Anda di halaman 1dari 6

INSTEK, Vol.

4(2), 40-45, 2021

Dinamika Oseanografi Air Laut (Kimia dan Fisika) Sekitaran Kawasan Mangrove Teluk Kendari
Sulawesi Tenggara

Oceanographic Dynamics (Chemistry and Physics) around Mangrove Bay of Kendari Southeast
Sulawesi

Anwar Said 1,* dan Suharta Amijaya Husen 2


1
Program Studi Teknologi Hasil Perikananan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah
Kendari , JL. KH. Ahmad Dahlan No.10, Kota Kendari 93127 – Sulawesi Tenggara, Indonesia.
2
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Muhammadiyah Kendari, JL. KH. Ahmad Dahlan No.10, Kota Kendari 93127 – Sulawesi Tenggara, Indonesia.
*
Corresponding Author: anwar.said@umkendari.ac.id

Received: 13 September 2021 Abstract


Received in revised: 3 October 2021 Kendari bay covers an area of roughly 19.05 Km2 that boasts the mangrove ecosystem,
Accepted: 5 October 2021 where development around the gulf of Kendari resulted in changes in environmental
Available online: 5 October 2021 conditions especially in the water quality that affected the mangrove ecosystem around
the bay. The aim of this study was to analyze the oceanographic dynamics of the
waters in the gulf of Kendari. The direct results include degrees of acidity (pH),
temperatures, salinity and tides at 3 point measurements stations in the waters
surrounding the Kendari bay mangrove ecosystem. The result is that the gulf of
Kendari has a degree of acidity (pH) 6-7, the average temperature of 27°C - 29°C, a
salinity of the 30-30 ppt interval, which in turn the tide of the gulf of Kendari is that the
first high tide of 177 cm occurs at 2 p.m. and the second high tide of 190 cm occurs at
2 a.m. Whereas the first low tide of 74 cm occurs at 8 p.m. and the second low tide of 9
cm occurs at 8 a.m.
Keywords: Dynamics, oceanography, Kendari bay, mangrove region

Abstrak (Indonesian)
Teluk Kendari merupakan daerah pesisir dengan luas sekitar 19,05 Km 2 yang
memiliki ekosistem mangrove didalamnya, dimana pembangunan di sekitar
kawasan teluk Kendari mengakibatkan perubahan kondisi lingkungan terutama
kualitas air yang memberikan dampak terhadap ekosistem mangrove di sekitaran
teluk. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dinamika oseanografi
perairan di kawasan teluk Kendari. Pengambilan data dilakukan secara langsung
(insitu) yang meliputi derajat keasaman (pH), suhu, salinitas dan pasang surut
pada 3 titik stasiun pengukuran diperairan sekitar ekosistem mangrove teluk
Kendari. Hasilnya perairan teluk Kendari memiliki derajat keasaman (pH) 6-7,
suhu rata-ratayaitu 27°C–29°C, salinitas berada pada interval 30- 30 ppt, selanjutnya
kondis ipasang surut dapat disimpulkan bahwa tipe pasang surut yang terjadi
diperairan Teluk Kendari adalah tipe pasang surut semi dijiurnal tides dengan pasang
tertinggi pertama yaitu 177 cm terjadi pada pukul 14:00 WITA dan pasang tertinggi
kedua yaitu 190 cm terjadi pada pukul 02:00 WITA, sedangkan surut terendah
pertama yaitu 74 cm terjadi pada pukul 20:00 WITA dan surut terendah kedua yaitu 9
cm terjadi pada pukul 08:00 WITA.

