Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“Dasar-Dasar Publik Relation.”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu:
Sarwani S.Sos., M.Med. Kom.
Achmad Bayu

Disusun Oleh
Vinka Rezky Febriana
2010414220001
SN/SB
65

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah Materi Dasar-dasar Public
Relation. Tak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W, kepada keluarga, para sahabat, beserta
seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari Sarwani S.Sos., M.Med. Kom. dalam mata kuliah Sarwani.
Dasar-Dasar Public Relation.
Melalui makalah ini diharap dapat menjadi salah satu referensi, menambah
pengetahuan, serta pemahaman bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan, sehingga dapat menjadi perbaikan dalam penulisan karya-karya yang
akan datang.

Banjarmasin, 12 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Khalayak Publik Relation.............................................................................3

B. Public Relation on the Net............................................................................9

C. Media PR External......................................................................................17

BAB III..................................................................................................................27

PENUTUP..............................................................................................................27

A. Kesimpulan.................................................................................................27

B. Saran............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian
antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni
sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya,
memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan
program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun
lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Prinsip memperoleh public acceptance dan public support tersebut tentu saja
menjadi salah satu factor penting dalam mengukur keberhasilan Humas Pemerintah
dalam menjalankan fungsi dan perannya. Masyarakat Indonesia secara paradigmatic dan
psikologis mengalami berbagai perubahan “drastic”. Jika pada masa sebelumnya
masyarakat seolah mengalami ketakutan, dan sebagai resikonya memberikan
kepatuhannya kepada semua kebijakan pemerintah, maka belakangan ini masyarakat
Indonesia seolah mendapatkan kekuatannya untuk terlihat secara aktif terhadap semua
proses kebijakan pemerintah. Dengan terjadinya pergeseran konteks tersebut, apa lagi
ketika otonomi daerah telah diberlakukan secara taat asas, maka tidak dapat dipungkiri
peran Humas pemerintah menghadapi satu situasi yang lebih kompleks dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya.
Komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan kehumasan dan
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kehumasan (humas)
bertujuan untuk menciptakan komunikasi dua arah atau timbal-balik, memecahkan
konflik kepentingan, dan menciptakan pengertian berdasarkan kebenaran, pengetahuan,
dan informasi yang lengkap. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa humas merupakan
suatu proses komunikasi, namun tidak semua proses komunikasi adalah humas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Khalayak Public Relation dan penjelasannya?
2. Apa itu PR on the net dan penjelasannya?
3. Apa itu Media PR dan penjelasannya?
4. Apa itu PR dalam organisasi dan Penjelasannya?
5. Apa itu PR dalam organisasi d dan penjelasannya?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui Khalayak Public Relation dan penjelasannya
2. Untuk mengetahui PR on the net dan penjelasannya
3. Untuk mengetahui Media PR dan penjelasannya
4. Untuk mengetahui PR dalam organisasi dan Penjelasannya
5. Untuk mengetahui PR dalam organisasi d dan penjelasannya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Khalayak Publik Relation


1. Definisi Khalayak Publik Relation
Definisi Khalayak Publik Relation Khalayak (public) adalah kelompok atau
orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun
external. Istilah Khalayak bermakna majemuk, yakni publics, dikarenakan berbeda
dari yang diindikasikan oleh definisi dari beberapa kamus tertentu kegiatan-kegiatan
humas tidak diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas-luasnya
(masyarakat umum). Setiap organisasi memiiki sendiri khalayak khususnya. Bahwa
suatu organisasi atau perusahaan tidak hanya menyelenggarakan komunikasi dengan
staf atau konsumennya saja.
2. Cara Mengidentifikasi Khalayak
Untuk mengidentifikasi khalayak PR kita bisa melakukan identifikasi dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Siapa yang hidupnya tergantung dengan lembaga/organisasi?
b. Siapa yang diuntungkan dengan adanya lembaga/organisasi?
c. Siapa yang berkomunikasi dengan lembaga/organisasi?
d. Siapa yang menentukan kehidupan lembaga/organisasi/
e. Siapa yang dapat menunjang kehidupan organisasi?
f. Siapa yang dirugikan dengan adanya organisasi / lembaga/
3. Batasan Khalayak PR
Istilah masyarakat yang digunakan dalam konsep “hubungan masyarakat”
(Indonesia) sebagai terjemahan dari public relations (Inggris) dipahami sebagai public
(Inggris) bukan sebagai society (Inggris). Masyarakat yang diartikan oleh sosiolog
Mayor Polak (1965:187) sebagai society, adalah wadah seluruh antarhubungan sosial
dengan seluruh jaringan dalam arti umum tanpa menentukan suatu batas tertentu.
Sedangkan perkataan public diartikan oleh sosiolog William Albig (1956:6) sebagai
kelompok orang yang menaruh perhatian, minat, dan kepentingan yang sama.
Publik (public) dalam arti masyarakat adalah orang-orang yang memiliki
perhatian, minat, dan kepentingan yang sama terhadap suatu masalah, dapat bersifat
konkrit dan terlembagakan, seperti orang-orang yang terhimpun dalam suatu
organisasi seperti karyawan, buruh, wartawan, dan pegawai negeri yang bersifat
homogen. Publik juga bersifat abstrak dan sangat heterogen seperti pembaca surat
kabar, penonton televisi, dan pendengar radio, yang tidak berada dalam suatu tempat
tetapi memiliki minat, perhatian, dan kepentingan yang sama.
Berdasarkan perspektif humas, publik dapat dibedakan antara “publik khusus”
(special public) dan publik umum (general public). “Publik khusus” dikenal dengan
istilah publiknya yaitu orang-orang yang memiliki kaitan dan kepentingan (stake)
langsung dengan organisasi tempatnya berkiprah atau organisasi yang melayaninya,
yang dikenal dengan sebutan “pemangku kepentingan” (stakeholders). Misalnya
dosen, mahasiswa, orangtua mahasiswa, pemerintah, dan orang-orang lain yang
memiliki kepentingan terhadap sebuah universitas. “Publik khusus” merupakan juga
“khalayak khusus” dalam proses komunikasi massa.
Sedangkan “publik umum” sering disebut juga sebagai “publik lainnya” adalah
orang-orang yang bukan “pemangku kepentingan” tetapi merupakan khalayak yang
terjangkau oleh publisitas humas melalui media massa atau media daring (online),
yang juga diharapkan memberikan simpati dan dukungan.
Publik yang menjadi “pemangku kepentingan” sebuah lembaga pemerintah, atau
lembaga swasta terdiri dari atas publik internal dan publik eksternal. Publik internal
yang terdiri atas para pemangku kepentingan dalam organisasi atau lembaga
mencakup pimpinan dan bawahan, manajer dan karyawan, pimpinan dan anggota, atau
pimpinan dan sivitas akademika (dosen dan mahasiswa). Sedangkan publik eksternal
mencakup juga publik lainnya yang menjadi khalayak publisitas. Publik eksternal
terdiri atas:
a. Khalayak Khusus yaitu para “pemangku kepentingan” yang terdiri atas media
massa, pelanggan atau pemasang iklan, pemerintah atau lembaga lainnya.
b. Khalayak Massa atau Khalayak Ramai yang menjadi sasaran publisitas humas
melalui media massa (surat kabar, film, radio, dan televisi).

