatikan
Materi
1. Pengertian Hipertensi
2. Jenis Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Tanda dan gejala Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
6. Cara mencegah Hipertensi
7. Cara mengelola Hipertensi
4 5 menit Evaluasi: Bertanya dan
4. Bertanya pada audien tentang materi menjawab
yang telah dijelaskan pertanyaan
5. Memberikan kesempatan kepada
audien untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
6. Memberi kesempatan kepada audien
untuk bertanya
6 3 menit Penutup Menjawab salam
4. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
5. Mengucapkan Terimah Kasih
6. Mengucapkan salam
I. Pengesahan

Yogyakarta, 13 Desember 2018

Sasaran Penyuluh

Ny. R Efa Fauziah S. Kep

Mengetahui,

Pembimbing

………………………………
Lampiran Materi

Hipertensi

A. Pengertian hipertensi

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu penyakit kelainan jantung dan

pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dalam pembuluh nadi

(arteri) yang melebihi batas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik dan diastolik

pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah.Pada

pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh

pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat

jantung berelaksasi (diastolik). Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan

darahnya >140/90 (Junaidi, 2010). Berikut adalah nilai standar tekanan darah:

Klasifikasi tekanan darah Tekanan sistolik dan Diastolik (mmHg)


Normal < 130 dan < 80
Pra-hipertensi 130-139 atau 80-89
Hipertensi Stadium I 140-159 atau 90-99
Hipertensi Stadium II >160 atau >100
Sumber: JNC 7 2003 (The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) dalam
Kowalski, 2010

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan

yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,

gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.


B. Jenis Hipertensi

Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Hipertensi primer yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sekitar 90%

penderita hipertensi mengidap hipertensi jenis ini. Hipertensi primer juga diartikan

sebagai suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak

dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.

2. Hipertensi sekunderyaitu suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah

tinggi sebagai akibat seseorang mengalami atau menderita penyakit lainnya. Pada

sekitar 5-10% penderita hipertensi ini, penyebabnya adalah penyakit gagal jantung,

gagal ginjal, serta kehamilan. Dan sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan

hormonal atau pemakaian obat tertentu.

C. Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi baik yang bisa

dikendalikan maupun tidak antara lain adalah:

1. Faktor genetik (Tidak dapat dikendalikan)

Merupakan faktor bawaan yang memicu timbulnya hipertensi, terutama hipertensi

primer. Jika dalam keluarga seseorang ada yang mengidap hipertensi, 25%

kemungkinan anda akan mendapatkannya. Apabila kedua orang tua memiliki

hipertensi, 60% kemungkinan anda akan mengidapnya.

2. Jenis Kelamin (Tidak dapat dikendalikan)

Pada dewasa muda dan paruh baya, hipertensi banyak terdapat pada kaum pria.

Namun, pada usia di atas 55 tahun, hipertensi banyak menyerang wanita (Junaidi,

2010). Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan hormon sesudah menopouse

(Marliani, 2007).
3. Usia (Tidak dapat dikendalikan)

Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya

penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan

berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku.

4. Obesitas (Dapat dikendalikan)

Semakin besar ukuran tubuh, makin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk

memasok oksigen dan makanan ke jaringan-jaringan tubuh. Sudah dapat dipastikan

volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat sehingga

menyebabkan tekanan arteri meningkat (Marliani, 2007).

5. Kurang olahraga (Dapat dikendalikan)

Orang yang tidak pernah berolahraga mengalami kekakuan otot dan darah kurang

lancar. Selain membuat badan menjadi sehat, kebiasaan olahraga membuat aliran

darah menjadi lancar dan melatih jantung untuk terbiasa pada kondisi stres.

Seseorang yang tidak pernah berolahraga, jika ia bekerja pada lingkungan yang

memicu stres, memiliki kemungkinan yang sangat besar terkena tekanan darah

tinggi (Soeryoko, 2010).

6. Asupan garam (Dapat dikendalikan)

Asupan garam yang berlebihan akan memperbesar volume darah karena garam

bersifat membawa air di dalamnya. Oleh karena itu, semakin besar volume darah

semakin tinggi tekanan darahnya. Volume darah yang besar akan mendesak dinding

pembuluh darah (Soeryoko, 2010).

7. Alkohol (Dapat dikendalikan)

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan

organ yang lainnya, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan

termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).


8. Merokok (Dapat dikendalikan)
Zat yang terdapat dalam rokok dapat merusak lapisan dinding arteri berupa plak. Ini

menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dapat meningkatkan tekanan

darah. Kandungan nikotinnya dapat meningkatkan hormon epinefrin yang bisa

menyempitkan pembuluh darah arteri. Karbonmonoksida dapat menyebabkan

jantung bekerja lebih keras untuk menggantikan pasokan oksigen ke jaringan tubuh.

Kerja jantung yang lebih besar tentu akan meningkatkan tekanan darah (Marliani,

2007).

9. Stres (Dapat dikendalikan)

Apabila stres terjadi, yang terlepas adalah hormon efinefrin atau adrenalin. Aktivitas

hormon ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stres berkepanjangan,

peningkatan tekanan darah menjadi permanen (Marliani, 2007).

10. Penyakit-penyakit tertentu seperti Diabates mellitus dan kolesterol tinggi (Dapat

dikendalikan)

D. Tanda dan Gejala hipertensi

1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

2. Sakit kepala

3. Pusing/migrain

4. Rasa berat ditengkuk

5. Sukar tidur

6. Mata berkunang kunang

7. Lemah dan lelah

8. Muka pucat Suhu tubuh rendah


E. Komplikasi Hipertensi

Jika terjadi hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul penyakit

lain yang lebih berbahaya antara lain:

1. Stroke

2. Gangguan fungsi otak

3. Gangguan penglihatan

4. Gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah

5. Demensia

6. Gangguan fungsi ginjal

F. Pencegahan hipertensi

1. Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan

darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.

2. Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,

magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.

3. Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan

darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan.

4. Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita

tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda,

lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali

seminggu.

5. Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,

wortel, melon, dan jeruk.

6. Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan

emosi Anda.
7. Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau

hipertensi.

8. Kendalikan kadar kolesterol Anda.

9. Kendalikan kadar gula darah Anda.

10. Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika

Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak

meningkatkan tekanan darah.

11. Kurangi minuman bersoda, minuman kaleng dan botol, Minuman bersoda dan

berpengawet banyak mengandung sodium (Natrium).

12. Kurangi makan daging, ikan, kerang kepiting dan susu, camilan/snack yang asin dan

gurih.

13. Hindari makan makanan ikan asin, telur asin, otak, vetsin (Monosodium

glutamate/MSG), soda kue, jeroan, sarden, udang dan cumi-cumi.

14. Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja sehingga

mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran.

G. Pengelolaan hipertensi

1. Periksa tekanan darah anda secara rutin.

2. Kontrol secara rutin ke dokter anda.

3. Tetap minum obat.

4. Makan makanan dengan gizi seimbang.

5. Olahraga rutin.

6. Hindari kebiasaan merokok dan minum alkohol.

7. Hindari makanan yang mengandung banyak garam. Makanan yang asin dapat

meningkatkan tekanan darah anda, sebaik di cek dahulu kadar natrium yang ada
dalam produk makanan. Untuk makan-makanan yang dimasak tidak harus tanpa

garam sama sekali namun dikangi kadarnya.

8. Tidur yang cukup. Semakin banyak anda beristirahat semakin rendah tekanan darah

anda. Hormon stress akan meningkatkan tekanan darah bila anda kurang tidur.

9. Kontrol berat badan anda.

10. Segera hubungi tenaga kesehatan bila mengalami gejala-gejala komplikasi dari

tekanan darah tinggi.


Daftar Pustaka

Puspitorini, Myra. 2008. Hipertensi Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.

Jogjakarta: Image Press.

Wiryowidagdo, Sudjaswadi dan M. Sitanggang. 2008. Tanaman Obat untuk Penyakit

Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol. Jakarta Selatan: Agromedia.

Utami, Prapti. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. Jakarta Selatan: Agromedia.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke : 5
Kegiatan : Penyuluhan kolesterol
Tanggal : 15 Desember 2018

A. Latar Belakang
1. Karakter Keluarga
Pada keluarga Tn.S yaitu Ny.R mengatakan bahwa belum mengetahui tentang
kolesterol.
2. Data yang perlu dikaji
Penyuluhan kolesterol
3. Masalah Keperawatan Keluarga
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan tentang kolesterol pada keluarga Tn.
S khusunya Ny. R di Pasekan Lor Balecatur Sleman Yogyakarta.
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan keluarga
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan tentang kolesterol pada keluarga Tn.
S khusunya Ny. R di Pasekan Lor Balecatur Sleman Yogyakarta.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga selama 7x kunjungan, maka
keluarga diharapkan mengetahui dan memahami kolestrol sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan keluarga.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit, keluarga Tn. S,
khususnya Ny.R mampu mengetahui
a. Pengertian kolesterol
b. Etiologi kolesterol
c. Gejala kolesterol
d. Penanganan kolesterol
C. Implementasi tindakan keperawatan
1. Metode
Metode yang digunakan adalah penyuluhan, diskusi dan tanya jawab.
2. Media
Leaflet
3. Waktu/ tempat
Hari/ Tanggal : Sabtu, 15 Desember 2018
Waktu : Pukul 16.00 WIB
Tempat : Rumah Tn.S
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
1) Persiapan sebelum pelaksanaan berupa materi, media.
2) Memberitahukan kepada pembimbing
3) Mahasiswa menyiapkan diri sebelum dilaksanakan kegiatan.
b. Kriteria proses
1) Partisipasi keluarga Tn. S 90%
2) Pelaksanaan di Rumah Tn. S di Pasekan Lor Balecatur Gamping, Sleman
Yogyakarta
3) Pembagian alat bantu seperti leaflet
4) Antisipasi ketidaklancaran acara atau hal yang tidak terduga
5) Komunikasi sesuai
6) Keluarga kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Evaluasi hasil
1) Mahasiswa dan kelurga Tn. S saling berinteraksi dengan baik dalam diskusi.
2) Keluarga Tn. S khususnya Ny.R memahami materi kolesterol yang telah
disampaikan
3) Keluarga Tn. S khususnya Ny. R mampu menjawab pertanyaan dan
mengulang materi tentang Kolesterol
D. PENGESAHAN

Yogyakarta, 15 Desember 2018

Sasaran Mahasiswa

Keluarga Efa Fauziah S.Kep

Pembimbing

…………………………………
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KOLESTROL
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Kunjungan :5
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. S
Jam : 16.00 WIB
Kegiatan : Penyuluhan kolesterol

Evaluasi Proses
1. Menjelaskan kepada keluarga Tn S bahwa pertemuan hari Sabtu, 15 Desember 2018
merupakan kontrak waktu sebelumnya terkait penyuluhan kolestro.
2. Melakukan penyuluhan kolestrol kepada keluarga Tn. S khususnya Ny.R terdiri dari
- Pengertian kolesterol
- Etiologi kolesterol
- Gejala kolesterol
- Penanganan kolesterol
3. Melakukan tanya jawab kepada keluarga Tn.S khususnya Ny.R terkait penyuluhan
yang telah dilakukan mahasiswa. Ny. R tampak antusias dalam mendengarkan
penyuluhan dan banyak bertanya atau menanggapi saat penyuluhan kolesterol yang
telah dilakukan.
4. Melakukan kontrak waktu yang telah disepakati untuk pertemuan selanjutnya yaitu
penyuluhan tentang kolestrol.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KOLESTROL PADA
KELUARGA TN. S KHUSUSNYA PADA NY R DI RT 04
PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Efa Fauziah S.Kep
1810206019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Kolestrol adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh
yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan
baku beberapa hormon. Namun apabila kadar kolestrol dalam darah berlebihan,
maka bisa mengakibatkan penyakit, termasuk penyakit jantung koroner dan
stroke. Kolestrol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Apabila di atas 240
mg/dl, maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit seperti serangan jantung atau
stroke.
Agar terhindar dari serangan jantung sangat disarankan untuk mengontrol
kadar kolesterol dalam tubuh kita. Jika seseorang pernah mengalami serangan
jantung atau pembedahan baypass, kadar kolesterolnya harus diperiksa secara
rutin. dengan menjaga kolesterol agar tetap wajar merupakan jaminan terbaik
untuk terhindar dari penyumbatan pembuluh darah arteri.
Kadar kolesterol sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Kolesterol HDL
singkatan dari High-Density Lipoprotein, HDL adalah “kolesterol baik” karena
mempunyai kemampuan untuk membersihkan pembuluh darah arteri dan
kolesterol LDL singkatan dari Low-Density Lipoprotein, LDL adalah “kolesterol
jahat” yang membuat endapan dan menyumbat pembuluh darah arteri.
Berdasarkan pengkajian masalah pada Ny. W didapatkan data:
DS:
 Ny.R mengatakan saat ini masih lemas dan kaki terasa nyeri
 Ny.R mengatakan saat posyandu lansia kolesterol masih normal
DO:
 Tampak menahan nyeri saat akan berdiri Saat mahasiswa berkunjung ke
rumah Ny.R mengobrol sambil duduk meluruskan kaki
 Kolestrol : 220 mg/Dl

B. PENGANTAR
BidangStudi : Keperawatan Keluarga.
Topik : Penyakit Degeneratif
Sub Topik : Penyakit kolestrol
Sasaran : Ny.R
Hari/ tanggal : Sabtu, 15 Desember 2018
Jam : 16.00 wib
Waktu : 30 menit
Tempat : Di rumah Tn. S

C. TUJUAN INSTRUKTIONAL UMUM ( TIU )


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1X pertemuan, keluarga Tn.S siap
dalam meningkatkan pengetahuan tentang Penyakit kolestrol

D. TUJUAN INSTRUKTIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit, keluarga Tn.S
mampu :
1. Ny. R dapat menjelaskan kembali tentag pengertian Kolestrol
2. Ny. R dapat menjelaskan kembali tentang penyebab Kolestrol
3. Ny. R dapat menjelaskan kembali tentang gejala Kolestrol
4. Ny. R dapat menjelaskan kembali tentang diet Kolestrol
E. MATERI
2. Pengertian Kolestrol
3. Penyebab Kolestrol
4. Tanda gejala dari Kolestrol
5. Diet Kolestrol

F. METODE
1. Pemaparan materi ( penyuluhan )
2. Diskusi/tanya jawab

G. MEDIA
Leaflet.
SAP.

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan a. Menjawab salam.
Memberi salam b. Mendengarkan dan memperhatikan.
2 20 menit Pelaksanaan a. Menyimak.
f. Menjelaskan tujuan b. Memperhatikan.
kedatangan. c. Menanggapi pernyataan mahasiswa.
g. Penyuluhan tentang
diabetes melitus.
h. Evaluasi dan
tanyajawab.
i. Kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya.
3 5menit Penutup Menjawab salam.
Mengucapkan terima kasih
dan mengakhiri pertemuan
dengan salam.

I. EVALUASI
Dilakukan secara lisan dengan memberi beberapa pertanyaan di akhir penyuluhan.
 Metode Evaluasi : Tanya Jawab
 Jenis Pertanyaan : Lisan
 Jumlah Soal : 2 soal
Soal:
1. Sebutkan pengertian Kolestrol?
2. Sebutkan tanda dan gejala dari Kolestrol?
Jawaban:
1. Kolestrol dalah Agar terhindar dari serangan jantung sangat disarankan untuk
mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh kita. Jika seseorang pernah mengalami
serangan jantung atau pembedahan baypass, kadar kolesterolnya harus diperiksa
secara rutin. dengan menjaga kolesterol agar tetap wajar merupakan jaminan terbaik
untuk terhindar dari penyumbatan pembuluh darah arteri.
Kadar kolesterol sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Kolesterol HDL singkatan
dari High-Density Lipoprotein, HDL adalah “kolesterol baik” karena mempunyai
kemampuan untuk membersihkan pembuluh darah arteri dan kolesterol LDL
singkatan dari Low-Density Lipoprotein, LDL adalah “kolesterol jahat” yang
membuat endapan dan menyumbat pembuluh darah arteri.
2. Sebutkan tanda dan gejala dari Kolestrol
a. Rasa sakit atau pegal di tengkuk kepala bagian belakang.
b. Pegal ini juga sampai ke pundak
c. Kaki bengkak
d. Mudah capaek
e. Gampang mengantuk.
f. Yang paling akurat untuk mengetahui apakah orang menderita kolesterol
tinggi atau tidak tentu saja dengan tes laboraorium. Jika kadar kolesterol
melebihi 240 mg, itu artinya sudah batas peringatan yang harus diturunkan.

