Anda di halaman 1dari 9

Jurnal

Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


ISSN : 2614-6142 (Printed), 2614-8005 (Online)
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/lk

Kelimpahan dan Keanekaragaman Ikan Karang di Perairan Selatan


Pulau Kabung Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat

Abundance and Diversity of Reef Fish in the Southern Waters of Kabung


Island, West Kalimantan

Armanto 1, Yusuf Arief Nurrahman 2*, Shifa Helena 2


1Program Studi Ilmu Kelautan, FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
1Laboratorium Ilmu Kelautan, FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
*E-mail: yusuf.nurrahman@untan.ac.id

Received: 11 April 2022; Accepet: 30 July 2022


Published: 30 July © Author(s) 2022. This article is open access

Abstract
This study aims to determine the abundance and diversity of reef fish in the southern waters of Kabung Island.
The method used in observing reef fish is the Underwater Visual Census (UVC) method. The types of reef fish
identified at the four research stations were 32 species, with a composition of 44% major fish groups, 37%
target fish, and 19% indicator fish groups. The abundance of reef fish on Kabung Island ranges from 0,524-
1,076 ind/m2. The abundance of reef fish on Kabung Island was categorized as abundant. The diversity index
(H') of reef fish in the truck was categorized as medium, the uniformity index (E) on Kabung Island was in the
unstable category, and dominance index (D) at the research station in the low category. The water conditions
of Kabung Island, temperature, salinity, dissolved oxygen (DO), brightness, and current speed are included in
the categories that are still supportive for the life of reef fish.

Keywords: Abundance, Diversity, Kabung Island, Reef Fish, Underwater Visual Census


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman ikan karang di perairan
Selatan Pulau Kabung. Metode yang digunakan dalam pengamatan ikan karang yaitu metode Underwater
Visual Census (UVC). Jenis ikan karang yang teridentifikasi pada empat stasiun penelitian sebanyak 32
spesies, dengan komposisi kelompok ikan major sebesar 44%, ikan target 37%, dan kelompok ikan
indikator sebesar 19%. Kelimpahan ikan karang di Pulau Kabung berkisar 0,524-1,076 ind/m2. Kelimpahan
ikan karang di Pulau Kabung dikategorikan melimpah. Indeks keanekaragaman (H’) ikan karang di stasiun
penelitian dikategorikan sedang, indeks keseragaman (E) di Pulau Kabung dalam kategori sedang, dan
indeks dominansi (D) di stasiun penelitian dalam kategori rendah. Kondisi perairan Pulau Kabung yaitu,
suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO), kecerahan, dan kecepatan arus termasuk kategori yang masih
mendukung untuk kehidupan ikan karang.

Kata kunci: Ikan Karang, Keanekaragaman, Kelimpahan, Pulau Kabung, Underwater Visual Census


terumbu karang di perairan Pulau Kabung
1. Pendahuluan pada tahun 2019 dalam kategori sedang
Pulau Kabung merupakan wilayah yang (BPSPL Pontianak, 2019).
kaya akan sumberdaya alam perairan. Wilayah Terumbu karang merupakan ekosistem
tersebut memiliki ekosistem perairan dengan sangat kompleks dan memiliki produktivitas
tingkat keragaman yang tinggi, seperti tinggi. Salah satu sumberdaya yang berada di
ekosistem terumbu karang. Status kondisi dalamnya adalah ikan karang (Edrus at al.,

Armanto et al., (2022) 62


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


2004). Ikan karang merupakan kelompok tujuan agar mempermudah peneliti dalam
terbesar dari biota asosiasi terumbu karang. merencanakan penyelaman serta untuk
Ikan karang menggunakan terumbu karang menghemat waktu dalam pengambilan data
sebagai tempat mencari makan, berlindung, sehingga data yang diperoleh bisa lebih
memijah dan tempat pembesaran representatif (Nasir et al., 2017).
(Rondonuwu et al., 2019). Kondisi ikan karang Stasiun penelitian dipilih dengan melihat
akan mengalami penurunan jika terumbu pemanfaatan pantai dengan harapan ada
karang tidak sehat. Terdapat korelasi positif hubungan representatif antara faktor
antara terumbu karang dengan kelimpahan lingkungan dengan komunitas ikan karang.
ikan karang. Ikan karang memiliki mobilitas Stasiun tersebut merupakan kawasan di
yang tinggi sehingga membutuhkan terumbu sepanjang perairan Selatan Pulau Kabung.
karang untuk keberlanjutan hidupnya Secara keseluruhan terdapat 4 stasiun
(Setiawan et al., 2017). penelitian. Stasiun (1) merupakan kawasan
Kerusakan tutupan terumbu karang wisata, stasiun (2) kawasan pemukiman,
Indonesia pada tahun 2019 mencapai 50% stasiun (3) merupakan dermaga kapal labuh
(Hadi et al., 2020). Rani et al. (2019) jangkar, dan stasiun (4) merupakan kawasan
menyatakan bahwa kerusakan kondisi yang jauh dari aktivitas manusia. Lokasi secara
terumbu karang berpengaruh terhadap geografis disajikan pada Tabel 1.
keragaman dan kelimpahan ikan karang. Ulfah
et al. (2020) menyebut keberadaan ikan Tabel 1. Koordinat Stasiun Penelitian
karang dijadikan sebagai parameter Rona
bioindikator untuk menilai kesehatan Stasiun Titik Koordinat
Lingkungan
ekosistem terumbu karang. Ikan yang
bergantung terhadap ekosistem terumbu 1 00°49'16.2"LU
Kawasan wisata
karang, maka rusaknya terumbu karang akan 108° 46'35.34"BT
berpengaruh terhadap keragaman dan 2 00°49'11.52"LU Kawasan
kelimpahan ikan karang (Harahap et al., 2018). 108°46'43.92"BT pemukiman
Keberadaan ekosistem terumbu 3 00°49'11.76"LU Dermaga kapal
karang secara ekologis berfungsi sebagai 108° 46' 52.56"BT labuh jangkar
habitat bagi banyak organisme, termasuk ikan 4 00°49'15.3"LU Kawasan jauh
karang (English et al., 1997). Ikan karang 108° 46' 58.2"BT dari aktivitas
berperan utama secara fungsional dalam manusia
ekosistem terumbu karang. Banyaknya
aktivitas manusia berupa overfishing ikan
karang dan aktivitas kapal labuh jangkar di 2.2. Pengambilan Data Ikan Karang
kawasan terumbu karang dapat mengurangi
kelimpahan dan keanekaragaman ikan karang Pengambilan data ikan karang diawali
(Labrosse, 2002). Penelitian ini bertujuan dengan menentukan titik lokasi penelitian
untuk mengetahui kelimpahan dan menggunakan GPS. Metode yang digunakan
keanekaragaman ikan karang di perairan dalam pengamatan ikan karang yaitu
Selatan Pulau Kabung. Underwater Visual Census (UVC). Metode UVC
merupakan metode yang cepat, akurat, efektif
dan ramah lingkungan (English et al., 1997).
2. Metode Secara teknis pengamatan ikan karang dengan
2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian melakukan penyelaman untuk
Penelitian ini dilaksanakan pada Februari membentangkan transek di area terumbu
2022 di perairan Selatan Pulau Kabung, karang sepanjang 50 m sejajar dengan garis
Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat
(Gambar 2), yang meliputi pengambilan data
ikan karang dan pengambilan parameter
lingkungan, serta pengolahan data. Penentuan
lokasi penelitian dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling, dengan

Armanto et al., (2022) 63


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70






















Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

pantai. Lebar batasan transek 2,5 m Keterangan:
merupakan standar batas penglihatan bawah K : kelimpahan ikan karang (ind/m2)
air dengan menggunakan masker selam ni : jumlah ikan karang di stasiun
(Dimara et al., 2020). pengamatan ke-I (ind)
A : luas transek pengamatan (m2)

Indeks keanekaragaman yang umum
digunakan adalah indeks Shannon-Wiener
yang sesuai untuk komunitas acak dalam skala
Gambar 1. Ilustrasi Metode Underwater Visual luas yang total jumlah jenisnya diketahui
Census (UVS) (Labrosse, 2002) (Estradivari et al., 2009) dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut:
Pengamatan ikan dapat dilakukan 10 𝐻$ = − ∑&%'( 𝑃% ln 𝑃% (2)
menit kemudian, setelah ikan-ikan kembali ke
wilayah tersebut akibat pemasangan transek. Keterangan:
Kelimpahan ikan tiap jenis mulai dihitung H$ : indeks keanekaragaman
dalam batasan jarak 2,5 m ke bagian kiri dan ni : jumlah individu jenis ke-i
kanan (Rani, 2019). Identifikasi jenis ikan N : jumlah total individu
karang dilakukan secara langsung di lapangan,
mengacu pada Madduppa (2013). Fachrul (2007) menyatakan besarnya
indeks keanekaragaman memiliki kriteria
2.2. Analisis Data sebagai berikut:
Kelimpahan ikan karang adalah jumlah H’ ≤ 1 : Rendah
ikan karang yang ditemukan pada suatu lokasi 1 < H’ ≤ 3 : Sedang
pengamatan per satuan luas transek H’ > 3 : Tinggi
pengamatan. Indeks kelimpahan dapat
dihitung dengan rumus (Labrosse, 2002). Indeks keseragaman menunjukkan pola
sebaran biota tersebar merata atau tidak.
!" Semakin merata penyebaran individu antar
K = # (1) jenis, maka keseimbangan ekosistem akan
semakin meningkat (Labrosse, 2002). Indeks

