Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MEMAHAMI STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu
Drs. H. Juhji, M.Pd

Oleh Kelompok 10
1. Nur Hamidah (201420003)
2. Raihan Fizri Alifta (201420016)
3. Haezah Nur Shabrina (201420023)

PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA
HASANUDDIN BANTEN
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Memahami Studi
Sejarah Kebudayaan Islam ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pada Mata Kuliah Metodologi Studi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Sejarah Kebudayaan Islam bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Juhji, M.Pd, selaku
Dosen Mata Kuliah Metodologi Studi Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang penulis tekuni.
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Serang, 5 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Kebudayaan Islam.................................................................................................3
B. Sejarah Islam Pada Masa Nabi............................................................................4
1. Dakwah Periode Mekkah ................................................................................5
2. Dakwah Periode Madinah ..............................................................................6
C. Sejarah Kebudayaan Islam Masa Khulafaurrasidin .........................................7
D. Masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah ..............................................................13
E. Masa Tiga Kerajaan Besar ..................................................................................15
BAB III.............................................................................................................................18
PENUTUP........................................................................................................................18
A. Simpulan...............................................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nabi Muhammad telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah
menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam
beberapa yang lalu. ia akan terus demikian sampai Tuhan menyempurnakan
cahaya-nya ke seluruh dunia.Warisan yang telah memberi pengaruh besar pada
masa lampau itu. Dan akan demikian, bahkan lebih lagi pada masa yang akan
datang,ialah karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar
kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama
dan kebudayaan yang telah dibawa muhammad kepada umat manusia melalu
wahyu Tuhan itu,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan.

Kalau pun kebudayaan islam ini didasarkan kepada metode-metode ilmu


pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti yang menjadi pegangan
kebudayaan barat masa kita sekarang namun hubungan antara ketentuan-
ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu erat sekali.Kebudayaan islam
berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang sekarang menguasai
dunia.perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu dengan yang lain sebenarnya
prinsip sekali,yang sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain
saling bertolak belakang.

Sistem ekonomi dasar kebudayaan barat. Sebagai akibatnya,di Barat timbul


pula aliran-aliran yang hendak membuat segala yang ada dimuka bumi ini tunduk
kepada kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tidak sedikit orang yang ingin
menempatkan sejarah umat manusia dari segi agamanya, seni, filsafat, cara
berfikir dan pengetahuaannya dengan ukuran ekonomi.Pikiran ini tidak terbatas
hanya pada sejarah dan penulisannya,bahkan beberarapa filsafat Barat telah pula
membuat pola-pola atas dasar kemanfaatan materi ini semata-mata.Sungguh pun
aliran-aliran demikian ini dalam pemikirannya sudah begitu tinggi dengan daya

1
2

ciptanya yang besar sekali,namun perkembangan pikiran di Barat itu telah


membatasinya pada batas-batas keuntungan materi.

Sebaliknya mengenai masalah rohani dalam pandangan kebudayaan Barat ini


adalah masalah pribadi semata,orang tidak perlu memberikan perhatian bersama
untuk itu.Oleh karenanya membiarkan masalah kepercayaan ini secara bebas di
Barat merupakan suatu hal yang diagungkan. Kisah kebudayaan Barat mencari
kebahagiaan umat manusia,kebudayaan yang hendak menjadikan kehidupan
ekonomi itu dengan tidak menganggap penting arti kepercayaan dalam
kehidupan umum,dalam merambah jalan untuk umat manusia mencapai
kebahagiaan seperti yang dicita-citakannya itu,menurut saya tidak akan mencapai
tujuan. Bahkan tanggapan hidup yang demikian ini sudah sepatutnya bila akan
menjerumuskan umat manusia ke dalam penderitaan berat seperti yang di alami
pada abad-abad belakangan ini.

Sebaliknya paham sosialisme yang berpendapat bahwa perjuangan kelas yang


harus disudahi dengan kekuasaan berada di tangan kaum buruh,merupakan salah
satu keharusan alam.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Apa pengertian kebudayaan?
2. Apa kebudayaan islam itu?
3. Bagaimana sejarah awal msa kelahiran islam?