4. Khalayak Utama Publik Relation


Publik Internal suatu Perusahaan adalah khalayak/public yang menjadi bagian dari
kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi itu sendiri. Dalam dunia bisnis PR,
Publik Internal ini disesuaikan dengan bentuk daripada organisasi yang bersangkutan
apakah organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan dagang, instansi pemerintah
ataupun lembaga pendidikan. Jadi tergantung dari jenis, sifat atau karakter dari
organisasinya. Jadi public yang termasuk ke dalamnya pun menyesuaikan diri dengan
bentuk dari organisasinya dan umumnya khalayak atau public tersebut adalah yang
menjadi bagian dari kegiatan usaha dari badan/instansi/ perusahaan itu sendiri.
a. Publik Pegawai(employee public)
b. Publik Manajer (manager public)
c. Publik Pemegang Saham (stockholder public)
d. Publik Buruh (labour public)
 Publik Eksternal suatu Perusahaan adalah public yang berada di luar
organisasi/instansi/perusahaan yang harus diberikan penerangan / informasi untuk
dapat membina hubungan baik. Sama juga halnya dengan public internal maka public
eksternal juga menyesuaikan diri dengan bentuk atau sifat, jenis dan karakter dari
organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian maka yang menjadi public kesternal
suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya, contohnya:
a. Publik Pers (Press Public)
b. Publik Pemerintahan (Government Public)
c. Publik Masyarakat Sekitar (Community Public)
d. Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public)
e. Publik Pelanggan (Costumer Public)
f. Publik Konsumen (Consumer Public)
g. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public)
h. Publik Umum (General Public)
Delapan khalayak utama yang paling sering menjadi subyek khalayak dari
berbagai macam organisasi secara umum. Kedelapan khalayak tersebut adalah:
a. Masyarakat luas;
b. Calon pegawai atau anggota;
c. Para pegawai atau anggota;
d. Pemasok jasa atau berbagai macam barang merupakan kebutuhan rutin dari
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan;
e. Para investor pasar uang;
f. Para distributor;
g. Konsumen dan pemakai produk organisasi; serta
h. Para pemimpin pendapat umum.
5. Analisis Terhadap Khalayak Utama Publik Relation
Berikut ini disajikan ulasan tentang masing-masing dari kedelapan khalayak
utama humas:
a. Masyarakat luas Segmen masyarakat yang menjadi khalayak bagi suatu organisasi
jelas berbeda dengan khalayak organisasi yang lain. Khalayak pasar swalayan,
Pemda, instalasi nuklir, pabrik, laboratorium riset, hotel, bandara udara, pelabuhan
laut, lembaga pendidikan, rumah sakit, penjara umum, barak militer, dan markas
besar polisi jelas berlainan satu sama lain.
b. Calon Pegawai atau anggota Takkan tertarik untuk melamar menjadi anggota atau
pegawai suatu organisasi apabila mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan
oleh organisasi itu, serta sejauh mana potensinya sebagai majikan yang baik
c. Pegawai atau anggota Pegawai atau anggota suatu organisasi meliputi suatu orang
yang bekerja pada atau menunjang suatu organisasi, yakni mulai dari pucuk
pimpinan (pihak manajemen) dan para eksekutif, petugas gudang, pabrik dan
laboratorium, staf kantor atau administrasi umum, staf divisi pelayanan dan
penjualan, staf transportasi, dan sebagainya
d. Pemasuk Ada dua jenis pemasok, yakni yang memasok jasa-jasa seperti air bersih
dan energi, serta pemasok berbagai macam bahan baku serta komponen produksi.
e. Masyarakat Keuangan Kesediaan untuk membeli saham dari suatu perusahaan
emiten didasarkan pada pengetahuan (calon) pembeli mengenai latar belakang,
kinerja dan prospek ekonomis dari perusahaan emiten yang bersangkutan. Jika
suatu perusaan gagal memberi informasi yang benar, harga sahamnya bisa
merosot secara tajam. Kalau hal seperti ini terjadi dan dibiarkan berlarut-larut,
maka kepemilikannya segera terancam akan diambil alih oleh pihak-pihak lain.
f. Distributor Distributor adalah mereka yang menangani fungsi perantara antara
produsen dan konsumen.
g. Konsumen dan Pemakai Yang disebut konsumen dan pemakai produk bukan
hanya rumah tangga, tetapi juga perusahaan pembeli dalam partai besar yang
lazim disebut sebagai “pemasok sekunder”.
h. Pencipta atau Pimpinan Pendapat Umum Mereka sangat berpengaruh karena
merekalah para pencipta atau pemimpin pendapat umum. Jika mereka mengatakan
sesuatu itu baik atau buruk, masyarakat luas akan mempercayai dan
mengikutinya. 
6. Fungsi Khalayak Publik Relation
Ada beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus
mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya. Yakni:
a. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat
untuk dijadikan sasaran suatu program kehumasan;
b. Untuk menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan
anggaran dan sumber-sumber daya lainnya;
c. Untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai;
d. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupanya agar cepat dan mudah
diterima.
7. Akibat Tidak Ditetapkannya Khalayak Publik Relation
Akibat yang timbul sebagai akibat dari tidak ditetapkannya khalayak atas
dilancarkannya suatu program humas.
a. Segenap usaha dan dana akan terpecah-belah oleh karena terlalu luasnya khalayak
yang dituju.
b. Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya,
karena pesan itu tidak sesuai dengan karakteristik khalayak yang menerimanya
c. Total kegiatan tidak akan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga
penggunaan jam kerja, materi serta peralatan menjadi tidak ekonomis
d. Tujuan yang hendak dicapai luput dari jangkauan
e. Pihak manajemen (untuk humas internal) atau perusahaan klien (untuk humaas
eksternal) tidak akan merasa puas dengan hasil yang ada Penetapan khalayak dari
kegiatan-kegiatan humas merupakan elemen yang penting dari rangkaian
perencanaan suatu kampanye kehumasan. Tanpa adanya khalayak yang jelas
(berikut skala prioritasnya, apabila dana dan sumber daya lain yang tersedia sangat
terbatas), maka organisasi yang bersangkutan tidak mungkin menemukan media
dan teknik-teknik yang tepat untuk melancarkan kampanye humasnya itu. 
8. Contoh Praktis Khalayak Publik Relation