Kata Kunci: Dinamika, Oseanografi, Teluk Kendari, kawasan mangrove

DOI: 10.51454/instek.V4i2.157 40
Anwar Said, dkk. INSTEK, Vol. 4(2), 40-45, 2021

PENDAHULUAN yang dapat merusak banyak ekosistem terutama


Wilayah pesisir Indonesia menjadi sangat ekosistem terumbu karang karang dan mangrove
penting dan berharga terhadap sumberdaya alam yang yang merupakan habitat hidup beberapa organisme
bernilai potensi ekonomi tinggi dan area produksi ikan dan organisme lainnya (Subhan dan Afu,
sumber daya pesisir yang telah digunakan oleh 2017). Sehingga diperlukan data oseanografi untuk
menentukan kebijakan pembangunan yang tepat di
masyarakat lokal sebagai sumber makanan (Sukardjo
daerah kawasan mangrove di Teluk Kendari.
dan Pratiwi, 2015). Pembangunan berkelanjutan
merupakan strategi yang memberikan ambang batas METODOLOGI
pada tingkat pemanfaatan ekosistem alami dan Peralatan yang digunakan
sumber dayanya. Ambang batasnya tidak mutlak tapi Penelitian ini menggunakantermometer batang
fleksible tergantung pada kondisi teknologi dan sosial mercury 100oC, Salinity Hand Refraktometer merk
ekonomi dan dampak aktivitas manusia (Baroleh et ATC, Kertas pH Universal Rentang 1-14 merk
al., 2016; Juhardin & Said, 2020). Suncare. Bahan yang digunakan yaitu sampel air laut
Ekosistem pesisir dan pulau kecil serta yang diambil pada tiga titik stasiun yaitu titik stasiun I
keanekaragaman hayati laut merupakan inti aset perairan di belakang SPBU Tapak Kuda kota Kendari,
nasional, jika pemanfaatan dikelola dengan baik, titik stasiun 2 perairan di belakang RM Kampung
dapat memenuhi berbagai aspirasi ekonomi, sosial dan Bakau, titik stasiun 3 perairan di depan Perumahan
budaya. Secara kultural daerah pesisir bercampur Citra Land Kota Kendari .
etnik, dan secara sosial merupakan zona konflik Prosedur kerja
kepentingan yang muncul disemua tingkat birokrat Pengukuran Derajat Keasaman (pH)
dan pemangku kepentingan (Sukardjo dan Pratiwi, Untuk mengukur nilai pH yaitu mencelupkan
2015). Pengelolaan pulau yang berkelanjutan keseluruhan bagian dari strip pH yang berwarna
merupakan konsep yang sangat penting tidak hanya selama kurang lebih satu menit. Selanjutnya
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat mengangkatnya dan mengibaskannya sampai kering
tapi juga melindungi pulau itu sendiri dari degradasi kemudian mencocokan warna strip pH tersebut pada
lingkungan karena faktor alam dan antropogenik kotak standar pH untuk memperoleh nilai derajat
(Hidayah, et al., 2015). keasaman.
Dalam upaya mengelola dengan tetap Pengukuran Suhu
mempertahankan pelestarian lingkungan maka Untuk mengukur yaitu keseluruhan bagian
diperlukan adanya suatu informasi kondisi thermometer kedalam air laut selama kurang lebih
lingkungan perairan dalam hal ini kondisi dinamika dua menit selanjutnya melakukan pembacaan suhu
oseanografi perairan (Pamungkas et al., 2018; dengan segera. Sebagai catatan thermometer
Soeyanto, 2018 ; Karuwal, 2019). Data parameter diberitali pengikat sehingga termometer tidak
osean yaitu pH atau keasaman air, Suhu, salinitas terpengaruh pada suhu anggota tubuh peneliti dan
serta pasang surut yang dapat diambil secara pengukuran dilakukan dengan cara membelakangi
langsung (insitu) (Karuwal, 2019). matahari.
Teluk Kendari merupakan daerah pesisir Pengukuran Salinitas
dengan luas sekitar 19,05 Km 2 yang memiliki Pengukuran salinitas air laut dilakukan dengan
ekosistem mangrove, dimana pembangunan di cara mengkalibrasi pertama kali alat refraktometer air
sekitar kawasan teluk Kendari mengakibatkan laut dengan aquades sampai menunjukkan angka nol
perubahan kondisi lingkungan terutama kualitas air pada alat. Setelah itu kaca prisma dibersihkan dengan
yang memberikan dampak terhadap aktivitas menggunakan kain plannel.Sampel air laut selanjutnya
pengelolaan sumberdaya alam di sekitaran teluk diukur dengan cara memipet air laut kemudian
(Limi, et al, 2017). Hal tersebut diperparah dengan diteteskan pada kaca prisma refraktometer sebanyak
adanya pendangkalan akibat sedimentasi, semakin tiga tetes dan ditutup selanjutnya dilakukan
berkurangnya luasan mangrove di kawasan teluk pembacaan skala salinitas dengan mengarahkan alat
Kendari dan kurang tertanya pembangunan yang refraktometer pada matahari.
dilakukan di wilayah daratan sekitar teluk Kendari Pengukuran Pasut (Pasang Surut Air Laut)
(Putra et al., 2017). Selain itu pula dengan adanya Untuk mengukur pasut yaitu peneliti melihat
sedimentasi yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun waktu surut terpanjang selanjutnya menancapkan
bahkan sampai dengan hari ini di Teluk Kendari

DOI: 10.51454/instek.V4i2.157 41
Anwar Said, dkk. INSTEK, Vol. 4(2), 40-45, 2021

tiang berskala yang telah dirangkai bersamaan dengan rumah makankampungbakau menunjukkan bahwa
meteran dan slang karet pada daerah yang masih perairan tersebutcocokuntukekosistem ikan dan biota
tergenang dengan air. Pengambilan data tinggi lainnya dan sangat cocok untuk aktivitas ekowisata.
permukaan air laut dilakukan dengan cara pencatatan
tinggi permukaan air laut perjam selama sehari Pengukuran Suhu
pengkuranSelanjutnya mencatathasil pengukuran. Disesuaikan dengan hasil pengamatan suhu
Analisis data dilapangan pada tiga titik stasiun yang ditetapkan
Data derajat keasaman (pH), suhu, salinitas dan diwilayah perairan teluk Kendari terlihat pada gambar
2 menunjukan pada siang hari yaitu pada pukul
pasang surut dianalisis secara deskriptif yaitu data
sebelas siang sampai dengan pukul dua belas siang
dikumpulkan secara langsung (insitu) berdasarkan
hasil pembacaan data di tiga titik stasiun. hari. Hasil pengukuran suhu memperlihatkan bahwa
suhu pada ketiga lokasi titik pengambilan sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN berbeda-beda.. Pada titikstasiun 1diperoleh data suhu
yaitu 29oC, titik stasiun 2 diperoleh data suhu 27oC,
Pengukuran pH
pH merupakan nilai kandungan (H+) dan titik stasiun 3 diperoleh data suhu 28oC.
terakumulasi pada perairan.Nilai derajat keasaman
berkisar dari nol (paling banyak asam atau ion 30
hydrogen) dan angka empat belas sangat alkalin 29
Suhu (oC)

(sangat kurang asam atau ion hydrogen).Nilai derajat


28
keasaman dan konsentrasi oksigen di dalam perairan
antara 6,0-8,5 yang merupakan salah satu indikator 27
kualitas perairan yang dapat disebabkan oleh 26
berlimpahnya kandungan oraganik di perairan Titik Titik Titik
(Rukminasari et al., 2014). Senyawa-senyawa kimia pengambilan 1 pengambilan 2 pengambilan 3
tersebut dapat berupa fosfat, nitrat, surfaktan dan Titik Stasiun
senyawa kimia lainnya yang terdapat pada perairan
tersebut (Patty, 2015). Dari hasil pengukuran derajat
keasaman (pH) pada tiga titik s t as iun maka di Gambar 2. Diagram pengukuran suhu tiga titik
peroleh hasil seperti terlihat pada Gambar 1 berikut. stasiun di Teluk Kendari

7.5 Suhu termasuk dalam pengukuran data data


Derajat Keasaman

kondisi air laut. Suhu mempengaruhilingkungan


7 perairan disekitarnya.Berdasarkan pendapat Soesono
6.5 (1974), suhu dapat mempengaruhin organism dalam
(pH)

6 ekosistem perairan yang mempengaruhi jumlah


oksigen yang terdapat dalam perairan (Azizah, 2017)
5.5 Jumlah kandungan oksiden akan menurun sejalan
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 dengan tingginya suhu permukaan pada air laut
Titik Stasiun sehingga kondisi tersebut mengakibatkan dampak
yang negatif bagi ekosistem dan berdampak pada
kondisi pemanfaatannya sebagai tempat wisata
Gambar 1. Diagram Pengukuran Derajat Keasaman (Isnaini,2011; Apriliansyah, 2018).Suhu tertinggi
(pH) pada Tiga Titik Stasiun di Teluk Kendari berada dititik 1 yaitu sebesar 29oC yang salah satu
penyebabnya karena perairan tersebut mengalami
Hasil pengukuran titik1dan titik 3 memiliki pendangkalan akibat lumpur dan cemaran limbah
nilai pH 6 sedangkan pada titik 2 memiliki nilai pH 7. buangan yang mempengaruhi tingginya jumlah kalor
Nilai pH untuk organisme diperairan untuk dapat yang diserap oleh perairan dilokasi tersebut. Titik 2
berkembangbiak adalah pH 4– 9 selanjutnya nilai pH dan titik 3 yaitu berkisar 27oC-28oC. Berdasarkan
yang ideal untuk digunakan untuk kegiatan ekowisata nilai suhunya maka ketiga titik termasukpada perairan
adalah sekitar 7,4 dengan rentang nilai berkisar 6,5- tropik (hangat) dengan penurunan suhu secara
8,3. sehingga dapat dikatakan bahwa berdasarkan perlahan sesuaidengan tingkatkedalaman perairan
derajat keasaman titik lokasi 2 yaitu perairandisekitar

DOI: 10.51454/instek.V4i2.157 42
Anwar Said, dkk. INSTEK, Vol. 4(2), 40-45, 2021

yang dapat terjadi karena faktor arus bawah laut Tabel 1. Hasil Pengamatan Pasang Surut di Teluk
(Matrutty, 2016). Kendari

Pengukuran Salinitas Air Laut No Jam (WITA) Pasang Surut (cm)


Salinitas sangat ditentukan oleh keseimbangan 1 09:00 35
presipitasidan penguapan dipermukaan laut. Menurut 2 10:00 60
mac Connaughey dan Zottoli (2000), berdasarkan 3 11:00 90
nilai salinitas terbagi atas 8 kategori yaitu air tawar 4 12:00 134,5
(0–sampai 0,5 ppt), air payau Oligohalin (0,5 sampai 5 13:00 161
3,0 ppt), air payau Mesohalin (3,0 sampai 10 ppt),air 6 14:00 177
payau Polihalin (10 sampai 17 ppt), air laut Oligohalin 7 15:00 168
(17-30 ppt), air laut Mesohalin (30 sampai 34 ppt), air 8 16:00 150
laut Polihalin (34 sampai 38 ppt), dan air asin ( 9 17:00 124
kurang dari 38). Dari hasil pengukuran salinitas pada 10 18:00 101
tiga titik lokasi perairan di teluk Kendari maka 11 19:00 79
diperoleh hasil seperti terlihat pada gambar 3 berikut. 12 20:00 74
13 21:00 87
35 14 22:00 108
34 15 23:00 137,7
33
Salinitas

32 16 00:00 157,5
31 17 01:00 180,8
30 18 02:00 190
29 19 03:00 166
28 20 04:00 135
titik 1 titik 2 titik 3 21 05:00 97,8
Titik Stasiun 22 06:00 57
23 07:00 23
Gambar 3. Diagram Pengukuran Salinitas (kadar 24 08:00 9
garam) air laut di tiga titik Stasiun Teluk Kendari
Pengamatan pasut dilakukan pada tanggal 01-
Gambar 3 memperlihatkan nilai salinitas pada 02 November 2020 selama 24 jam dapat dilihat
titik dua adalah 33 ppt yaitu pada perairan disekitar
melalui gambar 4 berikut:
rumah makan kampung bakau dan salinitas terendah
berada pada titik1 yaitu perairan dibelakang SPBU
Tapak Kuda Kota Kendari dengan nilai 30 ppt.).
Salinitas perairan ketiga titik berada pada range 30-
33ppt yang berarti termasuk dalam kategori air laut
mesohalin. Salinitas perairan yang baik untuk
kegiatan ekowisata adalah salinitas dengan nilai
berkisar 30 ppt sampai dengan 36 ppt (Bengen,
2002).

