DISUSUN OLEH :
NURUL AFRILIA UTAMI
NIM.P17324414010
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2017
LAPORAN TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
NURUL AFRILIA UTAMI
NIM.P17324414010
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2017
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
PERNYATAAN ORISINALITAS
Nim : P17324414010
Tanda Tangan :
Tanggal :
ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Disusun oleh:
NURUL AFRILIA UTAMI
NIM. P17324414010
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Disusun oleh:
NURUL AFRILIA UTAMI
NIM. P17324414010
Drs. Herry Sugiri, M.Kes Ns. Lia Komalasari, S.Kep,.MM Warliana, S,Si.T, M.Kes
NIP. 196304201983011001 NIP. 196528201989022001 NIP. 197110301992032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Karawang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menyelesaikan diploma III Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Bandung Program Studi Kebidanan Karawang.
v
7. Seluruh bidan dan staf RSUD Karawang yang telah memberikan bantuan
kepada penulis selama pelaksanaan pengambilan data di RSUD Karawang
8. Seluruh dosen dan staf, tata usaha dan jajarannya yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
9. Keluarga besar Ny. S yang telah membantu dalam proses pengumpulan
informasi dan ketersediaanya untuk menjadi subjek dalam Tugas Akhir
ini
10. Kedua orang tua tercinta, Bapak Mashudi S.Pd dan mamah Muhlisoh
S.Pdi serta adikku tercinta Nabil Raihan yang selalu mendoakan dan
memberi motivasi kepada penulis sehingga tetap sehat dan kuat.
11. Terimakasih kepada Windy Fadilla, Hilma Muchlis, Iis Rosita, Roro
Puspa Ayu, Nurizka Deviani, Siti Mulyani, Endah Sutarya, Samrotul
Fuadah, Ratna Dewi yang selalu membantu, mendampingi dan
memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
12. Teman-teman seperjuangan Crew 22 Prodi Kebidanan Karawang
Poltekkes Kemenkes Bandung yang telah banyak memberi dukungan dan
bantuan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
13. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang
telah membantu dan mendukung sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
Atas segala bantuannya, penulis hanya bisa memohon semoga bantuan yang
telah diberikan dicatat oleh Allah SWT sebagai amal baik dan dibalas dengan
pahala yang setimpal.
vi
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, tenaga kesehatan pada umumnya dan tenaga kebidanan khususnya.
vii
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, 2017
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERNYATAAN ORSINIOLITAS ...................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN ..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
ABSTRAK ...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
1.3 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6
2.1 Letak Sungsang............................................................................................ 6
2.2 Asfiksia ........................................................................................................ 24
2.3 Standar Pelayanan Minimal Bidang kebidanan ........................................... 38
2.4 Standar Pelayanan Kebidanan ..................................................................... 41
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 47
3.1 Kronologi Kasus .......................................................................................... 47
3.2 Pembahasan ................................................................................................. 57
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 73
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 73
4.2 Saran ............................................................................................................ 75
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
penentu dari status kesehatan, yang ukuran keberhasilannya dapat dilihat dari
waktu hamil atau dalam waktu 42 jam sesudah berakhirnya kehamilan oleh
sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan
Dari tahun 1990 hingga 2015, angka kematian ibu secara global menurun
44 persen - dari 385 kematian menjadi 216 kematian per 100.000 kelahiran
hidup, menurut perkiraan antar-badan PBB. Hal ini berarti tingkat tahunan
rata-rata penurunan sebesar 2,3 persen. Hampir semua kematian ibu (99
Sahara Afrika memiliki rasio kematian ibu tertinggi yaitu 546 per 100.000
kelahiran hidup dengan jumlah 201.000 kematian ibu per tahun. Ini dua
pertiga (66 persen) dari semua kematian ibu per tahun di seluruh dunia. Asia
Selatan, dengan rasio kematian ibu yaitu 182 per 100.000 kelahiran hidup
dengan jumlah 66.000 kematian ibu per tahun, 22 persen dari total global.
balita turun 53 persen dari 91 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
1990 menjadi 43 per 1.000 kelahiran hidup di 2015. Selama periode yang
sama, jumlah kematian balita menurun dari 12,7 juta menjadi 5,9 juta. (WHO)
yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang dalam segala usia,
target pada tahun 2019 mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 306
per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2030 memiliki target mengurangi
angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Pada
126 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah 6400 kematian ibu per tahun.
Angka ini berubah 71,7% dari tahun 1990 dengan angka kematian ibu 446 per
neonatus per tahun, sedangkan untuk Angka Kematian Bayi adalah 23 per
1.000 kelahiran hidup dengan jumlah 125 kematian bayi per tahun dan Angka
Kematian Balita yaitu 27 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah 147
Jumlah kematian ibu dan bayi di Jawa Barat mengalami penurunan tipis.
Menurut Staf Bagian Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Jawa
3
Barat, Luman Yanuar mengatakan, sejak 2010- 2014 terjadi penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Namun tidak menutup
kematian ibu di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 sebanyak 748 kasus
dari 951.319 jumlah kelahiran hidup, sedangkan jumlah kematian anak pada
2014 sebanyak 3.979 kasus (Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2014).
didaerah masih cukup tinggi sehingga perlu ditekan. Pada tahun 2014
sebanyak 59 kasus kematian ibu dan 170 kasus kematian bayi. Menurut
Dinas Kesehatan Kabupaten Krawang, tahun 2015 angka kematian ibu naik
2015).
kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah
kematian ibu naik menjadi 68 kasus kematian ibu dan kematian bayi menjadi
189 kasus kematian bayi. Tercatat kasus PEB sebanyak 34 kasus (50%),
(4,29%) kasus dan Asfiksia sebanyak 3232 (75,05%) kasus pada tahun 2015.
Ny.S G3P2A0 usia 33 tahun adalah salah satu pasien yang berada
“Asuhan kebidanan pada Ny.S dengan letak sungsang dan Bayi dengan
Asfiksia sedang”.
dan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Sedang pada Ny. S di RSUD
Sungsang.
patologis.
Letak Sungsang.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(Saifuddin, 2008.)
berkisar antara 25-30 %, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi
vaginal masih tetap diperlukan. Kontroversi masih terjadi dalam pilihan cara
kasus presentasi bokong dilakukan bedah sesar. Argumentasi atas hal tersebut
adalah (a) mordibitas dan mortalitas perinatal pada presentasi bokong tidak
bokong memberikan luaran yang serupa dengan luaran bedah sesar elektif.
Trauma pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada persalinan
kaki sempurna )
Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga
a. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tdak baik atau tidak ada,misalnya
(premature).
penting oleh karena adanya prosedur versi luar yang direkomendasikan guna
keputusan caara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran berat jain, jenis
keadaan bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul
seleksi pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam
presentasi bokong, yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10%
kasus), dan kaki. Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit,
kaki komplit, kaki inkomplit, dan lutut. Janin dengan presentasi kaki dan
vagina. (`Saifuddin,2012).
Diagnosis
a. Palpasi
b. Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
10
c. Pemeriksaan Dalam
Bokong masuk PAP dengan garis pangkal paha melintang atau miring.
(Mochtar, 2012.)
Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada
sal (pukul 3 atau 9), sehingga posisi diameter bitrokanter di pintu bawah
dalam. Perineum akan meregang, vulva membuka, dan pinggul depan akan
lahir terlebih dahulu. Pada saat itu, tubuh janin mengalami putaran paksi
transversal. Kelahiran bagian tubuh lain akan terjadi kemudian baik secara
a. Pervaginam
pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Terdapat
12
presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin
janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600
gram, tidak adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang
2008, p.593).
Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara
bokong lahir, bokong dicengkeram secara bracht yaitu kedua ibu jari
memegang panggul.
c) Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang segera kendorkan tali
pusat tersebut.
13
menariknya.
e) Jika tungkai tidak lahir secara spontan, lahirkan tungkai satu per
satu.
2. Pelahiran Lengan
jika diperlukan.
3) Jika lengan tidak lahir secara spontan, letakkan satu atau dua jari
tangan penolong pelahiran pada siku bayi dan tekuk lengan bayi,
arkus pubis.
3. Pelahiran Kepala
berikut:
2) Letakkan jari pertama dan ketiga tangan anda pada kedua tulang
pipi bayi dan letakkan jari kedua dimulut bayi untuk menarik
bayi.
bayi
b) Jika hanya ada satu kaki yang turun, masukkan satu tangan ke
turun.
2. Ekstraksi Bokong
tingkat tinggi .
bokong dilakukan
19
b. Perawatan Pascapersalinan
tiga.
2010).
2010).
2010).
a. Bagi ibu
(Mochtar,2012).
4. Endometritis
5. Pelepasan plasenta
b. Bagi janin
1. kematian perinatal
4. Asfiksia
2012).
malpresentasi pada waktu persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang
yaitu knee chest position (posisi dada-lutut) pada ibu, versi luar, dan
menungging atau biasa juga disebut dengan posisi sujud. Menurut dr.
adalah posisi sujud yang dapat dilakukan untuk memutar posisi bayi
sungsang menjadi posisi yang seharusnya. Knee chest position ini dapat
melakukan posisi sujud ini dilakukan selama 5-10 menit dua kali dalam
sehari.
setelah melakukan Knee Chest Position (KCP) ini. Dilakukan 2-3 kali
sehari selama 10-15 menit. Dimana diharapkan bokong janin yang telah
yang dianjurkan untuk KCP adalah usia kehamilan 30-32 minggu. Kalau 1
minggu tidak berhasil berarti versi luar juga sia-sia. (Rizkiani, 2013).
kepala bayi tidak berada pada jalan lahir diusia kehamilan 37 minggu.
persalinan.
92%.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan posisi janin letak bokong
sempit, plasenta previa atau lainnya. Usaha yanga dapat dilakukan untuk
23
letakan dada pada dasar lantai, bernafaslah dengan rileks, lakukan posisi
kali sehari.
Posisi janin dikatakan sudah mantap (tidak berubah lagi) setelah usia
salah satu pipi menempel di lantai, kedua lutut menempel di lantai dan
selama 10-15 menit. Gerakan ini bertujuan agar janin berputar sehingga
dengan janin presentasi sungsang antara minggu ke-36 dan ke-37 untuk
menggunakan posisi knee chest selama 15 menit tiga kali sehari aman,
persalinan.
24
1. Melakukan posisi sujud dengan kedua tangan diletakan dilantai, salah satu
Hal ini dapat membantu memperbaiki posisi janin tidak normal menjadi
2.2Asfiksia
2.2.1Definisi Asfiksia
asidosis. (Saifudin, 2010). Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dpat
otot yang turun juga dapat terjadi akibat obat-obat yang diberikan kepada
(Saifuddin,2010)
bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas (flaccid). Pernafasan
makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apnu yang
tekanan darah, dan kadar oksigen didalam darah (PaO2) terus menurun.
janin,janin dapat pulih dari apnu primer ke apnu sekunder di dalam rahim.
Dengan demikian bayi mungkin dilahirkan dalam apnu primer atau apnu
sekali untuk dibedakan. Pada kedua keadaan tersebut, bayi tidak bernafas
dan denyut jantung dapat menurun sampai <100 denyut per menit.
(Saifuddin,2010).
26
obat bius, uremia dan toksemia gravidarum, anemia berat, cacat bawaan atau
trauma.
oksigen atau (2) paralisis pucat pernafasan akibat trauma dari luar seperti
karena tindakan forceps atau trauma dari dalam seperti akibat obat bius.
disebabkan oleh;
5. pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya
bikarbonat 7,5% dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan; dan cairan
glukosa 40% 1-2 ml per kg beat badan, diberikan via vena umbilicus.
normal kembali.
sesudah bayi lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus dimulai segera sesudah
pernafasan, denyut jantung atau warna bayi, maka penilaian ini harus
a. Faktor ibu:
28
c. Faktor bayi
2009).
292.).
In utrero:
a. DJJ irregular dan frekuensinya lebih dari 160 atau kurang dari 100 kali per
menit.
29
d. Kardiotokografi
e. Ultrasonografi
291).
terhdap N.vagus sehingga bunyi jantung janin menjadi lembat. Bila janin
lagi. Timbul kini rangsang dari N. simpatikus DJJ menjadi lebih cepat
Secara klinis tanda-tanda asfiksia adalah denyut jantung janin yang lebih
cepat dari 160 kali permenit atau kurang dari 100 kali permenit, halus adan
tanda janin dalam asfiksia. Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin
mulai asfiksia, bila DJJ lebih dari 160 kali permenit dan ada mekonium :
30
janin sedang asfiksia, jika DJJ kurang dari 100 kali permenit dan ada
kemudian terdapat banyak air ketuban dan meconium dalam paru. Bronkus
tersumbat dan terjadi atelektasis, bila janin lebih alveoli tidak berkembang.
1) Jangan menunggu untuk menentukan Nilai APGAR satu menit untuk memulai
2) Semua petugas yang terlibat dalam persalinan harus telah dilatih secara
memadai, efisien, dapat bekerja sebagai tim, dan semua peralatan yang
sedang terjadi. Dokter spesialis anak atau petugas kesehatan yang terampil dan
2. Untuk persalinan normal, petugas yang ahli dalam resusitasi neonatus harus
hadir
3. Untuk asfiksia, dua petugas yang ahli dalam resusitasi dan dua asisten harus
hadir
5. Pemanas radian/ radian warmer dinyalakan dan handuk atau kain hangat
tersedia
31
6. Cek alat penghisap lendir, oksigen, sungkup, wajah dengan ukuran yang
7. Siapkan sebuah pipa endotrakea (ET) dengan ukuran yang sesuai dengan berat
b. Setelah persalinan
Bila semua pertanyaan diatas dijawab dengan “ya”, lakukan perawatan rutin.
3) Bersihkan jalan nafas atau dengan menghisap mulut terlebih dahulu kemudian
4) Pengisapan yang kontinyu dibatasi 3-5 detik pada satu pengisapan. Mulut
5) Pengisapan lebih agresif hanya boleh dilakukan jika terdapat mekonium pada
6) Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan kain yang kering, reposisi
kepala
7) Tindakan yang dilakukan sejak bayi lahir sampai reposisi kepala dilakukan
8) Menilai pernafasan
9) Jika bayi mulai bernafas secara teratur dan memadai, periksa denyut jantung.
Jika denyut jantung >100 kali/menit dan bayi tidak mengalami sianosis,
hentikan resusitasi. Akan tetapi, jika sianosis ditemui, berikan oksigen aliran
bebas.
1) Jika tidak terdapat pernafasan atau bayi megap-megap, VTP diawali dengan
menit
3) Intubasi endotrakea diperlukan jika bayi tidak berespon terhadap VTP dengan
D. Kompresi Dada
1) Jika denyut jantung masih <60 kali/ menit setelah 30 detik VTP yang
menekan / diatas sifoid. Kedua ibu jari petugas yang meresusitasi digunakan
untuk menekan sternum, sementara jari-jari lain mengelilingi dada atau jari
tengah dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk kompresi
dada dan 30 ventilasi). Setelah 30 detik, evaluasi respon. Jika denyut jantung
hingga denyut jantung mencapai 100 kali/menit dan bayi bernafas efektif.
E. Pemberian Obat
Epinefrin harus diberikan jika denyut jantung tetap <60 kali/menit setelah
30 detik VTP dan 30 detik lagiVTP dan kompresi dada. Dosis epinefrin
adalah 0,1 – 0,3 ml/kg berat badan larutan 1:10.000 secara intravena,
dan berespon buruk terhadap tindakan resusiatasi lain. NaCl 0,9% atau
ringer laktat dapat diberikan dalam bentuk bolus 10 ml/kg selama 5-10
menit. Jika kehi;angan darah akut cukup untuk menumbulkan syok, maka
dinding tipis dan datar. Kateter radioopak 3,5 atau 5,0 Fr diinsersikan ke
sering ditemui pada bayi yang lahir dengan asfiksia dan mekonium kental.
2) Ketika mekonium kental dan atau bayi berada dalam keadaan apnea atau
kebutuhan.
35
H. Perawatan lanjutan
1) Catat nilai apgar untuk menit kesatu dan kelima dalam rekamedik
2) Jika bayi memerlukan asuhan intensif rujuk kerumah sakit terdekat yang
pemeriksaan fisik dan tindakan profilaksis. Selain itu, monitir secara ketat
tanda fital, sikrkulasi, perpusi, status neorologi, dan jumlah urine, serta
dilakukan.
5) Jika sudah tidk terdapat komplikasi selama 24 jam neonatus, dapat keluar
Catatan:
operasional Prosedur Resusitasi bayi Baru Lahir RSUD Karawang Tahun 2016.
mengembang.
Prosedur - persiapan:
resusitasi neonatus
- Langkah-langkah:
Menilai bayi
1. Evaluasi pernapasan
Evaluasi warna
-VTP diteruskan kulit
Beri oksigen
38
Unit Terkait:
hamil kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun
2.3.1.2 Pengertian
1) Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan
Bersalin kepada semua ibu bersalin di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
2.3.2.2 Pengertian
Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan yang bekerja di
Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau persalinan dengan
komplikasi.
praktek swasta, klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai kesehatan
dengan komplikasi mengikuti acuan dari Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
baru lahir kepada semua bayi di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
2.3.3.2 Pengertian
1) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang
diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada Pelayanan Neonatal
Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh Bidan dan atau
perawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki Surat
Puskesmas, Bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin,
balai kesehatan ibu dan anak, rumah sakit pemerintah maupun swasta),
dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk
dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana serta menjadi orang yang
bertanggung jawab.
dan perorangan dapat ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat.
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
Dan hasil yang diharapkan dari penerapan standar 3 adalah ibu memahami
tanda dan gejala kehamilan, ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
43
Dan hasil yang diharapkan dari penerapan standar 4 adalah Ibu hamil
tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan, mengurus
rongga panggul, untuk mencari kelainan dan untuk merujuk tepat waktu.
Dan hasil yang diharapkan dari penerapan standar 5 adalah bidan dapat
memperkirakan usia kehamilan , diagnosis dini kelainan letak, dan merujuk sesuai
44
kebutuhan, mendiagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan, serta merujuk sesuai
dengan kebutuhan.
tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau
Dan hasil yang diharapkan adalah bayi baru lahir menemukan perawatan
dengan segera dan tepat.Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk
sakit atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua dan
pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir ,
Bidan mengenali secara tapat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
medis, merujuk bayi baru lahir dengan tepat dan memberiakan perawatan
Tujuan yang diharapkan yaitu mengenal dengan tepat bayi baru lahir
kegawatdaruratan.
BAB III
Data diperoleh dari hasil wawancara kepada klien pada hari Rabu, tanggal
oleh paraji, anak kedua laki-laki usia 9 tahun lahir dirumah ditolong oleh
paraji, ibu mengatakan kedua anaknya diberi ASI. Ibu periksa kehamilan
rutin satu bulan sekali setelah tahu hamil pada usia kehamilan 2 bulan.
Ibu telah melakukan kunjungan ANC sebanyak 7 kali, ANC yang tertulis
trimester II, 3 kali pada trimester III. Ibu tidak pernah memeriksa
kehamilan kepuskesmas
riwayat obstetri ibu, hari pertama haid terakhir ibu, riwayat kontrasepsi
terakhir yang ibu pakai. Ibu mengaku hanya diperiksa tekanan darah dan
DJJ selama ANC dan diberi obat penambah darah selama ANC diminum
rutin pagi hari atau malam hari sebelum tidur dengan air mineral. Ibu
48
menganjurkan untuk USG. Ibu belum pernah hamil dengan letak sungsang
sebelumnya dan tahu bahwa kehamilan ini sungsang ibu merasa takut
dijelaskan bahaya apa saja yang akan terjadi jika ibu tidak melahiran di
rumah sakit karena dirumah sakit alat-alat lebih lengkap. Dan ibu
diajarkan tentang posisi sujud, tetapi ibu melakukan posisi sujud saat
Data diperoleh dari hasil wawancara kepada bidan S pada hari, tanggal Mei
pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 3 kali pada trimester III. Ibu
pemeriksaan ekstremitas.
harus dilahirkan dirumah sakit dan dijelaskan bahaya apa saja yang akan
terjadi jika ibu tidak melahiran di rumah sakit karena dirumah sakit alat-
Ibu datang Jam 17.00 WIB bersama keluarga datang ke BPM Bd.S
karena ibu mengeluh mulas dari pagi dan semakin sering, kemudian bidan
TFU: 30 cm, kontraksi 4x10 menit. DJJ: 145x/menit, PD: v/v tidak ada
50
Rumah sakit karena dan letak bayi sungsang, keluarga menyetujui dan
Pada saat pra rujukan, bidan melakukan persiapan partus set, obat
Tempat: RSUD Karawang Pada hari Selasa, tanggal 22-03-2016 pukul 15.00
7 jam dan keluar darah dan sudah keluar air-air sejak pukul 17:00. Bidan
dalam portio tipis, pembukaan sudah 9 cm, ketuban sudah pecah, bagian
dan ada rasa ingin BAB dan ingin meneran, lalu bidan langsung
Tampak bokong janin berada di depan vulva ibu, dokter selaku dokter
sampai punggung bawah dan bahu terlihat, Pegang bokong dengan satu
tangan dengan hati-hati dan kaki lahir spontan. kemudian menarik bayi ke
pada lengan atas bayi, untuk melahirkan lengan kedua, dokter memutar
cara yang sama. Untuk melahirkan kepala, dokter meminta asisten untuk
mendorong bagian atas tulang pubik ibu pada saat kepala bayi lahir
Pukul 19:25 WIB bayi lahir spontan bracht dan tidak segera
kiri paha luar, setelah itu dilakukan pemotongan tali pusat. Dilakukan
dilakukan pengecekan tidak ada laserasi pada vagina ibu. Lalu langsung
pada mulut dan hidung bayi, lalu membersihkan bayi sambil merangsang
Penimbangan Berat badan bayi 2900 gram dan Panjang badan bayi 48 cm.
dan pada pukul 21:00 dan [pukul 21:30.Tidak ada masalah dan kelainan
1. 19:50 WIB
2. 21:00 WIB
3. 21:30 WIB
pukul 22:30.
baru di dari VK ibu P3AO PSP brach, ibu mengeluh masih merasakan
mulas, keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, lochea (+), Asi
2017.
Pada tanggal 25 maret 2017, ibu mengeluh nyeri kepala dan sedikit
diberikan terapi obat asam mefanat 3x, nifedipin 4x10, dopamet 3x.
Tempat: Rumah Pasien, Pada hari selasa tanggal 05-04-2017. Pukul 09.20
WIB
mmHg dan palpasi abdomen dan melihat pengeluaran ASI saja ibu tidak
Ketika kontrol nifas bidan menanyakan bayi ibu tetapi ibu tidak membawa
kontrol kembali.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, sudah mengurus bayi dan kembali ke
kunjungan nifas satu kali di BPM Bd.S pada hari ke 6, bidan tidak
3.1.4 Neonatus
Pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 20:00 WIB menerima bayi dari
kuat, anus (+), meconium (+), cacat (-), a/s 6/8, ballard score 36. Suhu
kecil datar, cepal hematoma tidak ada, caput tidak ada. LD 31 cm. BB
Pada tanggal 25 Maret 2017 pukul 06:15 WIB menerima bayi dari
ruang perin,
S/O: Menerima bayi dari ruang perina, Keadaan umum baik, tangisan kuat,
gerakan aktif, minum asi, muntah (-) , kembung (-) , BAB/BAK (+).
36,5C.
A : Resiko infeksi
S/O: Keadaan umum baik, tangisan kuat, gerakan aktif, minum asi, muntah
A : Resiko infeksi
S/O : keadaan umum baik, tangisan kuat, gerakan aktif, minum asi, muntah
36 C.
Soap terlampir.
badan bayi 3100 gr, panjang badan 48 cm dan keadaan bayinya baik.
3.2 Pembahasan
Kasus
2016. Ibu periksa kehamilan 2 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester
Pembahasan
pada trimester III (antara minggu ke 28-36 dan lebih dari minggu ke-36).
dilaksanakan 4 kali pada kasus ini sudah sesuai, ibu melakukan 7 kali
pada ibu secara dini sehingga ibu mendapat penanganan yang tepat,
Kasus
kontrasepsi terakhir yang ibu pakai, mendeteksi resiko tinggi pada ibu,
pemeriksaan ekstremitas.
Pembahasan
Bidan melakukan 8 standar antenatal care kepada ibu. Asuhan yang tidak
maka asuhan yang diberikan kepada ibu bisa optimal, dengan dilakukannya
secara dini penyakit menular seksual ibu dalam kehamilan sehingga bidan
bisa melakukan tindakan yang sesuai jika ibu terdeteksi penyakit menular
perubahan tersebut dapat menjadikan ibu rentan dan mudah terjadi infeksi
Kasus
pengakuan pasien ibu melakukan nasehat bidan tidak secara rutin. ibu
dan dijelaskan bahaya apa saja yang akan terjadi jika ibu tidak melahiran
Pembahasan
2-3 kali sehari selama 10-15 menit. Dimana diharapkan bokong janin yang
minggu. Kalau 1 minggu tidak berhasil berarti versi luar juga sia-sia.
(Rizkiani, 2013). hal ini terkait dengan standar pelayanan kebidanan pada
tentang kondisi dan keadaan apa yang sedang mereka alami. Isi dan waktu
hal ini menyangkut kebutuhan dan hak pasien untuk mengetahui keadaan
harus mengikuti apa yang diajarkan oleh bidan karena nasihat itu penting
untuk dirinya.
Kasus
mengambil persiapan ibu dan bayi serta persyaratan rujukan, sehingga ibu
Pembahasan
fungsinya.
Kasus
Pembahasan
sudah memberitahu dan melkukan informed cosent pada ibu dan keluarga.,
dilakukan. Pada kasus ini sesuai dengan hak pasien yaitu pasien berhak
untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih lengkap
Kasus
pencatatan pada buku laporan dinas harian meliputi tanggal, jam masuk,
biodata dan diagnosa. Dalam penerimaan pasien baru sudah sesuai dengan
Pembahasan
yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha sedangkan jari-
Berarti dalam kasus ini ada kesenjangan antara teori dan praktek
karena peri neum ibu elastis dan setelah pelahiran tidak ada robekan.
bayi.
pemantauan pada 5 menit setelah pelahiran plasenta dan 2 kali pada 2 jam
pertama.
Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam
65
pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua
setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus di pantau
dapat mendeteksi apakah ada masalah ibu setelah persalinan dan jika ada
memberikan ASI segera setelah bayi lahir dalam waktu 30 menit-1 jam
dilakukan IMD segera setelah lahir, namun alangkah baiknya setelah bayi
melakukan skin to skin antara ibu dan bayi, karena menurut penulis, IMD
adalah salah satu hal yg sangat penting dalam asuhan persalinan karena
kontak kulit dan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang. Kontak kulit
dan kulit antara ibu dan bayi akan meningkatkan ikatan kasih sayang.
66
Kasus
Pembahasan
uteri ibu.
ke 1 bidan dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada 6-8 jam pertama
ibu masih belum bisa mandiri dalam mengurus dirinya dan masih
3.2.3.2 Kunjungan KF 2
Kasus
Pembahasan
tanda penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
bidan dapat mengetahui kebutuhan ibu, dan mendeteksi apakah masa nifas
ibu berjalan dengan normal atau tidak, mengetahui komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu pada masa nifas. Sehingga ibu mendapat asuhan yang
Kasus
Program nifas di lakukan hanya KF1 dan KF2 saja, KF1 dilakukan
Pembahasan
Hal ini tidak sesuai dengan program dan kebijakan teknis masa
nifas, paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
Dan tidak sesuai dengan Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi
rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
eksklusif.
bidan dapat menentukan apakah masa nifas ibu berlangsung normal atau
tidak, menjaga kesehatan ibu dan bayi, dapat memberikan asuhan jika
penanganan yang tepat, menurunkan angka kejadian infeksi pada ibu dan
3.2.4 Neonatus
Kasus
dan ada rasa ingin BAB dan ingin meneran, Pemeriksaan dalam portio
mekonium.
Pukul 19:25 WIB bayi lahir spontan bracht dan tidak segera
Pembahasan
kasus asfiksia pada bayi baru lahir, yaitu sebelum bayi lahir mendeteksi air
asfiksia, dengan melakukan penilain air ketuban sebelum bayi lahir dan
Bidan mengenali secara tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
bantuan medis, merujuk bayi baru lahir dengan tepat dan memberikan
pertolongan kegawatdaruratan.
Kasus
Pembahasan
pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada
Anak, dilakukan oleh Bidan dan atau perawat dan atau Dokter dan atau
utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak, rumah sakit
BAB IV
4.1 Kesimpulan
antara lain :
dilihat dari standar kualitas antenatal care yang di tetapkan ada yang
pasien untuk mengambil perlengkapan ibu dan bayi saat akan merujuk.
4.2 Saran
dengan cepat dan tepat baik dari pihak Puskesmas maupun dari dukungan
tepat, komplikasi terhadap ibu dan bayi akibat kehamilan dan persalinan
pada kasus Letak Sungsang sesuai standar dan kewenangan yang berlaku
Depkes RI. 2015. Profil Dinas Kesehatan Indonesia. Provinsi Jawa Barat,
Kabupaten Karawang.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
JNPK- KR, 2014. Asuhan Pelantikan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Buku
Acuan dan Panduan. JAKARTA : JHPIGO
Saifuddin, abdul Bari, dkk. 2009. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan
maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Barri. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.