Kelompok 1 :
1. Alexandry Tambunan (18061102199)
2. Christian Mekel (18061102216)
3. Dini Dwicahyani (18061102222)
4. Ester Oktovina (18061102224)
5. Cherriel Rondonuwu (18061102212)
6. George Memah (18061102230)
7. Grace Herung (18061102233)
8. Diane F. Lumintang (19061402390)
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kemudahan, limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Pengelolaan dan Kelembagaan
Keuangan Daerah dari mata kuliah Manajemen Keuangan Daerah.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang Pengelolaan, Tahap-tahap, dan Kelembagaan Keuangan
Daerah. Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau katakata yang salah. Tidak ada
manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
BAB III.................................................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
ISI
Masyarakat perlu mengetahui pengelolaan keuangan daerah dan tahapannya agar dapat ikut
mengawasi transparansi dalam penggunaan anggaran di daerah. Pemerintah daerah baik di
tingkat provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota, menyusun perencanaan dan pengelolaan
anggaran yang akan dilaksanakan dalam satu tahun ke depan.
Untuk bisa lebih memahami tentang definisi pengelolaan keuangan daerah, terlebih dahulu
Anda harus memiliki kesamaan persepsi mengenai pengertian keuangan daerah. Sebenarnya
ada begitu banyak definisi tentang keuangan daerah. Namun pada intinya, berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006, kita dapat memahami bahwa pengertian
keuangan daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang bisa dinilai dengan uang.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa keuangan daerah pada intinya mencangkup
dua hal, yaitu Hak Daerah dan Kewajiban Daerah. Hak daerah ialah segala hal yang secara
hukum merupakan milik daerah dan dapat dijadikan sebagai milik pemerintah. Sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atau dikerjakan, ataupun hal-hal yang
berkaitan dengan tugas dan pekerjaan. Jika hak dan kewajiban tersebut dapat dinilai dengan
uang, maka hal tersebut telah dapat dikatakan sebagai bagian dari keuangan daerah.
2
• Memperbaiki hubungan kelembagaan
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mengolah kekayaan daerah.
1. Transparansi
Transparansi merupakan keterbukaaan pemerintah daerah dalam pengambilan
kebijakan yang berkaitan dengan keuangan daerah. Transpansi dapat menjamin publik
untuk bebas mendapatkan informasi mengenai penggunaan keuangan dalam
pembangunan daerah.
2. Efisien
Artinya setiap pengeluran anggaran daerah didasarkan pada proporsi kebutuhan
program dan kegiatan daerah guna menghasilkan output ataupun income tanpa
mengurangi pelayanan yang maksimal pada masyarakat.
3. Efektif
Efektif di sini berarti penerapan kebijakan keuangan harus digunakan sesuai sasaran
dan kebutuhan masyarakat, serta anggarannya direlisasikan sesuai dengan rencana
pembangunan dan habis terpakai.
4. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pengelolaan keuangan daerah dapat dipertaggungjawabkan
kepada seluruh komponen masyarakat. Pertanggungjawaban tersebut secara
3
konstitusional diakukan kepada lembaga legislatif (DPRD) sebagai wakil dari
masyarakat yang bisa memberi penilaian kinerja lembaga eksekutif (PEMDA) dengan
menggunakan kriteria dan juga tolak ukur yang sifatnya komprehensif yang dapat
mencangkup aspek kebijakan dan penggunaan anggaran.
5. Partisipatif
Partisipatif artinya terdapat peran serta baik secara langsung maupun tidak langsung
dari masyarakat dalam melakukan kajian, koreksi, kritikan,serta saran yang membngun
terhadap sistem pengelolaan keuangan daerah yang profesionl dan akuntabel.
Selain itu, kebijakan pembangunan dalam anggaran daerah juga dapat menampung
aspirasi masyarakat serta memberikan peran yang besar pada publik dalam wujud
pemberdayaan masyarakat untuk ikut membangun daerah melalui berbagai proyek
pembangunan.
Dalam tahapan-tahapan tersebut, peran parlemen atau legislatif sangat diperlukan sebagai
wakil rakyat. Dalam pengelolaan keuangan daerah, perlu adanya izin rakyat untuk
menggunakannya, diawasi saat pelaksanaannya, serta dimintai pertanggungjawaban saat
anggaran telah selesai digunakan.
Jadi, di dalam pengelolaan keuangan daerah, peran lembaga legislatif (DPRD) adalah sebagai
representasi rakyat untuk memastikan bahwa uang rakyat dikelola untuk kepentingan rakyat.
Sementara itu, prinsip pengelolaan ada di tangan pihak eksekutif (PEMDA). Dengan demikian,
pelaku pengelola keuangan daerah dapat diartikan sebagai pejabat pada lingkungan PEMDA.
Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.20 Pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan:
4
a. menyusun rancangan peraturan daerah (Perda) tentang APBD, rancangan Perda tentang
perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
b. mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan
APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada
DPRD untuk dibahas bersama;
c. menetapkan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan
rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah mendapat
persetujuan bersama DPRD;
d. menetapkan kebijakan terkait pengelolaan keuangan daerah;
e. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak terkait pengelolaan keuangan
daerah yang sangat dibutuhkan oleh daerah dan/atau masyarakat;
f. menetapkan kebijakan pengelolaan APBD;
g. menetapkan KPA;
h. menetapkan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;
i. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah;
j. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
k. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran;
l. menetapkan pejabat lainnya dalam rangka pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
m. melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
5
e. koordinasi pelaksanaan tugas lainnya di bidang pengelolaan keuangan daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. memimpin TAPD.21 Dalam melaksanakan tugasnya, koordinator pengelolaan
keuangan daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah.
Berdasarkan uraian diatas maka kewenangan sekretaris daerah sebagai koordinator pengelola
keuangan daerah merupakan kewenangan mandat. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara tidak diatur mengenai kewenangan sekretaris daerah dalam
pengelolaan keuangan daerah.
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang
juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Kepala SKPKD tingkat provinsi biasanya
Kepala Biro Keuangan sedangkan tingkat kabupaten/kota dijabat oleh Kepala Badan/Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah. Kepala SKPKD selain sebagai Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD) juga menjabat sebagai kepala SKPD/Pengguna Anggaran SKPD dan
Bendahara Umum Daerah. Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:
Dalam pasal 4 ayat (3) dan (4) huruf b PP Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan kepala
daerah dalam melaksanakan kekuasaan, kepala daerah melimpahkan sebagian atau keseluruhan
kekuasaannya yang berupa perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan keuangan daerah kepada pejabat
perangkat daerah yaitu Kepala SKPKD selaku PPKD. Pengaturan tersebut mengindikasikan
bahwa kewenangan Kepala SKPKD sebagai PPKD merupakan kewenangan yang bersumber
dari pelimpahan berupa mandat.
6
Salah satu tugas dan kewenangan PPKD adalah melaksanakan fungsi BUD. Tugas dan
kewenangan tersebut diatur dalam PP Pengelolaan Keuangan Daerah. PPKD dalam
melaksanakan fungsinya selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) berwenang:
Dalam menjalankan fungsi BUD yang sangat luas, PPKD selaku BUD dapat mengusulkan
Kuasa BUD untuk menjalankan tugas-tugas BUD. Dalam pasal 8 ayat (1) PP Pengelolaan
Keuangan Daerah menyatakan bahwa PPKD selaku BUD mengusulkan pejabat di lingkungan
SKPKD kepada kepala daerah untuk ditetapkan sebagai Kuasa BUD. Kemudian dalam ayat
(2) nya menyatakan bahwa Kuasa BUD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Hal ini
mengindikasikan bahwa PPKD selaku BUD merupakan kewenangan yang bersumber dari
pelimpahan berupa delegasi. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
tugas BUD.25 Kuasa BUD mempunyai tugas:
7
g. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi;
h. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan PA/KPA atas Beban APBD;
i. melaksanakan pemberian pinjaman daerah atas nama pemerintah daerah;
j. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
k. melakukan penagihan piutang daerah.
l. Kuasa BUD bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD.
Hal ini menunjukkan bahwa kewenangan Kuasa BUD merupakan mandat dari kepala daerah
selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah.
8
m. m.menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka
pengelolaan keuangan daerah; dan
n. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Dalam pasal 4 ayat (3) dan (4) huruf c PP Pengelolaan Keuangan Daerah mengatur bahwa
dalam melaksanakan kekuasaannya, kepala daerah melimpahkan sebagian atau keseluruhan
kekuasaannya yang berupa perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan keuangan daerah kepada pejabat
perangkat daerah yaitu Kepala SKPD selaku PA. PA bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
dan wewenangnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Dari uraian tersebut
mengindikasikan bahwa kewenangan PA bersumber dari pelimpahan berupa mandat.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan keuangan daerah adalah kegiatan yang dijalankan oleh pejabat pengelola
keuangan daerah yang sesuai dengan kedudukan serta kewenangannya, yang di dalamnya
mencangkup perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan juga pertanggungjawaban.
Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai prinsip Transparansi, Efisien, Efektif,
Akuntabilitas, Partisipatif. Pengelolaan keuangan daerah dan tahapannya terdapat empat
tahapan yang harus dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pegawasan, dan
pertanggungjawaban. Dalam tahapan-tahapan tersebut, peran parlemen atau legislatif sangat
diperlukan sebagai wakil rakyat. Dalam pengelolaan keuangan daerah, perlu adanya izin rakyat
untuk menggunakannya, diawasi saat pelaksanaannya, serta dimintai pertanggungjawaban saat
anggaran telah selesai digunakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mbizmarket.co.id/news/pengelolaan-keuangan-daerah/#forward
http://bpkad.balikpapan.go.id/content/22/struktur-organisasi
https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/12/pengelolaan-keuangan-daerah.html
https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/12/pengelolaan-keuangan-daerah.html
https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-12-2019-pengelolaan-keuangan-daerah
11