Pengukuran Pasut perairan


Pasut adalah pasang surutair lautyang terdiri atas
pasang suurt tertinggi dan pasang surut terendah antara Gambar 4. Diagram Pengamatan Pasang Surut di
pasang tinggi dan pasang rendah.(Tim Dosen dan Teluk kendari selama 24 jam
Tim Asisten Dosen 2018).
Berdasarkan hasil penelitian maka terlampir data Pengukuran pasang surut di perairan kampung
pada tabel1hasil pengamatan pasang surut yang bakau di mulai pada jam Sembilan pagi diperoleh
difokuskan pada wilayah perairan titik 2 yaitu nilai 35 cm, jam sepuluh pagi diperoleh nilai 60 cm,
perairan di sekitar rumah makan kampung bakau jam sebelas siang diperoleh nilai 90 cm, jam dua belas
Kendari. siang diperoleh nilai 134,5 cm, jam satu

DOI: 10.51454/instek.V4i2.157 43
Anwar Said, dkk. INSTEK, Vol. 4(2), 40-45, 2021

siangdiperoleh nilai 161 cm, jam dua siang diperoleh DAFTAR PUSTAKA
nilai 177 cm, jam tiga siang diperoleh nilai 168 cm, Apriliansyah., Purnama, D., Johan, Y., Renta, P.
jam empat sore diperoleh nilai 150 cm, jam lima sore 2018. Analisis Parameter Oseanografi dan
diperoleh 124 cm, pukul 18:00 WITA diperoleh 101 Lingkungan ekowisata Pantai di Pantai Panjang
cm, pukul 19:00 WITA dengan diperoleh 79 cm, Kota Bengkulu. Jurnal Enggano, 3(2): 211-227.
pukul 20:00 WITA diperoleh 74 cm, pukul 21:00 Azizah, D. 2017. Kajian Kualitas Lingkungan
WITA diperoleh 87 cm, pukul 22:00 WITA diperoleh Perairan Teluk Tanjung Pinang Provinsi
108 cm, pukul 23:00 WITA diperoleh 137,7 cm, Kepualauan Riau. Jurnal Dinamika Maritim,
pukul 00:00 WITA diperoleh 157,5 cm, pukul 01:00 6(1): 47-53.
WITA diperoleh 180,8 cm, pukul 02:00 WITA Baroleh, M. S., Fahrudin, A., Dahuri, R., Susilo, S.
diperoleh 190 cm, pukul 03:00 WITA diperoleh 166 B., & Monintja, D. 2016. Miangas, The Outer
cm, pukul 04:00 WITA diperoleh 135 cm, pukul Most Small island of Indonesian. Int. J.Sci.:
05:00 WITA diperoleh 97,8 cm, pukul 06:00 WITA Basic App.Res. 26 (1):12-25.
diperoleh 57 cm, pukul 07:00 WITA diperoleh 23 cm, Isnaini. 2011. Penilaian Kualitas Air dan kajian
pukul 08:00 WITA diperoleh 9 cm. Hasil pengukuran Potensi Situ Salam Sebagai Ekowisata Air di
pasut diperoleh bahwa pada periran di teluk kendari Universitas Indonesia Depok. Tesis. Pas
terjadi pasang dan surut sebanyak dua kali dalam casarjana FMIPA Universitas Indonesia Depok.
sehari. Juhardin, J., & Said, A. 2020. Analisis keberhasilan
Adapun pasang tertinggi pertama yaitu 177 cm dan kemanfaatan usaha perikanan tangkap
terjadi pada pukul dua siang dan pasang tertinggi bagang perahu di Kabupaten Kolaka. Jurnal Ilmu
kedua dengan nilai 190 cm terjadi jam dua dini hari, Manajemen dan Sosial Humaniora, 2(1), 17-29.
sedangkan nilai pada jam delapan malam terjadi surut Karuwal, J. 2019. Dinamika Perairan Oseanografi
terendah pertama dan jam delapan pagi terjadi surut Terhadap hasil Tangkapan Ikan Teri
terendah kedua dengan nilai 9 cm. (Stolephorus spp) pada Bagan Perahu di Teluk
Dodinga, Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal
KESIMPULAN Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 3(2).
Perairan TelukKendari memiliki suhu rata-rata Pamungkas, A. 2018. Karakteristik Parameter
yaitu 27 oC–29 oC yang mana berdasarkan nilai suhu Oseanografi (pasang Surut, Arus dan
tersebut menunjukan bahwa perairan teluk Kendari Gelombang) di Perairan Utara dan Selatan Pulau
termasuk pada perairan tropik (hangat). Bangka. Buletin Oseanografi Marina, 7(1):51-
Selanjutnya perairan teluk kendari memiliki 58.
derajat keasaman 6-7 yang mana sangat dibutuhkan Patty, S. I., Arfah, H., Abdul, M., S. 2015. Zat Hara
untuk perkembangbiakkan biota perairan dan (Fosfat,Nitrat), Oksigen Terlarut Kaitannya
untukkegiatan ekowisata. Untuk salinitas perairandi dengan Kesuburan di Perairan Jikumerasa, Pulau
teluk Kendari berada pada interval 30-30 ppt atau Buru. Jurnal Pesisir dan laut Tropis, 1(1):43-50.
dalam kategori air laut mesohalin.Sementara pasang Putra, A., Semeidi, H., Herdiana, M. 2017. Pola
tertinggi pertama yaitu 177 cm terjadi pada pukul dua Sebaran Kualitas Air Berdasarkan Kesesuaian
siang dan pasang tertinggi kedua dengan nilai 190 cm Baku Mutu untuk Biota Laut di Teluk Kendari
terjadi jam dua dini hari, sedangkan pada jam delapan Provinsi Sulawesi Tenggara. Journal Marine
malam terjadi surut terendah pertama dengan nilai 74 Science Research, 9(1):51-60.
cm dan jam delapan pagi terjadi surut terendah kedua Rukminasari, N., Nadiarti, & Awaluddin, K. 2014.
dengan nilai 9 cm. Pengaruh derajat Keasaman (pH) Air Laut
Terhadap Konsentrasi Kalsium dan Laju
UCAPAN TERIMA KASIH Pertumbuhan Halimeda SP. Jurnal Torani
Terima kasih kepada Lembaga Peneltian dan (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan), 24(1):28-
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas 34.
Muhammadiyah Kendari dan Rumah Makan Sukardjo, S., & Pratiwi, R. 2015. Coastal Zone Space
Kampung Bakau yang telah membiayai peneltian ini in Indonesia: Prelude to Conflict. Jurnal
sampai dengan selesai. International Journal of Development Research,
5(1): 2992-3012.
Subhan & Afu, L. O. A. 2017. Pengaruh Laju
Sedimentasi Terhadap Rekrutmen Karang di