J. PENGESAHAN
Yogyakarta, 15 Desember 2018

Sasaran Penyuluh

Ny R Efa Fauziah S.Kep

Pembimbin Lapangan

……………………………
K. LAMPIRAN
1. Pengertian
Kolestrol adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh
yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan
baku beberapa hormon. Namun apabila kadar kolestrol dalam darah berlebihan,
maka bisa mengakibatkan penyakit, termasuk penyakit jantung koroner dan
stroke. Kolestrol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Apabila di atas 240
mg/dl, maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit seperti serangan jantung atau
stroke.
Agar terhindar dari serangan jantung sangat disarankan untuk mengontrol
kadar kolesterol dalam tubuh kita. Jika seseorang pernah mengalami serangan
jantung atau pembedahan baypass, kadar kolesterolnya harus diperiksa secara
rutin. dengan menjaga kolesterol agar tetap wajar merupakan jaminan terbaik
untuk terhindar dari penyumbatan pembuluh darah arteri. Kadar kolesterol sendiri
terbagi menjadi dua bagian yaitu Kolesterol HDL singkatan dari High-Density
Lipoprotein, HDL adalah “kolesterol baik” karena mempunyai kemampuan untuk
membersihkan pembuluh darah arteri dan kolesterol LDL singkatan dari Low-
Density Lipoprotein, LDL adalah “kolesterol jahat” yang membuat endapan dan
menyumbat pembuluh darah arteri.
2. Etiologi
lemak adalah cadangan energi yg memberikan konsrtibusi kalori paling
tinggi. acapkali kolesterol menjadi momok dan kerap dibicarakan sebagai sumber
masalah kesehatan degeneratif dewasa ini, namun demikian kolesterol tidak
memiliki fungsi bagi manusia.
3. Gejala kolesterol LDL
Berikut ini adalah gejala kolesterol LDL :
1. Rasa sakit atau pegal di tengkuk kepala bagian belakang.
2. Pegal ini juga sampai ke pundak
3. Kaki bengkak
4. Mudah capai
5. Gampang mengantuk.
Yang paling akurat untuk mengetahui apakah orang menderita kolesterol
tinggi atau tidak tentu saja dengan tes laboraorium. Jika kadar kolesterol melebihi
240 mg, itu artinya sudah batas peringatan yang harus diturunkan.
4. Pengendalian kolesterol
Berikut ini beberapa tips untuk pengendalian kolesterol secara umum:
a. Mengatur kadar kolesterol
b. Menjaga keseimbangan berat badan
c. Aktivitas fisik rutin
d. Multivitamin
e. Berkenalan dengan lemak baik
Berikut cara mengonsumsi lemak yang baik:

a. Pilihlah minyak nabati seperti minyak jagung atau minyak soya (kedelai)
daripada minyak hewani.
b. Dalam meimlih minyak sayur (vegetable oil), sebaiknya pilih yang
mengandung lemak tak jenuh rantai tunggal atau jamak.
c. Mengganti konsumsi daging dengan tahu, kacang, atau sayuran.
d. Mengonsumsi daging kurus daripada daging sosis atau luncheon meat
(daging kaleng)
e. Membuang lemak pada daging saat mengolahnya, juga pisahkan kulit pada
ayam dan bebek.Banyak mengkonsumsi sayuran, termasuk tahu dan
kacang.
f. Pakai margarin tak jenuh
g. Pilih susu rendah lemak (low fat) daripada susu full cream.
h. Untuk orang dewasa sehat, konsumsi telur dibatasi 2-3 butir seminggu,
sedangkan untuk anak dan remaja bisa 6-7 telur per minggu. Untuk yang
mempunyai kolestrol tinggi, telur harus dibatasi 1-2 per minggu.
i. Kurangi masak dengan cara menggoreng, lebih baik dengan cara
mengukus, merebus. membakar, atau memanggang.
j. Membatasi makanan kaya lemak hanya dua kali per minggu.
k. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak (babi, kambing,
jeroan)
l. Batasi makanan udang, kepiting, atau kerang.
m. Jauhi kue yang banyak mengandung krim atau minyak.
n. Sering mengkonsumsi buah segar setiap hari. Mengonsumsi makanan kaya
serat seperti sayur, buah, padi-padian, dan kacang-kacangan. Makanan
daging, ikan, udang, telur, dan susu sama sekali tidak mengandung serat.
DAFTAR PUSTAKA

Reeves, C.J et al. 2001. KeperawatanMedikalBedah. Jakarta: SalembaMedika.


Smeltzer, S.C. dan Bare, B.C. 2002.BukuAjarKeperawatanMedikalBedah. Jakarta: EGC.
Tjokronegoro, A.2002.PenatalaksanaanDiabetesMelitusTerpadu. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S DENGAN MASALAH
KOLESTROL PADA NY. R DI RT 04 PASEKAN LOR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :6
Kegiatan : pendidikan kesehatan kolestrol
Hari/Tanggal : Senin, 16 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG
Kolestrol suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna kekuningan dan
berupa seperti lilin, yang di produksi oleh hati dan sangat di perlukan oleh tubuh.
Kolestrol termasuk golongan lipid yang tidak terhidrolisis dan merupakan sterol
utama dalam jaringan tubuh manusia. Kolestrol mempunyai makna penting karena
merupakan unsur utama dalam lipoprotein plasma dan membrane plasma serta
menjadi precursor sejumlah besar senyawa steroid (City & Noni, 2013).
Kolestrol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolestrol merupakan
senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi,
antara lain untuk membuat hormone seks, hormone korteks adrenal, vitamin D, dan
membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan tentang kolesterol Ny.R pada keluarga Tn.S di
Rt 04 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.
2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny. R pada
keluarga TN. S dapat memahami tentang kolestrol.
3. Tujuan khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny. R mampu:
c. Pengertian kolestrol
d. Mengetahui kadar nilai normal kolestrol di dalam tubuh.
C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi dan Tanya jawab
2. Media
Media yang digunakan adalah leaflet, dan SAP.
3. Waktu dan Tempat
g. Hari / Tanggal : Senin, 16 Desember 2018
h. Waktu : 13.30 WIB
i. Tempat : Rumah keluarga Ny. R
4. Rencana kegiatan
Pengorganisasian Waktu dan Acara
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan 3. Menjawab salam
7. Memberi salam 4. Mendengarkan dan
8. Memperkenalkan diri memperhatikan
9. Menjelaskan tujuan
kedatangan.
2. 20 menit Pelaksanaan 10. Menyimak
a. Penyuluhan tentang 11. Memperhatikan dan
kolestrol mengikuti gerakan yang
diajarkan
12. Menyampaikan pendapat
atas kedatangan
mahasiswa
4. 5 menit Penutup
8. Evaluasi 7. Menjawab salam
9. Mengucapkan terima kasih 8. Berdiskusi menentukan
dan mengakhiri pertemuan rencana kegiatan
dengan salam. selanjutnya
10. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya.
D. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Laporan pendahuluan (LP) disiapkan, alat bantu/media disiapkan, waktu
kedatangan sesuai dengan kontrak waktu yang dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi proses
a. Komunikasi sesuai
b. Keluarga kooperatif
3. Evaluasi hasil
a. Jenis: Lisan
b. Bentuk: Diskusi dan tanya jawab
c. Soal :
1. Apa pengertian kolestrol?
2. Berapa nilai normal kadar kolestrol di dalam tubuh?
E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 16 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep ……………………….


LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

Pertemuan Ke :6
Hari/Tanggal :Senin, 16 Desember 2018
Waktu : 13.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. T di RT 04 Pasekan Lor
Kegiatan : Pendidikan kesehatan tentang kolestrol

1. Memberi keyakinan pada keluarga bahwa segala informasi tentang keluarga yang
diberikan kepada mahasiswa merupakan rahasia yang akan tetap dijaga oleh
mahasiswa.
2. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab mahasiswa di komunitas, bahwa mahasiswa
wajib mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi ataupun keluarga dengan
penyakit tertentu.
3. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini 30 menit.
4. Melakukan penyuluhan tentang kolestrol
5. Menguatkan hubungan saling percaya antara mahasiswa dan keluarga, sehingga
hubungan mahasiswa dan keluarga lebih erat.
6. Keluarga kooperatif selama proses komunikasi dan proses penyuluhan.
7. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :7
Materi : Evaluasi materi tentang hipertensi dan kolesterol
Tanggal : 20 Desember 2018

A. LATAR BALAKANG
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, maka dilakukan penilaian
untuk melihat tingkat keberhasilannya. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak
dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan keluarga saja. Berikut evaluasi dari kegiatan
yang telah dilakukan, dengan menggunakan SOAP secara operasional, yaitu:
S: Semua hal yang dikatakan oleh keluarga setelah dilakukan intervensi
keperawatan beberapa waktu lalu. Seperti: keluarga mengatakan sudah
memahami tentang hipertensi dan Kolestrol dengan baik.
O : Segala sesuatu yang ditemui oleh perawat secara langsung setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal: klien mampu menjelaskan penyakit terkait
kolestrol dan hipertensi, klien tampak sehat dan tidak lemas, hasil pemeriksaan
TD 140/80 mmHg.
A : Analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan diagnosa
keperawatan.
P: Perencanaan yang akan dilakukan setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.
Dalam melakukan proses keperawatan, mahasiswa telah melakukan 6 kali
pertemuan dengan anggota keluarga, yang dimulai dari awal pengkajian sampai dengan
pendidikan kesehatan. Setiap melakukan penyuluhan, mahasiswa juga memberikan
evaluasi formatif untuk melihat pemahaman keluarga tentang materi penyuluhan yang
diberikan. Jadi, pada pertemuan yang ke 7 ini, mahasiswa lebih melakukan pada evaluasi
sumatif atau evaluasi akhir pada keluarga Tn. S.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Ny.R dengan kolesterol Pasekan
Lor Rt 04 Balecatur gamping sleman Yogyakarta
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x kunjungan, dapat diketahui
evaluasi akhir pada keluarga Tn. S
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan evaluasi akhir selama 1 x 30 menit,
diharapkan:
a. Keluarga dapat memahami dan menyebutkan kembali materi yang telah
diberikan oleh mahasiswa.
b. Mahasiswa mendapatkan hasil evaluasi akhir sesuai format SOAP.
c. Mahasiswa dan keluarga menetapkan rencana tindak lanjut asuhan keperawatan
keluarga.

C. IMPLEMENTASI
1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
2. Media
Media yang digunakan adalah leaflet.
3. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Jumat, 20 Desember 2018
b. Waktu : 14.00 WIB
c. Alamat : Rumah Tn. S di RT 04 Pasekan Lor
D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya format evaluasi akhir keperawatan keluarga.
b. Mahasiswa mempersiapkan diri untuk proses kegiatan.
2. Kriteria proses
a. Evaluasi akhir asuhan keperawatan keluarga berjalan lancar.
b. Komunikasi yang sesuai dan tepat.
c. Keluarga kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa dan keluarga mampu berinteraksi dengan baik dan ramah.
b. Mahasiswa berpamitan kepada keluarga, mengucapkan terimakasih dan meminta
maaf kepada keluarga selama proses keperawatan keluarga yang telah dilakukan
selama 7 kali pertemuan.

E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 20 Desember 2018

Sasaran Mahasiswa

Keluarga Efa Fauziah S.Kep

Pembimbing

………………………
LAPORAN HASIL KEGIATAN EVALUASI
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
DI PASEKAN LOR , BALECATUR, GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Kunjungan :7
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. S
Jam : 14.00 WIB
Kegiatan : Evaluasi

1. Melakukan evaluasi akhir pada keluarga Tn. S, selain itu keluarga juga diminta untuk
menyebutkan kesan yang didapatkan selama 7 kali pertemuan.
2. Melakukan tanya jawab kepada keluarga terkait dengan materi yang telah disampaikan
beberapa hari yang lalu. Saat dilakukan evaluasi keluarga tampak tenang dan santai serta
yakin dalam menjawab semua pertanyaan mahasiswa. Keluarga Tn. S dapat menjawab
sekitar 90% dari total pertanyaan yang diberikan.
3. Mahasiswa menyimpulkan hasil dari proses keperawatan yang dilakukan selama 7 kali
pertemuan.
4. Memberikan reinforcement kepada keluarga Tn. S untuk jawaban atas setiap pertanyaan
yang diajukan.
5. Mahasiswa berpamitan dan meminta maaf serta berterima kasih atas kerjasama yang
diberikan oleh anggota keluarga.
LAMPIRAN
1
2
RESUME II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH HIPERTENSI
PADA KELUARGA TN S KHUSUSNYA NY. M DI RT 03 PASEKAN LOR,
BALECATUR GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh:
EFA FAUZIAH S.KEP
1810206019

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAHYOGYAKARTA
2018

3
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH DIABETES
HIPERTENSI PADA NY. M DI RT 03 PASEKAN LOR, BALECATUR GAMPING,
SLEMAN, YOGYAKARTA

Deskripsi Keluarga

1. Pengkajian
Keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga inti. Tn. S saat ini berusia 49 tahun,
pendidikan terakhir Tn. S adalah belum tamat SD Tn. S mempunyai seorang istri
bernama Ny. M yang berumur 34 tahun, pendidikan terakhir Ny. M adalah Ny M
belum tamat SD . Ny. S sebagai Ibu rumah tangga (IRT). Tn. S dan Ny. S mempunyai
2 orang anak. Anak pertama bernama An D yang saat ini berusia 4 tahun,. Dan An S
berusia 2 tahun, Keluarga Tn. S merupakan suku jawa Keluarga Tn. S tinggal di
Pedukuhan Pasekan Lor Balecatur, Gamping Sleman. Keluarga Tn. S mempunyai
rumah persewaaan dengan tipe rumah permanen. Jenis lantai rumah keluarga Tn. S
adalah tanah. Ventilasi pada rumah Tn. S ada dan dipergunakan. Pencahayaan di
dalam rumah terang. Jarak rumah Tn. S dengan tetangga dekat. Halaman di sekitar
rumah ada tidak dimanfaatkan. Pekarangan rumah tidak dimanfaatkan.
Sumber air minum, sumber air mandi, dan mencuci berasal dari sumur.
Pengelolaan air minum dengan dimasak. Jarak sumber air dengan saptitank >10m,
penampungan air menggunakan bak yang terbuka. Kondisi air di tempat
penampungan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa sesuai standar kesehatan.
Frekuensi menguras penampungan Tn. S yaitu seminggu sekali.
Sistem pembuangan sampah pada keluarga Tn. S yaitu ke TPU. Tempat
penampungan sementara ada dan terbuka. Jarak penampungan sampah dengan rumah
>5m. Tidak ada gangguan pencemaran lingkungan. Kebiasaan buang air besar yaitu di
WC dengan jenis jamban leher angsa dan tempat pembuangan limbah melalui
resapan.

1. Identitas Kepala Keluarga


Nama : Tn. S
Umur : 49 tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Agama : Islam
PendidikanTerakhir : Belum Tamat SD
Pekerjaan : Buruh Harian
Alamat :RT 03 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman,
Yogyakarta
Suku/Bangsa :
Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

0
2. DaftarAnggotaKeluarga
Jenis
NO Nama Hub dgn KK TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
Kepala Belum Buruh
1. Tn. S Laki-laki 49 tahun
Keluarga Tamat SD Harian
Belum
2. Ny. M Perempuan Istri 34 tahun IRT
Tamat SD
3. An. D Laki – laki Anak 4 tahun PAUD -
Belum
4. An. S Perempuan Anak 2 tahun -
sekolah

3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.H adalah tipe Nuclear Family dimana di dalam satu rumah terdapat
satu anggota keluarga yang terdiri dari 4 orang yaitu suami Tn S sebagai kepala keluarga,
Ny.M sebagai istri dan mempunyai 2 orang anak 1 laki-laki dan 1 perempuan.
4. Genogram

Genogram :

Keterangan:

: Laki-laki : Perempuan : Pasien : tinggal 1 rumah

Tipe Keluarga : Nuclear family


Suku : Jawa
Agama : Islam
5. Latar Belakang Budaya
Seluruh anggota keluarga adalah suku asli jawa bangsa Indonesia. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa jawa dan terkadang menggunakan bahasa indonesia. Tidak ada
kebiasaan budaya jawa yang mempengaruhi kesehatan keluarga Tn S Kebiasaan adat

1
istiadat/tradisi masyarakat setempat adalah berkumpul dalam satu acara ibu-ibu arisan/
yasinan dalam wilayah RT 03.
6. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam. Ny.M kadang-kadang mengikuti kegiatan
keagamaan, dalam satu bulan sekali mengikuti kegiatan keagamaan. Menurut keluarga
Islam adalah agama yang sempurna dan akan dipegang hingga akhir hayat

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Menengah, penghasilan yang didapatkan Tn. S tidak menentu tergantung kerja yang
di dapatkan, tetapi cukup untuk makan dan biaya anak sekolah.
8. Aktivitas Rekreasi
Keluarga jarang pergi berlibur kesuatu tempat. Keluarga juga sering dikunjungi oleh
saudara kandung Ny.M yang lain dan berkunjung ketempat orang tua. Untuk mengisi
waktu luang Ny M biasanya hanya mengerjakan tugas rumah, bermain dengan anak dan
mengurus keperluan anak dan suami.

d. ecomap

x x
x x

Tn.
Ny.M
S

An. D An.S
Perkumpulan
ibu-ibu

Sekolah Masjid
Perkumpulan Tempat
muda-mudi kerja

2
: Hubungan positif : Hubungan positif lemah

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah pada tahap IV dan V,
yaitu pada tahap IV adalah menyosialisasikan anak-anak, termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan membantu hubungan dengan anak-anak yang
sehat dan teman sebaya, mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik keluarga. Dan untuk tahap V
adalah menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab pada saat anak remaja
telah dewasa dan semakin otonomi, berkomunikasi terbuka antara orang tua dan
anak
2. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi pada keluarga Tn. S adalah
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik keluarga dan juga berkomunikasi terbuka antara
anak dan orang tua.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini
Ny. M mengatakan sering pusing, kaki sering merasa berat dan susah di gerakan,
pegal-pegal. Ny. M mengatakan sebelumnya pernah memiliki riwayat keluarga
menderita DM. Sering pegal-pegal karena sering angkat berat dan mengerjakan
pekerjaan rumah seorang diri. An. D dan An S mengalami gizi kurang dan tahap
tumbuh kembang tidak baik.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. M memiliki riwayat keturunan orang tua DM, ibu menderita DM tipe 1.

C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah :
a. Rumah Ny. M merupakan rumah permanen. Tembok dari batako, sekat kamar
masih ada yang menggunakan kayu dan tripleks, lantai terbuat dari semen,
kamar mandi didalam rumah, air bersih dan jernih, jarak sumur dengan
pembuangan > 10 m. Keadaan didalam rumah terlihat sedikit kurang rapi.
Terdapat pakaian berserakan dan mainan anak yang berantakan. Sekat antara
ruang tamu dan ruang tengah atau ruang keluarga hanya di batasi kain.
Batas-batas rumah:
- Depan : Gang
- Samping kanan : Rumah tetangga
- Samping kiri : Rumah tetangga
- Belakang : Rumah tetangga

2. Karakteristik tetangga dan klien RW :

3
Tetangga berada dekat dengan rumah dan komunikasi dengan para tetangga baik.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan klien :
Keluarga Ny. M setiap hari bertemu dan berkumpul untuk berbincang-bincang
dengan anaknya. Karena Tn. S berangkat kerja sehingga kebanyakan urusan rumah
tangga di urus sendiri oleh Ny. M. Ny. M. Rajin mengikuti arisan RT dan pengajian
bulanan. Tn.S jarang mengikuti perkumpulan yang diadakan untuk bapak-bapak
karena jarang di rumah. Anak-anak di keluarga ini juga aktif mengikuti kegiatan di
PAUD. Hubungan dengan tetangga baik, jika ada tetangga yang sakit keluarga Ny.
M selalu pergi menjenguk.

4. Sistem pendukung keluarga :


Kerabat yg masih tinggal dekat keluarga Ny. M selalu berkunjung dan bila ada
masalah selalu berdiskusi dengan keluarga yg lain.

D. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Apa bila ada masalah di dalam keluarga Ny.M sering kali dimusyawarahkan
bersama-sama dan yang sering berperan dalam pengambilan keputusan adalah Ny.M
E. KEBIASAAN ANGGOTA KELUARGA SEHARI-HARI
1. Makan
Dalam sehari anggota keluarga makan 2 sampai 3 kali sehari. Komposisi
yang dimakan biasanya lauk sederhana seperti ikan-ikanan, sayur yang mudah
didapat seperti daun singkong muda dan nasi. Keluarga sering makan dengan
bersama-sama setiap pagi dan malam hari, Keluarga selalu berdoa sebelum dan
sesudah makan, setidaknya mengucap bismillah sebelum makan dan alhamdulillah
setelah makan.
2. Minum
Keluarga Ny.M memasak air sumur untuk kebutuhan minum. Keluarga
Ny.M tidak mengeluhkan air yang dikonsumsinya. Ny. M minum > 8 gelas lebih
perhari air putih.
3. Cara Pengolahan Makanan
Makanan yang disajikan dalam keluarga Ny.M sering dimasak sendiri oleh
Ny.M
4. Cara Penyajian
Setelah disajikan dan disimpan makanan ditutup. Keluarga makan dengan
cara lesehan.
5. Pola Aktivitas Dan Istirahat

4
Keluarga jarang memiliki kebiasaan tidur siang. Bapaknya bekerja dari pagi.
Setiap anggota keluarga tidak memiliki kamar masing-masing. Aktivitas yang
biasa dilakukan di waktu senggang adalah membersihkan rumah dan menonton Tv
6. Reproduksi
Ny.M sudah mempunyai suami, Usia Ny.M saat mendapatkan menstruasi
pertama adalah kira-kira pada umur 11 tahun pada saat kelas 6 SD. Ny.M belum
mengalami menopause. dan kurang memahami masalah menoupause namun sbelum
mengalami tanda-tanda memesuki usia premenepouse dan menstruasi yang tidak
teratur
F. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Cara komunikasi keluarga secara langsung dan harmonis dengan menggunakan
bahasa jawa dan indonesia. Keluarga mengutarakan perasaan dan kebutuhan dengan
komunikasi yang baik dan jelas. Namun karena ayah jarang berada di rumah, anak-
anak lebih sering berkomunikasi dengan ibu
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga menyelesaikan permasalahan dengan cara bermusyawarah dengan penentu
keputusan adalah kepala keluarga.
3. Struktur Peran
Anggota keluarga yang berperan dalam mencari nafkah adalah Tn.S. Istri dan anak-
anaknya masih tinggal di rumah semua.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Jika ada keluarga yang sakit, keluarga akan membeli obat di apotek terlebih dahulu,
apabila tidak membaik baru di bawa ke puskesmas atau RS. Nilai dan norma
keluarga tidak bertentangan dengan status kesehatan.

G. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Anggota keluarga saling menghargai satu sama lainnya. Ny. M selalu menyiapkan
segala sesuatu yg dibutuhkan keluarganya.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. S dan Ny. M mempunyai kewajiban yang sama dalam mendidik dan
membesarkan anaknya. Keluarga Ny. M dapat bersosialisasi dengan baik terhadap
tetangga sekitar

5
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Menurut keluarga pengertian sehat adalah dapat beraktivitas tanpa adanya
hambatan fisik. Sedangkan sakit adalah jika pusing dan merasa sakit dibagian
tubuh baru dikatakan sakit, sementara untuk katagori masuk angin masih belum
dikatakan sakit.
a. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang sehat akan
merawatnya seperti misalnya demam keluarga yang sehat akan merawat
dengan cara mengompres dan menyediakan kebutuhan dasar seperti makan,
minum dan kebersihan diri.
b. Jika hanya sakit biasa, keluarga tidak pernah membeli obat dan hanya dibiarkan
saja.
c. Fungsi Reproduksi
Anggota keluarga sudah tidak merencanakan jumlah anggot keluarga
(menambah anggota keluarga lagi), tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai masalah terkait reproduksi.
d. Fungsi Ekonomi
Pendapatan keluarga dipergunakan dengan baik, yaitu cukup untuk
kebutuhan sehari-hari.

H. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek
Ny. W mengatakan sering merasa berat di bagian kaki, sering pusing dan pegal-
pegal.

2. Stressor jangka panjang


Keluarga tidak memiliki masalah jangka panjang.
3. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor dan situasi
Respon keluarga dalam menghadapi masalah adalah dengan teknik asertif, yaitu
mengutarakan masalah dengan anggota keluarga lain, mencari solusinya bersama-
sama, keluarga tidak menyalahkan orang lain, atau hal lain di luar dirinya.
4. Strategi koping yang digunakan
Respon keluarga dalam menghadapi masalah adalah dengan teknik asertif, yaitu
mengutarakan masalah dengan anggota keluarga lain, mencari solusinya bersama-
sama, keluarga tidak menyalahkan orang lain, atau hal lain di luar dirinya

6
I. FAKTOR LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT
1. Denah Rumah

k. tidur

dapur

Ruang ruang tengah

tamu

k.tidur toilet

Rumah Ny. W merupakan rumah permanen. Tembok dari batako, sekat kamar
masih ada yang menggunakan kayu dan tripleks, lantai terbuat dari semen, kamar
mandi didalam rumah dipakai bareng-bareng, air bersih dan jernih, jarak sumur
dengan pembuangan > 10 m. Keadaan didalam rumah terlihat sedikit kurang rapi.
Terdapat pakaian berserakan dan mainan anak yang berantakan. Sekat antara ruang
tamu dan ruang tengah atau ruang keluarga hanya di batasi kain..
2. Sampah
Di rumah ada tempat pembuangan sampah. Kondisi penampungan sampah
terbuka, jarak dengan rumah >5 m, tgangguan yang ada sarang nyamuk. Cara
keluarga mengelola sampah adalah dengan dikumpulkan dan dibakar.
3. Sumber air minum
Sumber air minum keluarga berasal dari sumur. Jarak sumber air minum
dengan sepiteng adalah kurang lebih 10 meter. Cara keluarga mengolah air minum
adalah dengan memasak air sumur. Dalam sehari rata-rata keluarga sering minum
air putih dan. Warna air minum jernih, tidak berbau, tidak berasa, kebersihan
sumber air terjamin karena berasal dari sumur. Sehingga tidak ada keluhan seputar
air yang diminum.
4. Jamban Keluarga
Keluarga memiliki jamban/ WC sendiri di dalam rumah. Jenis WC yang
digunakan adalah leher angsa. Letak WC ada di dalam rumah. Jarak WC dengan
sepiteng kurang lebih 2-3 meter. Kondisi WC bersih, tidak terlalu berbau.
5. Hewan peliharaan/ ternak

7
Keluarga tidak memiliki hewan peliharaan.
6. Halaman rumah
Keluarga memiliki halaman rumah, luasnya kurang lebih 2 x 2 meter. Halaman
rumah tidak dimanfaatkan. Kondisi halaman rumah cukup bersih, halaman hanya
disapu dengan sapu lidi secara berkala.
7. Lingkungan rumah
Rumah berada di pedukuhan pasekan lor Rt 03. Jarak rumah dengan
tetangga kurang lebih 1,5 meter. Suasana rumah tenang, nyaman dan sejuk.
8. Fasilitas
Di sekitar tempat tinggal keluarga Ny.M ada warung dan ada sekolah PAUD
dan SD. Sekolah PAUD berjarak kurang lebih 100 M dan sekolah SD berjarak
kurang lebih 1 KM. Terdapat pasar di sekitar tempat tinggal keluarga Ny.M
Terdapat masjid di sekitar tempat tinggal Ny.M jaraknya kurang lebih 300 meter.

8
J. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik, meliputi kepala, leher, dada, abdomen, ekstremitas, dan genitalia
KRITERIA Tn. S Ny. M An. D An. S
Umur 49 tahun 34 tahun 4 tahun 2 tahun
Berat Badan 52 kg 65 kg 11,5 kg 7,1 kg
Status nutrisi Normal Normal Normal Normal
Tinggi badan 172 cm 165 cm 105 cm 87 cm
Respirasi Normal Normal Normal Normal
Nadi 85 x/mnt 84 x/mnt 85 x/mnt 95 x/mnt
Tekanan 120/90 140/90 - -
darah mmHg mmHg
Kepala Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mata Normal Normal Normal Normal
Gigi Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap
Gula darah - 50 gr/dl - -

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ny M memliki riwayat penyakit DM 5 tahun yang lalu dan 2 anak mengalami gizi
kurang.
Data Fokus
DS :
- Ny. M mengatakan belum mengetahui secara jelas mengenai hipertensi
- Ny. M mengatakan kurang memahami terkait tanda gejala hipertensi
- Ny. M mengatakan belum lama menderita hipertensi
- Ny. M jarang memeriksakan dirinya
- Ny. M hanya tidur apabila pusing
- Ny. M tidak melakukan pencegahan apapun
- Ny. M tidak mencari informasi terkait hipertensi
- Ny. M mengatakan BB anaknya 7,1 kg.
- Ny. M mengatakan An. D sejak kecil badannya selalu kecil
- Ny. M sudah berusaha dengan datang ke posyandu setiap bulannya untuk
mengontrol anaknya.

DO
- Ny. M terlihat bingung saat ditanya mengenai masalah Hipertensi
- Ny. M menginginkan dijelaskan tentang Hipertensi

9
- Ny. M Pemeriksaan TD terakhir : 140 gr/dl
- An D dan An S megalami gizi kurang
- An D tampak aktif

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Data Masalah
- Ny. M mengatakan belum mengetahui secara jelas Ketidak efektian
mengenai hipertensi pemeliharaan
- Ny. M mengatakan kurang memahami terkait tanda kesehatan Tn. W
gejala hipertensi tentang penyakit
- Ny. M mengatakan belum lama menderita hipertensi Hipertensi
- Ny. M jarang memeriksakan dirinya
- Ny. M hanya tidur apabila pusing
- Ny. M tidak melakukan pencegahan apapun
- Ny. M tidak mencari informasi terkait hipertensi

DO :
- Ny. M terlihat bingung saat ditanya mengenai
masalah Hipertensi
- Ny. M menginginkan dijelaskan tentang Hipertensi
- Ny. M Pemeriksaan TD terakhir : 140 gr/dl
DS : Ketidak efektian
- Ny M mengatakan anak lahir premature managemen
- Ny M mengatakan BB anak tidak naik kesehatan An D
- Ny M mangatakan nafsu makan An D cukup banyak gizi kurang
- Ny M mengatakan An D tampak aktif
- Ny M mengatakan An D sering bermain sama teman-
teman
- Ny. M mengatakan BB anaknya 7,1 kg.
- Ny. M mengatakan An. D sejak kecil badannya selalu
kecil
- Ny. M sudah berusaha dengan datang ke posyandu
setiap bulannya untuk mengontrol anaknya.

DO :
- An D dan An S megalami gizi kurang
- BB : 7,1 Kg
- An D tampak aktif

10
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Ketidakefektifan management kesehatan An. M tumbuh kembang (gizi kurang)

Kriteria Skor Bobot Rasional


Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Ny M mengatakan bawa anaknya dari kecil
resiko berat badannya kurang ( dalam usia 3 tahun
BBnya 6,9 Kg).

Kemungkinan ½X2 1 Sumber daya keluarga sebagian ada, fasilitas


masalah dapat kesehatan dekat, dana keluarga kurang, waktu
diubah: Sebagian dan tenaga hampir tidak ada.

Potensial masalah 3/3 X 1 1 Masalah ini sudah lama, memanfaatkan


untuk dicegah: fasilitas kesehatan (posyandu), berusaha
Tinggi memenuhi kecukupan gizi keluarga.

Menonjolnya 2/2 X 1 1 Keluarga menginkan agar An. D segera


masalah: masalah normal badannya.
perlu segera
ditangani

Jumlah 3 2
/
3

2. Ketidak efektian pemeliharaan kesehatan Ny. M tentang penyakit Hipertensi

Kriteria Skor Bobot Rasional


1. Sifat masalah 3/3 X 1= 1 1 Memerlukan tindakan segera agar
Ny. M mengetahui tentang penyakit
Hipertensi
2. Kemungkinan 2/2 x 2= 2 2 Dekat dengan fasilitas kesehatan
masalah dapat dokter tetapi tidak rutin melakukan
diubah pemeriksaan kesehatan
3. Potensi masalah 2/3 x 1= 2/3 1 Ny. M mempunyai kemauan untuk
untuk dicegah mencegah terjadinya sakit
4. Menonjolkan 1/2 x 1=1/2 1 Ny. M menganggap penyakitnya
masalah dapat menyebabkan komplikasi

11
Total Score 4 1/6

PRIORITAS MASALAH
1. Ketidak efektian pemeliharaan kesehatan Ny. M tentang
penyakit Hipertensi
2. Ketidakefektian managemen kesehatan An. D tentang tumbuh
kembang (gizi kurang)

12
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan


Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifan Knowledge: Disease Teaching: Disease process Keluarga Tn. S Keluarga Tn.S Health education
proses Setelah dilakukan tindakan mengetahui tentang mengetahui tentang (5510)
pemeliharaan
Health behavior keperawatan selama 1 x 20 HT pengertian, Jelaskan kepada
kesehatan pada Ny. Setelah dilakukan menit, keluarga Ny.M dapat: penyebab, gejala, keluarga tentang
tindakan Knowledge : health diet dan pilar utama pengertian,
M dengan
keperawatan selama management (1803) pengelolaan HT penyebab, gejala,
hipertensi di 7x kunjungan a. Mengenal penyakit HT diet dan
diharapkan masalah pengelolaan HT
Pasekan Lor
ketidakefektifan
Balecatur pemeliharaan Participation in Health Care
kesehatan pada Ny. Decisions (1606)
Gamping Sleman
M dengan hipertensi b. Mengambil keputusan
Yogyakarta dapat teratasi Kemampuan Kemampuan Decision Making
dengan kriteria hasil keluarga Tn.W keluarga dalam Support (5250)
: untuk mengambil mengambil Motivasi keluarga
- Keluarga keputusan segera keputusan terhadap untuk memberikan
menyatakan terhadap kondisi tindakan apa yang dukungan moral
pemahaman kesehatan anggota perlu dilakukan ataupun material
tentang Adherence Behavior : healthy keluarga keluarga sangat dalam pencegahan
pengertian, diet (1621) berperan penting dan pengelolaan
penyebab, c. Merawat anggota keluarga demi kesehatan HT tersebut.
gejala, diet yang sakit anggota keluarga
dan
pengelolaan Nutrition
hipertensi. Keluarga Tn. S Kemampuan Management
- Keluarga mampu melakukan keluarga dalam (1100)
mampu perawatan merawat anggota Ajarkan kepada
menjelaskan sederhana pada HT keluarga yang sakit keluarga cara

13
kembali apa sangat penting, merawat anggota
yang telah Knowledge : treatment karena keluarga keluarga dengan
disampaikan regimen (1813) dapat berperan HT.
tenaga d. Memodifikasi lingkungan penting sebagai Libatkan keluarga
kesehatan perawatan utama dalam pengaturan
pasien. Diit HT

Health Seeking Behavior Motivasi keluarga


(1603) Lingkungan yang untuk senantiasa
e. Memanfaatkan fasilitas nyaman dapat Lingkungan yang menciptakan
layanan kesehatan mempengaruhi nyaman baik fisik lingkungan yang
hipertensi Ny.M atau psikologi nyaman
sangat penting
untuk kestabilan
hipertensi. Health System
Layanan kesehatan Guidance (7400)
sangat penting Motivasi keluarga
untuk melakuka Fasilitas pelayanan untuk
deteksi dini kesehatan sangat memeriksakan HT
hipertensi yang berperan penting di fasilitas
tinggi dan dalam pencegahan pelayanan
penngobatan jika dan penanganan kesehatan yang
dibutuhkan pasien HT ada.

Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Keluarga An D Keluarga An.D Health education
tindakan keperawatan selama 1 x rmengetahui mengetahui (5510)
Managemen
keperawatan selama pertemuan menit, keluarga perkembangan dan tentang Jelaskan kepada
kesehatan An.D Di 1xpertemuan menit An.D dapat: pertumbuhan anak pertumbuhan dan keluarga An. D
diharapkan masalah Knowledge : health dan membawa anak perkembangan tentang tumbuh
Pedukuhan
ketidakefektifan management (1803) ke posyandu usia anak. kembang anak

14
Pasekan Lor, managemen a. Keluarga mampu sesuai usia.
kesehatan pada An. membawa anak
Balecatur,
D dengan tumbuh keposyandu atau tenaga Kemampuan
Gamping, Sleman , kembang (gizi kesehatan untuk keluarga dalam
kurang) dapat mengetahui perkemba mengambil Decision Making
Yogyakarta
teratasi dengan ngan anak Keluarga keputusan Support (5250)
kriteria hasil : mampu memberi terhadap tindakan Dan motivasi
- keluarga mampu stimulasi anak Kemampuan apa yang perlu keluarga An. D
merawat anggota dengan bermain keluarga An. D dilakukan untuk memberikan
keluarga. dengan anak. untuk mengambil keluarga sangat dukungan moral
keputusan segera berperan penting ataupun material
- menggunakan
terhadap kondisi demi kesehatan dalam memenuhi
fasilitas kesehatan Participation in Health Care kesehatan anggota anggota keluarga tumbuh kembang
dan Decisions (1606) keluarga anak sesuai usia.
- modifikasi a. Mengambil keputusan
lingkungan
Kemampuan
keluarga dalam
merawat anggota Nutrition
keluarga yang Management
sakit sangat (1100)
Adherence Behavior : healthy penting, karena Ajarkan kepada
diet (1621) keluarga dapat keluarga An. D
b. Merawat anggota keluarga berperan penting cara merawat
yang sakit Keluarga An D sebagai perawatan anggota dengan
mampu melakukan utama pasien. tumbuh kembang
penanganan anak sesuai dan
sederhana ketika motivasi anggota
anak sakit keluarga dalam
mengamati setiap
pertumbuhan
anak.

15
Lingkungan yang
nyaman baik fisik
atau psikologi Activity therapy
Lingkungan yang sangat penting. (4310)
nyaman dapat Ajarkan keluarga
mempengaruhi untuk memonitor
pertumbuhan anak stimulasi anak di
Knowledge : treatment
dalam lingkungan
regimen (1813)
c. Memodifikasi lingkungan
Health System
Fasilitas Guidance (7400)
pelayanan Motivasi keluarga
kesehatan sangat untuk
berperan penting memeriksakan An.
untuk mengetahui D di fasilitas
tumbuh kembang pelayanan
anak berdasarkan kesehatan yang
Health Seeking Behavior
usia. ada.
(1603
e.Memanfaatkan fasilitas
layanan kesehatan
Layanan kesehatan
sangat penting
untuk melakuka
penngobatan jika
dibutuhkan

16
4. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tanggal dan Implementasi Evaluasi


Waktu

Ketidakefektifan pemeliharaan Tanggal : - Memberikan penyuluhan tentang S:


kesehatan pada Ny. M dengan 19/12/18 pengertian, penyebab, gejala, diet - Ny M dapat menjelaskan kembali tentang
hipertensi di Pasekan Lor Waktu : 16.00 dan pengelolaan HT. pengertian, gejala dan cara pencegahan
- Memotivasi keluarga untuk komplikasi.
Balecatur Gamping Sleman
memberikan dukungan moral O:
Yogyakarta ataupun material dalam pencegahan - Ny M tampak menganggukan kepala saat
dan pengelolaan HT tersebut. dijelaskan oleh perawat
- Mengajarkan kepada keluarga cara
merawat anggota keluarga dengan A : Masalah teratasi
HT P:
- Memberikan motivasi kepada - Meminta kepada keluarga agar untuk rutin
keluarga untuk senantiasa memeriksakan kadar gula dan tekanan
menciptakan lingkungan yang darahnya di fasilitas pelayanan kesehatan
nyaman yang ada yaitu faskes.
- Memberikan motivasi kepada
keluarga untuk memeriksakan kadar Tgl 19 Desember 2018
gula darahnya di fasilitas pelayanan Pkl 16 : 40
kesehatan yang ada yaitu faskes. Ttd Perawat

Efa Fauziah S.Kep


Ketidakefektifan Tanggal : 1. Memberikan penyuluhan tentang S:
19/12/18 tumbuh kembang anak sesuai usia Keluarga An.D mengatakan mengetahui

17
Managemen kesehatan An.D Waktu : 16.00 meliputi: tumbuh kembang anak
Di Pedukuhan Pasekan Lor, a. Pengertian tumbuh O: -
kembang
Balecatur, Gamping, Sleman ,
b. Penyebab tumbuh kembang
Yogyakarta c. Latihan motorik A : teratasi sebagian
2. Melakukan kontrak waktu yang
telah disepakati untuk pertemuan P:
selanjutnya. Memotivasi keluarga An. D untuk melakukan
latihan motorik pada anak berdasarkan usia.

Tgl 19 Desember 2018


Pkl 16 : 40
Ttd Perawat

Efa Fauziah S.Kep

18
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PEDUKUHAN BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :1
Kegiatan : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
Tanggal : Kamis 13 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah model pelayanan professional dalam memenuhi

kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang

mengalami gangguan fisik, spikis, social, agar dapat mencapai derajat kesehatan

yang optimal (Nursalam, 2003).

Keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis,

digunakan baik pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Keperawatan

keluarga adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada keluarga

dan anggota keluarga dalam keadaan sehat atau sakit (Friedman et.al, 2003).

Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk membantu keluarga membantu

dirinya sendiri untuk mencapai tingkat tertinggi fungsi atau kesejahteraan dalam

konteks tujuan utama mereka, aspirasi dan kemampuannya.

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain

dimana kita memiliki keyakinan padanya. Ketika seseorang mengambil keputusan,

ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih

dapat dipercaya (Moorman, 1993). Dalam keperawatan keluarga, kepercayaan

keluarga yang diberikan kepada mahasiswa diharapkan mampu memudahkan

19
mahasiswa dalam menggali masalah kesehatan serta mampu memberikan masukan

yang bisa diterima keluarga. Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) dilakukan

dengan menggunakan komunikasi terapuetik dalam setiap pertemuan keluarga.

B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan keluarga

Belum dapat ditegakkan.

2. Tujuan umum

Setelah dilakukan kegiatan BHSP tercipta hubungan saling percaya antara

keluarga dengan mahasiswa.

3. Tujuan khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan :

a. Tercipta hubungan saling percaya anatara keluarga dengan mahasiswa.

b. Mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan.

c. Mahasiswa melakukan kontrak waktu kegiatan selanjutnya dengan keluarga.

C. RANCANGAN KEGIATAN

1. Metode

Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan diskusi dengan anggota

keluarga.

2. Media dan alat (tidak ada)

3. Waktu dan tempat

a. Hari/tanggal : Selasa, Kamis 13 Desember 2018

b. Waktu : 10.45 WIB

c. Alamat : RT 03 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.

20
4. Rencana kegiatan

Perkenalan dan membina hubungan saling percaya.

5. Pengorganisasian Waktu dan Acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan 5. Menjawab salam


10. Memberi salam 6. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan 13. Menyimak
a. Memperkenalkan diri 14. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan kedatangan 15. Menyampaikan pendapat atas
c. Menanyakan nama dan jumlah
kedatangan mahasiswa
anggota keluarga

4. 3 menit Penutup 9. Menjawab salam


10. Berdiskusi menentukan rencana
11. Mengucapkan terimakasih
kegiatan selanjutnya
12. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya dan mengakhiri
pertemuan dengan salam.

D. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi struktur (tidak ada)

2. Evaluasi proses

a. Komunikasi sesuai

b. Keluarga kooperatif

c. BHSP dapat berjalan dengan lancar

3. Evaluasi hasil

a. Mahasiswa mampu berkenalan dan berkomunikasi baik dengan keluarga.

21
b. Mahasiswa mampu membina hubungan saling percaya dengan keluarga.

c. Mahasisa mampu mengetahui nama dan jumlah anggota keluarga.

E. PENGESAHAN

Yogyakarta,
Selasa, Kamis 13 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep

22
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL KEGIATAN BHSP
Pedukuhan Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman

A. EVALUASI PROSES

1. Pelaksanaan

Pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal Selasa, Kamis 13 Desember

2018 pukul 10.45 WIB. Maksud dan tujuan dari pertemuan pertama yaitu untuk

membina hubungan saling percaya antara keluarga Tn. S dan mahasiswa serta

kontrak waktu pertemuan selanjutnya.

2. Komunikasi

Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa

Indonesia dan bahasa Jawa. Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan

dengan mahasiswa.

3. Respon Keluarga

Saat kunjungan pertama bertemu dengan Tn. S dan keluarga responnya

sangat baik, keluarga menerima kehadiran mahasiswa dengan baik, keluarga

bersedia menjadi keluarga binaan dari mahasiswa dan memberikan kontak yang

bisa dihubungi jika sewaktu-waktu akan datang lagi dan mempermudah

komunikasi.

B. HASIL KEGIATAN BHSP

Dari kegiatan BHSP mahasiwa mengetahui nama kepala keluarga yaitu Tn.

S. Keluarga Ny. M menerima baik mahasiswa dan bersedia menjadi pasien kelolaan

mahasiswa dan menyepakati kontrak waktu berikutnya. Kontrak waktu berikutnya

23
belum dapat ditentukan waktu kunjungan tepat jam berapa, sehingga keluarga

memberikan kontak untuk dihubungi sebelumnya.

24
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI DUSUN BATURAN TRIHANGGO GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :2
Kegiatan : Pengkajian Tahap I
Tanggal : Jumat, 14 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG
Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga individu, pendekatan ini disebut proses
keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data tentang status kesehatan klien. Dalam
proses pengkajian dimulai dengan pengumpulan informasi atau data secara
sistematis, pengumpulan data tentang keluarga didapatkan dari berbagai sumber
seperti wawancara dengan keluarga, observasi terhadap lingkungan rumah,
informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dan berbagai lembaga yang menangani
keluarga. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Jadi berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien harus dilakukan pengkajian terlebih
dahulu baik melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, atau pemeriksaan penunjang
lainnya.

B. RENCANA KEPERAWATAN
4. Diagnosa keperawatan keluarga
Belum dapat ditegakkan.
5. Tujuan umum

25
Setelah dilakukan pengkajian diharapkan terkumpulnya data yang dapat
menunjang timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.
6. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 1 x 20 menit diharapkan didapatkan data
tentang:
a. Data Umum
b. Data Lingkungan
c. Tahap Perkembangan Keluarga
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi Keluarga
f. Stres dan Koping Keluarga
g. Harapan Keluarga

C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan wawancara dan diskusi dengan anggota
keluarga.
2. Media dan alat: format pengkajian
3. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Selasa, 14 Desember 2018
b. Waktu : 12.30 WIB
c. Alamat : RT 03, Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.
4. Rencana kegiatan
Diskusi dan wawancara tentang data keluarga.
5. Pengorganisasian Waktu dan Acara
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan c. Menjawab salam
11. Memberi salam d. Memperhatikan
12. Memperkenalkan diri
13. Menjelaskan tujuan kedatangan
2. 15 menit Pelaksanaan
a. Menanyakan tentang data umum d. Menyimak
e. Memperhatikan

26
keluarga f. Berdiskusi dan menjawab
b. Menanyakan tentang data pertanyaan mahasiswa
lingkungan keluarga.
c. Diskusi tentang tahap
perkembangan keluarga.
d. Menanyakan tentang struktur
keluarga.
e. Menanyakan tentang fungsi
keluarga.
f. Menanyakan tentang stress dan
koping keluarga.
g. Menanyakan harapan keluarga
4. 3 menit Penutup d. Menanggapi
e. Mengucapkan terima kasih. e. Berdiskusi untuk
f. Memberikan reinforcement positif pertemuan selanjutnya.
atas kerja sama dari keluarga. f. Menjawab salam.
g. Kontrak waktu pertemuan
selanjutnya.
h. Mengucapkan salam

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Laporan pendahuluan (LP) disiapkan, media disiapkan, tepat waktu sesuai
dengan kontrak waktu yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang direncanakan,
dan keluarga aktif dalam kegiatan.
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan :
a. Data Umum
b. Data Lingkungan
c. Tahap Perkembangan Keluarga
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi Keluarga
f. Stres dan Koping Keluarga

27
g. Harapan Keluarga

E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 14 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S. Kep

28
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL PENGKAJIAN TAHAP I
Pedukuhan Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta

A. EVALUASI PROSES

1. Pelaksanaan

Kunjungan kedua pada hari Selasa, tanggal 14 Desember 2018 jam 12.30

WIB. Maksud dan tujuan dari pertemuan kedua yaitu untuk melakukan

pengkajian tahap I terkait data umum, data lingkungan, tahap perkembangan

keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, permasalahan keluarga, koping

keluarga dan harapan keluarga.

2. Komunikasi

Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa

Indonesia. Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa

dan berdiskusi terkait pertaanyaan yang diberikan oleh mahasiswa.

3. Respon Keluarga

Saat kunjungan kedua bertemu dengan Ny. M respon keluarga menerima

kehadiran mahasiswa dengan baik, keluarga bersedia menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh mahasiswa dan menceritakan permasalahan kesehatan

yang dialami.

29
B. HASIL KEGIATAN PENGKAJIAN TAHAP I

Dari kegiatan Pengkajian Tahap I mahasiwa mengetahui pemeriksaan fisik

anggota keluarga, mengetahui permasalahan yang dihadapi keluarga, mengetahui

keadaan lingkungan keluarga maupun data umum lainnya. Adapun hasilnya

sebagai berikut:

C. DESKRIPSI KELUARGA

Pengkajian

Keluarga Tn. S adalah keluarga inti. Tn. S tinggal di rumah persewaan

bersama istri dan 2 orang anak. Kondisi rumah dalam keadaan kurang rapi,

jarak rumah Tn. S dengan tetangga berdekatan. Keluarga Tn. S memiliki

masalah kesehatan, yaitu Ny. S memiliki diabetes mellitus dan An. D tumbuh

kembang tidak sesuai usia.

3) Identitas Umum Keluarga

a. Nama KK : Tn. S

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Umur : 49 tahun

d. Alamat : RT 03, Pasekan Lor, Balecatur, Gamping,

Sleman.

e. Pekerjaan KK : Buruh Harian

f. Pendidikan KK : Belum Tamat SD

g. Agama : Islam

h. Suku bangsa : Jawa

30
4) Komposisi Keluarga

Jenis Hub dgn


NO Nama TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin KK
Kepala Belum Buruh
1. Tn. S Laki-laki 49 tahun
Keluarga Tamat SD Harian
Belum
2. Ny. M Perempuan Istri 34 tahun IRT
Tamat SD
3. An. D Laki – laki Anak 4 tahun PAUD -
Belum
4. An. S Perempuan Anak 2 tahun -
sekolah

Genogram :

Keterangan:

: Perempuan

: Laki-laki

: Hubungan perkawinan

: Tinggal satu rumah

31
Hasil pemeriksaan

KRITERIA Tn. S Ny. M An. D An. S


Umur 49 tahun 34 tahun 4 tahun 2 tahun
Berat Badan 52 kg 65 kg 11,5 kg 7,1 kg
Status nutrisi Normal Normal Normal Normal
Tinggi badan 172 cm 165 cm 105 cm 87 cm
Respirasi Normal Normal Normal Normal
Nadi 85 x/mnt 84 x/mnt 85 x/mnt 95 x/mnt
Tekanan 120/90 140/90 - -
darah mmHg mmHg
Kepala Bersih Bersih Bersih Bersih
Telinga Bersih Bersih Bersih Bersih
Mata Normal Normal Normal Normal
Gigi Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap
Gula darah - 50 gr/dl - -

32
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PEDUKUHAN PASEKAN LOR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :3
Kegiatan : Penjajakan Tahap II
Tanggal : Sabtu, 15 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit,

sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja

dengan keluarga dan anggota keluarga individu, pendekatan ini disebut proses

keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang

bertujuan untuk mengumpulkan data-data tentang status kesehatan klien. Dalam

proses pengkajian dimulai dengan pengumpulan informasi atau data secara

sistematis, pengumpulan data tentang keluarga didapatkan dari berbagai sumber

seperti wawancara dengan keluarga, observasi terhadap lingkungan rumah,

informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dan berbagai lembaga yang menangani

keluarga. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat

dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Jadi berdasarkan hal

tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang dihadapi

oleh klien harus dilakukan pengkajian terlebih dahulu baik melalui anamnesa,

pemeriksaan fisik, atau pemeriksaan penunjang lainnya.

33
Dalam kunjungan pengkajian kedua akan dilakukan pemeriksaan fisik

meliputi :keadaan umum, vital sign, istirahat dan rekreasi, nutrisi, integumen,

kepala, mata, telinga, mulut, hidung, leher dan tenggorokan, sistem kardiovaskuler,

sistem respirasi dan sistem musculosceletal serta tahap perkembangan keluarga

meliputi kemampuan keluarga mengenal masalah, kemampuan keluarga mengambil

keputusan yang tepat, kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan, kemampuan keluarga

memanfaatkan fasilitas kesehatan.

B. RENCANA KEPERAWATAN

4. Diagnosa keperawatan keluarga

Belum dapat ditegakkan.

5. Tujuan umum

Setelah dilakukan pengkajian diharapkan terkumpulnya data yang dapat

menunjang timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.

6. Tujuan khusus

Setelah dilakukan pengkajian selama 1x30 menit didapatkan data meliputi :

a. Pemeriksaan Gula Darah dan Tekanan Darah

b. Pelaksanaan 5 Tugas Kesehatan Keluarga

C. RANCANGAN KEGIATAN

1. Metode

Metode yang digunakan adalah dengan wawancara, diskusi dan pemeriksaan

kepada anggota keluarga.

2. Media dan alat

34
Format pengkajian, sphygmomanometer, stetoskop, alat cek gula darah.

3. Waktu dan tempat

d. Hari/tanggal : Jumat, 15 Desember 2018

e. Waktu : 12.00 WIB

f. Alamat : RT 03, Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman.

4. Rencana kegiatan

Diskusi dan wawancara tentang data keluarga meliputi :

a. Pemeriksaan gula darah dan Tekanan Darah

b. Pelaksanaan 5 Tugas Kesehatan Keluarga

5. Pengorganisasian Waktu dan Acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1. 2 menit Pembukaan c. Menjawab salam
d. Memberi salam d. Memperhatikan
e. Memperkenalkan diri
f. Menjelaskan tujuan
kedatangan

2. 25 menit Pelaksanaan d. Menyimak


c. Melakukan pemeriksaan asam e. Memperhatikan
urat f. Berdiskusi dan menjawab
d. Menanyakan pelaksanaan 5 pertanyaan mahasiswa
tugas kesehatan keluarga
4. 3 menit Penutup
e. Mengucapkan terima kasih d. Menanggapi
f. Memberikan reinforcement e. Berdiskusi untuk
positif atas kerja sama dari pertemuan selanjutnya.
keluarga. f. Menjawab salam.
g. Kontrak waktu pertemuan
selanjutnya.
h. Mengucapkan salam

D. KRITERIA EVALUASI
4. Evaluasi struktur

35
Laporan pendahuluan (LP) disiapkan, media disiapkan, tepat waktu sesuai dengan

kontrak waktu yang telah dilakukan sebelumnya.

5. Evaluasi proses

Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang direncanakan, dan

keluarga aktif dalam kegiatan.

6. Evaluasi hasil

Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data :

a. Pemeriksaan gula darah

b. Pelaksanaan 5 Tugas Kesehatan Keluarga

E. PENGESAHAN

Yogyakarta,

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep

36
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN HASIL PENGKAJIAN TAHAP II
Pedukuhan Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman

A. EVALUASI PROSES
1. Pelaksanaan

Kunjungan ketiga pada hari Jumat, 15 Desember 2018jam 12.00 WIB.

Maksud dan tujuan dari pertemuan ketiga yaitu untuk melakukan penjajakan

tahap II terkait 5 tugas keperawatan keluarga dan gula darah dan cek Tekanan

Darah.

2. Komunikasi

Mahasiswa menggunakan komunikasi terapeutik dengan berbahasa

Indonesia. Keluarga kooperatif menanggapi perbincangan dengan mahasiswa,

berdiskusi terkait pertaanyaan yang diberikan oleh mahasiswa.

3. Respon Keluarga

Saat kunjungan ketiga bertemu dengan Ny. M dan respon keluarga baik,

keluarga menerima kehadiran mahasiswa dengan baik, keluarga bersedia

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa, keluarga mau

diperiksa gula darah dan menceritakan permasalahan kesehatan yang dialami.

B. HASIL KEGIATAN PENJAJAKAN TAHAP II

c. Hasil Pemeriksaan gula darah pada Ny. M yaitu

d. Hasil Penjajakan Tahap II

37
Tugas Keperawatan Keluarga
a. Mengenal penyakit
Ny. M mengatakan Tekanan darah adalah TD > 130.
b. Mengambil keputusan
Ny. M mengatakan kalau sakit diperiksakan ke Posyandu dan Puskesmas
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. M mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka akan akan diberi
pertolongan pertama di rumah.
d. Memodifikasi lingkungan
Ny. M mengatakan belum tahu komplikasi dari Hipertensi.
e. Memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
Ny. M mengatakan jika sakit anggota keluarga akan langsung dibawa ke
Puskesmas.

38
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S DENGAN MASALAH
DIABTES MELLITU PADA Ny. M DI RT 03 PEDUKUHAN PASEKAN LOR
GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :4
Kegiatan : Kontrak waktu implementasi
Tanggal : Selasa, 16 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Praktik keperawatan keluarga adalah bagian dari pelayanan keperawatan yang

ditujukan kepada keluarga dan anggota keluarga dalam keadaan sehat atau sakit

(Friedman et.al, 2003). Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan membantu

dirinya sendiri untuk mencapai tingkat tertinggi dalam fungsi atau kesejahteraan

dalam keadaan sehat atau sakit, dalam konteks tujuan utama mereka, aspirasi, dan

kemampuannya.

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga adalah dua atau lebih individu

yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan

atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran

masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Sebelum dilakukannya sebuah implementasi pada keluarga perlu adanya

pengkajian terlebih dahulu, sehingga diperoleh data yang akurat yang dapat

menunjang penegakan suatu diagnosa keperawatan keluarga. Pengkajian adalah suatu

tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap

39
anggota keluarga yang dibinanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan

dilakukan kontrak waktu terhadap keluarga Ny. M yang kemudian akan dilanjutkan

dengan pemberian asuhan keperawatan terhadap keluarga Ny. M.

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dan keluarga bersama-sama menentukan waktu kapan dilakukan

implementasi penyuluhan tentang hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dan keluarga membina hubungan saling percaya.

b. Mahasiswa dan keluarga mendapat informasi tentang permasalahan kesehatan

yang terjadi di keluarga Ny. M.

c. Mahasiswa dan keluarga dapat bersama-sama menyimpulkan permasalahan

kesehatan keluarga yang terjadi dan mampu mengatasi permasalahan yang

ada.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1.Metode

Metode yang digunakan dengan wawancara dan diskusi

2. Media

Tidak memakai media.

3. Waktu dan Tempat

40
a. Hari / Tanggal : Senin, 16 Desember 2018

b. Waktu : 10.00 WIB

c. Tempat : Rumah keluarga Ny. M.

4. Rencana kegiatan

Kontrak waktu implementasi.

D. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi struktur

Persiapan ke keluarga membawa format pengkajian keluarga. Mahasiswa langsung

mendatangi keluarga Ny. M untuk melakukan kontrak waktu dengan keluarga.

2. Evaluasi proses

a. Kontrak waktu berjalan dengan baik

b. Keluarga kooperatif bersedia mengutarakan semua permasalahan.

3. Evaluasi hasil

d. Mahasiwa mampu berinteraksi baik dengan keluarga

e. Mahasiswa dan keluarga mampu menentukan waktu untuk implementasi

41
E. PENGESAHAN
Yogyakarta, 16 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep

42
HASIL KUNJUNGAN

Pertemuan Ke :4
Hari/Tanggal : Selasa, 16 Desember 2018
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. M di RT 03 Pedukuhan Pasekan Lor Balecatur
Kegiatan : Kontrak waktu implementasi

1. Memberi keyakinan pada keluarga bahwa segala informasi tentang keluarga yang

diberikan kepada mahasiswa merupakan rahasia yang akan tetap dijaga oleh

mahasiswa.

2. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab mahasiswa di komunitas, bahwa

mahasiswa wajib mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi ataupun

keluarga dengan penyakit tertentu.

3. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini 30 menit.

4. Menguatkan hubungan saling percaya antara mahasiswa dan keluarga, sehingga

hubungan mahasiswa dan keluarga lebih erat.

5. Keluarga kooperatif selama proses komunikasi.

6. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan implementasi selanjutnya.

43
LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT HIPERTENSI PADA KELUARGA Tn. S KHUSUSNYA Ny. M RT 03


PEDUKUHAN PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke : 5
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Desember 2018
Materi : Pendidikan kesehatan tentang hipertensi

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi


gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti penyakit jantung
iskemik, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, penyakit pembuluh darah
perifer, dan gagal jantung (Ng et al, 2010). Memiliki kriteria tekanan dalam
arteri ketika jantung kontraksi (sistolik) sama dengan atau diatas 140 mmHg dan
tekanan darah saat jantung berelaksasi (diastolik) sama dengan atau diatas 90
mmHg (WHO, 2013). Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga pada tahun
2004 oleh Departemen Kesehatan, pravelensi hipertensi di Indonesia pada orang
berusia diatas 35 tahun mencapai 15,6% (Riza, 2008).
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu gejala
peningkatan tekanan darah yang berpengaruh pada sistem organ yang lain,
seperti stroke untuk otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah
jantung dan otot jantung serta gagal ginjal (Ardiansyah, 2012). Penyakit tekanan
darah tinggi atau hipertensi juga merupakan salah satu jenis penyakit pembunuh
paling dahsyat di dunia saat ini. (Anggraeni, 2012).
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomer 3 setelah stroke dan
tuberkulosis. Predikat hipertensi sebagai penyakit pembunuh diam-diam (The
Silent Killer) juga ternyata memang menjadi kenyataan. Seringkali seseorang
baru sadar dengan predikat seperti itu ketika hipertensi sudah telanjur menjalar di
tubuhnya. Ini bisa terjadi karena hipertensi seringkali terlihat tanpa gejala.

44
Sementara si penderita kerap merasa sehat-sehat saja. Dalam usaha menurunkan
angka morbiditas hipertensi pada lansia, dengan mematuhi pola hidup yang
seimbang diantaranya : mengurangi konsumsi lemak, mengatur pola tidur,
olahraga secara teratur, makan banyak buah-buahan dan sayuran segar,
mengurangi konsumsi garam, menghindari rokok, dan menghindari minuman
kopi (Anies, 2007).

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosis Keperawatan Keluarga


Ketidak efektian pemeliharaan kesehatan Ny. M tentang penyakit hipertensi Desa
Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan Ny. M mengetahui tentang hipertensi.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan hipertensi selama 30 menit Ny. M mampu:
a) Ny. M mampu menjelaskan kembali tentang pengertian hipertensi.
b) Ny. M mampu menjelaskan kembali tentang penyebab hipertensi.
c) Ny. M mampu menjelaskan kembali tentang gejala hipertensi.
d) Ny. M mampu menjelaskan kembali tentang diet hipertensi.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
2. Media
Media yang digunakan adalah leaflet dan SAP
3. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Sabtu, 17 Desember 2018

Waktu : 14.00 WIB

Tempat : Rumah keluarga Ny. M

45
5. Rencana kegiatan

Pengorganisasian waktu dan acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


.
1. 3 menit Pembukaan 7. Menjawab salam
14. Memberi salam 8. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan 16. Menyimak
a. Memperkenalkan diri 17. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan 18. Menyampaikan
kedatangan pendapat atas
c. Penyuluhan tentang kedatangan mahasiswa
diabetes melitus.

4. 7 menit Penutup 11. Menjawab salam


13. Evaluasi 12. Berdiskusi
14. Mengucapkan terima menentukan rencana
kasih dan mengakhiri kegiatan selanjutnya
pertemuan dengan salam.
15. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya

D. KRITERIA EVALUASI
4. Evaluasi struktur

Persiapan dilakukan sehari sebelum datang ke keluarga berupa kontrak waktu

dengan keluarga untuk dilakukan penyuluhan tentang penyakit hipertensi.

5. Evaluasi proses

d. Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar.

e. Keluarga mampu bersikap kooperatif.

f. Keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

6. Evaluasi hasil

46
b. Evaluasi struktur (pertemuan disepakati bersama dan untuk berdiskusi).

c. Evaluasi proses (penyuluhan dan diskusi berjalandengan lancar).

d. Evaluasi hasil (keluarga dapat memahami menyebutkan tanda dan gejala,

penyebab dan dampak dari diabetes mellitus

E. PENGESAHAN

Yogyakarta,
Sabtu, 17 Desember
2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep

47
LAPORAN PENDAHULUAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI PADA KELUARGA


TN. S DI RT 03 PASEKAN LOR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Efa Fauziah

1810206019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

LAPORAN PENDAHULUAN

48
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti penyakit jantung
iskemik, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, penyakit pembuluh darah
perifer, dan gagal jantung (Ng et al, 2010). Memiliki kriteria tekanan dalam
arteri ketika jantung kontraksi (sistolik) sama dengan atau diatas 140 mmHg
dan tekanan darah saat jantung berelaksasi (diastolik) sama dengan atau diatas
90 mmHg (WHO, 2013). Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga pada
tahun 2004 oleh Departemen Kesehatan, pravelensi hipertensi di Indonesia
pada orang berusia diatas 35 tahun mencapai 15,6% (Riza, 2008).
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu gejala
peningkatan tekanan darah yang berpengaruh pada sistem organ yang lain,
seperti stroke untuk otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah
jantung dan otot jantung serta gagal ginjal (Ardiansyah, 2012). Penyakit
tekanan darah tinggi atau hipertensi juga merupakan salah satu jenis penyakit
pembunuh paling dahsyat di dunia saat ini. (Anggraeni, 2012).
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomer 3 setelah stroke dan
tuberkulosis. Predikat hipertensi sebagai penyakit pembunuh diam-diam (The
Silent Killer) juga ternyata memang menjadi kenyataan. Seringkali seseorang
baru sadar dengan predikat seperti itu ketika hipertensi sudah telanjur menjalar
di tubuhnya. Ini bisa terjadi karena hipertensi seringkali terlihat tanpa gejala.
Sementara si penderita kerap merasa sehat-sehat saja. Dalam usaha
menurunkan angka morbiditas hipertensi pada lansia, dengan mematuhi pola
hidup yang seimbang diantaranya : mengurangi konsumsi lemak, mengatur
pola tidur, olahraga secara teratur, makan banyak buah-buahan dan sayuran
segar, mengurangi konsumsi garam, menghindari rokok, dan menghindari
minuman kopi (Anies, 2007).
Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes DIY, 2013) jumlah penduduk pra
usia lanjut (45-59 tahun) sejumlah 53.146 jiwa dan penduduk lansia (>60
tahun) sebanyak 55.967 jiwa, dari total keseluruhan penduduk 1.090.567 jiwa.

49
Meningkatnya jumlah lansia ini menjadi indikasi tingginya Angka Harapan
Hidup (AHH) penduduk di Indonesia. Peningkatan penyakit DM terutama
terjadi di negara berkembang yaitu dari 51 juta orang pada 1995 menjadi 72
juta orang pada 2025 (42%) (Dinkes DIY,2012)

B. Masalah
Ketidak efektian pemeliharaan kesehatan Ny M tentang penyakit Hipertensi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan acara penyuluhan diharapkan keluarga Tn. S
mengetahui tentang penyakit Hipertensi dan paham mengenai penyakit
hipertensi.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan acara penyuluhan selama 1x20 menit, diharapkan
keluarga Tn S mampu untuk:
a. Menjelaskan dengan bahasa sendiri mengenai pengertian hipertensi
b. Menyebutkan dengan bahasa sendiri mengenai penyebab hipertensi
c. Menyebutkan dengan bahasa sendiri mengenai tanda dan gejala hipertensi
mellitus
d. Menyebutkan dengan bahasa sendiri mengenai komplikasi hipertensi

D. Sasaran
Keluarga Tn. S RT 03 Pasekan Lor Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta

E. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang hipertensi.

F. Rencana Kegiatan
1. Topik : penyuluhan tentang hipertensi

50
2. Metode : ceramah dan diskusi
3. Media : leaflet dan materi SAP
4. Alat : Alat GDS dan tensi meter
5. Waktu : 17 Desember 2018
6. Tempat : Rumah Tn S

No Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan


Sasaran
1. Pembukaan 1 menit Menjawab
a. Memberikan salam Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri dan Menanggapi
mengingatkan kontrak waktu
yang sudah disepakati.
2. Menyampaikan maksud dan 1 menit Mendengarkan
Tujuan Memperhatikan
4. Menyampaikan materi 10 menit Memperhatikan
penyuluhan tentang:
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi Tanda
dan gejala hipertensi
c. Komplikasi hipertensi
5. Memberikan kesempatan 5 menit Bertanya
bertanya kepada keluarga Tn S
7. Memberikan reward atas waktu 2 menit Menanggapi
yang diberikan
8. Penutup: 1 menit Menjawab
a. Membuat kesimpulan salam
b. Mengucap salam Memberikan
respon

G. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
Membuat laporan pendahuluan yang sudah disiapkan sejak satu hari sebelum
penyuluhan.
2. Kriteria Proses
Partisipasi berperan aktif dalam proses penyuluhan dan diskusi
3. Kriteria Hasil
a. Keluarga Tn. S mampu menjelaskan pengertian hipertensi.

51
b. Keluarga Tn. S mampu menyebutkan penyebab hipertensi.
c. Keluarga Tn. S mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
d. Keluarga Tn. S mampu menyebutkan komplikasi dari hipertensi.

Demikian laporan pendahuluan ini kami susun untuk dapat


dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 17 Desemberr 2018


Sasaran, Penyuluh,
Keluarga Tn S Mahasiswa

………………………... …………………………

Mengetahui,
Pembimbing PPN Keperawatan Keluarga

………………………………………………….

SATUAN ACARA PENYULUHAN

52
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI PADA KELUARGA


TN. S DI RT 03 PASEKAN LOR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

EFA FAUZIAH

1810206019

PROGRAM PENDIDIKAN NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN

53
HIPERTENSI

POKOK BAHASAN : Keperawatan Keluarga


SUB POKOK BAHASAN : Hipertensi
SASARAN : Keluarga Tn S
WAKTU : 17 Desember 2018
MEDIA : Leaflet dan Materi SAP
METODE : Ceramah dan tanya jawab
TEMPAT : Kediaman Tn S
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu gejala peningkatan

tekanan darah yang berpengaruh pada sistem organ yang lain, seperti stroke untuk

otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung

serta gagal ginjal (Ardiansyah, 2012). Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi

juga merupakan salah satu jenis penyakit pembunuh paling dahsyat di dunia saat ini.

(Anggraeni, 2012).

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomer 3 setelah stroke dan

tuberkulosis. Predikat hipertensi sebagai penyakit pembunuh diam-diam (The Silent

Killer) juga ternyata memang menjadi kenyataan. Seringkali seseorang baru sadar

dengan predikat seperti itu ketika hipertensi sudah telanjur menjalar di tubuhnya. Ini

bisa terjadi karena hipertensi seringkali terlihat tanpa gejala. Sementara si penderita

kerap merasa sehat-sehat saja. Dalam usaha menurunkan angka morbiditas hipertensi

pada lansia, dengan mematuhi pola hidup yang seimbang diantaranya : mengurangi

konsumsi lemak, mengatur pola tidur, olahraga secara teratur, makan banyak buah-

buahan dan sayuran segar, mengurangi konsumsi garam, menghindari rokok, dan

menghindari minuman kopi (Anies, 2007).

Allah SWT sudah menjanjikan penyembuh dari berbagai penyakit dan


dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat Yunus ayat 57 Allah SWT Berfirman :

54
َ‫ُور َو ُهدًي َو َرحْ َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمنِين‬
ِ ‫صد‬ُّ ‫ظةٌ ِم ْن َر ِبّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء ِل َما فِي ال‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
َ ‫اس قَدْ َجا َءتْ ُك ْم َم ْى ِع‬

Artinya :

“ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu

dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk

serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

2. PENGANTAR

Bidang studi : Keperawatan Keluarga


Topik : Hipertensi
Sub Topik : Meningkatkan manajemen hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn S
Hari/ tanggal : 17 Desember 2018
Jam : 15.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Kediaman Tn S

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x kunjungan diharapkan keluarga
Tn S mampu memahami masalah hipertensi sehingga dapat meningkatkan kualitas
kesehatan yang lebih baik.

4. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK )


Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit pada keluarga Tn S dapat memahami
tentang :
i. Pengertian Hipertensi
j. Klasifikasi Hipertensi
k. Patofisiologi Hipertensi
l. Manifestasi Klinis Hipertensi

55
m. Etiologi Hipertensi
n. Faktor Resiko Hipertensi
o. Komplikasi Hipertensi
p. Pelaksanaan Hipertensi
5. MATERI

Deskripsi kisi-kisi materi


a) Pengertian Hipertensi
b) Klasifikasi Hipertensi
c) Patofisiologi Hipertensi
d) Manifestasi Klinis Hipertensi
e) Etiologi Hipertensi
f) Faktor Resiko Hipertensi
g) Komplikasi Hipertensi
h) Pelaksanaan Hipertensi
6. MEDIA
a. Leaflet
b. Materi SAP

7. METODE
Ceramah dan tanya jawab

8. STRATEGI PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyiuluhan Kegiatan Peserta

1 5 menit Pembukaan :

a. Memberi salam a. Menjawab salam


b. Perkenalan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran c. Memperhatikan
d. Menyebutkan materi / pokok bahasan yang
akan disampaikan
2 15 menit Pelaksanaan : a. Mendengarkan

56
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan b. Memperhatikan
dan teratur
Materi

1. Pengertian Hipertensi
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Patofisiologi Hipertensi
4. Manifestasi Klinis Hipertensi
5. Etiologi Hipertensi
6. Faktor Resiko Hipertensi
7. Komplikasi Hipertensi
8. Pelaksanaan Hipertensi
3 5 Menit Evaluasi : Bertanya dan
menjawab
a. Menyimpulkan inti penyuluhan
pertanyaan,reinforce
b. Memberi kesempatan pada responden untuk
ment positive.
bertanya
c. Memberi kesempatan pada responden untuk
menjawab pertanyaan yang di berikan
4 5 menit Penutup:

a. Menyimpulkan meteri yang telah diberikan a. Mengikuti dan


b. Mengucapkan terimakasih dan salam menyimak
penutup b. Menjawab salam

57
9. PENGESAHAN
Yogyakarta, 17 Desember 2018

Penyuluh
Sasaran

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

………………………………………..

58
LAMPIRAN MATERI
HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalamai suatu
peningkatan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan darah 140/90 mmHg
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung dan fase sistolik 140
menunjukan fase darah yang sedang di pompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukan fase darah diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke
jantung (Triyanto, 2014).

B. Klasifikasi
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan
sfigmomanometer air raksa ataupun menggunakan tensimeter digital. Hasil
pengukuran tersebut adalah tekanan darah sistol maupun diastol dapat digunakan
untuk menentukan hiertensi atau tidak. Terdapat beberapa klasifikasi hipertensi
pada hasil pengukuran tersebut. Adapun klasifikasi hipertensi menurut WHO adalah
sebagai berikut :

Tabel 1.1 klasifikasi tekanan darah menurut WHO

Klasifikasi Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi ringan (stadium 1) 140-159 90-99
Hipertens sedang (stadium 2) 160-179 100-109
Hipertensi berat (stadium 3) 180-209 110-119

59
Hipertensi sangat berat (stadium 4) 210 120

Adapun klasifikasi lain menurut The Seventh Report Of the Join National Commite
(JNC7) on Prevention, Detected, Evaluation, and treatment of Highh Blood
pressure (2003) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 klasifikasi tekanan darah menurut JNC7


Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stage I 140-159 90-99
Hipertensi Stage II 160 100
Sumber : Departement of Health and Human Services, US (2003)

C. Patofisiologi

Sumber: Jansen Murray (2013, dalam Muttaqin, 2009) Gambar 2.1.


Mekanisme Kontrol Saraf terhadap Curah Jantung

Kecepatan denyut jantung dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan

parasimpatis. Pusat regulasi jantung diantaranya saraf aferen dari saraf

60
glosofaringeal dan saraf vagus membawa pesan dari reseptor sensori sinus

karotikus dan arkus aorta menuju medula oblongata. Saraf simpatis dan

parasimpatis keluar dari batang otak dan memberikan stimulus pada jantung

dan melakukan fungsi regulasi saraf simpatis yang lain. Saraf simpati

menuju korteks adrenal untuk melepaskan neurotransmiter norepinefrin yang

digunakan dalam aksi regulasi jantung ke nodus sinoatrial (SA). Norepinefrin

akan berikatan dengan reseptor adrenergik β1 sehingga terjadi pengaktifan

sistem perantara kedua menyebabkan peningkatan kecepatan lepas muatan

nodus dan peningkatan denyut jantung.

Kecepatan denyut jantung akan menurun jika pengaktifan saraf

simpatis dan pelepasan norepinefrin berkurang. Sel-sel di seluruh

miokardium disarafi oleh saraf simpatis yang menyebabkan peningkatan di

setiap kontraksi pada tiap panjang serat otot tertentu sehingga menyebabkan

peningkatan pada SA. Saraf parasimpatis menuju nodus SA dan seluruh

jantung untuk melepaskan neurotransmiter asetilkolin yang memperlambat

kecepatan depolarisasi nodus SA, sehingga terjadi penurunan kecepatan

denyut jantung. Rangsangan parasimpatis ke bagian miokardium menurunkan

kontraktivitas dan volume sekuncup yang menghasilkan suatu efek inotropik

negatif (Muttaqin, 2009).

61
Sumber: Simon dan Schuster (2004, dalam Muttaqin, 2009)
Gambar 2.2. Skema Lokasi Baroresepto

Refleks baroreseptor merupakan refleks yang utama dalam menentukan


kontrol regulasi dari denyut jantung dan tekanan darah. Sinyal baroreseptor
memasuki traktus solitaries medula, sinyal sekunder menghambat
vasokonstriktor di medula dan merangsang pusat parasimpatis vagus dengan
efek vasodilatasi vena dan arteriol di seluruh sistem sirkulasi perifer serta
berkurangnya frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung
(Guyton & Hall, 2008).
D. Manifestasi Klinis
Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki beberapa gejala khas sering
tidak terdiagnosis dalam waktu yang lama. Gejala akan terasa secara tiba-tiba saat
akan terjadinya peningkatan tekanan darah (Jain, 2011). Namun demikian, terdapat
beberapa gejala yang mengindikasikan terjadinya hipertensi yaitu pusing, telinga
berdengung, sulit tidur, sesak nafas, rasa berat (kaku ditengkuk, mudah lelah, mata
berkunang-kunang dan mimisan meskipun jarang dilaporkan. Gejala yang sering
dijumpai pada orang yang menderita hipertensi adalah :
1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
tekanan darah intrakranium.

62
2) Hipertensi dapat mempengaruhi penglihatan, yaitu penglihatan mulai kabur
akibat kerusakan retina.
3) Tidak mantapnya ketika mengayunkan langkah karena terjadinya kerusakan
susunan syaraf.
4) Terjadinya nokturia akibat suatu peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerolus.
5) Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
Peningkatan tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi
komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala,
epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata
berkunang-kunang dan pusing (Suparto, 2010).

E. Etiologi
Hipertensi merupakan gejala penyakit yang ditandai dengan peningkatan
tekanandarah dalam jangka panjang yang dapat merusak organ-organ target tertentu
sepertiotak, ginjal, retina, jantung, pembesaran ventrikel kiri/bilik kiri, gagal jantung
kronik,kerusakan retina mata/kebutaan. (Dinkes, 2004) Menurut penyebabnya
hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Hipertensi Primer
Hipertensi yang belum diketahui penyebabnya sampai saat ini.
b) Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang sudah diketahui penyebabnya misalnya penyakit
ginjal kronik, kontrasepsi oral coartatio aorta, aldosteronisme,
pheochromocytoma (Dinkes, 2004).
Hipertensi adalah salah satunya disebabkan oleh faktor gaya hidup modern,
orang zaman sekarang sibuk mengutamakan pekerjaan untuk mencapai kesuksesan.
Kesibukan dan kerja keras serta tujuan-tujuan yang berat mengakibatkan timbulnya
tekanan yang tinggi. Perasaan tertekan membuat tekanan darah menjadi naik. Selain
itu, orang yang akan sibuk juga tidak sempat untuk berolahraga. Akibatnya lemak
dalam tubuh semakin banyak dan tertimbun yang dapat menghambat aliran darah.
Pembuluh yang terhimpit oleh tumpukan lemak menjadikan tekanan darah menjadi

63
tinggi. Inilah salah satu faktor terjadinya hipertensi pada seseorang (Susilo &
Wulandari, 2011).

F. Faktor Risiko Hipertensi


Beberapa risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu ada dari
usia lanjut, dalam keluarga memiliki riwayat darah tinggi, memiliki berat badan
yang berlebih yang disertai dengan seringnya tidak melaksanakan olahraga dan ola
makan yang kurang optimal (Palmer, dkk., 2007).
Gaya hidup juga merupakan salah satu faktor paling penting untuk
terjadinya hipertensi pada seseorang. Gaya hidup yang modern disertai pola makan
dan gaya hidup tertentu, cenderung mengakibatkan hipertensi. Beberapa diantaranya
adalah konsumsi lemak, minyak jelantah, garam tinggi, merokok, minum- minuman
mengandung alkohol, serta stres emosional (Anies, 2008).
Faktor-faktor yang dapat dimasukan sebagai faktor risiko hipertensi adalah :
1. Umur : tekanan darah meningkat sesuai umur (umur lebih dari 40 tahun
memiliki risiko semakin meningkat).
2. Ras : Kulit hitam > Kulit putih
3. Urban : Daerah perkotaan > Pedesaan.
4. Geografis : Pantai > Pegunungan
5. Jenis kelamin : Wanita > Laki-laki
6. Kegemukan : Gemuk > kurus
7. Stres : Type A > B
8. Makanan : Tinggi garam, tinggi lemak,
9. Minuman : Alkohol (Meninggi bila minum 3x sehari)
10. Kopi : Belum terbukti
11. Rokok
12. Diabetes Militus
13. Pil KB : Risiko meninggi dengan lamanya pemakaian (±12 tahun berturut-
turut) (Dinkes, 2004).

64
Faktor risiko adalah karakteristik, tanda dan gejala penyakit yang terdapat
pada individu dan kelompok masyarakat, yang secara statistik berhubungan
dengan peningkatan insiden dari suatu penyakit (Sugiharto, 2007). Berikut ini
adalah gambaran secara jelas beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
penyakit hipertensi, sebagai berikut:

1. Umur
Tekanan darah meningkat sesuai umur (umur lebih dari 40 risiko
semakin meningkat). Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian
menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun
akan meningkat.
Penyakit tidak menular tertentu seperti penyakit kardiovaskular,
diabetes mellitus, dan lain-lain erat kaitannya dengan umur. Semakin tua
seseorang maka semakin besar risiko terserang penyakit tersebut (Gunawan,
2005).
Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi dan
penyakit DM. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih
besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40
% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun (Nurkhalida, 2003).
Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah
meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi
akan berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan (Price,
dkk.,1995).
Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada
usia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya biasa saja bila tekanan darah kita sedikit
meningkat dengan bertambahnya umur. Ini sering disebabkan oleh perubahan
alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Hanya saja bila perubahan
ini disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi
(Mansjoer, 2001).
2. Keturunan

65
Orang-orang dengan riwayat keluarga yang mempunyai penyakit
tidak menular lebih sering mengalami penyakit yang sama. Riwayat keluarga
dekat yang mempunyai riwayat hipertensi akan meningkatkan risiko
hipertensi sebesar 4 kali lipat. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang
memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan penyakit tidak menular jika
orang tuanya dengan penyakit tidak menular (PTM) (Nurkhalida, 2003).
Jika seorang dari orang tua dengan penyakit tidak menular (PTM),
maka dimungkinkan sepanjang hidup keturunannya mempunyai peluang
25% terserang penyakit tersebut. Jika kedua orang tua mempunyai penyakit
tidak menular maka kemungkinan mendapatkan penyakit tersebut sebesar
60% (Gunawan, 2005).
3. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya penyakit tidak
menular tertentu, yang banyak dicetuskan oleh hipertensi dimana pria lebih
banyak 30 menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar
2,29 mmHg untuk peningkatan darah sistolik (Gunawan, 2005). Pria dan
wanita menapouse berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Penelitian lain
mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang relatif
sama menderita hipertensi (Mansjoer, 2001).
4. Obesitas
Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan yang tidak
seimbang. Di mana seseorang lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein
tanpa memperhatikan serat. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular karena beberapa sebab. Makin besar
massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen
dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar
melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih
besar pada dinding arteri (Khomsan, 2010).
Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung
dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh
menahan natrium dan air (Hull, 1996).

66
Penelitian Alison Hull menunjukkan adanya hubungan antara berat
badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal
maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi juga
membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien
hipertensi (Hull,1996).
Pada penyelidikan dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah
sirkulasi pasien obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan
penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang
setara (Suryono,2001).
Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak
remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada
dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10%
mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Oleh 32 karena itu,
penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi orang-orang yang
obesitas bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi
(Whitney, dkk.,1996).
Jika anda menurunkan 1 kg berat badan, maka anda telah berhasil
mengurangi tekanan arteri sebesar 1,5 mmHg. Sedangkan hipertensi sangat
erat dengan kejadian penyakit jantung dan stroke (Hull,1996).
Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapat
dilakukan dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang
kemudian disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus perhitungan
IMT adalah sebagai berikut: (Nyoman, dkk., 2002).

Berat Badan (Kg)


IMT = ----------------------------------------
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan


darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obesitas 5
kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal.

67
Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan
lebih (Staessen, dkk., 2000).

5. Konsumsi minyak lemak jenuh


Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan
peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi (Hull,1996).
Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang
berkaitan dengan kenaikan tekanan darah (Price,dkk., 1995).
Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan
yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh
secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain
yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Price, dkk.,
1995).
6. Olahraga atau aktifitas fisik
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak
menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih
otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu (Suryono, 2001).
Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi.
Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya
obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya
hipertensi (Sheps & Sheldon., 2005).
Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras
pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa,
makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Hernelahti, dkk.,1998).
7. Konsumsi garam
Garam atau unsur natrium merupakan salah satu bahan pangan yang
harus dikurangi seseorang jika ingin terhindar dari hipertensi (darah tinggi).
Kendati masyarakat paham akan hal itu, konsumsi garam di masyarakat

68
Indonesia masih terbilang tinggi. Garam merupakan faktor penting dalam
patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku
bangsa dengan asupan garam yang minimal. Garam meyebabkan
penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak
keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada
manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan
darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan
darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih
dari 6 gram/hari yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari
(Sheps &Sheldon, 2005).
Pada penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium
dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat
menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah
(Hull, 1996).
8. Stres
Stres adalah salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Berbagai
cara seperti duduk berdiam diri, membaca, berkebun, meditasi, yoga,
hipnotis, dan melakukan hobi, dapat menjadi alternatif untuk menciptakan
keadaan rileks. (Widyanto & Tribowo., 2013).
Stres adalah suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu
dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang
berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis
dan sosial dari seseorang. Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi,
fisik atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan
kita untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres
bukanlah pengaruh pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon
kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu (Smet, 1994).
Sudah lama diketahui bahwa stres atau ketegangan jiwa (rasa
tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat
merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu
jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan

69
meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan
patologis. Gejala yang muncul berupa hipertensi atau penyakit maag (Bart
Smet,1994).
Stres juga memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga
melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermiten. Apabila stres berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian
tekanan darah yang menetap (Slamet, 2001). Stres dapat meningkatkan
tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stres sudah hilang tekanan
darah bisa normal kembali. Peristiwa yang mendadak yang menyebabkan
stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun akibat stres berkelanjutan
yang dapat menimbulkan hipertensi belum dapat dipastikan (Nurkhalida,
2003).

G. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi dalam jangka panjang pada seseorang yang mengalami tekanan
darah tinggi adalah gangguan pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun
ginjal (Syukraini, 2009).
Risiko yang paling banyak terjadi akibat komplikasi dari penyakit hipertensi
ialah stroke. Komplikasi yang sering timbul ialah stoke, penyakit jantung, dan gagal
ginjal (Gunawan, 2007).
1. Jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri
sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri
disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah
2. Otak
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darahotak (stroke). Stroke sendiri kematian jaringan otak yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah keotak. Biasanya kasus ini terjadi secara

70
mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit
(Complete stroke).
3. Ginjal
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi ginjal
menurun hingga mengalami gagal ginjal

1. Pencegahan hipertensi

Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial),

dapat dikurangi dengan cara :

a. Memeriksa tekanan darah secara teratur.


b. Menjaga berat badan ideal.
c. Mengurangi konsumsi garam.
d. Jangan merokok.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Hidup secara teratur.
g. Mengurangi stress.
h. Jangan terburu-buru.
i. Menghindari makanan berlemak.
Pencegahan Primer :

a. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.


b. Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk
mengurangi berat badan.
c. Kurangi konsumsi alkohol.
d. Konsumsi minyak ikan.
e. Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium
juga cukup membantu.
Pencegahan Sekunder

71
a. Pola makanam yamg sehat.
b. Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
c. Fisik aktif.
d. Mengurangi Akohol intake.
e. Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier

a. Pengontrolan darah secara rutin.


b. Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
H. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan klien dengan hipertensi adalah menurunkan tekanan
darah sampai normal atau sampai nilai terendah yang masih dapat ditoleransi,
meningkatkan kualitas dan mencegah komplikasi (Widyanto & Tribowo, 2013).
Terapi hipertensi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Terapi non farmakologis dalam mengatasi hipertensi di tekanan pada berbagai
upaya berikut :
1) Mengatasi obesitas dengan menurunkan berat badan berlebih.
2) Latihan fisik (olahraga) secara teratur.
3) Pemberian kalium dalambentuk makanan dengan konsumsi buah dan sayur.
4) Mengurangi asupan garam dan lemak jenuh.
5) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
6) Menciptakan keadaan rileks.
b) Terapi farmakologis
Terapi farmakologis dilakukan dengan menggunakan obat anti hipertensi yang
secara khusus diharapkan :
1) Mempunyai bioavailabiltas yang tinggi konsisten sehingga efektifitasnya
dapat diperkirakan (predictable).
2) Mempunyai waktu paruh (plasma elimination half-life) yang panjang
sehingga diharapkan mempunyai efek pengendalian tekanan darah yang
panjang pula.

72
3) Smooth onset of action dengan kadar puncak plasma setelah 6-12 jam untuk
mengurangi kemugkinan kemungkinan efek mendadak seperti takikardi.
Golongan obat hipertensi Obat-obat hipertensi dapat dibagi menjadi 7, yaitu
antara lain.
a) Diuretik
Mekanisme kerja: menghambat absorbsi garam dan air sehingga
volume darah dapat menurun akibatnya tekanan darah ikut turun.
Diuretik ini dibagi menjadi 3 tebagi menjadi 3 yaitu:
- Golongan thiazid yang bekerja pada tubulus distal dengan kerja
meningkatkan ekskresi Na+ dan Cl-. Contoh: HCT dan indapamid
- Golongan diuretik kuat yang bekerja di ansa henle bagian
assendens dengan kerja menghambat kotranspor Na+, K+, Cl-,
dan menghambat resorpsi air dan elektrolit. Contoh: furosemid,
torasemid, asam etakrinat dan bumetamid.
- Golongan diuretik hemat kalium, contohnya : triamteren,
amilorid, dan spironolakton.
b) Alfa blockers
Mekanisme kerja: memblok reseptor alfa adrenergik yang ada pada
oto polos pembuluh. Dibedakan menjadi
- Alfa blockers nonselektif, contoh : fentolamin
- Alfa 1 blockers selektif, contoh : prazosin, terazosin. Doksazosin
dll.
c) Beta blockers
Mekanisme kerja: menempati reseptor beta adrenergik. Blokade
reseptor ini menyebabkan penurunan aktifitas adrenalin dan
noradrenalin. Contoh: atenolol, metoprolol, labetolol dll.
d) Agonis alfa 2
Mekanisme kerja: menstimulasi reseptor alfa 2 yang berdaya
vasodilatasi. Contoh: klonidin
e) Antagonis kalsium

73
Mekanisme kerja : menghambat pemasukan ion Ca ke dalam sel
sehingga penyaluran impuls dan kontraksi dinding pembuluh. Contoh
: nifedipin, nikardipin, verapamil, dll.
f) Panghambat RAS (Renin Angiotensin Sysem)
Mekanisme kerja : mencegah pengubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II yang berdaya vasokonstriksi kuat. Selain itu
menghambat pembentukan aldosteron yang bersifat retensi garam dan
air. Contoh : kaptopril, losartan, benazepril, dll.
g) Vasodilator
Mekanisme kerja : berkhasiat vasodilatasi langsung terhadap
pembuluh darah sehingga tekanan darah turun. Contoh : hidralazin
dan monoksidil
Selain obat-obatan yang diijinkan oleh dokter,ada cara lain yang
tradisisonal yaitu dengan:
- Dua buah belimbing diparut kemudian diperas airnya sehingga
menjadi satu gelas belimbing dan diminum setiap pagi.
- Daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1
gelas, minum 2 gelas/hari.
- Makan 2 buah ketimun / hari atau dibuat jus

74
DIIT HIPERTENSI
A. Pengertian
Diit hipertensi adalah jenis dan komposisi makanan yang diatur untuk
penderita hipertensi.
B. Tujuan Diit Hipertensi
Membantu menurunkan tekanan darah sehingga komplikasi hipertensi
terhindarkan.

C. Perbedaan Diit hipertensi dengan Makanan Biasa


1. konsumsi lemak dibatasi
2. konsumsi kolesterol dibatasi
3. konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4. makanan yang boleh dikonsumsi
D. Makanan yang boleh dikonsumsi
1. Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula

2. Sumber protein hewani


Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur
ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak.

3. Sumber protein nabati


Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.

4. Sumber lemak
Santan kelapa encer dibatasi jumlahnya.

5. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis,
kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.

6. Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.
7. Bumbu

75
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih
15 gram perhari.

8. Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.

E. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi


1. Makanan yang banyak mengandung garam:
a. Biscuit,krakerss,cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau
soda.
b. Dendeng, abon,cornet beaf,daging asap,ham, ikan asin,ikan pindang, sarden
ikan teri, telur asin.
c. Keju, margarine dan mentega.
2. Makanan yang banyak mengandung kolesterol:
Makanan dari hewan seperti otak,ginjal,hati,limfa dan jantung.
3. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
a. Lemak hewan: sapi babi, kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega.
b. Kelapa, minyak kelapa, margarine, alpokat.
4. Makanan yang banyak menimbulkan gas: kool, sawi, lobak, dll.
F. Cara mengatur diit hipertensi
1. Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak hewan, margarine,mentega
sebagai pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah
tertentu.
2. Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu dengan paling banyak 50
gram tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
3. Gunakan susu skim sebagai pengganti susu penuh.
4. Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.
5. Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.
6. Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca -
cola, limun, permen,dodol, coklat, kolak, eskrim.
7. Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.
G. Bagaimana sebaiknya cara memasak

76
1. Cara memasak daging pilih daging yang halus dan keluarkan bagian yang
berlemak
2. Cara memasak yang baik adalah
merebus,mengkukus,menumis,memanggang atau membakar. Sebagian dari
sayuran sebaiknya makan mentah atau sebagai lalapan.

77
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. 2005. Hipertensi. Kanisius :Yogyakarta.


Hernelahti, Miika., dkk. (1998) Hypertension in master endurance athletes. J.
Hypertension
Jain, Ritu. 2011. Pengobatan Alternatif Untuk Mengatasi Tekanan Darah. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Palmer, Anna., dkk. (2007), Simple Guide, Tekanan Darah Tinggi. (Yasmine,
Penerjemah). Erlangga: Jakarta.
Price, dkk. 1995. Edisi 4, Hipertensi dalam Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Sheps & Sheldon G. 2005. Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT Intisari Mediatama:
Jakarta.
Mansjoer Arif (2000), et al, Kapita Selekta Kedokteran, Ed 3 jilid 1, media aesculapius.
Jakarta
Iqbal M (2004), bahan kuliah Ilmu Penyakit Dalam, PSIK FK UMY.

78
H. Pengesahan.

Yogyakarta, 17 Desember 2018

Keluarga Tn S, Mahasiswa

(……………….) Efa Fauziah S.Kep

Pembimbing lapangan

(………………….)

79
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S DENGAN MASALAH GIZI
KURANG PADA AN. D DI RT 03 PEDUKUHAN PASEKAN LOR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjungan ke :6
Kegiatan : Penyuluhan Gizi Kurang ( An D)
Hari/Tanggal : Kamis, 18 Desember 2018

A. LATAR BELAKANG

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut
keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk
membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam
diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran
ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan
salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi
serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.

B. PROSES KEPERAWATAN

3. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Ketidakefektifan Managemen kesehatan An.D Di Pedukuhan Pasekan Lor,

Balecatur, Gamping, Sleman , Yogyakarta

80
4. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Tn. S dapat

memahami gizi seimbang untuk anak.

5. Tujuan khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn.

mampu:

e. Mengetahui gizi seimbang untuk anak.

f. Mengetahui pentingnya gizi seimbang untuk anak.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Metode

Metode yang digunakan adalah diskusi

2. Media

Media yang digunakan adalah leaflet, dan SAP.

3. Waktu dan Tempat

- Hari / Tanggal : Rabu, 18 Desember 2018

- Waktu : 16.00

- Tempat : Rumah keluarga An. D

5. Rencana kegiatan

Pengorganisasian Waktu dan Acara

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan

81
3. Menjelaskan tujuan
kedatangan.
2. 20 menit Pelaksanaan 1. Menyimak
1. Penyuluhan tentang gizi 2. Memperhatikan dan
seimbang. mengikuti gerakan
2. Menjelaskan pentingnya yang diajarkan
gizi seimbang 3. Menyampaikan
pendapat atas
kedatangan
mahasiswa
4. 5 menit Penutup
16. Evaluasi 13. Menjawab salam
17. Mengucapkan terima 14. Berdiskusi menentukan
kasih dan mengakhiri rencana kegiatan
pertemuan dengan salam. selanjutnya
18. Kontrak waktu kegiatan
selanjutnya.

D. EVALUASI

4. Evaluasi struktur

Laporan pendahuluan (LP) disiapkan, alat bantu/media disiapkan, waktu

kedatangan sesuai dengan kontrak waktu yang dilakukan sebelumnya.

5. Evaluasi proses

c. Komunikasi sesuai

d. Keluarga kooperatif

6. Evaluasi hasil

82
f. Jenis: Lisan

g. Bentuk: Diskusi dan tanya jawab

h. Soal :

1. Apa pengertian senam kaki diabetes mellitus.?

2. Apa manfaat senam kaki diabetes mellitus.?

83
E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 18 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep

84
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

Pertemuan Ke :6
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Desember 2018
Waktu : 16.00
Tempat : Rumah Ny. M di RT 03 Pasekan Lor
Kegiatan : Penyuluhan materi tentang Gizi Seimbang.

1. Memberi keyakinan pada keluarga bahwa segala informasi tentang keluarga

yang diberikan kepada mahasiswa merupakan rahasia yang akan tetap dijaga

oleh mahasiswa.

2. Menjelaskan tugas dan tanggungjawab mahasiswa di komunitas, bahwa

mahasiswa wajib mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi ataupun

keluarga dengan penyakit tertentu.

3. Kontrak waktu lamanya pertemuan pada hari ini 30 menit.

4. Melakukan penyuluhan tentang senam kaki diabetes mellitus dan mempraktekkan

senam kaki diabetes mellitus.

5. Menguatkan hubungan saling percaya antara mahasiswa dan keluarga, sehingga

hubungan mahasiswa dan keluarga lebih erat.

6. Keluarga kooperatif selama proses komunikasi dan proses penyuluhan.

7. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya.

85
LAPORAN PENDAHULUAN

GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA TN. S KHUSUSNYA AN. D


RT 03 DI PEDUKUHAN PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Efa Fauziah
1810206019

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

86
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh
seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak
cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema
makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa.
Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi
selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku
demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi
kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan
badanyang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang
paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahu ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
B. Masalah

Ketidakefektifan management kesehatan An. M tumbuh kembang (gizi kurang)

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7X kunjungan diharapkan
Ketidakefektifan management kesehatan An. M tumbuh kembang (gizi kurang) pada
keluarga Tn. S berkurang.

87
.
2. Tujuan Khusus
Seteah dilakukan intervensi selama 1x30 menit masyarakat di Pasekan
keluarga Tn S mampu memahami tentang gizi seimbang meliputi:
a. Mengetahui manfaat gizi seimbang pada anak
b. Mengetahui gizi yang baik bagi anak
D. Sasaran
Keluarga Tn. S
E. Strategi
Penyuluhan (pendidikan kesehatan) tentang Gizi Seimbang.

F. Jenis Kegiatan
3. Perencanaan
b. Persiapan
7) Pengkajian
8) Pengumpulan data dan perumusan masalah
9) Pengumpulan materi
10) Persiapan alat

4. Pelaksanaan
Teknik pelaksanaanya antara lain :
d. Tahap persiapan
5) Pengkajian
6) Pengumpulan data dan perumusan masalah
7) Pengumpulan materi
8) Persiapan alat

e. Tahap pelaksanaan
4) Berkunjung kerumah warga
5) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana.
6) Penyuluhan tentang gizi seimbang

88
f. Tahap evaluasi
4) Evaluasi struktur
Perencanaan terlaksana dan kontrak waktu 1 hari sebelum penyuluhan
dilaksanakan.
5) Evaluasi proses
Kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan kontrak waktu sebelumnya
media yang digunakan yaitu leafletdan SAP.
6) Evaluasi hasil
d) Peserta memahami pengertian gizi
e) Peserta memahami manfaat gizi seimbang
f) Peserta memahami pentingnya gizi seimbang untuk anak

G. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Rabu, 18 Desember 2018
Waktu : Jam 16 : 00 Selesai
Tempat : Rumah Tn S

Demikian laporan pendahuluan ini saya susun untuk dapat dilaksanakan


sebagaimana mestinya.

89
PENGESAHAN

Yogyakarta, 18 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep

90
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA TN. S KHUSUSNYA APAK AN. D RT 03
DI PEDUKUHAN PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Efa Fauziah
1810206019

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

91
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) GIZI PADA AN. D

POKOK BAHASAN : Gizi pada Anak


SUB POKOK BAHASAN : Gizi Seimbang untuk Anak
SASARAN : Keluarga Anak D dengan status gizi kurang
HARI/TANGGAL : Rabu, 18 Desember 2018
WAKTU : Pkl 16 : 00 WIB
TEMPAT : Rumah Anak D

A. LATAR BELAKANG

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh
seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak
cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema
makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang
dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak
memenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus
berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang
menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan
badanyang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang
paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahu ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu

92
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

B. TUJUAN PENYULUHAN UMUM

Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang gizi seimbang untuk anak selama 1
x 35 menit keluarga mengetahui makanan yang baik pada anak dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. TUJUAN PENYULUHAN KHUSUS

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, peserta mampu:


1. Mengetahui manfaat gizi seimbang pada anak
2. Mengetahui gizi yang baik bagi anak

D. MEDIA DAN ALAT


1. Leaflet
2. Materi SAP

E. METODE
1. Diskusi
2. Tanya jawab

F. KISI-KISI MATERI

1. Definisi makanan seimbang


2. Kebutuhan gizi balita
3. Hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi
4. Makanan selingan bagi balita

93
G. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN
NO WAKTU PENYULUH PESERTA
1 5 Menit 1. Pembukaan 1. Menjawab salam
2. Salam pembukaan 2. Memperhatikan
3. Perkenalan 3. Berpartisipasi aktif
4. Apersepsi 4. Memperhatikan
5. Mengkomunikasikan tujuan
2 20 Menit 1. Kegiatan inti penyuluhan 1. Memperhatikan
2. Menjelaskan dan menguraikan
materi
- Definisi makanan seimbang 2. Bertanya
- Kebutuhan gizi balita
- Hal yang mendorong
terjadinya gangguan gizi
- Makanan selingan bagi
balita

3. Membuka sesi Tanya jawab


4. Menjawab pertanyaan peserta
penyuluhan yang berkaitan dengan
materi yang belum jelas.

3 10 menit 1. Penutup 1. Menjawab pertanyaan


2. Menyimpulkan materi yang telah 2. Menjawab salam
disampaikan.
3. Melakukan evaluasi penyuluhan
dengan pertanyaan secara lisan.

4. Mengakhiri kegiatan penyuluhan.

94
H. SUMBER.
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil
Akan Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan .
Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas
9 September 2002 .
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh
kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.

95
MATERI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK

A. DEFINISI
Gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari
sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta tak terganggu penyakit atau
tubuh tetap sehat

B. KARAKTERISTIK BALITA
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

C. PERAN MAKANAN BAGI BALITA


Makanan sebagai sumber zat gizi Didalam makanan terdapat enam jenis
zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini
diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat ,
lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu,
kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang
dewasa.
2. Zat Pembangun

96
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik
dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan
jaringan yang aus atau rusak.

3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang
berperan sebagai zat pengatur.
4. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun
yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
5. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
6. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

D. KEBUTUHAN GIZI BALITA


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan
orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
2. Kebutuhan zat pembangu
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika

97
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,
kebutuhannya relatif lebih kecil.
3. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring
dengan bertambahnya usia.

E. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi


Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan
gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung
gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima
tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari
makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya
gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
1. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang
sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya
ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada
keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan
bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai
sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak
balita. Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena
kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan
komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang
mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi
tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya

98
prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan
makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran
seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi,
vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan
yang dapat menurunkan harkat keluarga.
3. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan
tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan
terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan
kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun
temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti
itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
4. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil
membuat anak sulit mendapat cukup protein.
Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan
protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang
terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan
seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).
5. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau
disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
6. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang
menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya
yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
7. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan
ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih
sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja
perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu (
ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.

99
8. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan
pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat
rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti,
akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi
buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan
kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk
mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.
9. Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga
akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari,
baik kualitas maupun jumlah makanan.
10. Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan
tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan
kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat
menghalangi penyerapan makanan.
11. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,
infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria
kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

F. KEKURANGAN ENERGI DAN PROTEIN (KEP)


Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan
dalam usus terganggu
4. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut
menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu

100
berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini
bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka
waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak
menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara
sekilas anak tidak kurus.
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:
a. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi
dan menangis
b. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran
tertentu sehingga anak menjadi tertekan
c. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan /
membosankan
d. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang
diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
e. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama
kedua orang tuanya.
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis, faktor
psikologis, atau faktor pengaturan makanan )
1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan
menyembuhka penyakitnya melalui dokter.
2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.

a. Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
b. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat
memberi makan anak.
c. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan
denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan
makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua)
d. Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya
dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.

101
Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal
berikut ini.
a. Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak
benar-benar lapar dan haus
b. Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat
anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
c. Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya
didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan
yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.
d. Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan
dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi
kurang atau gizi lebih.
e. Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak.

G. MENU MAKANAN BALITA


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut
:
1. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari
sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
2. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan
asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu
yang disarankan adalah:
- Pagi hari waktu sarapan.
- Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
- Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

102
- Pukul 16.00 sebagai selingan
- Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
- Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
- Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun Perlu
diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan
terlalu jauh)
- Pukul 06.00 : Susu
- Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
- Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
- Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
- Pukul 14.00 : Susu
- Pukul 16.00 : Makanan selingan
- Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
- Pukul 20.00 : Susu.

H. MAKANAN SELINGAN BALITA


Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas
pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan
sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil.
Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan
balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan
sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi
dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.
Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang

103
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu
menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan
meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam
keluarga. Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di
antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak
cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian
yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu
nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam
sayuran, piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :

a. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan


makanan selingan.
b. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
(pagi, siang dan malam).
c. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis
dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat
yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti
hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat
berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini
akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat.
Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang
penyakit tertentu.

104
LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PENGKAJIAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
DI PEDUKUHAN PASEKAN LOR BALECATUR GAMPING SLEMAN

Nama mahasiswa : Efa Fauziah


Kunjunganke :7
Materi : Evaluasi Materi hipertensi dan Gizi Seimbang
Tanggal : 19 Desember 2018

A. LATAR BALAKANG
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, maka dilakukan penilaian
untuk melihat tingkat keberhasilannya. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan keluarga saja. Berikut evaluasi dari kegiatan yang
telah dilakukan, dengan menggunakan SOAP secara operasional, yaitu:
S: Semua hal yang dikatakan oleh keluarga setelah dilakukan intervensi keperawatan
beberapa waktu lalu. Seperti: keluarga mengatakan sudah memahami tentang
hipertensi dan pentingnya gizi seimbang untuk anak dengan baik.
O: Segala sesuatu yang ditemui oleh perawat secara langsung setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal: klien mampu melakukan klien tampak sehat dan tidak
lemas, hasil pemeriksaan TD 140/80 mmHg.
A: Analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan diagnosa
keperawatan.
P: Perencanaan yang akan dilakukan setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi.
Dalam melakukan proses keperawatan, mahasiswa telah melakukan 6 kali pertemuan
dengan anggota keluarga, yang dimulai dari awal pengkajian sampai dengan pendidikan
kesehatan. Setiap melakukan penyuluhan, mahasiswa juga memberikan evaluasi formatif
untuk melihat pemahaman keluarga tentang materi penyuluhan yang diberikan. Jadi, pada
pertemuan yang ke 7 ini, mahasiswa lebih melakukan pada evaluasi sumatif atau evaluasi
akhir pada keluarga Tn. S.

105
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektian pemeliharaan kesehatan Ny. M tentang hipertensi
b. Ketidakefektian managemen kesehatan An. D tentang tumbuh kembang
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x kunjungan, dapat diketahui
evaluasi akhir pada keluarga Tn. S
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan evaluasi akhir selama 1 x 30 menit,
diharapkan:
d. Keluarga dapat memahami dan menyebutkan kembali materi yang telah
diberikan oleh mahasiswa.
e. Mahasiswa mendapatkan hasil evaluasi akhir sesuai format SOAP.
f. Mahasiswa dan keluarga menetapkan rencana tindak lanjut asuhan
keperawatan keluarga.

C. IMPLEMENTASI
4. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
5. Media
Media yang digunakan adalah leaflet.
6. Waktu dan tempat
g. Hari/tanggal : Kamis, 19 Desember 2018
h. Waktu : 16.00 WIB
i. Alamat : Rumah Tn. S
D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya format evaluasi akhir keperawatan keluarga.
b. Mahasiswa mempersiapkan diri untuk proses kegiatan.
2. Kriteria proses
a. Evaluasi akhir asuhan keperawatan keluarga berjalan lancar.

106
b. Komunikasi yang sesuai dan tepat.
c. Keluarga kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Evaluasi hasil
a. Mahasiswa dan keluarga mampu berinteraksi dengan baik dan ramah.
b. Mahasiswa berpamitan kepada keluarga, mengucapkan terimakasih dan
meminta maaf kepada keluarga selama proses keperawatan keluarga
yang telah dilakukan selama 7 kali pertemuan.

E. PENGESAHAN

Yogyakarta, 19 Desember 2018

Mahasiswa Pembimbing Lapangan

Efa Fauziah S.Kep

107
LAPORAN HASIL KEGIATAN KEPERAWATAN KELUARGA

Laporan hasil kegiatan Evaluasi


Di Pedukuhan Pasekan Lor, Balecatur, Gamping Sleman

Kunjungan :7
Hari/Tanggal : Jum‟at , 19 Desember 2018
Tempat : Keluarga Tn. S
Jam : 16.00 WIB
Kegiatan : Evaluasi

1. Melakukan evaluasi akhir pada keluarga Tn. S, selain itu keluarga juga diminta
untuk menyebutkan kesan yang didapatkan selama 7 kali pertemuan.
2. Melakukan tanya jawab kepada keluarga terkait dengan materi yang telah
disampaikan beberapa hari yang lalu. Saat dilakukan evaluasi keluarga tampak
tenang dan santai serta yakin dalam menjawab semua pertanyaan mahasiswa.
Keluarga Tn. S dapat menjawab sekitar 80% dari total pertanyaan yang diberikan.
3. Mahasiswa menyimpulkan hasil dari proses keperawatan yang dilakukan selama 7
kali pertemuan.
4. Memberikan reinforcement kepada keluarga Tn. S untuk jawaban atas setiap
pertanyaan yang diajukan.
5. Mahasiswa berpamitan dan meminta maaf serta berterima kasih atas kerjasama yang
diberikan oleh anggota keluarga.

108
109
110
111
112

Anda mungkin juga menyukai