Anda di halaman 1dari 20

PENGALAMAN MENGHIDUPKAN DAN

MELEJITKAN
SMP MUHAMMADIYAH 1 DEPOK SLEMAN
FROM NOTHING TO SOMETHING

Oleh: Abdulah Mukti, S.Pd.I, M.Pd*)

A. Pendahuluan

SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman berdiri sejak 1 Januari 1968. Sejak


berdirinya hingga saat ini mengalami pasang surut kehidupan. Mulai era
perjuangan di tahun 1968 – 1980, era keemasan di tahun 1980 – 1994
(puncanknya Tahun 1985 siswanya hingga 596 siswa), era keterpurukan di tahun
1994 – 2008. Tahun 2008 sekolah ini tersisa kelas VIInya hanya 8 siswa. Era
berikutnya Era Kebangkitan Tahun 2009 – 2012 dan Era Kemajuan 24 Agustus
2019 yang lalu ketika kami menyelesaikan amanat kepala sekolah, SMP ini
memiliki 358 siswa (12 Kelas).
SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman yang dahulu dikenal sebagai SMP
Muhammadiyah Stan berada di daerah Stan Maguwoharjo Depok Sleman. Di era
kejayaannya SMP ini pernah memiliki siswa sebanyak 596 siswa. Selain kuantitas
siswa, SMP ini memiliki prestasi akademik dan non akademik (terutama di bidang
olahraga). Sejak Kepala Sekolah pertama dan salah satu pendiri SMP ini
meninggal dikarenakan kecelakaan tanggal 17 Agustus 1994, SMP ini kian lama
kian redup dan menurun hingga puncak keterpurukan terjadi di tahun ajaran
2008/2009 kelas VII nya hanya berjumlah 8 siswa (total keseluruhan siswanya
67). Menjelang penerimaan peserta didik baru 2009/2010, jika saja SMP ini tidak
mampu menerima siswa lebih dari 10 kelas VII nya ternacam ditutup. Namun, 2
bulan sebelum penerimaan peserta didik baru bulan Juni 2009 SMP ini memiliki
Kepala Sekolah definitif (karena sejak 2006 SMP ini sudah tidak memiliki Kepala
Sekolah definitif) dan melakukan berbagai terobosan perubahan SMP
Muhammadiyah 1 Depok dengan semangat SEKOLAH INI TIDAK DITUTUP.
Berbekal waktu 2 bulan, 10 program yang coba digulirkan bahu membahu dengan
berbagai pihak dan stakeholders seluruh pihak dilibatkan, SMP ini akhirnya
TIDAK JADI DITUTUP.
Proses transformasi SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman dalam tulisan
ini merupakan pengalaman nyata selama proses transformasi di SMP
Muhammadiyah 1 Depok yang dilakukan sejak Tahun 2009 hingga tahun 2019.