DOI: 10.51454/instek.V4i2.157 44
Anwar Said, dkk. INSTEK, Vol. 4(2), 40-45, 2021

Teluk Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.


Jurnal Manusia dan Lingkungan, 24(2):73-80.
Soesono, S. 1974. Limnologi. Jakarta: Departemen
Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan.
Soeyanto, E., & Arifiyana. 2018. Dinamika Proses
Sedimentasi di Perairan Muara Sungai Riko
Teluk Balikpapan. Jurnal Oseanologi dan
Limnologi di Indonesia, 3(1) 63-72.
Connaughey, M., & Zottoli. 2000. Introduction to
Marine Biology. St Louis, Toronto, London: The
C.V Mosby Company.
Matrutty, Delly, D. P. 2016. Profil Kondisi
Oseanografi Daerah Penangkapan (Pasi) Ikan
Kakap Merah sub Family Etelinae di Kepualauan
Lease. Jurnal Amanisal PSP FPIK Unpatti
Ambon, 5(1): 10-17.
Hidayah, H., Rosyid, D. M., & Armono, H.D. 2015.
GIS Application in Monitoring Distribution of
Mangrove Ecosystem of Southern Madura.
Jurnal Ecology, Environment and Conservation,
21(1):487-493.
Tim Dosen dan Tim Asisten, 2018. Buku Panduan
Oseanografi. Malang: Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya.

DOI: 10.51454/instek.V4i2.157 45

Anda mungkin juga menyukai