Armanto et al., (2022) 64


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


keseragaman dapat dihitung menggunakan menggunakan persamaan berikut (Zurma et
persamaan sebagai berikut: al., 2017):
-
)! 𝑣 = 0 (5)
𝐸 = ) ! *+,- (3)
Keterangan:
Keterangan: v : kecepatan arus (m/s)
E : indeks keseragaman s : jarak (m)
H’ : indeks keanekaragaman t : waktu (s)
H’ maks = ln S
S : jumlah spesies yang teramati c. Kecerahan
Pengukuran kecerahan air dilakukan
Indeks dominansi digunakan untuk dengan menggunakan alat secchi disk dan
mengetahui adanya dominansi jenis ikan diberi pemberat. Alat tersebut diturunkan
karang di perairan. Besarnya dominansi akan menggunakan tali berskala (interval 1 m)
mengarahkan kondisi komunitas menjadi labil sampai tidak terlihat, lalu ditarik kembali. Pada
atau tertekan (Choat and Bellwood, 1991). saat secchi disk terlihat, nilai kedalaman dicatat
&% / sebagai nilai kecerahan (Kusmana et al., 2015).
𝐷 = ∑ . / (4)
.

Keterangan: 3. Hasil dan Pembahasan
D : indeks dominansi 3.1. Persentase Kelompok Ikan Karang
ni : individu dalam spesies ke-i
N : total individu Ikan karang berdasarkan fungsinya
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ikan major,
Labrosse (2002) menyatakan besarnya ikan target, dan ikan indikator. Menurut Ditzel
indeks dominansi memiliki kriteria sebagai et al. (2022) ikan indikator yaitu ikan karang
berikut: yang dinyatakan sebagai indikator
0,0 < D < 0,5 : Rendah kelangsungan hidup terumbu karang. Ikan
0,5<D < 0,75 : Sedang major adalah ikan yang terdapat dalam jumlah
0,75 < D < 1 : Tinggi yang banyak di ekosistem terumbu karang dan
berperan dalam rantai makanan. Berdasarkan
2.3. Pengukuran Parameter Fisika – Kimia hasil pengamatan kelompok ikan karang di
empat stasiun Pulau Kabung teridentifikasi
Pengukuran parameter fisika dan kimia sebagai berikut (Gambar 3.).
dilakukan secara in situ. Parameter fisika –
kimia yang diukur yaitu suhu, salinitas, pH,
Dissolved Oxygen (DO), kecepatan arus, dan
Kecerahan.
a. Suhu, salinitas, pH dan Dissolved Oxygen
Pengukuran suhu, salinitas, derajat
keasaman (pH) dan oksigen terlarut (DO)
dilakukan dengan menggunakan alat yaitu
Water Quality Checker (WQC)AZ 8603.

b. Kecepatan arus
Kecepatan arus diukur menggunakan
layang-layang arus. Pengambilan data Gambar 3. Persentasi Kelompok Ikan Karang
kecepatan arus dapat dilakukan dengan
menghitung waktu yang dibutuhkan Komposisi kelompok ikan karang lebih
pelampung untuk menempuh jarak tertentu, banyak dijumpai kelompok ikan major yaitu
sedangkan arah arus diukur menggunakan sebesar 44%, sedangkan kelompok ikan target
kompas. Kecepatan arus dapat dihitung sebesar 37%, dan kelompok ikan indikator
sebesar 19%. Sesuai pernyataan Labrosse

Armanto et al., (2022) 65


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


(2002) tingginya kelompok ikan major sudah mengalami degradasi akibat adanya
tersebut merupakan sesuatu yang umum aktivitas manusia, namun badan air tidak
karena pada daerah terumbu karang kelompok mengalami gangguan, sehingga tidak ada
ini sangat dominan dijumpai. kondisi ekstrim yang mendukung dominansi
Salah satu kelompok ikan berdasarkan satu atau lebih populasi ikan. Pernyataan
peranannya adalah ikan target. Berdasarkan tersebut sesuai seperti yang disampaikan oleh
penelitian yang teramati persen kelompok Nasir et al. (2017) bahwa nilai
ikan target tertinggi setelah persen kelompok keanekaragaman tinggi menandakan
ikan major. Hal ini dikarenakan jumlah atau lingkungan yang nyaman dan stabil.
stok makanan ikan tersebut melimpah, berupa
ikan-ikan kecil dari kelompok ikan major.
Umanahu et al. (2020) menyatakan bahwa
ikan karang kelompok ikan target bersifat
karnivora. Persentase ikan tersebut
menunjukkan keadaan yang hampir sama
dengan persentase ikan karang di perairan
Lombok Sumbawa Nusa Tenggara Barat, yaitu
ikan major 50,63%, ikan target 34,5% dan ikan
indikator 13% (Syakur dan Wiadnyana, 2006).
Persentase ikan karang di Pulau Tikus oleh
Bakhtiar et al. (2012), yaitu ikan major (48%),
ikan target (34%), dan ikan indikator (18%).

Gambar 4. Indeks Kelimpahan Ikan Karang
3.2. Kelimpahan Ikan Karang Kondisi habitat atau lingkungan buruk
Kelimpahan ikan karang adalah jumlah memiliki jumlah jenis yang cenderung lebih
ikan karang yang ditemukan pada suatu lokasi rendah. Perkembangan terumbu karang yang
pengamatan per satuan luas transek baik dan tingkat transparansi air yang jernih
pengamatan (Labrosse, 2002). Berdasarkan dapat mendukung kehadiran ikan baik dalam
hasil pengamatan kelimpahan ikan karang di jumlah jenis maupun individu. Gerakan massa
Pulau Kabung berkisar 0,524 - 1,076 ind/m2. air seperti arus laut dapat membersihkan
Kelimpahan ikan karang terendah di Pulau terumbu karang dari sedimen (Hartati dan Isa,
Kabung terdapat pada stasiun 3, hal ini 2008). Secara umum, lokasi terumbu karang di
dikarenakan area tersebut merupakan jalur Pulau Kabung dipengaruhi oleh adanya
perlintasan kapal. Banyaknya kapal nelayan sedimen. Hal ini berpengaruh pada kehadiran
yang bersandar di daerah tersebut ikan karang, seperti ditunjukkan oleh
menyebabkan rusaknya ekosistem terumbu kehadiran ikan karang kelompok ikan
karang. Sudarmaji dan Makhfud (2021) indikator.
menyatakan bahwa aktivitas kapal dan tempat
sandar kapal nelayan merupakan faktor 3.3. Indeks Keanekaragaman (H’),
rusaknya ekosistem terumbu karang yang Keseragaman (E), dan Dominansi (D)
menyebabkan keanekaragaman biota asosiasi
rendah. Indeks keanekaragaman (H’) ikan karang di
Kelimpahan ikan karang di Pulau stasiun penelitian berkisar antara 2,3976-
Kabung tertinggi pada stasiun 4, area ini 2,8291. Nilai indeks keseragaman (E) berkisar
terletak jauh dari pemukiman dan aktivitas 0,7875-0,9023. Sedangkan, iisaran indeks
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa perairan dominansi di stasiun penelitian adalah 0,0667-
Pulau Kabung memiliki lingkungan yang bagus 0,1625. Berdasarkan kategorinya, nilai indeks
dan kurangnya tekanan baik dari lingkungan keanekaragaman dan keseragaman termasuk
tempat organisme hidup maupun aktivitas dalam kategori sedang. Hal ini
langsung dari manusia sehingga indeks menggambarkan bahwa peran dan sebaran
kelimpahan termasuk tinggi. Meskipun jenis ikan di semua stasiun penelitian
diketahui bahwa di perairan Pulau Kabung seimbang, dan tidak terdapat dominasi jenis

Armanto et al., (2022) 66


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


tertentu di masing-masing habitat ikan di 3.4. Karakteristik Lingkungan Perairan
ekosistem terumbu karang. Hal ini ditunjukkan
Pulau Kabung memiliki ekosistem
oleh nilai indeks dominansi yang rendah di
perairan dengan tingkat keberagaman yang
semua stasiun. Nilai indeks H’ dan E yang
tinggi seperti ekosistem terumbu karang
sedang di semua lokasi penelitian juga
(BPSPL Pontianak, 2019). Kondisi ekosistem
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di
terumbu karang memiliki pengaruh terhadap
sekitarnya dapat mendukung kehidupan ikan
biota yang hidup di dalamnya, termasuk ikan
karang.
karang (Chong-Seng et al., 2012). Berdasarkan

hasil penelitian Suryani et al. (2016), pasang
Tabel 1. Indeks Ekologi Ikan Karang
surut (pasut) di wilayah perairan Pulau
Indeks ST1 ST2 ST3 ST4
Kabung menunjukkan tipe pasut campuran
H’ 2,397 2,617 2,692 2,829 condong ke harian ganda, dimana dalam sehari
E 0,787 0,803 0,884 0,902 cenderung terjadi dua kali pasang dan dua kali
D 0,162 0,118 0,085 0,067 surut.
Suhu air merupakan salah satu faktor
Kategori tingkat keanekaragaman penting bagi kehidupan organisme laut, karena
suatu biota hasilnya berbanding terbalik suhu dapat mempengaruhi aktivitas
dengan tingkat dominansinya, dimana nilai metabolisme dan perkembangbiakan
keanekaragaman biota di suatu ekosistem organisme tersebut (Neelmani et al., 2019).
rendah maka ada biota yang mendominasi Berdasarkan hasil pengukuran parameter
pada ekosistem tersebut (Akbar et al., 2018). lingkungan, diketahui bahwa suhu di lokasi
Nilai indeks dominansi (D) berkisar antara 0– penelitian berkisar 30,65-30,90 ⁰C. Kisaran
1 semakin tinggi nilai D yang didapatkan suhu yang dapat ditoleransi biota laut adalah
(mendekati nilai 1) maka tingkat 26-34°C (Tony et al., 2020). Kondisi suhu yang
keanekaragamannya dalam suatu ekosistem diamati mendukung pertumbuhan karang dan
semakin rendah, karena terdapat jenis-jenis menunjukkan bahwa ekosistem terumbu
yang mendominasi. Pernyataan tersebut karang di lokasi pengamatan dalam kondisi
dibuktikan dengan hasil data yang diperoleh baik dan stabil, sehingga mendukung
dari keseluruhan stasiun pengamatan, hal ini kelimpahan ikan karang di perairan sekitar
dibuktikan dengan hasil keanekaragaman Pulau Kabung.
dalam kategori sedang. Tidak ada spesies ikan
karang yang mendominasi karena hasil indeks Air menyerap cahaya dengan sangat kuat.
dominansi yang rendah. Cahaya yang masuk ke dalam kolom air hanya
Indeks keseragaman ikan karang berkisar dapat menembus sampai kedalaman tertentu
antara 0-1. Semakin kecil nilai suatu sebelum benar-benar diserap (Osinga et al.,
keseragaman, semakin kecil pula keseragaman 2008). Kecerahan merupakan faktor penting
dalam komunitas (Labrosse, 2002). Hasil untuk habitat ikan karang, dan terkait dengan
indeks keseragaman (E) pada seluruh stasiun proses fotosintesis zooxanthellae serta asosiasi
pengamatan ikan karang dikategorikan stabil dengan karang dalam hal menyediakan
karena E seluruh stasiun pengamatan >0,75. makanan (Tony et al., 2020). Kecerahan di
Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat seluruh stasiun penelitian ini bisa mencapai
dominansi keseluruhan stasiun pengamatan dasar air (100%). Hal ini menunjukan bahwa
ini yang rendah. Menurut Farghal et al. (2021) kecerahan Perairan Pulau Kabung masih
indeks ekologi antara kemerataan dan mendukung bagi biota air.
dominansi sangat berhubungan, dimana Arus membawa oksigen, zooplankton, dan
semakin tinggi nilai indeks kemerataan maka nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
nilai indeks dominansi akan menurun karang sebagai habitat utama ikan karang
dikarenakan semakin sedikitnya biota yang (Basu and Mackey, 2018). Kecepatan arus rata-
mendominasi pada suatu lokasi. rata di Perairan Pulau Kabung sebesar 0,0622
m/s. Dari hasil penelitian Pramika et al. (2021)
kecepatan arus rata-rata di perairan pulau
kabung yaitu sebesar 0,087 m/s. Tony et al.

