Anda di halaman 1dari 7

A.

DEFINISI SPT MASA PPN


SPT Masa PPN merupakan sebuah form yang digunakan oleh Wajib Pajak Badan
untuk melaporkan penghitungan jumlah pajak baik untuk melapor Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) maupun Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang. Fungsi
dari SPT Masa PPN selain untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak, namun
juga dapat digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban serta penyetoran pajak dari
pemotong atau pemungut.
Dalam SPT Masa PPN terdapat beberapa ketentuan:
1. Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang
dalam satu Masa Pajak, PPN yang terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, dan PPN kegiatan
membangun sendiri dengan menggunakan SPT Masa PPN, paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
2. Pemungut PPN wajib melaporkan PPN dan PPnBM yang telah dipungut, ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat Pemungut PPN terdaftar paling lama akhir bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.
3. Orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak Wajib melaporkan PPN
yang terutang atas kegiatan membangun sendiri (PPN KMS) yang telah diset or
dengan menggunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak
yang wilayahnya meliputi tempat bangunan tersebut, paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Orang pribadi atau badan yang bukan
Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan PPN yang terutang atas pemanfaatan Barang
Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang
telah disetor (biasa disebut PPN JLN), dengan menggunakan lembar ketiga Surat
Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal
orang pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut, paling lama akhir bulan
berikutnya setelah saat terutangnya pajak.

B. PROSEDUR PENYELESAIAN SPT

1. Wajib Pajak sebagaimana mengambil sendiri surat pemberitahuan di tempat yang


ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan cara lain yang tata
cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Wajib Pajak juga dapat mengambil Surat Pemberitahuan dengan cara lain, misalnya
dengan mengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh formulir surat
pemberitahuan tersebut

2. Setiap wajib pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap dan
jelas dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak

. 3. Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan
satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.

4. Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa, dengan tundra tangan stempel
atau tanda tangan elektronik atau digital yang semuanya mempunyai kekuatan hukum
yang 5. Bukti-bukti yang harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa Paak
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) sekurang-kurangnya memuat jumlah dasar
pengenaan pajak, jumlah pajak keluaran, jumlah pajak masukan yang dapat
dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.

C. BENTUK DAN ISI SPT MASA PPN


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
9/PMK.03/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
243/PMK.03/2014 Tentang Surat Pemberitahuan, bentuk SPT terbagi menjadi dua, yakni
dalam bentuk:
1. Formulir kertas (hard copy); atau
2. Dokumen Elektronik.

Selaku Pengusaha Kena Pajak, wajib menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk
dokumen elektronik melalui e-Filing. Hal tersebut pun terdapat pada Pasal 3A Ayat (3)
PMK Nomor 243/PMK.03/2014. Aplikasi yang dapat di gunakan untuk membuat SPT
Masa PPN dalam bentuk dokumen elektronik yaitu: Aplikasi e-SPT; atau Aplikasi e-
Faktur. Kedua Aplikasi tersebut dapat di perolch dengan cara :

1. Diunduh di laman (website) Direktorat Jenderal Pajak, dengan alamat


www.pajak.go.id.
2. Diambil di KPP atau KP2KP; atau
3. Digandakan atau diperbanyak sendiri oleh PKP.

Sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak, kini
SPT Masa PPN disebut juga dengan SPT Masa PPN 1111. Formulir SPT masa PPN atau
Formulir SPT PPN 1111 saat ini terdiri dari 1 form induk dan 6 form lampiran. Induk
SPT Masa PPN 1111, yakni formulir 1111 (F.1.2.32.04) dan Lampiran SPT Masa PPN
1111 terdiri dari:

a. Formulir 1111 AB: formulir Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan


(D.1.2.32.07).

b. Formulir 1111 A1: formulir Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud
dan/atau JKP (D.1.2.32.08).

c. Formulir 1111 A2: formulir Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri
dengan Faktur Pajak (D.1.2.32.09).

d. Formulir 1111 B1: formulir Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas
Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean
(D.1.2.32.10).

e. Formulir 1111 B2: formulir Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas
Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri (D.1.2.32.11).

f. Formulir 1111 B3: formulir Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dikreditkan atau
yang Mendapat Fasilitas (D.1.2.32.12).

Berdasarkan PMK Nomor 243/PMK.03/2014, isi SPT Masa PPN harus memuat data
sebagai berikut:
 Jenis Pajak.

 Nama wajib pajak serta NPWP-nya.

 Tanda tangan WP atau kuasa dari WP.

 Jumlah penyerahan.

 Jumlah DPP.

 Jumlah pajak keluaran (penjualan).

 Jumlah pajak masukan (pembelian) yang bisa dikreditkan.

 Jumlah kekurangan/kelebihan pajak.

 Tanggal penyetoran.

 Data lainnya terkait kegiatan usaha wajib pajak/PKP.

Jika merupakan PKP yang diwajibkan membuat e-Faktur, maka kita wajib
membuat SPT Masa PPN 1111 dengan menggunakan aplikasi e-Faktur yang telah
ditentukan dan/ atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tata cara pengisiannya
serta keterangan yang wajib diisi pada SPT Masa PPN 1111 mengikuti petunjuk
penggunaan (manual user) aplikasi e Faktur. SPT Masa PPN 1111 yang disampaikan
dalam bentuk dokumen elektronik wajib dilampiri dengan seluruh Lampiran SPT dalam
bentuk dokumen elektronik yang dibuat dengan tata cara yang telah diatur Direktorat
Jenderal Pajak. Selaku PKP wajib melaporkan Daftar Pajak Keluaran atas penyerahan
dalam negeri dengan Faktur Pajak dalam SPT Masa PPN 1111 pada Formulir 1 1 11 A2
untuk Masa Pajak yang sama dengan tanggal Faktur Pajak dibuat.

Sedangkan atas Pajak Masukan yang menurut ketentuan peraturan perundang-


undangan di bidang perpajakan dapat dikreditkan namun tidak dilakukan pengkreditan,
wajib di laporkan dalam Formulir 1111 B3. PKP Pedagang Eceran atau PKP yang
melakukan penyerahan BKP dan/ atau JKP yang diatur secara khusus. Akan
diperkenankan melaporkan Faktur Pajak dalam SPT Masa PPN 1 11 1 dengan cara
digunggung. PKP yang tidak memenuhi ketentuan ini namun melaporkan Faktur Pajak
dalam SPT Masa PPN 1 1 1 I dengan cara digunggung merupakan PKP yang
menyampaikan SPT Masa PPN dengan tidak benar yang dapat dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Selaku Pengusaha Kena
Pajak wajib menyampaikan SPT Masa PPN melalui e-Filing.

D. KEWAJIBAN MELAPOR SPT MASA PPN


SPT Masa PPN harus dilapor setiap bulannya, walaupun tidak ada perubahan
neraca, atau nilai Rupiah pada masa pajak terkait nihil (0). Jatuh tempo pelaporan adalah
pada hari terakhir (tanggal 30 atau 31) bulan berikutnya setelah akhir masa pajak yang
bersangkutan. Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua
puluh) hari setelah akhir masa pajak. Khusus untuk Surat Penberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya
Masa Pajak. Kecuali di bawah kondisi tertentu seperti yang dijelaskan pada Peraturan
Menteri Keuangan PER-80/PMK.03/2010, maka tanggal jatuh tempo bukanlah pada
akhir bulan berikut setelah akhir masa pajak yang bersangkutan. Gagal melaporkan akan
berakibat denda sebesar Rp 500.000,00 (UU KUP Pasal 7 ayat 1 ).

E. CARA PELAPORAN SPT MASA PPN


Pengusaha Kena Pajak wajib menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk
dokumen elektronik. Pelaporan SPT Masa PPN dan PPnBM wajib melalui https://web-
efaktur.pajak.go.id/. Berikut langkah-langkah pelaporannya:
1. Akses link https://web-efaktur.pajak.go.id/
2. Kemudian isi Password akun PKP
3. Klik administrasi SPT, kemudian pilih monitoring SPT lalu klik posting
SPT
4. Pilih Tahun Pajak dan Masa Pajak yang akan di laporkan, apabila mau
pembetulan laporan ke-1 maka di tampilan pembetulan diisi angka 1
5. Kemudian pilih Buka untuk proses pengecekan data apakah sudah benar
atau belum
6. Pilih Induk, kemudian isi NTPN
7. Kemudian pilih metode pembayaran NTPN atau PBK,
8. Apabila NTPN maka nomor NTPN diisi sesuai dengan nomor di Bukti
Pembayaran Elektronik dan isi jumlah sesuai dengan PPN yang sudah
dibayar
9. Apabila hasil dari PBK maka isi Nomor PBK yang dikeluarkan oleh KPP
dan isi jumlah.Setelah semua terisi kemudian klik tambah.
10. Kemudian pilih di kolom pernyataan , lalu submit.
Daftar Pustaka

Mardiasmo. 2018. perpajakan

https://www.pajak.go.id/id/pelaporan-spt-masa-pajak-pertambahan-nilai

https://www.online-pajak.com/seputar-efaktur-ppn/spt-masa-ppn

https://pajaknesia.id/cara-lapor-ppn-bulanan/

https://www.harmony.co.id/blog/spt-masa-ppn-pajak-pertambahan-nilai-bentuk-dan-ketentuannya

https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/bentuk-dan-isi-spt-masa-ppn

https://www.pajak.go.id/id/peraturan/bentuk-isi-dan-tata-cara-pengisian-serta-penyampaian-surat-
pemberitahuan-masa-pajak-1

https://pajak.go.id/id/batas-waktu-pembayaran-penyetoran-dan-pelaporan-pajak

https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2019-03/PER02PJ2019DIST2-Induk.pdf

Anda mungkin juga menyukai