B. Menghidupkan Kembali SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman

1. Faktor Keterpurukan SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman


Keterpurukan tersebut ditengarai oleh beberapa faktor. Antara lain:
(1). Krisis kepemimpinan yang mengakibatkan lemahnya kepemimpinan di
SMP Muhammadyah 1 Depok. (2) Sumber daya manusia tidak berkembang
dan stagnan yang berakibat rendahnya kualitas SDM yang handal dan
profesional. (3) Memudarnya idealisme di kalangan sivitas akademika SMP
Muhammadiyah 1 Depok. (4) Miss Management dalam pengelolaan sekolah
(5) Tidak berfungsinya pembinaan PDM Kabupaten Sleman, PCM Depok
dan PRM Maguwo baik dari kalangan struktur organisasi tersebut maupun
dari internal SMP Muhammadiyah 1 Depok juga kurang bahkan tidak
melakukan komunikasi yang efektif dan komunikatif untuk membangun
sinergi bersama memajukan sekolah (6) Tidak terjalinnya komunikasi antara
pihak SMP Muhammadiyah 1 Depok dengan masyarakat di sekitarnya (7)
Terobosan dan program unggulan atau ciri khas sebagai sekolah
Muhammadiyah tidak tampak atau setidanya masyarakat sekitar gamang dan
ragu tentang jati diri sekolah karena selain tidak ada bedanya SMP Muh. 1
Depok dengan sekolah lainnya dan juga tidak ada terobosan baru yang
menjadi daya tarik siswa dan masyarakat. Hal ini berakibat kepada (8)
Minimnya jumlah siswa. (9) Rendahnya minat siswa bersekolah di SMP
Muhammadiyah 1 Depok selain karena tidak adanya program terobosan atau
unggulan juga disebabkan oleh (10) kondisi fisik sekolah, walaupun secara
bangunan fisik memadai, namun karena tidak adanya perawatan yang baik,
sehingga terkesan kusam dan kotor. Sehingga performa sekolah tidak
meyakinkan. Kondisi infra struktur yang dimilikinya walaupun memiliki
ruang kapasitas “sekolah besar” akan tetapi kondisi fisik sekolah sama
rapuhnya dengan jumlah siswanya. Beberapa lokal gedung sudah tidak layak
bahkan hampir roboh. (11) SDM yang dimilikinya pun ketika itu hanya
berjumlah 14 Guru. (12) Kondisi keuangan ketika itupun dalam kondisi
sangat memperihatinkan, tak anyal untuk gaji guru dan karyawan pun sangat
minim. Masyarakat pun sepertinya tidak lagi menaruh kepercayaan kepada
SMP ini yang sempat menjadi sekolah kebanggaan bagi warga stan
Maguwoharjo. (13). Konflik yang terjadi diantara para pendiri SMP, para
muaqqif dan persyarikatan Muhammadiyah di tingkatan Cabang dan Daerah
Muhammadiyah Kabupaten Sleman.
Potensi untuk berubah di dukung oleh beberapa potensi yang ada di
SMP Muhammadiyah 1 Depok. Di antaranya: (1). Fasilitas gedung yang
dimilikinya berskala cukup besar. SMP Muhammadiyah 1 Depok memiliki
dua lokal besar dan kecil yang lokasinya berdekatan. Sebagaimana diuraikan
sebelumnya, pada waktu jayanya, SMP Muhammadiyah 1 Depok memiliki
15 kelas atau ruangan (2). Memiliki aset tanah 1600 meter yang belum
tergarap dan dioptimalkan. Kondisinya saat ini sudah menjadi wakaf
persyarikatan. (3). Posisi SMP Muhammadiyah 1 Depok berada di daerah
yang strategis, mudah dijangkau, dilalui oleh kendaraan umum dan dekat
dengan akses jalan utama Ring-Road (4). Masyarakat di daerah sekitarnya
merupakan tipe masyarakat yang dinamis, berkembang dan maju. Di daerah
tersebut juga merupakan daerah yang cukup padat penduduknya. Hal ini
terlihat banyaknya perumahan di sekitar daerah tersebut, adanya Universitas
Respati Yogyakarta (UNRIYO), Televisi ADi TV, Rumah Sakit Hermina,
Pusat perbelanjaan Mall dan Hotel (5). Padat dan berkembangnya masyarakat
di sekitarnya juga terlihat banyaknya beberapa Sekolah Dasar yang
merupakan “konsumen” atau “user” merupakan SD yang maju dan memiliki
jumlah murid yang besar dan banyak. (6). Daya dukung SDM muda masih
dimungkinkan untuk dikembangkan lebih optimal (7). Daya dukung angkatan
muda Muhammadiyah Kecamatan Depok dan ORTOM IMM Kabupaten
Sleman siap sepenuh hati berkolaborasi untuk mendorong perubahan.
2. Membangun Konsolidasi Internal dan Eksternal
Setelah mendapatkan mandat sebagai kepala sekolah SMP
Muhammadiyah 1 Depok Sleman, 1 Juni 2009 melakukan perubahan dan
pengembangan SMP Muhammadiyah 1 Depok di awali dengan
mengkonsolidasikan team work SMP Muhammadiyah 1 Depok di kalangan
internal (Guru dan Karyawan) dan keluarga besar SMP Muhammadiyah 1
Depok (sesepuh, keluarga muaqqif, tokoh masyarakat dan Pimpinan Ranting
Muhammadiyah Kecamatan Depok). Puncaknya, pada tanggal 20 Juni 2009,
seluruh stakeholders setelah melalui proses konsolidasi tersebut, duduk
bersama membicarakan masa depan SMP Muhammadiyah 1 Depok. Momen
perubahan dan pengembangan SMP dihadiri dan mendatangkan tokoh
pendidikan nasional dan Ketua PP Muhammadiyah yakni Prof Dr. H.
Abdul .Malik Fadjar, M.Sc (mantan menteri agama dan menteri pendidikan)
dan Prof. Suwarsih Madya, Ph.D (Kepala Dinas Pendidikan Propinsi D.IY).