Armanto et al., (2022) 67


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


(2020) menyatakan bahwa arus air bukanlah air minimal 3 mg/L sedangkan kandungan
faktor utama yang mempengaruhi kelimpahan optimum berkisar antara 5-6 mg/L.
ikan karang. Schultz's (2003) menyatakan
bahwa ikan karang memiliki mobilitas yang
4. Kesimpulan
tinggi sehingga cenderung berpindah ke
tempat yang sesuai dengan kondisi hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian yang
Salinitas memiliki peran penting dalam dilakukan di perairan Pulau Kabung, dapat
kehidupan organisme air termasuk ikan disimpulkan bahwa, ikan karang yang
(Lehtonen et al., 2016). Ikan karang memiliki teridentifikasi di Pulau Kabung bagian selatan
kemampuan yang terbatas untuk mentolerir sebanyak 32 spesies, terbagi menjadi 3
perubahan salinitas dalam kisaran 25-40‰ kelompok dengan komposisi ikan Major
(Smyth and Elliott, 2016; Tony et al., 2020). (44%), ikan target (37%), dan ikan indikator
Secara fisiologis salinitas berhubungan erat (19%). Kelimpahan ikan karang tertinggi
terkait penyesuaian untuk keberlangsungan terdapat di stasiun 4 dengan nilai 1,076 ind/m2
hidup ikan karang (Nugraha et al., 2020). dan kelimpahan ikan karang terendah terdapat
Salinitas air pada penelitian ini berkisar antara di stasiun 3 dengan nilai 0,524 ind/m2.
30,55-30,90 ppt masih dapat ditoleransi oleh Keanekaragaman ikan karang dalam kategori
ikan karang. Rachmad et al. (2018) sedang, dan keseragaman jenis ikan karang di
menyatakan bahwa salinitas yang ideal untuk empat stasiun penelitian termasuk kategori
pertumbuhan biota karang adalah 30-32 mg/L. labil. Indeks dominansi ikan karang perairan
Pengaruh salinitas terhadap kehidupan biota selatan Pulau Kabung dikategorikan rendah.
asosiasi karang sangat bervariasi tergantung Kondisi perairan Pulau Kabung yaitu,
pada kondisi perairan laut setempat (Lehtonen suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO),
et al., 2016). kecerahan, dan kecepatan arus termasuk
Peningkatan kadar CO2 di atmosfer kategori yang masih mendukung untuk
menyebabkan lebih banyak difusi CO2 ke air kehidupan ikan karang.
laut, dimana hal itu mengubah pH air,
umumnya disebut pengasaman laut. 5. Ucapan Terima Kasih
Pengasaman laut berdampak pada biota laut Terima kasih kepada semua pihak yang
seperti ikan karang (Neelmani et al., 2019). telah membantu mulai dari pengambilan data
Menurut Wijayanti (2007) kehidupan biota air di lapangan hingga pengolahan data.
laut masih dapat bertahan bila perairan
mempunyai pH kisaran 5 sampai 9. Umumnya
pH air laut tidak berbeda banyak karena sistem Daftar Pustaka
karbon dioksida di dalam air memiliki Akbar, N., F. Ismail, R.E. Paembonan. 2018.
kapasitas penyangga yang kuat (Feely et al., Struktur komunitas ikan karang di
2009). Pada penelitian ini pH air berada pada perairan Pulau Maitara. Kota Tidore
kisaran 7,37-7,90, hal ini masih termasuk Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Jurnal
kategori yang mendukung untuk kehidupan Ilmu Kelautan Kepulauan. 1:1-14.
ikan karang. Bakhtiar, D., A. Djamali, Z. Arifin, T. Sarwono.
Tingginya nilai oksigen terlarut di 2012. Struktur Komunitas Ikan Karang di
setiap ekosistem dapat disebabkan oleh difusi Perairan Pulau Tikus Kota Bengkulu. Di
oksigen dari udara bebas ke kolom air. dalam: Darma Baktie et al. Prosiding
Perairan dengan kadar DO yang rendah akan Seminar Nasional dan Rapat Tahunan
menghambat pertumbuhan bahkan kematian Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian BKS-PTN
pada biota. Hasil DO dalam penelitian ini WIlayah Barat. Universitas Sumatera
berkisar antara 8,49-8,8 mg/L, hal ini Utara. USU Press. Medan.
menunjukan kadar oksigen terlarut (DO) di Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan
perairan Pulau Kabung di atas standar optimal Laut Pontianak. 2019. Rencana
yang dikemukakan oleh Neelmani et al., Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
(2019). Neelmani et al. (2019) menyatakan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
bahwa untuk pertumbuhan dan reproduksi Taman Pulau Kecil Pulau Randayan
ikan laut, kandungan oksigen terlarut dalam Kabupaten Bengkayang. BPSPL Pontianak.