C. Tujuan
Setelah mendiskusikan tema ini, kita dapat memperoleh beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian kebudayaan
2. Dapat mengetahui sejarah terbentuknya kebudayaan islam
3. Dapat membedakan kebudayaan lokal dengan kebudayaan islam
4. Dapat mengetahui sejarah awal masa kelahiran islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebudayaan Islam
Kebudayaan ialah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga
fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga
batin dan tenaga lahir manusia. Apa yang difikirkannya itu dilahirkan dalam
bentuk sikap, maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan
kebudayaan. Jadi kalau begitu, seluruh kemajuan baik yang lahir ataupun
yang batin walau dibidang apapun dianggap kebudayaan.Sebab hasil daripada
daya pemikiran dan daya usaha tenaga lahir manusia akan tercetuslah soal-
soal politik, pendidikan, ekonomi, seni, pembangunan dan kemajuan-
kemajuan lainnya.
Secara garis besar,defenisi kebudayaan islam dikelompokkan kedalam
enam kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang masing-masing
membuat defenisi. Kelompok pertama menggunakan pendekatan deskriptif
dengan menekankan pada sejumlah isi yang terkandung didalamnya seperti
definisi yang dipakai oleh tailor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan
yang amat kompleks meliputi ilmu pengetahuaan, kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat istiadat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diterima
manusia sebagai anggota masyarakat.
Kelompok kedua menggunakan pendekatan historis dengan
menekankan pada warisan sosial dan tradisi kebudayaan seperti definisi yang
dipakai oleh Park dan Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan suatu
masyarakat adalah sejumlah totalitas dan organisasi dan warisan sosial yang
diterima sebagai sesuatu yang bermakna yang dipengaruhi oleh watak dan
sejarah hidup suatu bangsa. Dari berbagai tujuan dan sudut pandangan
tentang definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan
sesuatu persoalan yang sangat luas.
Al-qu’ran memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan
meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia.Kebudayaan
merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal hati
dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Jadi secara umum

3
4

kebudayaan islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya
manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid.islam sangat menghargai
akal manusia untuk berkiprah dan berkembang.

B. Sejarah islam pada masa nabi

Rasulullah SAW merupakan nabi terakhir sekaligus rasul yang


diangkat pada tanggal 17 Ramadhan atau 13 tahun sebelum hijrah (610 M)
dengan usia 40 tahun. Ia memiliki sejarah dakwah pada periode Mekkah.
Muhammad diangkat menjadi rasul oleh Allah SWT ditandai dengan
turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama yaitu
Surah Al-'Alaq ayat 1-5, yang dikenal dalam sejarah islam sebagai Nuzul-ul-
Qur'an.
Setelah itu selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur
wahyu berupa ayat Al-Qur'an diturunkan kepada beliau sebanyak 4726 ayat
meliputi 89 surah, salah satunya Surah Al-Muddatsir ayat 1-7 yang turun
setelah wahyu pertama. Dimana Surah Al-Mudatrsir diturunkan dengan isi
perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad SAW berdakwah menyiarkan
agaman Islam kepada seluruh umat manusia.
Sedangkan isi ajaran-ajaran yang disampaiakan oleh Rasulullah SAW
di awal kenabiannya adalah tentang Keesaan Allah SWT, Hari Kiamat
sebagai hari pembalasan, Kesucian jiwa dan persaudaraan dan persatuan.
Agar dapat tercapainya ajaran tersebut, maka dalam berdakwah Rasulullah
SAW mempunyai strategi dakwah yang beliau lakukan, yaitu dakwah periode
Mekkah dan Madinah.
Islam secara bertahap menghapus tradisi jahiliyah yang telah berurat
berakar dalam pada khusus suku Quraisy dan Jazirah Arab pada umumnya,
yang dimotori oleh nabi Muhammad saw dan dilanjutkan oleh keluarga dan
sahabatnya. Sebagaimana yang diketahui, umur Rasulullah saw terlalu dini
meninggalkan Islam, yaitu hanya dua puluh tiga tahun mendakwakan ajaran
Islam, di Mekkah sepuluh tahun dan tiga belas tahun di Madinah. Sehingga
pasca meninggal beliau tradisi jahiliyah masih belum hilang sepenuhnya
dalam diri umat. Maka dari itu, sahabat dan keluarganya mengambil alih
dalam artian melanjutkan dan mengembangkannya.
5

1. Dakwah Periode Mekkah

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar


masyarakat Arab mampu meninggalkan kejahiliyannya dalam bidang
agama, moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang mempercayai
kebenaran utusan Allah SWT dan ajaran agama Islam yang
disampaikannya sekaligus agar dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Agar dapat tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka dalam
berdakwah Rasulullah SAW mempunyai strategi dakwah yang beliau
lakukan, yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi dan dakwah secara
terang-terangan.

Dakwah Rasul secara sembunyi ini menyerukan agama islam kepada


para kerabat, sahabat, hingga orang-orang sekitar rumah tangganya.
Orang-orang yang telah masuk Islam pada saat itu disebut Assabiqulanl
Awwalun atau pemeluk Islam generasi pertama, yang terdiri dari:
Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu
Bakar Ash-Shidiq dan Ummu Aiman.

