Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 1411-0199

Wacana– Vol. 19, No. 2 (2016) E-ISSN : 2338-1884

Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik


(Studi Pada Pelayanan Administrasi Kependudukan Di Kabupaten
Sampang)
Siti Maryam1*, Soesilo Zauhar 2, Choirul Saleh3
1Program Studi Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
2Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstrak
Pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Sampang masih belum sepenuhnya mampu memenuhi tuntutan
masyarakat dan perubahan lingkungan. Dalam peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan tersebut
diperlukan strategi perencanaan yang berbasis pada perencanaan desentralisasi dan mengadopsi konsep dynamic
Governance dengan berdasar atas analisis lingkungan internal dan eksternal sebagai acuan utama dalam perumusan
strategi. Strategy Formulation Framework oleh Fred R. David digunakan untuk membantu dalam merumuskan strategi
perencanaan yang tepat melalui pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Terdapat
tiga tahapan yaitu Tahap pertama, The Input Stage yang menganalisis Matriks IFE, Matriks EFE. Tahap kedua, The
Matching Stage yang mencakup Matriks IE, dan Matriks SWOT. Tahap ketiga, The Decision Stage dengan menggunakan
QSPM. Dari hasil penelitian diketahui bahwa strategi utama yang diusulkan yaitu forward integration strategy, product
development strategy dan market penetration strategy. Berdasarkan analisis QSPM, yang menduduki prioritas pertama
adalah forward integration strategy. Strategi-strategi fungsional yang dapat dilaksanakan berkenaan untuk meningkatkan
jaringan distribusi pelayanan administrasi kependudukan yang lebih luas sehingga lebih mudah dijangkau oleh masyarakat
pengguna layanan antara lain: 1) Penambahan wewenang pelayanan administrasi kependudukan di tingkat kecamatan,
2) Pembentukan UPTD, 3) Perluasan akses distribusi pelayanan, dan 4) Peningkatan dan penguatan sistem manajemen
antar intansi terkait.

Kata kunci: Perencanaan, Pelayanan, Kerangka Kerja Perumusan Strategi, QSPM

Abstract
The population administration service in Sampang Regency, is still not able to meet the demands of society and
environmental changes. Improving the quality of population administration service requires planning strategies with
regard to decentralized planning and the adoption of concept of dynamic governance followed by the analysis of internal
and external environment as the main reference in the formulation of the strategies. Furthermore, Strategy Formulation
Framework proposed by Fred R. David is used in order to help formulate better strategies in terms of more systematic,
logical, and rational. There are three stages, the first stage is the Input Stage containing the analysis to the IFE Matrix and
Matrix EFE. The second stage is the Matching Stage including Matrix IE and SWOT Matrix. The third stage is the the
Decision Stage by using QSPM. The survey results show that the grand strategy proposed are forward integration strategy,
product development strategy and market penetration strategy. And QSPM analysis results show that the first priority
falls to the forward integration strategy. Functional strategies that can be implemented to broader distribute the network
of population administration service so that it is more easily accessed by people who use the services are: 1) an addition
of authority to population administration service at the district level, 2) the establishment of UPTD, 3) the expansion of
distribution services access, and 4) the improvement and strengthening of the management system among related
institutions.

Keywords: Planning, Service, Strategic Formulation Framework, QSPM

PENDAHULUAN Seiring dengan bertambah luasnya kewenangan


Desentralisasi membawa implikasi perubahan itu, maka diharapkan pemerintahan di daerah
dalam perencanaan pembangunan daerah, salah dapat inovatif mengelola dan menyelenggarakan
satunya adalah pemberian wewenang yang lebih pelayanan publik yang lebih baik sesuai dengan
luas dalam penyelenggaraan beberapa bidang kebutuhan masyarakatnya. Namun demikian
pemerintahan diantaranya pelayanan publik. desentralisasi tidaklah cukup menjadi instrumen

Alamat Korespondensi Penulis:


Siti Maryam
Email : siti.maryam.cherry@gmail.com
Alamat : Fakultas Ilmu Administrasi, Jl. MT. Haryono 163,
Malang 65145

83
Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Maryam, et al.)

utama untuk meningkatkan kinerja memerlukan strategi perencanaan yang tepat


kepemerintahan lokal.[1] Dalam perspektif untuk menghadapi perkembangan dan perubahan
pelayanan sektor publik, pemerintah perlu lingkungan yang terjadi agar mampu
bekerjasama dengan pemangku kepentingan lain meningkatkan kualitas pelayanan administrasi
dalam masyarakat, menerapkan kewenangan dan kependudukan.
mempengaruhi dalam usaha mensejahterakan Dalam sebuah perencanaan strategis,
masyarakat dan tujuan jangka panjangnya.[2] menurut McNamara (1999) dalam Amirin ada tiga
Selanjutnya, untuk menghasilkan pemerintahan komponen utama yaitu 1) analisis strategis 2)
yang mampu menyesuaikan kebijakan dengan penetapan arah-tujuan strategis dan 3)
perubahan lingkungan global yang cepat dan tidak perencanaan tindakan.[4] Dalam melakukan
menentu maka konsep Dynamic Government analisis strategis, pencermatan terhadap keadaan
diperlukan.[3] lingkungan organisasi baik lingkungan internal
Salah satu pelayanan publik adalah pelayanan maupun eksternal sangatlah penting, oleh karena
dalam bidang administrasi kependudukan. itulah maka setiap strategi selalu butuh untuk
Pelaksanaan pelayanan administrasi dievaluasi kembali dan bahkan mungkin berubah
kependudukan di daerah masih banyak di masa depan. Salah satu alasan utamanya adalah
kekurangan, seperti pada pelayanan administrasi karena kondisi lingkungan yang dihadapi
kependudukan di Kabupaten Sampang. Strategi organisasi baik internal maupun eksternal juga
inovasi yang telah dilaksanakan dalam rangka selalu berubah.
peningkatan kualitas pelayanan administrasi Berdasarkan uraian diatas maka perumusan
kependudukan di Kabupaten Sampang antara lain strategi yang berdasarkan atas analisa terhadap
pelimpahan wewenang kepada Kecamatan dalam kondisi lingkungan organisasi baik internal
pelayanan KTP dan KK. Namun demikian, dalam maupun eksternal sangat penting. Untuk itulah
pelaksanaannya masih banyak terkendala baik maka manajemen strategi memegang peranan
dari segi infrastruktur, sumber daya aparatur penting karena perumusan strategi merupakan
maupun prosedur pelayanan. Selain itu, program salah satu langkah penting dalam manajemen
tahunan yang disusun Dinas Kependudukan dan strategi.
Pencatatan Sipil Kabupaten Sampang hanya Dalam perumusan strategi, ada berbagai
berupa rencana rutin tahunan, dimana rencana model analisis yang dapat digunakan. Salah
kegiatan yang disusun dari tahun ke tahun sama satunya adalah Strategy Formulation Framework
dan tidak ada perubahan yang signifikan serta oleh Fred R. David yang merupakan suatu teknik
lebih banyak difokuskan hanya untuk pemenuhan dan tahapan formulasi strategi yang
pelayanan rutin saja atau untuk mendukung mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih
program dari pemerintah pusat (seperti: program alternatif strategi yang layak dan sesuai dengan
KTP-el). Hasil monitoring dan evaluasi yang tiga tahapan (three stage) kerangka kerja dengan
dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan matriks sebagai model analisisnya.[5]
Pencatatan Sipil Kabupaten Sampang setiap tahun
TAHAP 1 : THE INPUT STAGE
menjadi kurang berguna dikarenakan rencana
kegiatan yang disusun hanya merupakan External Factor Evaluation Internal Factor Evaluation (IFE) Competitive Profile (CP) Matrix
pengulangan dari tahun sebelumnya. Akibatnya (EFE) Matrix Matrix

program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh


Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sampang masih belum mampu
memenuhi tuntutan masyarakat dan perubahan TAHAP 2 : THE MATCHING STAGE
lingkungan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya
penduduk Kabupaten Sampang yang belum SWOT
Matrix
BCG
Matrix
SPACE
Matrix
Internal External
(IE) Matrix
Grand Strategy
Matrix
memiliki dokumen kependudukan. Beberapa
capaian indikator kependudukan dan catatan sipil
Kabupaten Sampang Tahun 2014 kurang baik,
yaitu rasio penduduk ber-KTP hanya tercapai TAHAP 3 : THE DECISION STAGE
63,8%, rasio bayi ber-akte kelahiran hanya
tercapai 34,29% dan yang terendah rasio ber-akte QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)

kematian hanya tercapai 1,38% saja. Merespon


hal tersebut, maka Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sampang Gambar 1. Tiga Tahapan Formulasi Strategi

84
Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Maryam, et al.)

Tujuan dari penelitian ini adalah: HASIL DAN PEMBAHASAN


1) Terdeskripsikannya kualitas pelayanan The Input Stage (Tahap Input)
administrasi kependudukan di Kabupaten Tahap input merupakan tahapan pertama
Sampang; dalam strategi formulation framework yang mana
2) Teridentifikasikannya faktor-faktor strategis digunakan untuk dapat meringkas informasi dasar
lingkungan internal (kekuatan dan untuk menformulasi strategi pada tahapan kedua:
kelemahan) dan faktor-faktor strategis the matching stage. Matriks yang digunakan pada
lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) tahap input dalam penelitian ini adalah adalah
pelayanan administrasi kependudukan di matriks IFE dan matriks EFE.
Kabupaten Sampang; Berdasarkan hasil analisis kuesioner I tentang
3) Ditemukannya alternatif-alternatif strategi kualitas pelayanan administrasi kependudukan di
yang dapat digunakan dalam perencanaan Kabupaten Sampang menunjukkan bahwa nilai
peningkatan kualitas pelayanan administrasi rata-rata 5 (lima) variabel kualitas pelayanan
kependudukan di Kabupaten Sampang; sebesar 3,67 dan berdasarkan skala likert (skala 1
4) Ditemukannya prioritas strategi perencanaan sampai dengan 5) mempresentasikan bahwa
peningkatan kualitas pelayanan administrasi kualitas pelayanan tersebut cukup baik (nilai 3 =
kependudukan di Kabupaten Sampang. cukup baik). Kualitas pelayanan tersebut masih
perlu untuk terus ditingkatkan lagi. Ranking
METODE PENELITIAN variabel kualitas pelayanan administrasi
Jenis penelitian termasuk dalam penelitian kependudukan di Kabupaten Sampang yaitu
survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. ranking pertama: jaminan (assurance), kedua:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini realibilitas (realibility), ketiga: daya tanggap
adalah Strategy Formulation Framework. (responsiveness), keempat: empati (empathy),
Terdapat tiga tahapan yaitu tahap pertama, the dan yang kelima atau terakhir bukti fisik
input stage yang menganalisis matriks IFE, matriks (tangibles).
EFE. Tahap kedua, the matching stage yang Hasil dari analisis data kuesioner I, serta hasil
mencakup matriks IE, dan matriks SWOT. Tahap observasi, wawancara, dan dokumentasi pada
ketiga, the decision stage dengan menggunakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
QSPM. Kabupaten Sampang, dipergunakan untuk
mengidentifikasi faktor strategis lingkungan
Metode Pengumpulan Data internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
Metode pengumpulan data yang digunakan (peluang dan ancaman) organisasi. Bobot dan
adalah kuesioner untuk mendapatkan data rating dari faktor-faktor strategis lingkungan
primer, sedangkan observasi, wawancara, serta tersebut diperoleh berdasarkan hasil analisis
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data kuesioner II.
sekunder. Kuesioner dilakukan sebanyak tiga Dari analisis data tersebut maka diketahui
tahapan yaitu: pada Matriks IFE diperoleh total skor untuk faktor
1) Kuesioner I untuk mengidentifikasi kualitas kekuatan sebesar 1,51 dan kelemahan sebesar
pelayanan. Populasi adalah unsur masyarakat 1,49 dengan nilai total akhir skor matriks IFE
pengguna layanan administrasi kependudukan sebesar 3,00, yang menunjukkan bahwa faktor
di Kabupaten Sampang dengan sampel internal organisasi cukup kuat untuk
sebesar 100 orang. meminimalisir kelemahan yang ada. Tabel analisis
2) Kuesioner II untuk mengetahui bobot dan matriks IFE, sebagai berikut:
rating faktor strategis lingkungan internal dan
eksternal. Populasi adalah unsur pemerintah
daerah Kabupaten Sampang yang berkaitan
dengan pelayanan administrasi kependudukan
dengan sampel sebesar 17 orang.
3) Kuesioner III untuk mengetahui nilai daya tarik
(Attractiveness Score – AS). Populasidan
Sampel sama dengan kuesioner II.

85
Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Maryam, et al.)

Tabel 1. Matriks IFE SIAK. Dan yang menjadi kelemahan utama


NO FAKTOR STRATEGIS INTERNAL KUNCI BOBOT
RAN-
SKOR
berdasar atas nilai skor tertimbang tertinggi
KING
sebesar 0,12 yaitu: 1) Luasnya wilayah
KEKUATAN
jangkauan pelayanan; 2) Media
Pelimpahan sebagian wewenang pelayanan
1 0,05 3,06 0,15 penyebaran informasi kepada masyarakat kurang
administrasi kependudukan ke Kecamatan
Pelayanan administrasi kependudukan tanpa
2
dipungut biaya (gratis)
0,05 3,06 0,15 memadai; 3) Ketersediaan dana terbatas dan
3
Keterjaminanan dana/sumber keuangan dari
0,04 3,12 0,12 kurang fleksibel; 4) Tidak adanya insentif petugas
pemerintah
4
Ketersediaan bahan dan alat/perlengkapan
0,05 3,18 0,16
pelayanan.
pelayanan
Website Dinas Kependudukan dan
Pada matriks EFE diperoleh total skor untuk
5 0,05 3,12 0,16
Pencatatan Sipil faktor peluang sebesar 1,55 dan faktor ancaman
Terbangunnya jaringan komunikasi data
6 antara Dispendukcapil Kab. Sampang dengan 0,05 3,35 0,17 sebesar 1,47 dengan nilai total akhir skor matriks
14 Kecamatan se-Kabupaten Sampang
Pengimplementasian (Sistem Informasi EFE sebesar 3,02, yang menunjukkan bahwa
7 0,05 3,35 0,17
Administrasi Kependudukan) SIAK peluang organisasi lebih besar daripada ancaman
Produk administrasi kependudukan yang
8 0,03 3,06 0,09
terstandarisasi yang harus disikapi dengan bijak oleh
Sumber daya aparatur yang berkualitas dan
9
kompeten
0,04 2,71 0,11 organisasi.Tabel analisis matriks IFE, sebagai
10
Penilaian kinerja pegawai dan standart
0,04 3,00 0,12 berikut:
pelayanan
Visi dan misi organisasi yang mendukung
11
peningkatan kualitas pelayanan
0,04 2,71 0,11 Tabel 2. Matriks EFE
TOTAL SKOR FAKTOR KEKUATAN 0,49 1,51 RAN-
NO FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL KUNCI BOBOT SKOR
KING
RAN-
NO FAKTOR STRATEGIS INTERNAL KUNCI BOBOT SKOR PELUANG
KING
KELEMAHAN 1 Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi 0,07 2,94 0,21

1 Luasnya wilayah jangkauan pelayanan 0,04 3,06 0,12 Peningkatan jumlah masyarakat
2 0,06 3,06 0,18
berpendidikan
Image pelayanan administrasi kependudukan Pelayanan administrasi kependudukan yang
2 0,04 2,82 0,11
yang kurang baik 3 bersifat kewenangan tunggal pemerintah 0,07 2,94 0,21
Media penyebaran informasi kepada (monopoli)
3 0,04 2,88 0,12
masyarakat kurang memadai Dukungan Pemerintah Daerah atas rencana
Kurangnya kesadaran masyarakat akan 4 peningkatan pelayanan dasar masyarakat 0,07 3,06 0,21
4 0,04 2,71 0,11 yang berkualitas dan terjangkau
pentingnya dokumen kependudukan
Ketersediaan dana terbatas dan kurang Peraturan Per-Undang-undangan yang
5 0,04 3,00 0,12 5 0,08 3,24 0,26
fleksibel mendukung peningkatan kualitas pelayanan
6 Lamanya waktu penyelesaian pelayanan 0,04 2,47 0,10 6 Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi 0,08 3,53 0,28
Sarana dan prasarana pendukung pelayanan Dukungan dari urusan pemerintahan yang lain
7 0,07 2,88 0,20
7 yang tersedia kurang dimanfaatkan dan 0,03 2,82 0,08 (pendidikan, perijinan, dll)
dipelihara dengan baik
TOTAL SKOR FAKTOR PELUANG 0,50 1,55
8 Jaringan listrik dan internet kurang memadai 0,03 3,12 0,09
ANCAMAN
Kuantitas sumber daya aparatur kurang
9 0,03 2,94 0,09
memadai Sebagian besar masyarakat termasuk
1 0,07 2,82 0,20
Job deskripsi aparatur tidak dilaksanakan ekonomi menengah ke bawah
10 0,03 3,06 0,09
dengan semestinya Kondisi infrastruktur jalan dan kendaraan
2 (terutama di wilayah pedesaan) tidak 0,07 2,82 0,20
11 Tidak adanya insentif petugas pelayanan 0,04 3,06 0,12 memadai
12 Belum dibentuknya UPTD 0,03 2,88 0,09 3 Persebaran penduduk tidak merata 0,07 2,82 0,20

Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar Ketidakpercayaan dan keengganan


13 0,04 3,29 0,13 4 0,08 3,12 0,25
bidang masyarakat terhadap birokrasi
Perencanaan pelayanan yang kurang baik Perkembangan politik (al. : pilkades, pilkada,
5 0,07 3,06 0,21
(lebih bersifat rutinitas, tidak berdasar atas pilgub, dll)
14 0,04 2,94 0,12
analisa survey pengguna layanan/IKM, hasil Peraturan per-Undang-undang tentang
6 0,07 3,18 0,22
monev) kerahasiaan dan keamanan data penduduk
TOTAL SKOR FAKTOR KELEMAHAN 0,51 1,49 7 Pemalsuan dokumen kependudukan 0,07 2,71 01,9

TOTAL AKHIR MATRIKS IFE 1,00 3,00 TOTAL SKOR FAKTOR ANCAMAN 0,50 1,47

TOTAL AKHIR MATRIKS EFE 1,00 3,02


Berdasarkan tabel matriks IFE diatas, dapat
diketahui kekuatan utama dan kelemahan utama Berdasarkan tabel matriks EFE diatas, dapat
dalam peningkatan kualitas pelayananan diketahui peluang utama dan ancaman utama
administrasi kependudukan. Faktor yang menjadi dalam peningkatan kualitas pelayananan
kekuatan utama berdasar atas nilai skor administrasi kependudukan. Faktor yang menjadi
tertimbang tertinggi, sebesar 0,17 yaitu: 1) peluang utama berdasar atas nilai skor tertimbang
Terbangunnya jaringan komunikasi data antara tertinggi, sebesar 0,28 yaitu: Kemajuan teknologi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil informasi dan komunikasi. Dan yang menjadi
Kabupaten Sampang dengan 14 Kecamatan se- ancaman utama berdasar atas nilai skor
Kabupaten Sampang; dan 2) Pengimplementasian tertimbang tertinggi, sebesar 0,25 yaitu:
(Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) Ketidakpercayaan dan keengganan masyarakat
terhadap birokrasi.

86
Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Maryam, et al.)

integrasi yaitu backward integration, forward


The Matching Stage (Tahap Pencocokan) integration, horizontal integration.
Tahap pencocokan berfokus pada 2. Matriks SWOT
memformulasikan alternatif strategi yang layak Dengan mencermati faktor strategis
dengan mencocokkan faktor-faktor strategis kunci lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi
yaitu faktor strategis internal dan eksternal. dalam peningkatan kualitas pelayanan
Matriks ini bersandar pada informasi yang administrasi kependudukan di Kabupaten
diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan Sampang, maka dapat dikembangkan 4 (empat)
kekuatan dan kelemahan lingkungan internal set kemungkinan alternatif strategi melalui
dengan peluang dan ancaman lingkungan analisis SWOT, strategi SO, WO, ST dan WT,
eksternal.Matriks yang digunakan pada tahap sebagaimana disajikan pada tabel 3. Untuk
pencocokan dalam penelitian ini adalah Matriks IE mempermudah penganalisisan dengan matriks
dan Matriks SWOT. SWOT, maka diberikan kode pada faktor-faktor
Nilai Total Akhir Skor IFE
strategis lingkungan internal dan eksternal yaitu
Strengths (S), Weaknesses (W), Opportunies (O),
Kuat Rata-rata Lemah Treaths (T) dan berdasarkan urutan faktor
4,0 3,0 2,0 1,0 tersebut dalam matriks IFE dan EFE.
I II III
Tinggi Tabel 3 Matriks SWOT
(3,00:3,02)
3,0 KEKUATAN KELEMAHAN
IFAS (STRENGTHS) (WEAKNESSES)
(Kode: S1, S2, S3, S4, (Kode: W1, W2, W3,
Nilai IV V VI EFAS S5, S6, S7, S8, S9, W4, W5, W6, W7, W8,
Total Sedang S10, S11) W9, W10, W11, W12,
Akhir W13, W14)
Skor PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO
EFE 2,0
(OPPORTUNITIES) 1. Penambahan 1. Peningkatan media
VII VIII IX
(Kode: O1, O2, wewenang informasi dan
Rendah O3, O4, O5, O6, pelayanan promosi pelayanan
O7) administrasi (W2, W3, W4, O2)
kependudukan di 2. Peningkatan
tingkat kecamatan kuantitas dan
1,0 (S1, O3) kualitas Sumber
2. Perluasan akses Daya Aparatur (W9,
distribusi pelayanan W10, O4)
(S6, O1) 3. Peningkatan
3. Pelayanan mobile kesejahteraan
1. Matriks IE (S7, O6) aparatur (W11, O4)
Berdasarkan hasil analisis dari matriks IFE dan 4. Pengembangan 4. Peningkatan dan
matriks EFE, akan dapat diketahui matriks IE paket pelayanan penguatan sistem
administrasi manajemen antar
(Internal External). Matriks IE berdasarkan atas kependudukan intansi terkait (W12,
dua sumbu yaitu sumbu horizontal dan sumbu terpadu (S2, S8, W13, O7)
vertikal, dimana sumbu horizontal matriks IE S11, O4, O5)
ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT
adalah nilai total akhir skor dari matriks IFE (TREATHS) 1. Peningkatan fasilitas 1. Pembentukan UPTD
sebesar 3,00 sedangkan sumbu vertikalnya adalah (Kode: T1, T2,T3, pelayanan (S3, S4, (W1, T3)
nilai total akhir skor dari matriks EFE sebesar 3,02. T4, T5, T6, T7) S5, T2) 2. Pendataan
2. Peningkatan dan kebutuhan
Berdasarkan kedua sumbu tersebut, maka posisi perbaikan masyarakat (W5,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil monitoring dan W14, T1)
Kabupaten Sampang selaku instansi pelaksana evaluasi pelayanan 3. Peningkatan dan
(S9, S10, T5, T6, perbaikan sarana
pelayanan administrasi kependudukan berada T7) kerja pelayanan
pada sel I, sebagaimana ditunjukkan pada gambar (W6, W7, W8, T4)
dibawah ini:
Gambar 3: Matriks IE Selain itu, matriks SWOT dapat juga
dikembangkan secara kuantitatif yaitu berupa
Organisasi yang berada pada sel I digambarkan diagram SWOT.[6] Diagram tersebut dapat
sebagai bertumbuh dan berkembang (Growth and mengidentifikasikan posisi organisasi dalam 4
Builth) dengan alternatif strategi yang cocok yaitu (empat) kuadran: Aggresif, Competitif,
strategi intensif yaitu market penetration, market Conservative, Defensife. Diagram SWOT tersebut
development, product development atau strategi didasarkan atas hasil analisis interaksi dari matriks

87
Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Maryam, et al.)

IFE dan matriks EFE, sebagaimana diuraikan dalam - Perluasan akses distribusi pelayanan : forward
tabel 4 dibawah ini. integration strategy
Tabel 4. Pembobotan Matriks SWOT
- Pelayanan mobile : market penetration
strategy
- Pengembangan paket pelayanan administrasi
FAKTOR INTERNAL
kependudukan terpadu : product development
strategy
Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi utama
Opportunities (O) Threats (T)
yang dapat digunakan berdasarkan matriks SWOT
adalah forward integration strategy, market
penetration strategy dan product development
strategy.
Strength (S) 3,06 2,98
Alternatif strategi yang dihasilkan oleh matriks
FAKTOR
EKSTERNAL
IE dan matriks SWOT kemudian dipilih strategi
utamanya berdasarkan hasil pencocokankedua
Weakness (W) 3,04 2,98
matriks berdasar atas jumlah skor tertinggi,
sebagaimana tabel 5.
Berdasarkan hasil pembobotan matriks SWOT Tabel 5. Pemilihan Strategi Berdasarkan Hasil Analisis
Tahap Pencocokan (Matching Stage)
tersebut, maka diketahui posisi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Alternatif Strategi IE SWOT TOTAL
Sampang selaku instansi pelaksana pelayanan Strategi Integrasi ke Depan
√ √ 2
(Forward Integration Strategy)
administrasi kependudukan berada pada kuadran
Strategi Integrasi ke Belakang
I, sebagaimana ditunjukkan dalam diagram SWOT √ 1
(Backward Integration Strategy)
berikut ini: Strategi Integrasi ke Horizontal
√ 1
(Horizontal Integration Strategy)
Opportunity
Strategi Pengembangan Pasar
√ 1
(Market Development Strategy)
Strategi Pengembangan Produk
√ √ 2
Conservative Aggresive
(Product Development Strategy)
Strategi Penetrasi Pasar
√ √ 2
(Market Penetration Strategy)
Strategi Diversifikasi Konsentrik
Kuadran III Kuadran I
(Concentric Diversification
Weakness Strength
Strategy)
Strategi Diversifikasi Konglomerat
Kuadran IV Kuadran II (Conglomerate Diversification
Strategy)
Defensive Competitive Strategi Diversifikasi Horizontal
(Horizontal Diversification Strategy)
Strategi Usaha Patungan
(Joint Venture Strategy)
Threath Strategi Penciutan Biaya
(Retrenchment Strategy)
Gambar 4. Diagram SWOT Strategi Penciutan Usaha
(Divestiture Strategy)
Organisasi yang berada pada kuadran I, Strategi Likuidasi
menandakan organisasi berada pada posisi (Liquidation Strategy)
Aggressive. Alternatif strateginya adalah strategi
Strategi utama hasil dari analisis tahap
SO (Strengths-Opportunities), yang mana
pencocokan yaitu:
berdasarkan matriks SWOT terdapat 4 (empat)
1) Strategi integrasi ke depan(forward
rekomendasi strategi.
integration strategy)
Strategi-strategi tersebut kemudian
Strategi ini mengharapkan organisasi
diklasifikasikan berdasarkan strategi utamanya,
memiliki kemampuan yang besar terhadap
sebagai berikut:
distributornya atau memiliki jaringan distribusi
- Penambahan wewenang pelayanan
pelayanan yang lebih luas sehingga lebih mudah
administrasi kependudukan di tingkat
dijangkau oleh masyarakat pengguna layanan.
kecamatan : forward integration strategy
Strategi-strategi fungsional yang dapat dilakukan
berkenaan dengan strategi ini adalah:

88
Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Maryam, et al.)

a. Penambahan wewenang pelayanan Dalam QSPM, faktor strategis kunci lingkungan


administrasi kependudukan di tingkat internal dan eksternal serta nilai bobot sama
Kecamatan; dengan faktor strategis kunci lingkungan internal
b. Pembentukan UPTD; dan eksternal serta nilai bobot pada matriks IFE
c. Perluasan akses distribusi pelayanan; dan EFE. Sedangkan nilai attractiveness score (AS)
d. Peningkatan dan penguatan sistem diperoleh berdasarkan kuesioner III.Nilai total
manajemen antar intansi terkait. attractiveness score (TAS) diperoleh dengan cara
2) Strategi pengembangan produk (product mengalikan bobot dengan nilai AS.
development strategy) Berdasarkan hasil QSPM, diperoleh total
Strategi ini mengharapkan organisasi untuk attractiveness score (TAS) tiap alternatif strategi,
meningkatkan atau memodifikasi produk jasa yaitu:
layanan administrasi kependudukan agar dapat 1) Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration
lebih menarik masyarakat pengguna layanan. Strategy):5,68
Strategi-strategi fungsional yang dapat dilakukan (peringkat II)
berkenaan dengan strategi ini adalah: 2) Strategi Pengembangan Produk (Product
a. Pengembangan paket pelayanan administrasi Development Strategy):5,47
kependudukan terpadu; (peringkat III)
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber 3) Strategi Integrasi ke Depan (Forward
daya aparatur; Integration Strategy) : 5,88
c. Peningkatan kesejahteraan aparatur; (peringkat I)
d. Peningkatan dan perbaikan monitoring dan Dari nilai TAS tersebut dapat disimpulkan
evaluasi pelayanan. bahwa strategi yang menjadi prioritas
3) Strategi penetrasi pasar (market penetration pertama/utama organisasi adalah strategi
strategy) integrasi ke depan (forward integration strategy)
Strategi mengharapkan organisasi untuk karena memiliki nilai TAS tertinggi diantara
meningkatkan market share (pangsa pasar) strategi alternatif yang ditawarkan dan dianalisis
layanan administrasi kependudukan melalui yang berarti bahwa yang harus diutamakan oleh
usaha-usaha pemasaran yang lebih maksimal. organisasi adalah bagaimana meningkatkan
Strategi-strategi fungsional yang dapat dilakukan jaringan distribusi pelayanan administrasi
berkenaan dengan strategi ini adalah: kependudukan kepada masyarakat.
a. Peningkatan media informasi dan promosi
pelayanan; KESIMPULAN
b. Pelayanan mobile; Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
c. Peningkatan fasilitas pelayanan; 1) Kualitas pelayanan administrasi
d. Pendataan kebutuhan masyarakat. kependudukan di Kabupaten Sampang cukup
baik, namun demikian masih perlu
The Decision Stage (Tahap Pengambilan ditingkatkan lagi.Ranking variabel kualitas
Keputusan) pelayanan yaitu: pertama: jaminan
Untuk menentukan prioritas strategi, maka (assurance), kedua: realibilitas (realibility),
digunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning ketiga: daya tanggap (responsiveness),
Matrix). QSPM adalah alat yang memungkinkan keempat: empati (empathy), dan yang kelima
penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif atau terakhir bukti fisik (tangibles).
strategi secara obyektif berdasarkan faktor 2) Faktor-faktor strategis lingkungan internal
strategis lingkungan internal dan eksternal yang dan eksternal pelayanan administrasi
telah diidentifikasi sebelumnya. Adapun alternatif kependudukan berdasarkan matriks IFE dan
strategi yang akan dipilih untuk dianalisis dengan matriks EFE adalah sebagai berikut:
QSPM berdasarkan hasil analisis pada tahap a. Faktor strategis lingkungan internal
pencocokan adalah: (1) Kekuatan
1) Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Teridentifikasi 11 (sebelas) faktor
Strategy), yang menjadi kekuatan. Faktor yang
2) Strategi Pengembangan Produk (Product menjadi kekuatan utama, yaitu: 1)
Development Strategy), dan; terbangunnya jaringan komunikasi data
3) Strategi Integrasi ke Depan (Forward antara Dinas Kependudukan dan
Integration Strategy). Pencatatan Sipil Kabupaten Sampang
dengan 14 Kecamatan se-Kabupaten

89
Strategi Perencanaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (Maryam, et al.)

Sampang, dan 2) pengimplementasian kualitas pelayanan administrasi kependudukan di


(Sistem Informasi Administrasi Kabupaten Sampang.Dapat pula dilakukan
Kependudukan) SIAK. penelitian tentang strategi perencanaan dengan
(2) Kelemahan metode lain atau integrasi dari beberapa metode
Teridentifikasi 14 (empat belas) agar penelitian yang dilakukan semakin baik dan
faktor yang menjadi kelemahan.Faktor obyektif.
yang menjadi kelemahan utama yaitu:
1) luasnya wilayah jangkauan pelayanan, UCAPAN TERIMA KASIH
2) media penyebaran informasi kepada Terimakasih kepada Ibu dan Saudara-Saudaraku
masyarakat kurang memadai, 3) yang telah memberikan dukungan moril serta
ketersediaan dana terbatas dan kurang terimakasih banyak kepada dosen pembimbing
fleksibel, dan 4) tidak adanya insentif yang telah memberikan masukan dalam penulisan
petugas pelayanan. penelitian ini.
b. Faktor strategis lingkungan eksternal
(1) Peluang DAFTAR PUSTAKA
Teridentifikasi 7 (tujuh) faktor yang [1] Mugabi, Edward. 2004. “Decentralization for
menjadi peluang. Faktor yang menjadi Good Governance: Policies, Legal Frameworks
peluang utama yaitu: kemajuan and Implementation Strategies”. Conference
teknologi informasi dan komunikasi. Paper on Decentralization, the New Dimension
(2) Ancaman of Peace, Democray and Development, 17-18
Teridentifikasi 7 (tujuh) faktor yang September 2004, held by Region of Tuscany,
menjadi ancaman. Faktor yang menjadi Calre and UNDESA
ancaman utama yaitu: ketidakpercayaan [2] Andrew, Tan, et.al. 2004. ”Principle of
dan keengganan masyarakat terhadap Governance: Preserving Ours Fundamentals,
birokrasi. Preparing for the Future”. Special study report
3) Berdasarkan hasil pencocokan matriks IE prepared by a group of Administratif Officers.
dan matriks SWOT diketahui Singapore.
alternatifstrategi perencanaan peningkatan [3] Neo, Boon Siong and Chen, Geraldine. 2007.
kualitas pelayanan administrasi Dynamic Governance – Embedding Culture
kependudukan di Kabupaten Sampang yaitu: Capabilities and Change in Singapore. World
a. Strategi integrasi ke depan(forward Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Singapore.
integration strategy) [4] Amirin, Tatang M. 2005. “Model-Model
b. Strategi pengembangan produk Perencanaan Strategik”. Jurnal Manajemen
(product development strategy) Pendidikan 01(I): 24-36
c. Strategi penetrasi pasar (market [5] David, Fred. R. 2011. Strategic Management
penetration strategy) Concept and Cases Thirteen Edition, Prentice
4) Strategi prioritas utama yang terpilih Hall, Inc. New Jersey.
berdasarkan matriks QSPM adalah strategi [6] Pearce, J and Robinson. 2008 Strategic
integrasi ke depan (forward integration Management. Mc.Grow-Hill Irwin.
strategy) yaitu peningkatan jaringan
distribusi pelayanan administrasi
kependudukan yang lebih luas sehingga lebih
mudah dijangkau oleh masyarakat pengguna
layanan. Strategi yang menjadi prioritas
berikutnya atau yang kedua adalah strategi
penetrasi pasar (market penetration
strategy), dan prioritas ketiga atau terakhir
adalah strategi pengembangan produk
(product development strategy).

SARAN
Untuk penelitian selanjutnya, dapat
dilakukan penelitian lanjutan tentang
implementasi strategi sebagai tindak lanjut dari
perumusan strategi perencanaan peningkatan

90

Anda mungkin juga menyukai