Armanto et al., (2022) 68


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


Basu, S., and K.R.M. Mackey. 2018. Coral Reefs, Coral Reef Rehabilitation and
Phytoplankton as Key Mediators of the Management Program Coral Triangle
Biological Carbon Pump: Their Responses Initiative (COREMAP-CTI).
to a Changing Climate. Sustainability. 10:2- Harahap, Z.A., Y.H. Gea, and I.E. Susetya. 2018.
18 Relationship between coral reef
Choat, J.H., and D.R. Bellwood. 1991. The ecosystem and coral fish communities in
Ecology of Fishes on Coral Reefs. Academic Unggeh Island Central Tapanuli Regency.
Press. Inc. California. AEFS. 1-7.
Chong-Seng, K.M., T.D. Mannering, M.S. Hartati, S.T., N.E. Isa. 2008. Struktur komunitas
Pratchett, D.R. Bellwood, N.A.J. Graham. ikan dan kesehatan terumbu karang di
2012. The Influence of Coral Reef Benthic beberapa wilayah perairan gugusan Pulau
Condition on Associated Fish Pari. Di dalam: Prosiding Seminar
Assemblages. PLOS ONE. 7:1-10 Nasional Ikan. Balai Riset Perikanan Laut;
Ditzel, P., S. König, P. Musembi, M.K. Peters. Balitbang KP, Jakarta Utara.
2022. Correlation between Coral Reef Kusmana, C., S. Isdrazat, H. Sigit, S. Agustinus.
Condition and the Diversity and 2015. Sampling dan Analisis Bioekologi
Abundance of Fishes and Sea Urchins on Sumber Daya Hayati Pesisir dan Laut. IPB
an East African Coral Reef. Oceans. 3:1-14 Press. Bogor.
Dimara, M., H. Baigo, D.K. John, dan P.P. Yunus. Labrosse, P. 2002. Underwater Visual Census
2020. Analisis Ekologi dan Kelimpahan Survey. Proper and Implementation.
Ikan Karang di Perairan Teluk Depapre. Secretariat of the Pacific Community.
Kabupaten Jayapura. Jurnal Ilmu Kelautan Noumea New Caledonia.
dan Perikanan Papua. 1:8-15 Lehtonen, T.K., B.W.M.W. Bob, K. Charlotta.
Edrus, I.N., Y. Siswantoro, I. Suprihanto. 2004. 2016. Effects of salinity on nest-building
Sumber Daya Terumbu Karang Pulau behaviour in a marine fish. BMC Ecology.
Penata Besar, Lemukutan, dan Pulau 16:1-9.
Kabung Perairan Kalimantan Barat. JPPI Madduppa, H. 2013. Bioekologi dan
Edisi Sumber Daya dan Penangkapan. Biosistematika Ikan Terumbu Teknik
10:61-74 Sampling Genetika dan Monitoring Ikan
English, S., C. Wilkinson, and V. Baker. 1997. Studi Status Kepulauan Seribu Petunjuk
Survey Manual for Tropical Marine Identifikasi ikan di Indonesia. IPB Press.
Resources. AIMS. Townsville. Bogor.
Estradivari, M., E. Setiawan, dan S. Yusri. 2009. Nasir, M., M. Zuhal, dan M. Ulfah. 2017. Struktur
Pengamatan Jangka Panjang Terumbu Komunitas Ikan Karang di Perairan Pulau
Karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Batee Kecamatan Peukan Bada Kabupaten
Yayasan Terumbu Karang Indonesia. Aceh Besar. Bioleuser. 1:76-85
Jakarta. Neelmani., C. Ritesh, P. Mahendra, S. Vagh, U.D.
Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Vyas, T.N. Muniya. 2019. Impacts of
Bioekologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. climate change on marine biodiversity.
Farghal, T.K., M.A.Z. Mohamed, M.F. Mostafa. Journal of Entomology and Zoology Studies.
2021. Abundance. Diversity and 2:425-430.
Distribution of Coral Reef Fish Families in Nugraha, W.A., F. Mubarak, E. Husaini, H.
the Egyptian Red Sea. at Hurghada. Egypt. Evendi. 2020 The correlation of coral reef
Egyptian Journal of Aquatic Biology and cover and rugosity with coral reef fish
Fisheries. 25:541-554 density in East Java Waters. Jurnal Ilmiah
Feely, R., C.O. James, V.J. Fabry, J. Kleypas, C. Perikanan dan Kelautan. 12:131-139.
Sabine, C. Langdon. 2009. Present and Osinga, R., J. Marcel, and J. Max. 2008. The Role
Future Changes in Seawater Chemistry of Light in Coral Physiology and its
Due to Ocean Acidification. Geophys Implications for Coral Husbandry.
Monogr Ser. 183:175-188 Advances in Coral Husbandry in Public
Hadi, T.A, A. Muhammad, Giyanto, P. Bayu, J. Aquariums. 2:173-183.
Ofri, B. Agus, R.D. Ahmad, O.A. La, S. Siti, Pramika, L., Muliadi, S. Minsas. 2021. Struktur
Suharsono. 2020. The Status of Indonesian Komunitas Makrozoobentos di Perairan

Armanto et al., (2022) 69


Jurnal Laut Khatulistiwa, Vol. 5 No. 2 (Juli, 2022), Hal 62-70


Pulau Kabung. Kabupaten Bengkayang 2020. Diversity of Reef Fish in Halang
Kalimantan Barat. Jurnal Laut Melingkau Island. South Kalimantan.
Khatulistiwa. 4:10-19. Indonesia. Biodiversitas. 21:4804-4812.
Rachmad, B., R. Suharti, D.A. Irayana, D. Zulkifli. Ulfah, M., M.R. Fazillah, I.N. Turnip, dan A.
2018. Distribusi Spasial Ikan Famili Seragih. 2020. Studi temporal komunitas
Scaridae di Perairan Taman Nasional ikan karang (2014-2018) pada perairan
Bunaken. Sulawesi Utara. Jurnal Kelautan Kecamatan Mesjid Raya Dan Peukan Bada.
dan Perikanan Terapan. 2:69-76. Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu dan
Rani, C., H. Abdul, Y. Inayah, dan F. Ahmad. Teknologi Kelautan Tropis. 12:183-193.
2019. Sebaran dan Kelimpahan Ikan Umanahu, M., U. Tangke, S.S. Titaheluw. 2020.
Karang di Perairan Pulau Liukang Loe. Kondisi Terumbu Karang dan Ikan Target
Kabupaten Bulukumba. Jurnal Ilmu dan di Perairan Pulau Maitara. Musamus
Teknologi Kelautan Tropis. 11:527-540 Fisheries and Marine Journal. 3:1-16.
Riani, E. 2017. Perubahan Iklim dan Kehidupan Wijayanti, H.M. 2007. Kajian Kualitas Perairan
Biota Aquatik. IPB Press. Bogor. di Pantai Kota Bandar Lampung
Rondonuwu, A.B., D.J.M. Ruddy, L.T. John. 2019. Berdasarkan Komunitas Hewan
Ikan Karang di Wilayah Terumbu Karang, Makrobentos. Universitas Diponegoro.
Desa Likupang Kampung Ambon. Program Magister Manajemen
Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Sumberdaya Pantai. Semarang (Tesis).
Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Zurma, I.A., Mubarak. and Elizal. 2017.
7:90-97. Pengaruh Geomorfologi terhadap Pola
Schultz's, K. 2003. Ken Schultz's Field Guide to Arus dan Pasang Surut Desa Putik
Saltwater Fish. Wiley. English. Kecamatan Palmatak Kabupaten
Setiawan, F., A. Muttaqin, Estradivari, E. Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan
Muttaqin, A. Sukmaraharja, A.A. Tarigan, Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 22:
T. Wijanarko, Khaifin, N. Wisesa, A.Y. 40–48.
Retrawimbi, Muhidin, H. Akhrari, dan S.
Sadewa. 2017. Biodiversitas Ikan Karang
di Wilayah Bentang Laut Lesser Sunda
Banda (Kab. Flores Timur. Alor dan
Maluku Barat Daya (MBD). Indonesia.
Jurnal Kelautan. 10:1-20.
Smyth, K., dan M. Elliott. 2016. Effects of
changing salinity on the ecology of the
marine environment. In: Solan M. Whiteley
NM (eds), Stressors in The Marine
Environment-Chapter 9. Oxford
University Press. Oxford.
Sumarno, D. dan M. Tri. 2014. Kadar Salinitas.
Oksigen Terlarut. dan Suhu Air di Unit
Terumbu Karang Buatan (TKB) Pulau
Kotok Kecil dan Pulau Harapan Kepulauan
Seribu – Provinsi DKI Jakarta. Buletin
Teknik Litkayasa. 12:121-126.
Suryani, D., M.I. Jumarang, Apriansyah. 2016.
Perbandingan Kecepatan Arus Pasang
Surut Di beberapa Lokasi di Pantai Barat
Kalimantan Barat. Prisma Fisika. 2:45–49.
Syakur, A. dan N.N. Wiadnyana. 2006.
Biodiversitas Ikan Karang di Perairan
Lombok Sumbawa Nusa Tenggara Barat.
JPPI. 12:139-148
Tony, F., Soemarno, G.R.W. Dewa, H. Luchman.

Armanto et al., (2022) 70

Anda mungkin juga menyukai