Sedangkan dakwah secara terang-terangan dimulai sejak tahun ke-4


kenabian setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar
dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Dua tahap dakwah
Rasulullah SAW secara terang-terangan ini adalah mengundang kaum
kerabat keturunan dari Bani Hasyim untuk menghadiri jamuan makan
sekaligus mengajak agar masuk Islam. Sedangkan tahap selanjutnya
Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk Mekah untuk berkumpul
di Bukit Shafa. Selain itu Rasulullah SAW menyampaikan dakwahnya
kepada para penduduk di luar kota Mekah.

Diantara orang-orang yang msuk Islam diluar Mekah antara lain Abu
Zar Al-Giffari dan Tufail bin Amr Ad-Dausi. Sedangkan dari kalangan
orang kafir yang masuk Islam ialah Hamzah bin Abdul Muthalib dan
Umar bin Khattab. Dalam menjalankan dakwahnya, Rasulullah tidak
hanya menemukan orang-orang yang mempercayai sekaligus masuk
6

Islam, melainkan ada beberapa orang yang menolak dan menentang


dengan hadirnya ajaran Islam ini, salah satunya kaum Quraisy.

Adapun sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah


SAW diantaranya karena mereka keberatan dengan ajaran persamaan hak
dan kedudukan antara semua orang, mereka menolak adanya kehidupan
setelah kematian, mereka berat meninggalkan agama dan tradisi hidup
masyarakat warisan leluhur mereka. Selain itu mereka menentang keras
dan berusaha mengehntikan dakwah Rasulullah SAW sebab Islam
melarang menyembah berhala. Dalam mengahadapi tantangan dari kaum
Quraisy, salah saru cara Nabi SAW dengan menyuruh 16 orang
sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah karena raja di sana memberikan
jaminan keamanan.
2. Dakwah Periode Madinah
Dalam periode Madinah Nabi Muhammad meletakkan dasar-dasar
pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan.
Langkah awal nabi Muhammad dalam melaksanakan hal tersebut adalah
dengan membangun masjid untuk mempersatukan umat Islam dalam satu
majlis, lalu mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Anshar dan
kaum Muhajirin, kemudian mengadakan perjanjian saling membantu
sesama kaum muslimin maupun non muslimin, meletakkan dasar-dasar
politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru. Dalam periode ini
terdapat tiga kejadian penting yaitu: pertentangan antara kaum Yahudi
dan Muslimin, perjanjian Hudaibiyah, dan peristiwa fathu makkah.

Pertama yaitu pertentangan antara kaum yahudi dan muslimin, kaum


Yahudi ingkar janji ketika terjadi perang Badar.
Bukti pengingkaran kaum Yahudi selain pada saat perang Badar yakni
pada perang Uhud. Pengkhianatan kaum Yahudi yanng lain yaitu dengan
bergabung dengan dengan orang-orang kafir untuk menyerang Madinah.
Usaha pengepungan kota Madinah tidak berhasil. Dan pengkhianat-
pengkhianat tersebut daijatuhi hukuman mati.
7

Setelah itu yang kedua ada kejadian perjanjian Hudaibiyah, peristiwa


itu terjadi ketika nabi Muhammad datang ke Mekkah untuk melaksanakan
haji, namun penduduk Mekkah tidak mengizinkan rombongan muslim
masuk kota. Isi perjanjian Hudaibiyah antara lain:
a) Kaum Muslimin belum boleh mengunjungi Ka'bah tahun itu,
tetapi di tangguhkan sampai tahun depan
b) Kaum muslimin hanya boleh berkunjung di kota Makkah selama 3
hari
c) Kaum Muslimin wajib mengembalikan orang-orang Makkah yang
hijrah ke Madinah, namun mereka tidak menolak kalau orang-
orang Madinah kembali ke Makkah.
d) Diberlakukan gencatan senjata selama 10 tahun antara masyarakat
Makkah dan Madinah
e) Setiap orang yang menginginkan ikut anatar kaum Quraisy
maupun kaum Muslimin tanpa mendapatkan rintangan.

Lalu yang ketiga ada peristiwa Fathu Makkah, perjanjian Hudaibiyah


sudah berlangsug selama dua tahun, karena adanya perjanjian tersebut
posisi kaum muslimin semakin kuat dan membuat orang-orang kafir
merasa terpojok, lalu mereka melanggar perjanjian tersebut secara
sepihak. Kemudian setelah terjadinya pelanggaran oleh kaum quraisy,
Nabi bertolak ke Makkah, terdapat dua suku yang menentang nabi
Muhammad, yaitu Bani Tsaqif dan Bani Hawazin. Kedua suku tersebut
menuntut atas penghancuran berhala-berhala yang dihancurkan Nabi
Muhammad dan umat Islam pada waktu makkah diserbu.

C. Sejarah Kebudayaan Islam Masa Khulafaurrasidin

Kekhalifahan Rasyidin (bahasa Arab: ‫دية‬GGG‫ة الراش‬GGG‫ الخالف‬al-khilafat ar-


Rāsyidīyah) adalah kekhalifahan yang berdiri setelah wafatnya Nabi
Muhammad pada tahun 632 M, atau tahun 11 H. Kekhalifahan ini terdiri
atas empat khalifah pertama dalam sejarah Islam, yang disebut sebagai
Khulafaur Rasyidin. Pada puncak kejayaannya, Kekhalifahan Rasyidin
membentang dari Jazirah Arab, sampai ke Levant, Kaukasus dan Afrika
8

Utara di barat, serta sampai ke dataran tinggi Iran dan Asia Tengah di
timur. Kekhalifahan Rasyidin merupakan negara terbesar dalam sejarah
sampai masa tersebut. Nabi Muhammad tidak mengajarkan secara
langsung bagaimana memilih pemimpin setelah dia meninggal. Secara
tidak langsung, Islam memberikan kebebasan untuk membuat model
pemilihan khalifah. Kepemimpinan keempat Khulafaur Rasyidin pun
berbeda-beda sesuai dengan karakter pribadi dan situasi masyarakatnya.

1. Abu Bakar Ash-Shidiq

Semasa hidupnya, Nabi Muhammad tidak pernah menitipkan pesan


dan menunjuk siapa kelak yang akan menjadi pengganti dan penerus atas
kepemimpinan-nya, sehingga sepeninggal beliau terjadilah beberapa
perselisihan ketika proses pengangkatan Khalifah khusus nya antara kaum
Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Anshar menawarkan Sa'ad bin Ubadah
sebagai Khalifah dari golongan mereka, dan Abu Bakar Ash-Shiddiq
menawarkan Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah. Abu Bakar menegaskan
bahwa kaum Muhajirin telah di istimewakan oleh Allah karena pada
permulaan Islam mereka telah mengakui Muhammad sebagai Nabi dan
tetap bersamanya dalam situasi apapun, sehingga pantaslah Khalifah
muncul dari kaum Muhajirin.

Umar bin Khattab menolak usulan dari Abu Bakar. Umar mengatakan
bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah dari kaum Muhajirin.
Setelah melalui musyawarah, disepakati bahwa Abu Bakar yang pantas
menjadi Khalifah. Adapun kesepakatan tersebut karena Abu Bakar adalah :
a) Orang pertama orang yang mengakui peristiwa Isra Mi'raj,
b) Orang yang menemani Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah,
c) Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk
agama Islam,
d) Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad ketika sedang
sakit.
9

Setelah sepakat, Umar bin Khattab menjabat tangan Abu Bakar dan
menyatakan baiatnya kepada Abu Bakar. Lalu diiukti oleh Sa’ad bin
Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya. Abu Bakar menamai dirinya sebagai
Khalifatur Rasul atau sebagai pengganti Muhammad.

Semasa kepemimpinannya yang singkat, beliau memprioritaskan


penyelesaian problem dalam negeri. Beberapa kelompok berusaha
melepaskan diri dari jamaah Islam. mereka menggangkap setelah
Muhammad meninggal maka berakhir pula kekuasaan Islam terhadap
mereka. Selain itu beberapa orang mengaku sebagai nabi pengganti
Muhammad. Juga ada yang menolak membayar zakat. Terhadap ketiga
pembelot tersebut, Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka.
Pusat kekuasaan bersifat sentralistik. Segala keputusan ada di tangan
Khalifah Abu Bakar. Walaupun begitu, dia selalu mengadakan
musyawarah dengan para Sahabatnya sebelum memutuskan sesuatu.
Seperti keputusan untuk memerangi orang yang tidak membayar zakat.
Terjadi musyawarah dengan Umar bin Khattab. Dan alasan Abu Bakar
bahwa tidak ada yang memisahkan antara shalat dan zakat. Dia beralasan
bahwa Nabi Muhammad tidak pernah mencontohkannya, shalat dan zakat
adalah kesatuan rukun Islam yang tidak boleh dipisahkan.

Abu Bakar menunjuk langsung Umar bin Khattab sebagai


penggantinya dengan mempertimbangkan situasi politik yang ada. Beliau
khawatir kalau pengangkatan melalui proses pemilihan seperti pada
masanya akan memperkeruh situasi politik. Selain itu agar pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan Islam tidak akan terhambat.

2. Umar Bin Khatab

Sebelum meninggal, Abu Bakar Ash-Shiddiq bertanya kepada para


Sahabatnya tentang penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya.
Beliau menanyakan hal itu kepada Abdurrahman bin Auf, Utsman bin
Affan, Asid bin Hudhair Al-Anshary, Sa'id bin Zaid serta sahabat-
sahabatnya dari kaum Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya mereka
10

setuju dengan Abu Bakar dan kemudian disetujui oleh kaum muslim
dengan serempak. Ketika Abu Bakar sakit, beliau memanggil Utsman bin
Affan untuk menulis wasiat yang berisi tentang penunjukan Umar bin
Khattab sebagai penggantinya. Tujuannya agar ketika sepeninggal beliau
tidak ada kemungkinan perselisihan di kalangan umat Islam untuk masalah
Khalifah. Keputusan Abu Bakar tersebut diterima oleh Umat Islam,
sehingga mereka secara beramai-ramai membaiat Umar sebagai Khalifah.
Dengan demikian keputusan tersebut bukan keputusan Abu Bakar sendiri
namun persetujuan seluruh umat Muslim. Pada masa Umar dirinya
mendapat gelar dari kaum muslimin yang awalnya Khalifatur Rasul atau
pengganti Rasul ditambah sebagai Amirul Mu'minin atau pemimpin orang-
orang beriman. Hal ini dilakukan kaum Muslimin karena dinilai gelar
Khalifatur Rasul terlalu panjang dan lebih pantas sebagai Amirul
Mu'minin. Umar menjabat sebagai Khalifah selama 10 tahun.

Umar memprioritaskan perluasan Islam. perluasan Islam mencapai


sepertiga dunia. Islam bisa tersebar sampai ke daratan Eropa. Gaya
kepemimpinannya membawa Islam menjadi kekuatan yang
diperhitungankan. Posisi Islam menyamai kekuatan besar yaitu Romawi
dan Persia. Umar bin Khattab menerapkan sistem administrasi
pemerintahan yang diadopsi dari Persia. Administrasi pemerintahan
mengatur delapan wilayah provinsi yaitu Makkah, Madinah, Syiria,
Jazirah, Basrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir. Beberapa Departemen
didirikan untuk mengatur gaji dan pajak tanah sehingga berdiri Baitul Mal.
Dalam merapikan sistem admnistrasi, dia menerapkan kalender Hijriah.
Penanggalan berdasarkan hijrah Muhammad ke Madinah dan bulan
Muharam sebagai awal bulan kalender Hijriyah.
3. Utsman Bin Affan

Ketika Umar sakit keras karena tertikam oleh Abu Lu'lu'ah al-Majusi
seorang budak asal persia, dia membentuk tim formatur yang terdiri dari
Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqas. Tugas tim
formatur memilih salah seorang diantara mereka sebagai penggantinya.
11

Abdurrahman bin Auf dipercaya menjadi ketua tim formatur. Setelah


Umar bin Khattab wafat, tim formatur mengadakan rapat. Empat orang
anggota mengundurkan diri menjadi calon Khalifah sehingga tinggal dua
orang yaitu Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Proses pemilihan
menghadapi kesulitan, karena berdasarkan pendapat umum bahwa
masyarakat menginginkan Utsman bin Affan menjadi Khalifah. Sedangkan
diantara calon penggati Umar bin Khattab terjadi perbedaan pendapat.
Dimana Abdurrahman bin Auf cenderung mendukung Utsman bin Affan.
Sa’ad bin Abi Waqqas ke Ali Bin Abi Thalib. Hasil kesepakatan dan
persetujuan umat Islam, maka diangkatlah Utsman bin Affan sebagai
penggati Umar bin Khattab. Dia diangkat diusia ke 70 tahun dan menjadi
Khalifah selama 12 tahun.

Model kepemimpinan Umar bin Khattab dilanjutkan oleh Utsman bin


Affan. Dia mengembang Islam ke beberapa daerah yang belum tercapai
pada masa Umar bin Khattab. Perbedaan karakter Utsman dengan Umar
bin Khattab menimbulkan model kepemimpinan yang berbeda. Karakter
Utsman yang lembut berbeda dengan karakter Umar yang tegas dan keras.
Hal ini menimbulkan kekecewaan umat Islam. Disamping itu Utsman bin
Affan diangkat usia 70 tahun. Sehingga dia memimpin umat Islam sedikit
lemah. Kebijakan yang paling disorot adalah kebijakannya pada
pengangkatan kerabat keluarganya menduduki jabatan penting. Seperti
gubernur-gubernur di daerah kekuasaan Islam berasal dari kerabat dekat.
Selain perluasan Islam, Utsman memperhatikan pembangunan dalam kota
seperti membangun bendungan pencegah banjir, jalan-jalan, jembatan,
masjid, dan perluasan masjid Nabawi. Dia memperluas daya tampung
masjid Nabawi yang dibangun pada zaman Muhammad. Pada masalah
suksesi kepemimpinan, Usman bin Affan tidak meninggalkan pesan. Dia
meninggal terbunuh dalam peristiwa berdarah ketika sedang membaca al
Qur'an. Hal itulah yang memperburuk situasi politik setelah meninggalnya
Usman bin Affan di usia 83 tahun.

4. Ali Bin Abi Thalib


12

Setelah Utsman bin Affan meninggal, umat Islam yang tinggal di


Madinah bingung siapa yang akan menggantikan Utsman bin Affan.
Kemudian ada usulan untuk mengangkat Ali bin Abi Thalib menjadi
pengganti Utsman bin Affan. Usulan tersebut disetujui oleh mayoritas
Umat Islam, kecuali mereka yang pro Muawiyah bin Abi Sufyan. Pada
awalnya, Ali bin abi Thalib menolak tawaran usulan tersebut dan tidak
mau menerima jabatan Khalifah. Dia melihat situasinya kurang tepat
karena banyak terjadi kerusuhan dimana-mana. Menurutnya situasi ini
harus diatasi dan dibereskan terlebih dahulu sebelum membicarakan
masalah kepemimpinan. Namun desakan sangat kuat, akhirnya Ali bin Abi
Thalib menerima tawaran jabatan Khalifah tepat pada tanggal 23 Juni 656
M. Ali bin Abi Thalib menghadapi beberapa kelompok yang menuntut
pengusutan terhadap pembunuhan Usman bin Affan dan menghukum
pelakunya.

Dia menghadapi situasi yang berbeda dengan zaman Abu Bakar dan
Umar. Dimana umat Islam pada masa Abu Bakar dan Umar masih bersatu,
mereka memiliki banyak tugas yang harus dituntaskan seperti perluasan
wilayah Islam. selain itu kehidupan sosialnya masih sangat sederhana dan
belum banyak terpengaruh oleh kekayaan dan kedudukan. Sedangkan
zaman Ali bin Abu Thalib wilayahnya luas dan besar, serta perjuangannya
sudah terpengaruh oleh motivasi duniawi. Ali menghadapi kelompok
penentang sangat kuat ketika memberlakukan kebijakannya pada
pemecatan pejabat-pejabat. Hal ini yang dianggap penyebab munculnya
pemberontakan. Beliau menghadapi juga perlawanan dari Zubair bin
Awwam dan Aisyah karena dianggap tidak menghukum pelaku
pembunuhan Utsman bin Affan. Pertentangan keduanya mengakibatkan
Perang Jamal atau perang unta karena Aisyah menunggang unta dalam
peperangan. Pertentangan Ali dengan Muawiyah mengakibatkan Perang
Siffin.

Perang tersebut diakhiri dengan tahkim/arbitrase di Daumatul Jandal


pada tahun 34 H. Akibat peristiwa itu, muncul tiga golongan di kalangan
13

umat Islam, yaitu Khawarij, Murji'ah, dan Syiah. Ketiganya golongan yang
sangat kuat dan mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam.

D. Masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah

Pada masa ini sistem pemerintahan Islam tidak lagi berbentuk khilafah
tetapi berbentuk kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara turun temurun,
sehingga demokratis berubah menjadi monarchiheridetis [kerajaan turun
temurun]. Dalam sejarah perkembangan Islam ada dua kerajaan besar yang
sangat popular yaitu khilafah Bani Umayyah dan Bani Abasiyah.

1. Dinasti Umayyah
Dinasti Umayah memerintah antara tahun (660-680 M) sistem
pemerintahan yang demokratis berubah menjadi monarkhi, yang ditandai
dengan adanya kebijakan kekuasaan Muawiyah mewajibkan kepada
seluruh rakyat untuk menyatakan setia pada anaknya Yazid , dan
menyebut kepemimpinamnya sebagai penguasa. Berdirinya Daulah
Umayah berasal dari nama Umayah Ibn ‘Abdi Syams Ibn ‘Abdi Manaf,
yaitu salah seorang dari pemimpin kabilah Quraisy pada zaman jahiliyah.
Bani Umayah baru masuk agama Islam setelah mereka tidak menemukan
jalan lain selain memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad berserta
beribu-ribu pengikutnya yang benar-benar percaya terhadap kerasulan dan
kepemimpinan yang menyerbu masuk ke dalam kota Makkah.Memasuki
tahun ke 40 H/660 M, banyak sekali pertikaian politik dikalangan ummat
Islam, puncaknya adalah ketika terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib
oleh Ibnu Muljam. Setelah khalifah terbunuh, kaum muslimin diwilayah
Iraq mengangkat al-Hasan putra tertua Ali sebagai khalifah yang sah.
Sementara itu Mu’awiyah sebagai gubernur propinsi Suriah (Damaskus)
juga menobatkan dirinya sebagai Khalifah.
Namun karena Hasan ternyata lemah sementara Mu’awiyah bin Abi
Sufyan bertambah kuat, maka Hasan bin Ali menyerahkan
pemerintahannya kepada mu’awiyyah bin abi sufyan. Mu’awiyah sebagai
pendiri dinasti Umayyah adalah putra Abu Sufyan, seorang pemuka
Quraisy yang menjadi musuh Nabi Muhammad saw. Mu’awiyah dan
14

keluarga keturunan Bani Umayyah memeluk Islam pada saat terjadi


penaklukan kota Makkah. Nabi pernah mengangkatnya sebagai sekretaris
pribadi dan Nabi berkenan menikahi saudaranya yang perempuan yang
bernama Umi Habibah.
Karier politik Mu’awiyah mulai meningkat pada masa pemerintahan
Umar Ibn Khattab. Setelah kematian Yazid Ibn Abu Sufyan pada
peperangan Yarmuk, Mu’awiyah diangkat menjadi kepala di sebuah kota
di Syria. Karena keberhasilan kepemimpinannya, tidak lama kemudian dia
diangkat menjadi gubernur Syria oleh khalifah Umar. Mu’awiyah selama
menjabat sebagai gubernur Syria, giat melancarkan perluasan wilayah
kekuasaan Islam sampai perbatasan wilayah kekuasaan Bizantium.
Pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Abu Thalib, Mu’awiyah
terlibat konflik dengan khalifah Ali untuk mempertahankan kedudukannya
sebagai gubernur Syria.Sejak saat itu Mu’awiyah mulai berambisi untuk
menjadi khalifah dengan mendirikan dinasti Umayyah. Setelah
menurunkan Hasan Ibn Ali, Mu’awiyah menjadi penguasa seluruh
imperium Islam,dan menaklukan Afrika Utara merupakan peristiwa
penting dan bersejarah selama masa kekuasaannya.

2. Dinasti Abbasiyah
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan
Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri
dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad
SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn
Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di
Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal
3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung
dari tahun 750-1258 M.
Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri.
Pemberontakan yang paling dahsyat dan merupakan puncak dari segala
pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas melawan
pasukan Marwan ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah). Yang akhirnya
dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria,
15

berakhirlah riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu


bangkitlah kekuasaan Abbasiyah.
Dari sini dapat diketahui bahwa bangkitnya Daulah Abbasiyah bukan
saja pergantian Dinasti akan tetapi lebih dari itu adalah penggantian
struktur sosial dan ideologi. Sehingga dapat dikatakan kebangkitan Daulah
Bani Abbasiyah merupakan suatu revolusi. Sebelum daulah Bani
Abbasiyah berdiri, terdapat 3 tempat yang menjadi pusat kegiatan
kelompok Bani Abbas, antara satu dengan yang lain mempunyai
kedudukan tersendiri dalam memainkan peranannya untuk menegakkan
kekuasaan keluarga besar paman nabi SAW yaitu Abbas Abdul Mutholib.

E. Masa Tiga Kerajaan Besar


Islam sempat memiliki peradaban yang sangat maju, yaitu pada masa
Dinasti Abassiyah. Lebih tepatnya lagi ketika Khalifah Harun Al Rasyid dan
anaknya Al Ma'mun memipin, pada sekitar abad ke 8 Masehi hingga abad ke
13 Masehi. Harun Al Rasyid dan anaknya Al Ma'mun memiliki cita-cita yang
besar yaitu untuk membangun sebuah peradaban Islam yang menjunjung
tinggi ilmu pengetahuan. Namun sayangnya zaman keemasan Islam ini harus
berakhir.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab berakhirnya zaman
keemasan Islam ini. Namun, yang paling signifakan adalah akibat adanya
serangan dari bangsa Mongol yang menghancurkan Baghdad beserta dengan
perustakaan dan pusat ilmu pengetahuan terlengkap pada masa itu, Bayt Al
Hikmah. Serangan dari bangsa Mongol ini juga menyebabkan kekuatan
politik Islam menjadi terpecah belah. Dimana wilayah kekuasaan Islam tidak
lagi berada dalam satu kesatuan besar, yang dipimpin oleh satu pemimpin
yang menjadi khilafah sebagai pusat pemerintahan. Kondisi politik Islam
mulai berkembang kembali dan mulai menunjukan kemajuan setelah
munculnya tiga kerajaan besar Islam yang letaknya saling berjauhan. Ketiga
kerajaaan besar tersebut, Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di
India, dan Kerajaan Syafawi di Persia.

1. Kerajaan Usmani
16

Kerajaan Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Ketika abad ke
9/10 Masehi kerjaan Syafawi memutuskan untuk menetap di Asia Tengah
dan memutuskan untuk memeluk agama Islam. Pada tahun 923-1342
merupakan masa Usmaniyah, bisa dibailang seperti ini karena kekuasaan
Utsmaniyah merupakan periode terpanjang dari lembaran sejarah
peradaban Islam.

Dalam waktu kurang lebih 6 abad pemerintahan Utsmaniyah telah


mengambil bagian penting sebagai satu -- satunya yang menjaga dan
melindungi kau muslimin. Setelah menjalani masa -- masa keemasannya,
kerajaan Usmani akhirnya mengalami masa kemunduran. Kemunduran
kerajaan Usmani ini terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al Qonuni. Setelah
wafatnya Sultan Salman terjadi perebutan kekuasaan anatara putranya
sendiri.

2. Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang terletak di India. Pada masa
keemasannya kerajaan ini menjadi kerajaan adikuasa dan menjadi salah
satu kerajaan terbesar di dunia. Pada masa kejayannya kerajaan Mughal
menguasai wilayah yang ama luas, hal ini dibuktikan ketika cakupan
kerajaan Mughal meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud,
Allahabad, Ajmer, Gujarat, melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar,
Kasmir, Bajipur, Galkanda, Tahore, dan Trichinopoli. Kerajaan Mughol
sendiri merupakan produsen rempah -- rempah, gula, wol, parfum, dan
aneka produk lainnya.

3. Kerajaan Syafawi
Berasal dari gerakan Tarekat di Ardabil sebuah kota yang terletak di
negara Azerbaijan. Waktu berdirinya kerajaan Syafawi ini hampir
bersamaan dengan berdirinya kerjaan Usmani di Turki. Nama kerajaan
Syafawi sendiri diambil dari nama pendirinya yaitu Safi Al-Din ( 1252 --
1334 ). Kerajaan Syafawi ini menganut aliran syiah dan aliran syiah
tersebut ditetapkan sebagai mahzab di negaranya. Kerajaan Syafawi
17

mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan Abbas 1. Pada masa


kekusasaan Abbas 1 ini ia mampu untuk mengatasi berbagai kemelut
didalam negeri yang menggangu stabilitas yang ada di negara tersebut.
Pada masa kekuasaan Abbas 1 juga telah berhasil merebut kembali
beberapa wilayah kekuasaannya yang lepas.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Nabi
Muhammad saw adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk membimbing
kembali umat manusia yang telah menyenceng dari fitrahnya. Sejarah Islam
awal yang dilalui Rasulullah saw sungguh berat lantaran harus berhadapan
oleh suku Quraisy yang menguasai kota Mekkah. Pengikut Rasulullah saw
relatif sedikit dan fokus utama Rasulullah saw dalam dakwah awalnya adalah
mengenalkan ajaran Tauhid. Berbeda dengan dakwah di Madinah,
masyarakatnya cenderung menerima ajaran Rasulullah saw sehingga dalam
waktu 10 tahun, Rasulullah saw menjadikan Madinah sebagai pusat dakwah
Islam dan bukan hanya itu, Rasulullah saw. juga membuat suatu undang-
undang yang mengatur seluruh permasalahan yang terjadi, yakni Piagam
Madinah. Fokus dakwah Rasulullah adalah mengajarkan syariat Islam dan
hukum Islam. Adapun implikasi dari pembahasan sejarah Islam periode
Mekkah dan Madinah yaitu memahami Islam sebagai sebuah rahmatan lil
alamin (rahmat bagi seluruh alam), memahami Islam sebagai agama yang
cinta toleransi, sebagaimana pada peristiwa Fathul Makkah Rasulullah saw
masih mengahargai orang-orang penyembah berhala.
Ketiga kerajaan besar Islam yaitu kerajaan Utsmani, kerajaan Safawi, dan
kerajaan Mughal sangatlah maju dalam bidang politik. Tetapi dari ketiga
kerajaan tersebut pun memiliki konflik tersendiri dan tak jarang mereka
melakukan peperangan satu sama lain untuk perluasan daerah kekuasaan
masing-masing kerajaan. Dan tak khayal dari konflik-konflik tersebut yang
terjadi berkepanjangan membuat bumerang dari kerajaan mereka sendiri yang
membuat mereka datang kedalam masa akhir tiga kerajaan besar Islam.

B. Saran
Kami harap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah wawasan para
pembaca sehingga pembaca dapat memahami sejarah kebudayaan islam. Maka

18
19

penulis sangat mengharapkan kritikan yang dapat mendukung untuk lebih


baiknya di masa yang akan datang. Penulis juga menyarankan kepada
pembaca, agar membaca buku-buku yang berkaitan dengan Sejarah Peradaban
Islam terutama periode Rasulullah Saw. dan buku-buku yang telah banyak
ditulis oleh para ulama dan peneliti sejarah berkaitan dengan sejarah
kenabiannya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan
perlindungan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.
DAFTAR PUSTAKA

Supiana. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam Kementerian Agama
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Amzah
NC, Fatah Syukur. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : Pustaka Rizki
Putra
Subarman, Munir. 2015. Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa
Keemasan Peradaban Islam. Yogyakarta : Deepublish
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia
Yatim, Badri. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada

20

Anda mungkin juga menyukai