Suatu gagasan yang baik, sebelum menjumpai masyarakat kunci, pertama kali
adalah membuat daftar mengenai keseluruhan bidang, dan memprioritaskan mana
yang akan diambil. Begian beberapa public relation hendaknya melakukan
brainstorming secara periodik, dimana para partisipan mencari sebanyak mungkin
identitas masyarakat. Dalam beberapa hal masyarakat akan menjadi ekstern, tapi
dalam beberapa hal yang lain menjadi intern. Dalam analisis ebih lanjut, kerap kali
muncul perbedaan-perbedaan didalam kelompok – kelompok yang dipandang
homongen.

a. Pembagian Masyarakat Dalam membagi masyarakat, kecerdikan politis sangat


diperlukan sebab suatu bagian yang akan melawan kebijakan atau proyek khusus.
Sebuah organisasi ekstern mungkin berisi beberapa orang yang dapat dianggap
simpatik, sedangkan yang lain dapat dipandang sebagai memusuhi. Sub – sub
kelompok ini tentu saja didekati dengan menggunakan pesan dari sarana yang
berbeda – beda. Mengidentifikasi sub – sub kelompok yang terpisah dalam suatu
organisasi mengikuti suatu proses logis. Dan hal ini, dapat dibagi dalam departemen
– departemen berdasarkan fungsi, produk, atau ilayah geografis. Langkah
berikutnya adalah memandang system organisasi komunikasi. Langkah ini dapat
mengungkapkan hambatan – hambatan dari sifat – sifat lain yang melahirkan
perbedaan – perbedaan. Dengan demikian, organisasi senantiasa memperhitungkan
struktur kekuatan informal. Beberapa sub-masyarkat sudah cukup berfungsi dalam
berkomunikasi. Sehingga, sub-divisi masyarakat dapat menghemat uang jika
mereka melakukan identifikasi. Karena tidak perlu ditangani melalui program
public relation secara penuh.
b. Komunikasi Intern dan Ekstern Ada beberapa pebedaan yang penting dalam
berkomunikasi dengan masyarakat intern dan ekstern. Masyarakat ektern
mempunyai nilai dan sasaran – sasaran sendiri. Informasi dari masyarakat –
masyarakat ekstern mungkin sulit dikumpulkan. Namun, jarang dapat tekanan –
tekanan untuk komunikasi dua arah yang murni.Suatu kemajuan berkomunikas
hendaknya jangan dipandang demikian adanya. Sebab, boleh jadi masyarakat
ekstern mempunyai alasan – alasan politis atau ekonomis untuk mblok saluran –
saluran komunikasi dan menyelewengkan pesan – pesan yang diterima.

B. Public Relation on the Net.


1. Pengertian Public Relation on the Net

Perkembangan Public Relations tidak bisa terlepas dari perkembangan teknologi


komunikasi. Pengaruh teknologi komunikasi terhadap Public Relations dapat
berbentuk sebagai alatmedia PR ataupun bentuk baru dari kegiatan Public Relations,
yang memunculkan istilah cyber PR, Net PR dan nama lain bentuk kegiatan dalam
dunia cyber maya. Selain itu, penggunaan internet untuk menunjang kegiatan Public
Relations memunculkan konsep Public Relations on the net atau Electronic Public
Relations E-PR. Singkatnya adalah inisiatif Public Relations yang menggunakan
media internet sebagai sarana publikasinya. Istilah E-PR diuraikan menurut Onggo
adalah, “E adalah Electronic, sama halnya dengan e sebelum kata mail, atau commerce
yang mengacu merek brand dan memelihara kepercayaan trust. P adalah Public, tidak
pada satu publik tetapi pada konsumen. Tidak mengacu pada satu jenis pasar
konsumen saja namun berbagai pasar atau public audience. Media ini memudahkan
menjangkau konsumen dengan lebih cepat dan sebaliknya. R adalah Relations yang
merupakan hubungan yang harus dipupuk antara pasar dan bisnis. Hubungan bersifat
one to one secara cepat karena sifat media yang interaktif, sementara pada publik
konvensional bersifat on to many ”. Pengertian lain E-PR yang sejalan dengan
pengertian sebelumnya menjelaskan bahwa, E-PR merupakan cara yang dilakukan
oleh Public Relations untuk menjalin hubungan dengan khalayanya dengan
menggunakan media internet. E-PR adalah penerapan dari perangkat ICT Informations
Communications Technologies yang digunakan untuk keperluan tugas ke-PR-an.
Tujuannya untuk mempercepat penyampaian informasi dan untuk memberikan respon
yang cepat terhadap permasalahan yang muncul. Fokus utama E-PR adalah membidik
media online dan mengadakan kerjasama dengan mereka untuk menyampaikan pesan-
pesan PR yang sifatnya lokal, regional, maupun internasional. Fokus lainnya dari E-
PR sama seperti focus utama Public Relations konvensional pada umumnya. Fokus
utama E-PR adalah membangun citra positif dari perusahaan atau institusi yang
mereka wakili. Perbedaan antara Public Relations konvensional dengan E- PR dalam
penggunaan media. Public Relations konvensional membangun citra positif
perusahaan atau institusi tempat mereka berkarya dengan menggunakan media
elektronik televisi dan radio, sedangkan E-PR membangun citra positif dengan
menggunakan media internet.

2. Pengertian Internet

Oetomo (2002) menyebutkan bahwa internet merupakan Menurut singkatan atau


kependekan dari international network, yang didefinisikan sebagai suatu jaringan
komputer yang sangat besar, dimana jaringan komputer tersebut terdiri dari beberapa
jaringan – jaringan kecil yang saling terhubung satu sama lain. Lebih lanjut dijelaskan
pula, jaringan komputer yang sangat besar ini bisa mencakup jaringan seluruh dunia.
Menutur Allan (2005) menjelaskan bahwa internet merupakansekumpulan jaringan
komputer yang saling terhubung satu sama lain secara fisik dan juga memiliki
kemampuan untuk membaca dan menguraikan berbagai protokol komunikasi tertentu
yang sering kita kenal dengan istilah Internet Protocol (IP) serta Transmission Control
Protocol (TCP). Protokol sendiri, lebih lanjut didefinisikan oleh Alan sebagai sebuah
spesifikasi sederhana mengenai bagaimana dua atau lebih komputer dapat saling
bertukar informasi.
Menurut Onno W. Purbo(2005) menjelaskan bahwa Internet pada dasarnya
merupakan sebuah media yang digunakan untuk mengefesiensikan sebuah proses
komunikasi yang disambungkan dengan berbagai aplikasi, seperti Web, VoIP, E-mail.

Menurut Harjono (2009) Pendapat lain menyebutkan bahwa Internet dapat


diartikan sebagai kumpulan dari beberapa komputer, yang bahkan dapat mencapai
jutaan komputer di seluruh dunia yang dapat saling berhubungan serta saling
terkoneksi satu sama lainnya. Agar komputer dapat salin terkoneksi satu sama lain,
maka diperlukan media untuk saling menghubungkan antar komputer. Media yang
digunakan itu bisa menggunakan kabel/serat optic, satelit ataumelalui sambungan
telepon.

Pengertian jaringan internet secara umum bisa didefinisikan jaringan komputer


tiada batas yang menjadi penghubung pengguna komputer dengan pengguna komputer
lainnya serta dapat berhubungan dengan komputer di sebuah wilayah ke wilayah di
penjuru dunia, dimana di dalam jaringan tersebut mempunyai berbagai macam
informasi serta fasilitas layanan internet browsing atau surfing. Istilah ini lebih dikenal
dengan “online” di internet.

Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan


menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran
pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan
jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke
lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode array yang luas dari teknologi
jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai
interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi
sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna.

3. Karateristik Pengguna Internet


 Masyarakat yang melek huruf
 Tingkat pendidikan diatas rata-rata
 Tingkat ekonomi diatas rata-rata
 Daya nalar yang lebih baik, rasional, dan kritis
 Tingkat adopsi teknologi diatas rata-rata.

Orang-orang yang lihai atau pandai dalam menguasai teknologi berupa Internet dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Mengidentifikasi masalah (fact finding)


 Pembuat news letter elektronik
 Pengiriman pesan kepada khalayak
 aplikasi web untuk MPR
 Sarana untuk customer service
 Sarana untuk pers relations
 sarana untuk menjangkau publik lain yang belum tentu terjangkau dengan media
lain.
4. Keuntungan PR dengan adanya media Internet

Melalui penggunaan internet Public Relations mendapatkan beberapa keuntungan


yang diantaranya:

 Informasi cepat sampai pada publik


 Bagi PR internet bisa berfungsi sebagi iklan, media , alat marketing, sarana
penyebaran informasi.
 Penggakses internet bisa tak terbatas.
 Tidak terbatas ruang dan waktu
 Internet bisa membuka peluang pemasaran secara langsung.
 Bisa sebagai sarana open house.
 Berpartisipasi dalam kelompok diskusi tertentu yang ada di internet
 Pembuatan website perusahaan

Dengan E-PR pula dapat melewati batas penghalangan dan langsung


menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada target publik. Terdapat kelebihan lainnya
dari penggunaan internet oleh Public Relations, seperti :

a. Jangkauan luas Dengan menggunakan internet, kita dapat membangun pasar dalam
tingkatan internasional bukan lagi tingkatan lokal.
b. Informasi dapat diakses 24 jam Informasi yang ada di internet dapat diakses 24 jam
sehari, 7 hari satu minggu dan 365 hari dalam satu tahun.
c. Interaktif Internet merupakan media yang sangat memungkinkan terjadinya
komunikasi dua arah two way communication antara komunitaor dan komunikan.
d. Respon cepat Karena komunikasi yang terjadi adalah komunikasi yang interaktif
dan komunikasi dua arah, maka respon antar partisipan komunikasi sangat cepat.
e. Banyak tersedia informasi Internet dapat kita ibaratkan perpustakaan yang
menyediakan semua informasi yang kita butuhkan, bahkan dapat dikatakan sangat
lengkap.
f. Informasi selalu up-to-date dan actual Kelebihan lain dari internet adalah
ketersediaan informasi yang selalu baru dan selalu mengikuti perkembangan
zaman.
g. Materi mudah di up-date Apabila kita mengekspos informasi kita melalui internet,
maka apabila terjadi kesalahan atau sudah ketinggalan zaman dengan mudah
informasi tersebut dapat di up-date.
h. Biaya murah Dibandingkan dengan media komunikasi yang lain, internet
merupakan media yang paling murah. Hitungan pulsa yang digunakan untuk
internet adalah hitungan pulsa lokal. Selain itu, internet merupakan media yang
sangat efektif menyampaikan pesan.
i. Kontak dengan media lebih mudah dilakukan Melalui media internet kita dapat
menjalin relasi dan melakukan kontak ke beberapa media dengan cara yang sangat
mudah.
5. Khalayak yang menjadi sasaran PR lewat internet
 Kalangan media/pers
 Kalangan pemegang saham dan calon investor
 Lembaga swadaya masyarakat
 Opinion leader
 Distributor
 Konsumen sekmen tertentu
 Masyarakat luas
6. Bentuk Kegiatan Public Relation on the Net
Adanya penggunaan internet dalam kegiatan Public Relations dapat mengantikan
kegiatan Public Relations secara konvensional menjadi kegiatan Public Relations
dalam media internet. Beberapa hal yang dapat dilakukan Public Relations melalui
internet, yaitu:

a. Publikasi, Public Relations dapat melskukan publikasi tentang perusahaan tempat


Public Relations itu berkarya atau tentang produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
b. Media relations, bahkan dapat dikatakan sangat membantu dan mempermudah
hubungan dengan media.
c. Mencari informasi yang up-to-date. Informasi tentang topik apapun dapat dicari
denngan menggunakan internet. Informasi yang disediakan oleh internet adalah
informasi sepanjang zaman dan informasi yang paling up-to-date.
Lain halnya dengan bentuk kegiatan Public Relations dalam publisitas
menggunakan internet. Dijelaskan Onggo dalam Kriyantono bahwa terdapat beberapa
strategi untuk menggapai publisitas melalui media internet, antara lain:
a. Publisitas lewat e-mail, mencaup cara menulis e-mail yang efektif.
b. Publisitas lewat kartu nama elektronik, yaitu kartu nama yang diterima di seluruh
dunia.
c. Publisitas lewat autoresponder, yaitu suatu program penjawab e-mail secara
otomatis dan cepat.
d. Publisitas lewat komunitas online, disebut juga online forum, newsgroup, webrings,
atau discussion group.
e. Publisitas lewat milis mail list, yaitu daftar alamat e-mail.
f. Publisitas lewat ezine electronic newsletter, yaitu versi online dari suatu majalah
atau publikasi online.

Penggunaan internet oleh Public Relations menurut Holzt dalam Soemirat, “Pada
masa krisis komunikasi, dapat mengidentifikasi masalah dalam manajemen untuk
kemudian dikomunikasikan kepada publik. Kegunaan lainnya, untuk membuat
newsletter terbitan berkala elektronik, pengiriman pesan kepada khalayak sasaran, dan
aplikasi internet dan web one to one dalam kegiatan marketing dan komunikasi”.
Soemirat dan Ardianto, 2003:191 Beberapa hal yang perlu diperhatikan para praktisi
Public Relations dalam penggunaan internet:

a. Public Relations harus menyadari bahwa khalayapublik dapat mengakses semua


press release atau news release yang dikirimkan melalui internet atau server.
b. Publik dapat mengakses press release dalam homepage yang ada di world wide web
bila perusahaan itu telah memiliki homepage.
c. Public Relations dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah
perangkat elektronik yang dapat menyebarkan press release kepada publiknya
melalui kontak e- mail.

Ardianto, 2007:193 Bentuk kegiatan Public Relations on the net pada instansi
pemerintahan terlebih menggunakan internet dengan membuat website dikenal dengan
istilah E-Government. Menurut UNDP United Nation Development Programme
menyatakan bahwa E- Government merupakan, “Aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi oleh instansi pemerintah the application of information and communication
technology by government agencies ”. Indrajit, 2006:2 Lebih rinci Bank Dunia World
Bank mendefinisikan E- Governmet sebagai, “E-Government refers to the use by
government agencies of information technologires such as Wide Area Networks, the
Internet, and mobile computing that have the ability to trnsfrom relations with citizen,
businesses, and other arms of government ”. Indrajit, 2006:2 Dari pengertian tersebut,
dapat diketahui E-Government memiliki bentuk kegiatan yang sama dengan istilah E-
PR dalam kegiatan Public Relations dalam internet. Adapun bentuk dari E- Government
meliputi,

1) Publish, sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah mempublikasikan


berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan
bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui
internet.
2) Interact, komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka yang
berkepentingan.
3) Transact, interaksi dua arah hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan
dengan perpindahan uang dari satu pihak ke pihak lain. Indrajit, 2006:30-32
7. Mengukur Efektivitas Kegiatan Humas Online
Pengukuran efektifitas kegiatan-kegiatan kehumasan onlineharus didasarkan pada
tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan tujuan tersebut dilaksanakan pada tahap
perencanaan kegiatan-kegiatan komunikasi, karena suatu kegiatan kehumasan hanya
dikatakan berhasil apabilatujuan kegiatan tersebut tercapai. Tujuan dari setiap kegiatan
harus bisa diukur. Karena itu tujuan harus bisa didefinisikan secara kualitatif. Ukuran
yang digunakan untuk mengukur kegiatan- kegiatan tersebut harus ditetapkan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu faktor khalayak, faktor media dan faktor
hasil. Cara pengukuran efektivitas kegiatan kehumasan tradisional berlaku juga dalam
mengukur efektivitas kegiatan kehumasan di internet. Tetapi penggunaan teknologi
barudalam kegiatan PR menimbulkan tantangan-tantangan yang berat Sayangnya,
pada umumnya pengujian efektivitas kegiatan kampanye komunikasi melalui internet
lebih difokuskan pada alat, bukan hasilnya. Beberapa metode pengukuran efektivitas
program PR online menurut Shel Holtz antara lain :

a. Menghitung jumlah orang yang mengunjungi dan memberikan informasi rinci


mengenai dirinya pasa website tersebut. Dalam suatu kampanye, PR yang
profesional harus mengintegrasikan beberapa media sebagai publisitas, misalnya
untuk peluncuran website baru, dibuat iklan secara serial mulai beberapa hari
sebelum peluncuran baik di media cetak maupun elektronik. Iklan ini dimaksudkan
untuk menimbulkan rasa penasaran khalayak, sehingga pada hari peluncuran
banyak sekali orang mengunjungi website tersebut. Website dibuat semenarik
mungkin, sehingga orang merasa senang dan kagum serta mampu memberkan
informasi yang lengkap. Efektivitas kegiatan PR online ini diukur dengan
menghitung jumlah orang yang mengunjungi dan memberikan informasi secara
lengkap mengenai website tersebut.
b. Laporan penjualan bulanan dari pengecer resmi. Kampanye PR yang diadakan
sehubungan dengan kehadiran kegiatan perusahaan internet dapat mendatangkan
para pelanggan baru walaupun situs ini tidak melakukan transaksi atau jual beli.
Walaupun perusahaan tidak menjual secara langsung, namun dari data yang
diberikan, dengan adanya website dapat mampu memberikan informasi secara
lengkap mengenai produk-produk tertentu. Melalui hubungan yang telah dibina,
perusahaaninstansi bisa mendapatkan informasi atau laporan yang pasti dari para
pengguna.
c. Mengukur tingkah laku khalayak. Mengukur dampak dari kegiatan internet dapat
dilihat dari perilaku khalayak. Perusahaan harus dapat memfasilitasi situs mereka
dengan segala informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat. Dalam situs tersebut
juga harus dilengkapi dengan informasi bagaimana dan saluran apa yang dapat
dipakai dengan informasi bagaimana dan saluran apa yang dapat dipakai
pemgunjung utnuk menyampaikan umpan baliknya kepada perusahaan. Pengukuran
dapat dilihat pada berapa banyak orang yang memberikan umpan balik melalui
saluran-saluran yang disediakan, berapa banyak yang menggunakan jasa
perusahaan, dan sebagainya.
d. Memantau liputan media. Beberapa studi kasus membuktikan bahwa penggunaan
website untuk media relations dapat meningkatkan tingkat liputan dimedia massa.
Dengan membuka website dari perusahaan, wartawan bisa mendapatkan berita
hanya dengan meng-copy dan mem-pasteinformasi yang ada di website atau dengan
menggunakan software yang dapat men-download semua halaman website beserta
link-nya untuk kemudian dijadikan berita. Jadi, salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan PR online adalah dengan memantau
berapa banyak informasi dari website yang dijadikan berita di media massa.
e. Memantau penambahan database. Sifat internet ”one to one” memungkinkan PR
untuk mendapatkan informasi secara lengkap tentang khalayak sasaran, yang tidak
dapat diperoleh dari tatanan komunikasi yang lain yang konvensional. Organisasi
yang mengunjungi website akan yang memberikan informasi yang rinci tentang
website untuk keperluan tertentu, misalnya untuk mencari pekerjaan sehingga
informasi mengenai orang tersebut akan masuk kedalam database marketing
perusahaan yang sewaktu-waktu akan digunakan oleh perusahaan. Penambahan
informasi pada data base inilah yang bisa dijadikan alat ukur efektivitas kegiatan
PR online. Penggunaan internet dalam kegiatan kehumasan telah terbukti efektif
dan menekan biaya operasional seminim mungkin dan mampu mendekatkan
perusahaan dengan publiknya. Dunia kehumasan dalam internet telah membuka
perspektif paradigma baru dalam bidang hubungan masyarakat. Soleh Soemirat dan
Alvinaro Ardianto, 2004;198-200.

C. Media PR External

1. Jurnal eksternal, yaitu suatu bentuk terbitan tentang suatu perusahaan yang biasanya di
distribusikan kepada publik external suatu perusahaan.

Untuk itu lazimnya jurnal eksternal akan diistribusikan kepada:

•Para distributor

•Para Pengguna & konsumen

•Para patron

•Pera pemimpin opini

•Calon konsumen

•Pelanggan tetap

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum membuat jurnal eksternal:

•Periodisasi terbitan

•Relevansi jurnal dengan pencapaian tujuan PR

•Biaya dan sumber biaya

•Khalayak ekternal

•Rubrikasi

•Cara distribusi

•dll

Beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengukur keberhasilan sebuah jurnal

•Survey pembaca
•Kompetisi

•surat-surat pembaca yang masuk

•Respons terhadap iklan

•pengutipan artikel

•Dampak yang ditimbulkan dari isi jurnal

2. Media Audio Visual

Beberapa hal yang harus dipertimbnagkan sebelum membuat media audio visual

–Tujuan

–Khalayak

–Masa Liputan

–Pencarian khalayak

Jenis-jenis perangkat audio-visual

•Slide

•tayangan berlayar majemuk

•Kaset-kaset video (VHS s/d DVD)

•Overhead proyektor

•Film

•LCD

•Player VHS s/d DVD

•dll
Beberapa manfaat dari media audio visual

•Untuk menghibur para tamu

•Perpustakaan

•katalog dan iklan Resepsi pers

•pemeran

•Komunikasi antar pegawai

Khalayak di pedesaan

•kantor atau pusat informasi dan penerangan pemerintah.

3. Literatur edukatif, yaitu semua bahan cetakan yang dibuat untuk menjelaskan atau mendorong
digunakannya suatu produk atau jasa pelayanan, atau berbagai manfaat dan nialai dari produk
yang akan ditawarkan.

4. Komunikasi Lisan

5. Pameran, yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi PR melalui pameran.

Karateristik khusus Pameran


•Mudah menarik perhatian

•waktu yang longgar

•Peluang percobaan prototipe

•Peluang pertemuan dengan tatap muka

•Acara demonstrasi dan pembagian sampel

•adanya suasana akrab dalam pameran

•Satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua indra .

6. Seminar dan Konferensi

•Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyampaikan presentasi kepada khalayak yang bersifat
edukatif tentang berbagai macam hal, yang lazimnya sebagai bentuk kepedulian perusahaan pada
khalayak luas.

Loading…

7. Sponsor

•Yaitu penyediaan dukungan fiansial untuk suatu acara, subjek, kegiatan, lembaga, atau individu
yang dianggap memang pantas menerimanya.

•Dewasa ini dikenal tiga jenis sponsor yaitu: Penyediaan sponsor untuk iklan, untuk pemasaran,
serta untuk tujuan khusus.
Manfaat dan alasan sponsor

•Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan

•Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran

•Untuk memperlihatkan niat baik perusahaan atau organisasi dalam tanggung jawab sosialnya.

Beberapa pertimbangan dalam pemberian sponsor:

•Memastikan tujuan diselenggarakannya acara yang akan disponsori

•Memilih aspek atau bidang kegiatan yang paling sesuai dengan tujuan acara ataupun
kepentingan pihak sponsor

•Memastikan kesesuaian antara dana yang akan ditanggung dengan tujuan yang hendak dicapai.

Tujuan-tujuan PR dari sponsor:

•Menciptakan atau mempertahankan nama baik

•Membangun citra dan reputasi perusahaan

•Identitas perusahaan

•Mengakrabkan nama perusahaan

•Menonjolkan keramahtamahanMerangsang minat wartawan untuk meliput.


Media PR Internal

•Yaitu segala macam bentuk dan jenis media yang digunakan oleh PR dalam rangkan menjalin
komunikasi atau hubungan dengan khalayak internal suatu perusahaan atau organisasi.

•Pemilihan perangkat atau media komunikasi internal sangat dipengaruhi oleh jumlah dan strata
personel, lokasi kerja, serta karateristik organisasi.

Media yang lazim digunakan oleh PR untuk berkomunikasi dengan publik internal:

1. Jurnal Internal, yaitu; publikasi atau terbitan yang didistribusikan kepada para anggota ataupun
khalayak pendukung organisasi.

Jurnal diartikan secara luas sebagai bahan cetakan yang di terbitkan secara teratur.

Bentuk-betuk jurnal internal yang ada selama ini:

•Majalah

•Koran

•Newsletter

•Majalah dinding
–Namun beberapa tahun terakhir muncul bentuk baru jurnal internal yang di ilhsmi oleh
perkembangan teknologi komunikasi, dainataranya jural dalm bentuk audio, video, video
perusahaan, koran elektronik.

2. Papan Pengumuman

3. Kaset Video dan CCTV( close circuit television)

4. Stasiun radio sendiri

5. Jaringan telepon internal

6. Jaringan intranet.

7. Kotak saran

8. Insentif bicara

9. Siaran umum

10. Obrolan langsung

11. Dewan pekerja

12, Brefing

13. Tour staf

14. Acara kekelurgaan , dll.


Efektifitas dari semua media PR internal yang telah dikemukakan diatas sangat di pengaruhi
oleh:

•Keterbukaan pihak manajemen

•Keasadarn dan pengakuan pihak manajamen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan
pegawai

•Keberadaan seorang manajer PR yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tapi juga didukung
oleh sumberisumber daya teknis yang modern.

PUBLIC RELATIONS

DALAM ORGANISASI

•Tujuan Public Relations

●Terbentuk dan terpeliharanya saling pengertian

●Terbentuk dan terjaganya saling percaya

●Tercipta dan terpeliharanya saling kerja sama

•Fungsi Public Relations

Tujuannya adalah terciptanya dan terpeliharanya niat baik, saling pengertian, sikap dan
tanggapan yang baik (citra/image) yang baik dari khalayaknya.

Beberapa jenis citra:

+Citra bayangan (mirror image)

+Citra yang berlaku (current image)

+Citra harapan (wish image)

+Citra perusahaan (corporate image)

+Citra citra majemuk (multiple image)


●Memudahkan dan menjamin arus opini yang mewakili khalayak suatu organisasi, sehingga
kebijakan organisasi seiring dengan kepentingan khalayak

●Menasehati manajemen dalam rangka mencapai kebijakan yang diterima oleh khalayak
organisqsi

●Merencanakan dan merancang program-program yang dapat menimbulkan penamsiran dari


khalayak tentang operasionalisasi perusahaan (Cutlip & Center)

•Peranan Petugas Public Relations

•Tugas Public Relations

•Proses Public Relations


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Bland, Michael, Alison Theaker & David Wargg, Hubungan Media yag Efektif, Jakarta:
Erlangga, 2001.

Cornelius, B Pratt, Public Relation Quarterly:The-40-year Tobacco Wars, Winter 1998.

Coluson, Colin & Thomas, Public Relation : Pedoman Praktis untuk Public Relations, Jakarta:PT
Bumi Aksara, 2002.

Paradigma Public Relations Teori, Strategi, dan Riset oleh Prof. Dr. Anwar Arifin AndiPate,
cetakan pertama 2015.

Cutlip, Scott M., Allen H Center, & Glen M Broom, Effective Public Relations: Merancang dan
Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan Sukses, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia,
2005. Davis, Anthony, Everything You Should Know About Public Relations, Jakarta: PT Alex
Media Komputindo, 2003.

Edward, L Jordan, Public Relations Relations Quarterly:Defining PR and Press Roles In The
Twenty-First Century, Summer 2005. Emanuel Levy, Rough Notes:The Media Touch, Februari
2007. Frank, Jefkins, Edisi 5, Public Relations, Jakarta:Erlangga, 2002.

Gregory, Anne, Edisi 2, Public Relation dalam Praktik, Jakarta: Erlangga, 2004. Karen, Raugust,
CMA Management:How to be an Expert?, Juli 1999 Kasali, Rhenald, Manajemen Public
Relation:Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafitti, 2005.

Martison, David L, Public Relation Quarterly:Are Public Relation Practitioners Personally


Responsible for client Behavior Paramita Widya, Public Relations: Khalayak dan Media, Jakarta:
UNJ Press, 2008.

Anda mungkin juga menyukai