3. Program Menghidupkan dan Mengembangkan SMP


Muhammadiyah 1 Depok
Berbekal dengan dukungan dari berbagai pihak, analisis keterpurukan
dan atensi dari berbagai pihak internal dan eksternal, melalui forum urun
rembug 20 Juni 2009, Kepala Sekolah memaparkan 10 program untuk
menghidupkan dan mengembangkan kembali SMP Muhammadiyah 1 Depok
Sleman sebagai berikut:
1. Memenuhi target minimal minat siswa untuk sekolah di SMP
Muhammadiyah 1 Depok
2. Memulihkan tingkat kepercayaan masyarakat dan stakeholders masyarakat
sekitar terhadap institusi SMP Muhammadiyah 1 Depok menjadi Institusi
yang terpercaya, dapat diandalkan dan diminati.
3. Membangun dan membuka komunikasi yang efektif dan komunikatif serta
seluas-luasnya terhadap masyarakat setempat.
4. Membangun dan membuka komunikasi yang efektif dan komunikatif serta
seluas-luasnya dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok dan
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Maguwoharjo.
5. Rekonstruksi tata kelola manajemen sekolah yang partisipatif, kolaboratif
dan sinergik.
6. Penataan tata kelola keuangan yang transparan, efektif dan efisien.
7. Peningkatan kualitas SDM yang amanah, berdedikasi dan memiliki daya
juang yang tinggi, komit, loyal, kreatif, inovatif, kompak dan profesional.
Peningkatan kualitas SDM diupayakan dengan “paket” peningkatan
kualitas SDM dengan pelatihan mutu kualitas akademik dan kompetensi
akademik guru dan dedikasi karyawan secara reguler dan kontinyu.
8. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dan ORTOM Muhammadiyah—
karena sekolah merupakan ladang amal dan perjuangan para kader ortom
—terhadap pengembangan sekolah
9. Membumikan nilai-nilai kemuhammadiyahan menjadi code of conduct dan
etos kerja dan spirit para sivitas akademika secara simultan dan
berkelanjutan.
10. Menciptakan kultur dan ikon Sekolah menjadi Sekolah yang bermutu,
unggul, kreatif, inovatif dan berkualitas di bidang Keislaman dan
Kemuhammadiyahan
10 program tersebut disosialisasikan bersama seluruh stakeholders
SMP (dari tingkatan Ranting, Cabang, Daerah hingga Wilayah
Muhammadiyah dan Aisyiyah, masyarakat, tokoh, pendiri dan muaqqif SMP)
dengan menghadirkan sosok Pak Malik Fadjar (Pimpinan Pusat
Muhammadiyah), Pak Tasman Hamami (Ketika itu Ketua Majelis
Dikdasmen PWM DIY) yang sejak awal hingga saat ini selalu mengiringi
perubahan SMP ini. Agar komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Pemuda
Olahraga, pada forum urun rembug pembenahan SMP dihadirkan pula Kepala
Dinas Dikpora D.I.Yogyakarta Ibu Prof. Suwarsih Madya, Ph.D Pertemuan
tersebut menghasilkan konsensus bersama SMP Muhammadiyah 1 Depok
tidak boleh mati dan akan di sokong penuh. dua bulan berikutnya,
Alhamdulillah SMP Muhammadiyah 1 Depok tidak jadi ditutup. Syukur
Alhamdulillah, siswa yang diperoleh 61 siswa (target awalnya hanya 20
siswa).
Konsep program tersebut selaras dengan konsep peningkatan mutu
yang diungkapkan oleh Matthew J. Taylor, Richard P. West dan Tim G.
Smith (2006) pada lembaga CSF (Central for the School of The Future) Utah
State University memberikan indikator mutu sekolah yang dikenal dengan
ISQ yaitu:
a. Dukungan orang tua dan masyarakat

b. Kinerja pendidik

c. Komitmen peserta didik

d. Kepemimpinan sekolah

e. Mutu pembelajaran

f. Manajemen sumber daya

g. Kenyamanan sekolah dan Pengembangan Sarana Prasarana

C. Transformasi SMP Muhammadiyah 1 Depok


1. Aktualisasi 10 Program Transformasi SMP Muhamamdiyah 1 Depok
Realisasi 10 Program besar Transformasi SMP Muhammadiyah 1
Depok menghasilkan perubahan signifikan terhadap kemajuan SMP.
Cepatnya arus deras perubahan SMP ini menurut hemat kami ada 8 faktor
pendukung progress improvement changes yaitu:
a. Seluruh sivitas akademika SMP memiliki etos kerja totally dan hard
worker. Meminjam bahasanya Pak Malik Fadjar perubahan SMP
Muhammadiyah 1 Depok dilakukan dengan cara mlototi dan nongkrongi.
Oleh karena itu model gerakan perubahan yang dilakukan dengan model
team work dan dikuatkan dengan kuatnya komitmen untuk melakukan
perubahan baik di kalangan internal maupun eksternal.
b. Sekolah ramah kaum dhu’afa dan mustadh’afin. Awalnya dikarenakan
memang membutuhkan murid. Karenanya, bagaimana pun keadannya
yang penting wujudnya manusia, diterima oleh SMP apa adanya (karena
diyakini setiap siswa membawa talenta dan memiliki keunikan masing-
masing). Seiring bertambahnya siswa, karena daya dukung persyarikatan
dan Aisyiyah, Donatur CSR YBM BRI, Bapak Ibu Guru dan Karyawan
(menyisihkan 2, 5 % gaji guru dan karyawan; 1 % kembali ke
persyarikatan dan 1, 5 % untuk subsidi siswa dhu’afa dan mustadh’afin)
siswa dari kalangan dhu’afa dan mustadh’afin menjadi siswa istimewa di
SMP Muhammadiyah 1 Depok. Sivitas akademika SMP meyakini
sepenuhnya sebagaimana etos Al-Maun yang awal mula digulirkan Kyai
Ahmad Dahlan pendiri persyarikatan Muhammadiyah membawa
keberkahan, pintu rezeki dan pesatnya perubahan semoga buah dari
ngopeni anak-anak istimewa ini.Bahkan anak-anak istimewa tersebut ada 4
siswa yang diopeni lanjut ke jenjang sekolah lanjutan ke SMK dan SMA
Muhammadiyah.
c. Networking dan Manajemen Berbasis Sekolah. Networking memainkan
peranan penting dalam perubahan SMP. Berbagai pihak didorong diajak
dan karena visioning SMP selama ini memberikan dampak akses dan
jaringan yang ada.
d. Human Development (SDM). SDM merupakan human investment,
karena itu SMP Muhammadiyah 1 Depok mencoba memiliki standar
khusus dalam hal rekruitmen pola penerimaan dan pembinaan. Dalam hal
rekruitmen SMP menggandeng persyarikatan PCM dan Majelis
Dikdasmen PCM Depok dalam hal screening SDM, sehingga sejak awal
sudah terseleksi dengan optimal. Dalam hal pola penerimaan pun
mengedepankan SDM berasal dari kalangan Angkatan Muda
Muhammadiyah, agar frekuensi dan gelombangnya seirama dengan
perubahan SMP Muhammadiyah 1 Depok. Dalam hal pembinaan secara
intensif penguatan ideologi pun selalu diadakan tiap tahun agar komitmen
dan loyalitasnya tetap terjaga. Jumlah SDM yang dimiliki 41 Guru dan
Karyawan. Seluruhnya totally di SMP Muhammadiyah 1 Depok. 98 %
dari kalangan GTT,GTY/PTT/PTY, sedangkan 2 % dari kalangan PNS.
Usia SDM 80 % berusia rentangan 19 – 30 Tahun, 20 % berusia 31-60
Tahun. Seluruh SDM sesuai dengan backround keilmuannya masing-
masing (sesuai dengan disiplin keilmuannya). SDM juga di dorong untuk
studi lanjut S-2 untuk peningkatan kapasistas diri melalui jalur beasiswa
persyarikatan, umum dan pribadi. Sejak tahun 2013 hingga saat ini 2018
sudah 6 guru melanjutkan ke jenjang S-2. Bahkan 2 SDM yang dimiliki
SMP Muhammadiyah 1 Depok berlanjut kariernya menjadi Kepala
Sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Pakem dan SMP Muhammadiyah 1
Moyudan.
e. Innovative and creative. Sebagai sekolah yang memiliki slogan uswah
hasanah, creative and innovative school, inovasi dan kreativitas selalu
diupayakan seoptimal mungkin. Inovasi dan kreativitas menjadi code of
conduct sivitas akademika SMP. Obor yang senantiasa dihidup-hidupkan
agar SMP ini tetap istiqomah dan senantiasa perubahan berjalan selalu
maka kreativitas dan inovasi diciptakan terus menerus agar bisa
mewujudkan sekolah berkemajuan di tingkatan SMP Muhammadiyah.
Misalkan dalam hal proses penerimaan peserta didik baru, agar berhasil,
dicari terobosan inovatif. Di tahun 2009 SMP menggalakkan berbagai
even sebelum proses PPDB pada hari H. Beragam kegiatan dilakukan agar
calon peserta didik mengenal lebih dini mengenai SMP.
f. Fokus kepada keislaman dan kemuhammadiyah. Sebagaimana
tergambarkan dalam 10 program utama transformasi perubahan SMP.
Keislaman dan Kemuhammadiyahan merupakan icon utama SMP
Muhammadiyah 1 Depok. Maka seluruh rangkaian proses aktivitas dan
program berbasiskan keislaman dan kemuhammadiyahan.
g. Services excellent. Juru iklan yang terampuh bukanlah memasang baliho
besar serta brosur sebanyak mungkin, akan tetapi juru iklan yang super jitu
adalah pelayanan super execellent. Jika SMP mampu memberikan
pelayanan yang terbaik, para orang tua dan siswa yang telah merasakan
pelayanan dan program SMP mereka akan menjadi juru iklan yang ampuh
atau menjadi gethuk tular. Karenanya, SMP pun berupaya menjemput bola
sedini mungkin, melayani sebaik mungkin dan menghantarkan hingga ke
pintu gerbang sekolah lanjutan serta kesuksesannya siswa. Karenanya,
SMP pun memiliki program pasca kelulusan, tidak berhenti sampai di fase
tersebut, namun juga sampai mereka mendapatkan tempat lanjutan sekolah
berikutnya. Jauh sebelumnya sekolah pun memberikan program open
house untuk sekolah lanjutan berikutnya.
h. Perkembangan jumlah siswa menjadi perhatian utama kemajuan sekolah. Mulai
dari tahun 2008 total murid 67 (3 rombel), menjadi 347 (12 rombel) tahun
2019/2020. .Berikut disajikan tabel pekembangan jumlah siswa sejak tahun
ajaran 2008/2009 s.d 2019/2020
Tabel 1
Jumlah Siswa Sejak 2008/ 2009 s.d 2019/2020

Jumlah
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX (Kls. VII + VIII +
Tahun
IX)
Ajaran
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2008/ 2009 8 1 28 1 31 1 67 3
2009/ 2010 61 2 10 1 28 1 99 4
2010/ 2011 51 2 61 2 10 1 106 5
2011/ 2012 43 2 51 2 49 2 143 6
2012/ 2013 109 4 54 2 53 2 216 8
2013/ 2014 102 4 109 4 45 2 256 10
2014/ 2015 118 4 118 4 110 4 348 12
2015/ 2016 147 4 124 4 112 4 383 12
2016/2017 118 4 148 4 122 4 388 12
2017/2018 122 4 125 4 143 4 390 12
2018/2019 101 4 110 4 120 4 331 12
2019/2020 134 4 106 4 108 4 347 12
2020/2021 132 4 132 4 110 4 374 12

Grafik 1
Perkembangan Siswa SMP Muhammadiyah 1 Depok
(Tahun 2008 – 2019)
Sebaran Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman
(2008-2019)

400
300
200
I
100
S VI
ELA
0 K
0 09 0 10 0 11 0 12 0 13 0 14 0 15 0 16 0 17 0 18 0 19 0 20
/2 /2 /2 /2 /2 /2 /2 /2 /2 /2 /2 /2
0 08 9 0 1 2 3 4 5 6 7
0 0 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 01 2 0 1 2 0 1 2 01 2 0 1 2 01 2 0 1
8 9
.2 . 2 . . . . . . . . . .
Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX TOTAL SISWA

2. Transformasi Berbasis Pendidikan Karakter


a. Pengembangan Karakter Berbasis Nilai (LVE)
Living Values Education Program (LVEP) mulanya
dikembangkan pada tahun 1995 oleh Brahma Kumaris World Spiritual
University (BKWSU) di India, yang kemudian mendapatkan
dukungan dari UNESCO. Hingga saat ini tercatat 8800-an lokasi
workshop LVEP di 88 negara yang telah mengaplikasikannya secara
local, nasional maupun regional. Hasil awal dari proses ini adalh
tersedianya beberapa modul workshop bagi pendidik dan orangtua.
LVEP merupakan kegiatan nilai dan pengembangan karakter yang
secara menyeluruh mendasari hubungan harmonis antara manusia
dengan manusia dengan alam dan lingkungannya. Dalam program
sekolah, LVEP mendorong perencanaan pengembangan sekolah untuk
mengenali nilai yang dijunjung bersama mencakup nilai-nilai:
kedamaian, penghargaan, kasih sayang, toleransi, kejujuran,
kerendahan hati, kerjasama, kebahagiaan, tanggung jawab,
kesederhanaan, kebebasan, dan persatuan. (BudhyMunawar-
Rachman:2015)
Pergumulan SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman dengan
program konsep pengembangan karakter berbasis Nilai dimulai dari
diskusi Kepala Sekolah dengan narasumber dan fasilitator LVEP
sekaligus direktur PUSDAKADIABUMA Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Dr. Muqowim. Di Tahun 2011, SMP Muhammadiyah 1
Depok Sleman yang sedang berupaya sekuat tenaga untuk hidup
kembali menghadapi tantangan yang tidak sederhana dimana ketika
itu SMP menjadi sekolah bengkel. Konsep menerima siswa tanpa
menseleksi (hingga saat ini) sebagaimana konsep yang dikembangkan
oleh Munif Chatib dalam buku sekolahnya manusia, memiliki
tantangan yang tidak mudah. Di satu sisi saat itu membutuhkan
banyak siswa, disisi yang lain dinamika “siswa istimewa”
membutuhkan energi super untuk bisa meng”educare” “siswa
istimewa” tersebut sementara SDM yang ada dominan SDM muda
dari sisi pengalaman dan emosi masih sangat labil.
Melihat tantangan tersebut, Kepala Sekolah setelah melalui
proses panjang diskusi dan sharing bersama mensepakati untuk
menghadapi persoalan dan tantangan ini sekaligus bisa menjadi sarana
melejitkan dan akselerasi transformasi SMP menekankan aspek
penguatan SDM. Malik Fadjar, menyampaikan dua kunci utama aktor
inti pengembangan sekolah adalah kepala sekolah dan Guru
(2010:65).
Dimulai dengan mengirimkan 5 guru mengikuti workshop
mendalam mengenai konseptualisasi LVEP dan aplikasi
pengembangan LVEP di tahun 2011. Pasca pelatihan, pihak LVE
yang dipromotori oleh direktur PUSDAKADIABUMA Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Dr. Muqowim selama 1 tahun penuh tahun 2011
– 2012 didampingi secara intensif aktualisasi pengembangan LVE di
lingkungan sekolah. Aplikasi dari program ini Guru menjadi lebih
memaknai makna kediriannya sebagai Guru yang mau mendengar,
berempati dan mengaktualisasikan visi kemanusiaannya menjadi
rahmatan lil ‘alamin dan pribadi yang anfauhum lin nass dan rausyan
fikr. Dalam konteks memahami siswa istimewa Guru mengupayakan
seoptimal mungkin mendorong, menfasilitasi dan memotivasi bakat
minat siswa secara komprehensif secara humanis. Sehingga para
pamong sivitas akademika SMP lebih wise dan optimistis dengan
beraneka ragam karakteristik siswa.
Disisi lain, siswa pun difasilitasi mengoptimalkan ke 12 nilai
tersebut dalam berbagai kesempatan dan media. Sekolah menfasilitasi
aktualisasi 12 nilai tersebut dalam aktivitas festival nilai dan budaya,
dimana siswa secara bebas, kreatif dan inovatif mengaktulisasikan 12
nilai tersebut secara ekpresif dan disesuaikan dengan bakat minat
siswa. Media poster, pertunjukan seni berbasikan 12 nilai, perwujudan
nyata keseharian dalam kehidupan sekolah dengan menampilkan
praktik-praktik baik berbasiskan nilai menjadi aktualisasi
pengembangan pendidikan karakter berbasis nilai.
Di tahun 2013, setelah Guru dan Siswa, program LVE di SMP
diimbaskan kepada orangtua wali murid. Sebagaimana kita ketahui
bersama, orangtua saat ini mengalami pergeseran peran orangtua
siswa dan membutuhkan revitalisasi konseptualisasi menjadi orangtua.
Program Parenting berbasis nilai menjadi salah satu strategi
pengembangan pendidikan karakter berbasis nilai. Pelibatan berbagai
pihak dalam pengembangan pendidikan karakter berbasis nilai
diharapkan berjalan secara opimal dan menyeluruh. Sehingga tujuan
cita cita pendidikan karakter berbasis nilai tercapai.
b. Pengembangan Karakter ISMUBARIS dan Live In
Seiring dengan perubahan mind set pendidikan karakter di
kalangan Guru, Siswa dan Orangtua, agar siswa memiliki golden
habits dan memiliki karakter keislaman yang kokoh dan memiliki
habituasi yang kelak menjadi kultur dan tradisi, SMP di tahun 2011
mencoba mengembangkan icon sekolah Muhammadiyah bertumpukan
Al Islam Kemuhammadiyahan tidak hanya sebatas mata pelajaran,
akan tetapi menekankan aspek pembiasaan.
Awalnya program pengembangan karakter ISMUBARIS sebatas
hidden curriculum, namun dikarenakan atensi dari peserta didik dan
orangtua cukup tinggi dan direspon positif, program ini dipatenkan
dan diberi porsi waktu tiap hari berlangsung selama 20 menit.
Pengampunya dari SDM yang mumpuni ( tidak hanya sebatas guru
ISMUBA atau PAI semata, akan tetapi Guru mata pelajaran lainnya
yang memenuhi kualifikasi). Karenanya sejak awal rekruitmen SDM,
SDM yang multi talenta menjadi prioritas. Program ini terdiri dari:
hafalan ayat-ayat Al-Qur’an pilihan di luar Juz 30, Hafalan Juz 30,
Mufrodat dan Mahfuzhat Bahasa Arab, Inggris dan Bahasa Jawa, dan
Amalan Ibadah Harian.
Program ini juga selaras kepada program focus kepada
keislaman dan kemuhamamdiyahan Karena bagaimana pun ciri khas
sekolah Muhammadiyah terletak di Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan. Lingkup SMP dimulai dari aktivitas 5S
(Senyum, Salam, Sapa,Sopan dan Santun) dilanjutkan dengan
aktivitas ibadah sunnah yang dilaksanakan berjama’ah yakni shalat
sunnah dhuha agar siswa memiliki golden habit mengerjakan sunnah
muakkad dalam ibadah shalat sunnah. Berikutnya melalui Shalat
Dzuhur dan Ashar berjama’ah disertai dengan bacaan dzikir, hafalan
ayat pilihan dipandu oleh guru dan siswa (sesuai dengan jadwal)
disertai pula oleh kultum dari siswa, guru dan pembacaan hadits
Arbain oleh Pengurus IPM dan HW Qabilah Jenderal Sudirman SMP
Muhammadiyah 1 Depok dan Shalat Jum’at berjama’ah.
Khusus kelas IX per 2 bulan sekali tampil sebagai khatib siswa
kelas 9, agar mereka kelak memiliki pengalaman menjadi khatib.
Dalam hal penanaman leadership dikalangan siswa diadakan Taruna
Melati 1 dan Dewan Purna HW yang diselenggarakan wajib tiap tahun
untuk pengurus ranting IPM dan HW SMP Muhammadiyah 1 Depok.
Sedangkan di kalangan guru dan karyawan training Baitul Arqom
dilakukan secara rutin disetiap bulan Desember 2 hari 1 malam
bersifat wajib untuk peneguhan dan penguatan ideologi
Muhammadiyah.
Pengembangan berikutnya, agar nilai-nilai keislaman dan
kemuhammadiyahan terjadi internalisasi, sekolah dalam kehidupan
sosial dan kemasyarakatan menyelenggarakan adalah program live in.
Peserta didik kelas IX ber idul qurban bersama masyarakat yang jauh
dari rumah tinggal mereka. Selama 3 hari 2 malam, mereka membantu
masyarakat dan membantu kegiatan TPA dan puncaknya pengajian
akbar yang diawali sebelumnya dengan pemotongan hewan qurban.
Program ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa filantropi
sekaligus membumikan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan
di masyarakat.
Selanjutnya, karena proses program Live In berada di luar
sekolah, sekolah juga mendesain program live in dengan program
pembelajaran Out-door dan outbound secara integratif dan holistik
Program ini diharapkan mampu mewujudkan pembelajaran
kontekstual, agar anak-anak tidak hanya melulu belajar di lingkungan
sekolah semata.

c. Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Berlangsungnya revolusi digital yang mengubah sendi kehidupan,
kebudayaan, peradaban, dan pendidikan merupakan salah satu
kecenderungan di abad 21. Sehingga menuntut banyak perubahan di
berbagai aspek kehidupan. Masyarakat telah terbentuk secara mandiri
untuk menjadi bagian masyarakat jaringan dikarenakan semua individu
akan mudah terhubung dimanapun dan kapanpun. Dengan revolusi digital
juga membuat individu menjadi masyarakat yang padat pengetahuan
karena semua informasi berada dalam genggamannya.

Dengan berlangsungnya fenomena seperti itu maka dikhawatirkan


akan merubah karakter pribadi yang akan meninggalkan karakter
Indonesia. Meskipun jika dirasakan dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional terutama pendidikan dasar dan menengah telah memberikan
pendidikan karakter sekaligus membentuk intelektualitas berupa
kompetensi. Sejak tahun 2010 pemerintah telah mencanangkan dan
melaksanakan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter berlandaskan
Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter Bangsa. Hal tersebut
perlu dilanjutkan, dioptimalkan, diperdalam, dan bahkan diperluas
sehingga muncullah gerakan penguatan pendidikan karakter pada tahun
2016.

Dengan melihat kecenderungan dampak negatif akibat dari revolusi


digital ini, maka SMP Muhammadiyah 1 Depok merasa terpanggil untuk
membenahi karakter bagi peserta didiknya. Maka pada tahun 2016 SMP
Muhammadiyah 1 Depok terpilih sebagai salah satu sekolah piloting
nasional program penguatan pendidikan karakter yang dipilih langsung
oleh Direktur Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan Nomor 2986.1/D3/KP/2016.

Setelah terpilih sebagai salah satu piloting, maka dari sekolah


diberikan pelatihan. Dalam pelatihan tersebut disampaikan bahwa ada 5
nilai utama dalam gerakan penguatan pendidikan karakter (PPK) yang
perlu dikembangkan sebagai prioritas. Kelima nilai utama karakter bangsa
adalah sebagai berikut:

a. Religius
b. Nasionalis
c. Mandiri
d. Gotong Royong
e. Integritas
Strategi pelaksanaan penguatan pendidikan karakter di SMP
Muhammadiyah 1 Depok adalah sebagai berikut:

1) Mengintegrasikan 5 nilai karakter utama dalam Budaya Sekolah


(Pembiasaan, Literasi, Tata Tertib dan Kegiatan Ekstrakurikuler
Siswa)
2) Mengintegrasikan 5 nilai karakter utama dalam proses KBM
pembelajaran di kelas (Berbasis Kelas).
3) Mengintegrasikan 5 nilai karakter utama dalam budaya
masyarakat dengan melibatkan berbagai pihak stakeholders
sekolah dalam pegembangan karakter siswa dan sekolah
(Alumni, Akademisi, Budayawan, Orangtua, masyarakat, dan
lain sebagainya).
4) Menguatkan nilai karakter dalam kegiatan intrakurikuler yaitu
dengan alokasi waktu 30 menit pada hari-hari tertentu dan
dengan nilai-nilai tertentu, dengan rincian sebagai berikut :
No Hari Waktu Target Penguatan Karakter

1 Selasa 11.30 – 12.00 Nasionalis

2 Rabu 11.30 – 12.00 Relijius

3 Kamis 11.30 – 12.00 Literasi

4 Jum’at 07.00 – 07.40 Jumat ke 1 : Senam bersama


Jumat ke 2 : Krida dan Gizi
Jumat ke 3 : Seni dan
Budaya
Jumat ke 4 : Conversation

5) Melatih nilai karakter kepemimpinan melalui Ikatan Pelajar


Muhammadiyah
6) Upacara Bendera
7) Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun.
8) Sholat Dhuha Berjamaah
9) Sholat Dhuhur dan Ashar Berjamaah
10) Kultum Dhuhur
11) Kajian Keputrian
12) Pesantren Ramadhan
13) Bakti Sosial Idul Adha Berbasis Live In
14) Pengajian Kelas
15) Pengajian 3 bulanan

3. Transformasi Berbasis Jejaring atau Networking


Transformasi SMP berbasis jejaring atau networking merupakan
ejawantah dari peran kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab
atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan penayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004:25). Peran kepala
sekolah sebagaimana diungkapkan Mulyasa (2013:126) memiliki peranan
mewujudkan sekolah yang efektif dengan menekankan aspek
pemberdayaan, penyelesaian tugas dan pekerjaan, menciptakan hubungan
yang harmonis, mendorong prinsip kepemimpinan dan menciptakan kerja
sama seluruh stakeholders sekolah.
Kepala Sekolah perlu mengoptimalkan komptensi kewirausahaan.
Dimana kepala sekolah diharapkan mampu: menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan sekolah, bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif,
memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah, pantang menyerah dan
selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah, dan memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi atau jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
Networking memainkan peranan penting dalam perubahan SMP.
Berbagai pihak didorong diajak dan karena visioning SMP selama ini
memberikan dampak akses dan jaringan yang ada. Dari Kemdikbud RI
sejak tahuh 2009 hingga Tahun 2017 sudah hampir 6 Milyar bantuan
mengalir untuk fisik gedung (kelas, laboratorium IPA, Masjid/Mushola)
dan TIK. Selain itu juga dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah UMY (Rp
100.000.000), UAD (Rp 870.000.000), dan UMS (Rp 10.000.000) juga
ikut andil melengkapi bantuan pembangunan fisik SMP. Juga dari dana
ta’awwun PWM DIY beserta Majelis Dikdasmen tidak kurang dari Rp
500.000.000 menjadikan SMP pulih dari keterpurukannya. Sedangkan
pihak lainnya diantaranya Yayasan Baitul Mal BRI Pusat juga ikut
membantu khusus untuk kalangan siswa dhu’afa dan mustadh’afin, Warga
Masyarakat sekitar serta persyarikatan di tingkatan ranting hingga
pimpinan pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah pun senantiasa memberikan
andil perubahan di SMP ini.
Tahun 2018 SMP Muhammadiyah 1 Depok mengembangkan sayap
jejaring atau networking dengan pihak PUSTEKKOM (PUSDATIN)
Kemdibud RI dalam hal Pusat Sumber Belajar, Direktorat Sejarah Dirjen
Kebudayaan Kemendibud RI dalam Proses Pembelajaran Sejarah Berbasis
PPK, Peningkatan Mutu dan Kualitas Siswa dalam mempersiapkan diri
mengikuti Olimpiade Siswa Nasional sedini mungkin di Tahun 2019
besok berkolaborasi dengan FKIP UAD.
Keberhasilan menghidupkan dan melejitkan SMP Muhammadiyah 1
Depok Sleman menjadikan Kepala Sekolah meraih Kepala Sekolah
Inspiratif SMP Kemdikbud RI Tahun 2018 dan meraih Best Practices
Terbaik Kepala Sekolah SMP Kemdikbud RI Tahun 2019 dan
mendapatkan kesempatan pelatihan kepemimpinan Kepala Sekolah di
Luar Negeri selama 23 hari program Kemdikbud RI di kampus Jiangsu
Vocational Institute of Architectural and Technology Xuzhou Jiangsu. Per
tanggal 24 Agustus 2020 dialihtugaskan menjadi staf khusus PP
Muhammadiyah dan menerima beasiswa unggulan Kemdikbud RI S3
Manajemen Pendidikan UNY.

*)Mantan Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman (2009-2019),


Peraih Kepala Sekolah Inspiratif Kemdiukbud RI Tahun 2018, Peraih Best
Practices Terbaik Nasional Kemdikbud RI Tahun 2019, Peserta Pelatihan
Kepemimpinan Kepala Sekolah 23 hari di Kampus Jiangsu Vocational Institute of
Architectural and Technology-Kemdikbud RI, Pengurus PP FGM Dikdasmen PP
Muhamamdiyah, Staf Khusus PP Muhammadiyah dan Kandidat Doktor
Manajemen Pendidikan UNY, Bersama Persyarikatan Menebarkan etos From
Nothing to Something di berbagai sekolah Muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter, 2016,


Jakarta: Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Aminatul Zahroh, Total Quality Management Teori dan Praktik Manajemen


Untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan, 2014, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Budhy Munawar-Rachman (Penyunting), Pendidikan Karakter Pendidikan


enghidupkan Nilai untuk Pesantren, Madrasah dan Sekolah, 2015, Jakarta: The
Asia Foundation, Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF) dan Association for
Living Values Education (ALIVE) Indonesia.

Djamaludin Ancok dan Neila Ramdhani, Pemimpin Sekolah yang Inspirasional


Aplikasi Teori Psikologi dalam Praktek Manajemen Pendidikan ,Jakarta: Titian
Foundation.

Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh, 2015 (Cetakan


ke-5), Yogyakarta: PT Kanisius.

Edi Sutarto, Pemimpin Cinta Mengelola Sekolah, Guru dan Siswa dengan
Pendekatan Cinta, 2015, Bandung: Kaifa MIZAN.

E Mulyana, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi,


Cetakan Kelimabelas tahun 2014, Bandung: Rosda.

Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Kepala
Sekolah Membangun Sekolah yang Bermutu, 2013, Bandung: Alfabeta.

Malik Fadjar, makalah “Arah Pendidikan MuhammadiyahEra Abad Kedua”


disampaikan pada forum Seminar dan Lokakarya Redesain Kurikulum ISMUBA
DIY, 1-3 April 2011, Majelis Dikdasmen PWM-DIY, di Yogyakarta.

Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara


Mandiri, 2012, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik, 2013,
Jakarta: Bumi Aksara.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya, Cetakan kesembilan 2013, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai