Anda di halaman 1dari 5

STATISTIK

PEKAN KE 2
SKS: 3 (6 Jam)

TOPIK 2:
PENGUMPULAN DATA
Pertemuan: Senin, 15 Februari 2021
Tujuan mata kuliah: Mahasiswa mampu memahami pengertian dan cara pengumpulan data.

PENDAHULUAN
Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau
keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Perolehan data
seyogyanya Relevan artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian.
Mutakhir artinya data yang diperoleh terbaru, masih hangat dibicarakan, dan diusahakan oleh
orang pertama (data primer).
Data menurut jenisnya ada dua, yaitu:
Data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka. Data kuantitatif diperoleh
dengan observasi atau pengukuran langsung maupun berasal dari angka -angka yang diperoleh
dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif (Riduwan, 2018).
Contoh: 1) tinggi badan mahasiswa prodi akuntansi Polinema (150cm, 156cm dll), hasil
pengukuran tersebut adalah data kuantitatif yang merupakan data kasar (raw data). 2) pemilik
perusahaan sepatu wanita ingin mengetahui ukuran sepatu wanita yang paling banyak terjual
bulan juni-desember, sehingga menghasilkan daftar ukuran sepatu yang terjual yaitu 36, 37, 38.
Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud
pertanyaan atau berupa kata-kata (Riduwan 2018). Observasi bersifat kualitatif merupakan
serangkaian observasi dimana tiap observasi yang terdapat dalam sampel (atau populasi)
tergolong dalam salah satu kelas-kelas yang saling lepas (mutually exclusive) dan yang
kemungkinannya tidak dapat dinyatakan dengan angka-angka.
Contoh: hasil penelitian tentang referensi (kesukaan) konsumen terhadap sabun mandi
merk A, mengapa para konsumen yang bersangkutan memilih warna-warna tertentu. Jawaban
yang diperoleh bersifat kualitatif karena berwujud opini.
Meskipun data bersifat kualitatif, hal tersebut bukan berarti data itu tidak dapat
dipergunakan bagi analisis statistik. Pada hakekatnya data yang bersifat kualitatif seperti contoh
diatas dapat diklasifikasi kembali dalam bentuk kualitatif.

CARA PENGUMPULAN DATA


Data kuantitatif yang dikumpulkan seyogyanya harus akurat, up to date, komprehensif,
dan relevan sesuai dengan penelitian. Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti
disebut data primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut data sekunder.
Metode pengumpulan data adalah tehnik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
Metode dan instrument pengumpulan data
No Jenis Metode Jenis Instrumen
1 Angket (questionnaire) a. Angket (questionnaire)’
b. Checklist
c. Skala
2 Wawancara (interview) a. Pedoman wawancara
b. Checklist
3 Pengamatan/ observasi a. Lembar pengamatan
b. Panduan pengamatan
c. Panduan observasi
d. Checklist
4 Ujian atau tes a. Soal tes
5 Dokumentasi a. Checklist
b. Table

Berikut penjelasan beberapa instrument pengumpulan data:


1. Angket (questionnaire)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain untuk bersedia
memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2018).
Tujuan penyebaran angket adalah mecari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah
dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai
dengan kenyataanya dalam pengisian daftar pertanyaan.

Angket dibedakan menjadi dua jenis:


a. Angket terbuka (angket tidak terstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk
sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan
keadaanya. Contoh: bagainama pendapat saudara tentang RUU cipta kerja?
b. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai
dengan karateristik dirinya dengan cara memberikan tanda (x) atau (V).
Contoh: apakah anda termasuk mahasiswa yang aktif organisasi?
a) Ya
b) Tidak
Jika ya, berapa organisasi yang anda ikuti sekarang?
a) 1 organisai
b) 2 organisasi
c) 3-4 organisasi
c. Checklist. Checklist adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan
diamati. Checklis dapat menjamin bahwa peneliti mencatat setiap kejadian sekecil apapun
yang dianggap penting. Contoh: cara memberikan checklist tentang kesiapan
implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) Dinas Pendidikan Nasional.

2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-
hal yang lebih mendalam dari responden, serta dengan jumlah responden yang relative
sedikit.
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam
bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Situasi
wawancara berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara, waktu dan tempat
wawancara yang tidak tepat dapat mnejadikan pewawancara merasa canggung dan
respondenpun merasa enggan menjawab.

Berdasarkan sifat pertanyaan wawancara dapat dibedakan:


a. Wawancara terpimpin. Pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah
disusun.
b. Wawancara bebas. Tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, tetapi
pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman.
c. Wawancara bebas terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa
pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

3. Pengamatan (observation)
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Objek penelitian bersifat perilaku dan tidakan
manusia, fenomena alam, proses kerja, dan menggunakan responden kecil.

4. Tes.
Serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimikili oleh individua tau
kelompok. Contoh: tes kepribadian, tes bakat, tes prestasi, tes intelegensi.

5. Dokumentasi, ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan dll.

JENIS SKALA PENGUKURAN


Skala pengukuran digunakan untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya
tidak terjadi kesalahan dalam nemetukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya.
(Riduwan, 2018).
a. Skala Nominal
Skala yang paling sederhana disusun menurut jenis (kategori) atau fungsi bilangan hanya
sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya
(Riduwan, 2018).
Contoh:
Asal suku
1) Jawa 2) Madura 3) Bugis 4) Sunda 5) Batak
Agama yang dianut
1) Islam 2) Kristen 3) Katolik 4) Hindu 5) Budha

b. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada rangking, diurutkan dari jenjang yang
lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2018).
Contoh:
Tabel dibawah merupakan penilaian mahasiswa terhadap Profesor Zaki dalam mata
kuliah pengantar akuntansi.
Peringkat Frekuensi
Sangat bagus 6
Bagus 28
Sedang 25
Buruk 12
Sangat buruk 3
Maksud table tersebut, “Sangat Bagus” lebih baik dari pada “Bagus”, “Bagus” lebih baik
dari pada “Sedang”. Namun, kita tidak dapat membedakan besarnya selisih antargolongan.
Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa penilaian “Bagus” (nilai 4) merupakan dua kali lipat
nilai “Buruk” (nilai 2). Kita hanya dapat menyimpulkan bahwa penilaian “Bagus” lebih baik
dari pada penilaian “Buruk”.
Ciri-ciri skala ordinal adalah:
1. Penggolongan data ditunjukkan oleh seperangkat tanda atau nama (tinggi, sedang,
rendah) yang memiliki nilai pembanding.
2. Adanya nilai pembanding, data yang digolongkan dapat diperingkat.

c. Skala Interval
Skala interval mencakup seluruh ciri-ciri skala ordinal, namun bedanya selisih antarnilai
suatu ukuran tetap.
Contoh: Suhu tinggi pada tiga hari berturut-turut di New York adalah 28, 31, 20 derajat
Fahrenheit. Suhu tersebut dapat dengan mudah diperingkat, namun kita juga dapat
menghitung selisih antar suhu. Hal ini karena 1 derajat fahrenheit menunjukkan suatu ukuran
yang tetap, selisih derajat antara kedua suhu sama, tanpa memerhatikan letaknya dalam
skala. Misalnya selisih antara 10 derajat Fahrenheit dan 15 fahrenheit adalah 5, selisih antara
50 dan 50 derajat juga sebesar 5 derajat.
Penting untuk dipahami bahwa 0 adalah adalah titik dalam skala. Angka tersebut bukan
menunjukkan tidak adanya suatu kondisi. Nilai 0 derajat Fahrenheit bukan menunjukkan
tidak adanya panas, hanya suhunya dingin. Jika dikonversi 0 derajat Fahrenheit sekitar -18
derajat celcius.
Ciri pemeringkatan data interval:
1. Penggolongan data disusun berdasarkan jumlah karakteristik yang dimiliki
2. Selisih yang sama dalam karekteristik ditunjukkan oleh selisih yang senilai dalam
ukurannya.

d. Skala Ratio
Skala ratio memiliki seluruh ciri skala interval, namun bedanya, titik 0 memiliki makna
dan rasio antara kedua angka juga bermakna. Contoh: gaji, jumlah produksi, berat,
perubahan pada harga saham, ketinggian, jarak.
Anda memiliki Rp. 0,- artinya anda tidak memiliki uang.
Jon memperoleh Rp. 40.000.000,- pertahun dari penjualan asuransi, dan Jeni memperoleh
Rp. 80.000.000,- pertahun dari penjualan mobil, maka Jeni memperoleh dua kali lipatnya
Jon.

REFERENSI
1. Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik. Cetakan ke 16 Penerbit LP3ES. Jakarta
2. Riduwan. 2018. SAK, Alfabeta. Bandung.
3. Lind, Douglas, William Marchal, dan Samuel Wathen. 2014. Teknik-teknik statistika dalam
Bisnis dan Ekonomi. Edisi 15 Buku 1. Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai