Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AUDIT PRODUKSI

OLEH :

Nama : JUMSE
Kelas : AK C-1
Nim : 1412398

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

TRI DARMA NUSANTARA

MAKASSAR

2017
Medan, 1 Juni 2013-04-07

No                   : 013/KAP/IV/2013
Lampiran         : 4 eksemplar
Perihal             : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth, Direktur PT. Serat Sutra
Di Medan

          Kami telah melakukan audit atas Keterlambatan Produksi di Pabrik Tekstil PT. Serat Sutra
untuk periode 20011/2012. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat
atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang Keterlambatan Produksi
yang terjadi dalam perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi
(kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna). Audit atas Keterlambatan
Produksi yang dilakukan diharapkan dapat memberikan saran perbaikan atas keterlambatan
sistem produksi yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman barang pada pelanggan sehingga
diharapkan dimasa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan
perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai
tujuannya.

          Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I                : Informasi Latar Belakang
Bab II               : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III                     : Rekomendasi
Bab IV                     : Ruang Lingkup Audit

          Dalam melakukan audit kami telah memperoleh banyak bantuan,dukungan, dan kerjasama
dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit
ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini.

                                        Kantor Akuntan Publik &


Management   konsultant Rawiatmaja
                                                                        Tn. Pram Sanjaya dan Rekan

                                                                            Dr. Pram Sanjaya, S.E., M.M., Ak., BAP.


BAB I
INFORMASI LATAR BELAKANG

PT. Serat Sutra (selanjutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jl. CR No. 7 Medan, didirikan
tanggal 13 April 1995 oleh para pendiri yang terdiri atas:

1. Ny. Shri Utami


2. Tn. Hendro Sukantja
3. Ny. Trini Ray

PT. Serat Sutra bergerak dibidang produksi industri tekstil. Tujuan produksi adalah untuk
memenuhi kebutuhan pasar dan hanya sebagian kecil memenuhi kebutuhan persediaan.
Perusahaan menetapkan kebijakan persediaan yang sangat minim untuk menjaga stabilitas
keuangannya.

Perusahaan menghasilkan beberapa jenis kain dengan bahan sadar dan merk yang berbeda.
Bahan baku sebagian masih merupakan bahan impor terutama yang tidak tersdia cukup dalam
negeri.

Sebanyak 60% dari produk yang dihasilkan terutama yang berbahan dasar sutra adalah untuk
tujuan ekspor yang merupakan produk pesanan dengan waktu pengiriman rata-rata 7 hari dari
pesanan diterima dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam  negeri.

Perusahaan menggunakan mesin otomatis berteknologi tinggi dengan kapasitas produksi 300.000
meter per hari untuk kain dengan bahan dasar sutra dan 4.750 meter kain yang tidak berbahan
dasar sutra. Dari kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan beroperasi sebesar 85% dari
kapasitas penuh.

Produksi disusun berdasarkan batch-batch yang lebih mengutamakan optimalisasi pengolahan


bahan yang tersedia.

Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:

         Direktur Utama                                       : Ny. Shri Utami


          Direktur Akuntansi dan Keuangan        : Ny. Trini Ray
          Direktur Pemasaran                               : Tn. Hendro Sukantja

          Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:


1.      Menilai kinerja proses produksi dan operasi dalam menghasilkan barang pesanan
2.      Menilai ekoniomisasi, efisiensi, dan efektivitas proses produksi dan operasi
3.      Memberikan berbagai saran dan perbaikan atas kelemahan dalam keterlambatan
pengiriman barang pesanan kepada pelanggan
BAB II
KESIMPULAN AUDIT

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:
1. Perencanaan kebutuhan bahan baku perusahaan (terutama untuk produk berbahan dasar sutra
yang masih diimpor) sering tidak tepat, sehinggan kedatangan bahan baku sering terlambat.
Dari catatan penerimaan bahan baku 2006 rata-rata terjadi kekurangan bahan baku sebanyak
15% dari kebutuhan produksi, sehingga proses produksi hanya mampu mencapai kuantitas
90% dari produk yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan sesuai jadwal
pengiriman yang ditetapkan.
2.      Karena proses produksi harus terus berjalan, supervisor memerintahkan untuk
memproduksi terlebih dahulu produk yang bahan bakunya tersedia di lokasi pabrik,
walaupun belum waktunya diproses, yang menyebabkan terjadinya penumpukan persediaan
rata-rata sampai 15% untuk produk nonsutra.
3.      Jadwal pemeliharaan mesin tidak selalu tepat dengan jadwal penggunaannya, sehingga
pada saat beberapa komponen mesin dibutuhkan sering belum siap karena masih diperbaiki,
yang berakibat terjadinya waktu tunggu rata-rata 1 jam setiap hari.
4.      Jadwal produksi tidak disesuaikan dengan terjadinya pemesanan dari pelanggan yang
sifatnya mendadak, sehingga belum termasuk dalam jadwal produksi yang telah ditetapkan,
yang menyebabkan tertundanya pengiriman barang yang terjadwal rata-rata 2 hari untuk
setiap pesanan.
5.      Jadwal penerimaan bahan baku dan perbaikan fasilitas produksi tidak disesuaikan dengan
terjadinya perubahan pesanan dari pelanggan, yang menyebabkan terhambatnya proses
produksi rata-rata 18 jam dalam seminggu.

Kriteria:
1.      Jadwal produksi disusun berdasarkan rencana penjualan, yang secara ketat menghubungkan
rencana pengiriman barang dengan jadwal produksi setiap jenis produk.
2.      Jadwal produksi harus mampu meminimumkan :
a.       Biaya persediaan, dimana persediaan maksimum 5% dari produksi setiap bulan untuk
setiap jenis barang,
b.      Biaya penyetelan (setup) mesin,
c.       Upah lembur, dan
d.      Pengangguran sumber daya.
3.      Jadwal produksi harus terintegrasi dengan :
a.       Jadwal penerimaan bahan baku; bahan baku sudah tersedia dan siap dilokasi pabrik 6
jam sebelum proses produksi dimulai.
b.      Pemeliharaan fasilitas produksi; mesin selalu dalam keadaan siap untuk dioperasikan.
c.       Pengiriman barang; barang jadi dikirim paling lambat 7 hari kerja sejak pesanan
diterima.
4.      Jadwal produksi harus mampu mengoptimalkan tingkat penggunaan kapasitas produksi.
5.      Jadwal produksi harus selaras dengan jadwal pada fungsi-fungsi yang lain.
6.      Perusahaan harus memiliki pedoman tertulis tentang perubahan jadwal produksi yang
diakibatkan oleh adanya tambahan (perubahan) pesanan pelanggan, agar tidak mengganggu
rencana produksi dan pengiriman yang telah terjadwal.

Penyebab:
1.      Beberapa kali terjadi keterlambatan pemenuhan pesanan
2.      Saat beberapa komponen mesin dibutuhkan dalam proses produksi sering belum siap
karena masih diperbaiki
3.      Perusahaan tidak (belum) memiliki pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan
perubahan jadwal produksi jika terjadi tambahan (perubahan) permintaan dari pelanggan.
4.      Tidak ada mekanisme penyesuaian (cross check) program antara bagian produksi,
pembelian bahan baku dan pemeliharaan fasilitas produksi untuk mencegah terjadinya
keterlambatan produksi.

Akibat:
1.      Laba menurun selama 2 tahun terakhir secara signifikan
2.      Pengiriman barang yang terjadwal tertunda rata-rata 2 hari untuk setiap pesanan
3.      Proses produksi terhambat rata-rata 18 jam dalam 1 minggu
4.      Terjadi pembatalan pesanan dan beberapa pelanggan dikawasan Timur Tengah menunda
pembayaran sebagai jaminan bahwa perusahaan akan memenuhi pesanan berikutnya.
5.      Proses produksi hanya mampu mencapai kuantitas 90% dari produk yang dibutuhkan untuk
memenuhi pesanan pelanggan sesuai dengan jadwal pesanan yang telah ditetapkan.
6.      Pasar dalam negeri mengalami penurunan sebesar 7,5% dari volume penjualan tahun lalu
yang mencapai 525 miliar.

Pejabat yang bertanggung jawab:


Direktur Utama dan Manajer Produksi
BAB III
REKOMENDASI

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi
perhatian manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
1.      Kelemahan yang terjadi pada perubahan penjadwalan produksi yang tidak memiliki
pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan perubahan jadwal jika ada tambahan
(perubahan) pesanan dari pelanggan
2.      Kelemahan yang terjadi pada bagian produksi, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan
fasilitas yang tidak melakukan mekanisme penyesuaian program
3.      Kelemahan yang terjadi pada jadwal pemeliharaan mesin yang tidak selalu tepat dengan
jadwal penggunaannya

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
1.      Perusahaan harus memiliki pedoman tertulis tentang perubahan jadwal produksi yang
diakibatkan oleh adanya tambahan (perubahan) pesanan pelanggan, agar tidak mengganggu
rencana produksi dan pengiriman yang telah terjadwal.
2.      Perusahaan harus membuat jadwal produksi yang disusun berdasarkan rencana penjualan,
yang secara ketat menghubungkan rencana pengiriman barang dengan jadwal produksi
setiap jenis produk.
3.      Perusahaan harus membuat mekanisme penyesuaian (cross check)program antara bagian
produksi, pembelian bahan baku dan pemeliharaan fasilitas produksi untuk mencegah
terjadinya keterlambatan produksi.
4.      Perusahaan harus membuat jadwal pemeliharaan mesin yang tepat dengan jadwal
penggunaannya

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih
buruk pada Keterlambatan Produksi.
BAB IV
RUANG LINGKUP AUDIT

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah Keterlambatan Produksi PT. Serat Sutra untuk periode tahun 2011/2012. Audit kami
mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen proses produksi, personalia
yang bertugas dalam proses produksi, dan aktivitas proses produksi yang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai