4339-Article Text-10912-1-10-20220819
4339-Article Text-10912-1-10-20220819
E-mail : ernaunkhair@gmail.com
ABSTRAK
Bagian pala yang bernilai ekonomis diantaranya biji. Pengeringan biji pala di Maluku Utara saat
ini masih menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan sinar matahari yang diletakkan di atas
terpal atau tikar. Permasalahannya, suhu pengeringan matahari sangat tergantung cuaca sehingga
tidak terkontrol. Dibutuhkan alternatif pengeringan yang lebih fleksibel, tidak tergantung
cuaca.Salah satu alternative pengeringan adalah dengan oven. Pengeringan dengan oven adalah
pengeringan yang lebih terkontrol suhu dan lamanya sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi produksi minyak pala. Beberapa parameter yang terkait dengan pengeringan adalah kadar
air, rendemen dan kapasitansi. Hingga saat ini belum diketahui bagaimana model hubungan antara
nilai kapasitansi, kadar air, dan rendemen pala dengan jenis dan lama pengeringan yang umumnya
digunakan masyarakat dalam memperpanjang umur simpan. Metode yang digunakan adalah
eksperimental dengan jenis pengeringan oven. Pengeringan dilakukan selama 1, 3, 5 dan 7 jam
pada suhu 60oC. Perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan model hubungan antara
pengeringan dengan rendemen biji pala adalah y = -0.829x + 95.64. Model hubungan antara
pengeringan dengan nilai kadar air biji pala adalah y = -0.434x + 15.83. Model hubungan antara
pengeringan dengan nilai kapasitansi biji pala adalah y = -8.015x + 78.91. Dari nilai R2 terdapat
korelasi yang sangat kuat antara lama pengeringan menggunakan oven dengan rendemen, kadar air
dan kapasitansi biji pala. Dari ke-3 parameter tersebut, parameter kadar air memiliki korelasi yang
paling kuat dengan lama pengeringan biji pala menggunakan oven dibanding rendemen dan
kapasitansi. Dari model masing-maing parameter diperoleh bahwa agar kadar air biji pala
mencapai SNI (maks 10%) dibutuhkan waktu selama 13,43 jam untuk mengeringkan biji pala
dengan menggunakan oven dan rendemen yang didapatkan adalah sebesar 83.77% dan kapasitansi
sebesar 28.76 nF.
Kata kunci : nilai kapasitansi, kadar air, rendemen, biji pala, oven
1. PENDAHULUAN
Maluku Utara merupakan salah satu matahari sangat tergantung cuaca sehingga
daerah penghasil tanaman pala. Potensi tidak terkontrol. Selain itu, menurut
komoditas pala di Maluku utara tercatat total Handoyo et al. (2011) masalah lain pada
produksi 6.704 ton (BPS Malut, 2018). pengeringan matahari adalah sanitasi dan
Bagian pala yang bernilai ekonomis higienitas bahan yang dikeringkan sangat
diantarnya adalah biji pala. Di Maluku kurang karena proses pengeringan dilakukan
Utara, umumnya para petani menjual biji di tempat terbuka yang memungkinkan
pala dalam bentuk kering. Pengeringan biji kontaminasi lingkungan. Umumnya
pala di Maluku Utara saat ini masih masyarakat Maluku Utara melakukan
menggunakan cara tradisional yaitu pengeringan dengan matahari sekitar 3-5
menggunakan sinar matahari yang hari hingga pengeringan merata.
diletakkan di atas terpal atau tikar. Selain pengeringan alami dengan
Permasalahannya, suhu pengeringan matahari, terdapat teknologi pengeringan
25
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022
lain yang bersifat buatan dan sering (2006) dan Asekun et al. (2007) terhadap
digunakan oleh masyarakat yaitu dengan bunga Roman chamomile, Satureja
menggunakan oven. Pengeringan dengan hortensis, dan Mentha longifolia.
oven dilakukan dengan mengatur panas, Hingga saat ini belum diketahui
kelembaban, dan kadar air. Dalam hal ini, bagaimana model hubungan antara nilai
oven digunakan sebagai dehydrator. Waktu kapasitansi, kadar air, dan rendemen biji
yang diperlukan untuk pengeringan dengan pala pala dengan jenis dan lama pengeringan
oven sekitar 5-12 jam. Agar bahan menjadi yang umumnya digunakan masyarakat
kering, temperature oven harus di atas 60 oC. dalam memperpanjang umur simpan.
Kelebihan pengeringan menggunakan oven Pengetahuan tentang model ini berguna
adalah suhu dan kecepatan proses untuk mengetahui kondisi pengeringan yang
pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, tepat untuk biji kering sehingga didapatkan
tidak terpengaruh cuaca, sanitasi dan mutu yang baik. Selain itu, model ini dapat
higienis dapat dikendalikan (Kementan, dimanfaatkan untuk pendesainan alat
2012). pengering biji pala yang yang memiliki
Pengeringan adalah upaya sensor dengan basis nilai kapasitansi. Tujuan
penurunan kadar air. Kadar air yang penelitian ini adalah mengetahui model
diinginkan untuk biji pala kering yang hubungan antara jenis dan lama pengeringan
bermutu baik adalah maksimal 10% (BSN, biji pala dengan nilai kapasitansi, kadar air,
2015). dan rendemen.
Kadar air diduga kuat berhubungan
dengan nilai kapasitansi. Kapasitansi
didefinisikan sebagai kemampuan suatu 2. METODOLOGI PENELITIAN
kapasitor untuk dapat menampung muatan
listrik. Kapasitor adalah suatu piranti yang 2.1. Tempat
digunakan untuk menyimpang muatan Lokasi penelitian di Laboratorium
energi.Kapasitor dibentuk dari dua Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
penghantar yang terisolasi, dipisahkan pada Pertanian, Universitas Khairun Ternate.
jarak dan mempunyai luasan tertentu. Salah Pengeringan dan analisa dilakukan pada
satu jenis kapasitor adalah kapasitor keping lokasi tersebut.
sejajar. Hubungan kadar air dengan
kapasitansi adalah adanya tegangan yang 2.2. Bahan dan Alat
dihasilkan dari kapasitor maka akan
bepengaruh terhadap kadar air bahan. Bahan utama yang digunakan
Kapasitansi merupakan salah satu dalam penelitian ini adalah biji pala yang
parameter dielektrik bahan pangan. Sifat- sudah siap panen. Biji pala diambil di sekitar
sifat dielektrik bahan pangan memiliki wilayah Ternate, Maluku Utara.
korelasi kuat dengan kadar air, yang Alat yang digunakan dalam
merupakan parameter kritis produk kering. penelitian ini adalah oven, kapasitansi meter,
Nilai sifat dielektrik berbanding lurus timbangan analitik, thermometer, RH-Meter,
dengan nilai kadar air suatu bahan. Pada tikar/terpal, pisau, tissue, cawan porselen,
kadar air yang tinggi, nilai tetapan dielektrik timbangan analitik.
dan faktor kehilangan dielektrik juga tinggi,
demikian juga pada kadar air rendah, nilai 2.3. Metode
tetapan dielektrik dan faktor kehilangan Penelitian ini terdiri dari perlakuan
dielektrik juga rendah (Harmen, 2001). yaitu pengeringan oven dengan 4 (empat)
Penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2013), taraf dan 3 (tiga) kali ulangan untuk sampel
menunjukkan bahwa parameter dielektrik (biji pala). Jadi terdapat 4 x 3 = 12 unit
yang paling berkorelasi dengan masa percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu:
kadaluwarsa adalah kapasitansi. Terlihat pengeringan oven suhu 60oC selama (1 jam,
ada benang merah antara kapasitansi, dan 3 jam, 5 jam, 7 jam)
kadar air dengan masa simpan suatu bahan
pertanian, termasuk biji pala.
Rendemen biji pala kering yang
dihasilkan diduga berkorelasi dengan jenis
dan lama pengeringan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh
Omidbaigi et al. (2004), Sefidkon et al.
26
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022
Tahapan penelitian dilakukan sebagai X1, X2 sampai dengan Xk, jika terdapat
berikut (Gambar 1) : lebih dari satu prediktor.
Persamaan regresi linier sederhana adalah: Y
Persiapa = a + β1X1
n sampel Untuk persamaan regresi dimana Y
merupakan nilai sebenarnya (observasi),
maka persamaan menyertakan kesalahan
(error term/residual) akan menjadi:
Y = a + β1X1 + e
Biji Dimana:
Pala X : merupakan nilai sebenarnya suatu kasus
(data)
β : merupakan koefesien regresi jika hanya
ada satu prediktor dan koefesien regresi
parsial jika terdapat lebih dari satu prediktor.
Pengeringan oven 1, 3, Nilai ini juga mewakili mewakili koefesien
5, dan 7jam pada suhu regresi baku (standardized) dan koefesien
60oC regresi tidak baku. Koefesien regresi ini
merupakan jumlah perubahan yang terjadi
pada Y yang disebabkan oleh perubahan
nilai x. untuk menghitung perubahan ini
Uji : dapat dilakukan dengan cara mengkalikan
- kadar air nilai prediktor sebenarnya (observasi) untuk
- Rendemen kasus (data) tertentu dengan koefesien
- Uji nilai Anali Mode regresi prediktor tersebut.
kapasitansi sa l a : merupakan intercept yang merupakan
Regre nilai Y saat nilai prediktor sebesar nol.
27
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022
y = -0.434x + 15.83
linier fuli dan biji pala pengeringan 10 R² = 0.981
oven
8
Lama Persamaa
Rendeme 6
Pengering n Regresi R2
n (%)
an (Jam) Linier 4
0 100.00 2
1 94.61 y=-
0.90 0
3 92.96 0.829x +
2 0 1 2 3 4 5 6 7 8
5 92.51 95.64
Lama Pengeringan (Jam)
7 89.23
Biji Linear (Biji)
Pada Tabel 1 terlihat model
hubungan antara pengeringan oven dengan Gambar 3. Kadar air biji pala dengan
rendemen fuli pala adalah y = -2.176x + pengeringan oven
90.57 dengan R²= 0,889. Model hubungan
antara pengeringan oven dengan rendemen Pada Tabel 2 terlihat model
biji pala adalah y = -0.829x + 95.64 dengan hubungan antara pengeringan oven dengan
R²= 0,902. Dari nilai R (koefisien korelasi) kadar air fuli pala adalah y = -2.184x +
terlihat korelasi antara pengeringan oven 44.54 dengan R²= 0,983. Model hubungan
dengan rendemen untuk fuli pala adalah kuat antara pengeringan oven dengan rendemen
dan biji pala adalah sangat kuat. Hal ini biji pala adalah y = -0.434x + 15.83 dengan
menunjukan bahwa semakin lama R²= 0,981. Dari nilai R (koefisien korelasi)
pengeringan akan menurunkan rendemen terlihat korelasi antara pengeringan oven
pada fuli dan biji pala. Hasil penelitian ini dengan kadar air untuk fuli dan biji pala
sejalan dengan penelitian yang dilakukan adalah sangat kuat. Hal ini menunjukan
oleh Tambunan et al. (2017) pada bahwa semakin lama pengeringan akan
pengeringan bubuk mumbu sate padang. menurunkan kadar air pada fuli dan biji pala.
Terlihat bahwa lama pengeringan Laju penurunan kadar air dengan
memberikan pengaruh sangat nyata pada bertambahnya lama pengeringan oven pada
rendemen. Penyebabnya adalah dengan biji pala adalah 0.434. Hal ini menunjukkan
bertambahnya lama pengeringan akan kadar air biji pala akan turun sebesar 0.434
menguapkan air yang semakin banyak
28
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022
Kapasitansi (10-9F)
mengeringkan biji pala dengan oven pada R² = 0.9745
50
suhu 60oC. Sehingga untuk mendapatkan
kadar air 10%, dari model yang didapat 40
dibutuhkan waktu selama 13,43 jam. Pada
waktu tersebut rendemen yang didapatkan 30
adalah sebesar 83.77% dan kapasitansi
20
sebesar 28.76 nF. Hasil ini diperoleh dari
model yang didapatkan pada masing-masing 10
parameter.
0
Tabel 2. Kadar air dan persamaan regresi 0 1 2 3 4 5 6 7 8
biji pala pengeringan oven Lama Pengeringan (Jam)
Persamaa Biji
Lama Kadar
n Regresi R2
Pengeringa Air (%)
Linier
n (Jam) Gambar 4. Nilai kapasitansi biji pala dengan
Biji Biji Biji pengeringan oven
0 15.46
1 15.25 y=- Dari Gambar 4 di atas dapat dilihat
0.98
3 14.71 0.434x + nilai kapasitasi yang berbeda dengan
1
5 13.74 15.83 terjadinya penurunan nilai kapasitansi biji
7 12.68 pala dengan pengeringan oven. Nilai
kapasitansi biji pala menurun dari 73.90 nF
Waktu pengeringan 13.43 jam pada jam ke 1 hingga angka 25.60 nF pada
dengan oven pada suhu 60oC ini lebih cepat jam ke 7 pengovenan.
mencapai kadar air SNI (maks 10%)
dibandingan pengeringan dengan hybrid Tabel 3. Nilai kapasitansi dan persamaan
yang dilakukan oleh Sarnadi (2018). Pada regresi linier biji pala pengeringan oven
penelitian Sarnadi et al. (2018) dibutuhkan Lama Persamaan
Kapasitansi
waktu 32 jam suhu 44oC secara kontinu Pengeringan -9 Regresi R2
(10 F)
dengan alat pengering hybrid dan 39 jam (Jam) Linier
selama 4 hari secara intermitten dengan 0 86.43
metode penjemuran. Alat pengering hybrid 1 73.90 y=-
menggunakan sumber energi matahari dan 3 51.67 8.015x + 0.974
biomassa serbuk kayu. 5 36.27 78.91
7 25.60
3.3. Hubungan Lama Pengeringan
dengan Kapasitansi Biji Pala Berdasarkan Tabel 3 terlihat model
Menurut Kuripan (2012) hubungan antara pengeringan oven dengan
kapasitansi adalah kemampuan dari suatu nilai kapasitansi biji pala adalah y= -8.015x
kapasitor untuk menampung muatan + 78.91 dengan R²= 0,974. Dari nilai R
elektron pada level tegangan tertentu. Pada (koefisien korelasi) terlihat korelasi antara
penelitan ini penentuan nilai kapasitansi pengeringan oven dengan kapasitansi biji
dilakukan pada Biji Pala dengan metode pala adalah sangat kuat. Ini berarti semakin
pengeringan oven. Data hasil pengamatan lama waktu pengeringan dengan oven akan
yang telah dilakukan, nilai kapasitansi yang sangat berpengaruh pada nilai kapasitansi
dihasilkan dari pengeringan biji pala dengan biji pala. Hal ini berkorelasi dengan nilai
pengeringan oven pada suhu 60oC dengan kadar air, yang juga kuat dengan semakin
perlakuan waktu yang berbeda yaitu 0 jam, 1 bertambahnya waktu pengeringan oven. Hal
jam, 3 jam, 5 jam dan 7 jam dengan 3 kali ini relevan dengan teori bahwa kapasitansi
ulangan disajikan dalam Gambar 4. berhubungan dengan kadar air (Saleh, 2013).
29
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022
30
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022
31