Anda di halaman 1dari 37

FUNGSI DAN KEWENANGAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

MENURUT UUD 1945

PPKn KELAS X

PENYUSUN
DESI FITRI CHRISTIN, S.Pd
SMK NEGERI 1 TANJUNG PALAS UTARA

PENGAWAS PEMBINA KOORDINATOR PENGAWAS SMK

Drs. IMAM SUKOYO, M.AP Drs. Baharuddin Thalib


NIP. 19620304 199103 1 006 NIP. 19670609 199702 1 003

KEPALA BIDANG
PEMBINAAN SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN

A M A T, S.Pd, M.Pd
NIP. 19700626 199512 1 001
DAFTAR ISI

PENYUSUN................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
GLOSARIUM......................................................................................................................... ... 5
PETA KONSEP........................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 7
A. Identitas Modul....................................................................................................................... 7
B. Kompetensi 7
Dasar................................................................................................................... 7
C. Deskripsi Singkat Materi........................................................................................................ 7
D. Petunjuk Penggunaan Modul.................................................................................................. 8
E. Materi Pembelajaran...............................................................................................................
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 9
Aturan Mengenai Lembaga Negara………………................................................................... 9
A. Tujuan Pembelajaran.............................................................................................................. 9
B. Uraian Materi..........................................................................................................................
9
1. Aturan Mengenai Lembaga Negara……….......................................................................
10
C. Rangkuman.............................................................................................................................
10
D. Latihan Soal............................................................................................................................
E. Penilaian Diri.......................................................................................................................... 11
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 12
Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.................................................................. 16
A. Tujuan Pembelajaran..............................................................................................................
B. Uraian Materi.......................................................................................................................... 17
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat............................................................................ 17
2. Presiden..................................................................................... 17
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)................................................................................... 17
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)………………………………………………….. 17
5. Mahkamah Agung (MA)……………………………………………………. 20
6. Makamah Konstitusi………………………………………………………….. 23
7. Dewan Perwakilan Daerah………………………………………………………… 23
8. Komisi Yudisial (MK)………………………………………………………………. 27
C. Rangkuman............................................................................................................................
D. Latihan Soal........................................................................................................................... 28
E. Evaluasi Diri.......................................................................................................................... 28
EVALUASI................................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
GLOSARIUM

Aturan : Hasil perbuatan mengatur; (segala sesuatu) yang sudah diatur


Lembaga : Badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau
melakukan suatu usaha
Eksekutif : Kekuasaan menjalankan undang-undang
Legislatif : Berwenang membuat undang-undang; badan, dewan yang berwenang membuat
undang-undang
Yudikatif : Bersangkutan dengan fungsi dan pelaksanaan lembaga peradilan dan bersangkutan
dengan badan yang bertugas mengadili perkara
PETA KONSEP

FUNGSI DAN KEWENANGAN LEMBAGA-


LEMBAGA NEGARA
MENURUT UUD 1945

ATURAN MENGENAI LEMBAGA-


LEMBAGA NEGARA

Majelis Pemusyawaratan Rakyat


Presiden Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat
Badan Pemeriksa Keuangan
Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
Dewan Perwakilan Daerah
Komisi Yudisial
PENDAHULUAN

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas :X
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit / 3 Pertemuan
Judul Modul : Fungsi dan Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun
1945

B. Kompetensi Dasar
3.6. Menganalisis fungsi dan kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.6. Menyaji hasil analisis tentang fungsi dan kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Deskripsi Singkat Materi


Pada modul ini kalian diajak untuk mempelajari dan memahami fungsi dan kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Setelah mempelajari materi bab sebelumnya, tentu pengetahuan dan pemahaman kalian
semakin meningkat. Hal tersebut tentu saja harus diikuti pula oleh sikap dan perilaku yang
semakin baik. Pada bab ini kalian akan diajak untuk menyelami kewenangan lembaga-lembaga
negara berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setelah
mempelajari bab ini diharapkan kalian mampu menganalisis kewenangan lembaga-lembaga
negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk mendalami materi dalam modul ini, hal berikut harus diikuti dengan seksama:
a) Baca dan pahami materi yang disampaikan dalam modul ini
b) Setelah memahami isi materi dalam bacaan, berlatihlah untuk berfikir tinggi melalui
tugas-tugas yang terdapat pada modul ini baik bekerja sendiri maupun bersama teman
lainnya.
c) Kerjakan dengan cara langsung mengisikan pada bagian yang telah disediakan.
d) Kalian dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan ayo berlatih, apabila kalian
yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam
latihan, kalian boleh sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap untuk mengikuti
tes formatif agar kalian dapat lanjut belajar ke kegiatan pembelajaran berikutnya
e) Di bagian akhir terdapat Evaluasi untuk mengukur keberhasilan juga pemahaman kalian
tentang kompetensi dasar ini.
E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi,
contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
Secara konseptual Negara merupakan organisasi kekuasaan. Menurut doktrin trias politica,
kekuasaan negara dibagi ke dalam tiga bidang kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif,
dan yudikatif. Kekuasaan legislatif berfungsi membuat undang-undang; kekuasaan eksekutif
melaksanakan undang-undang; dan kekuasaan yudikatif merupakan kekuasaan yang mengadili
pelanggaran atas undang-undang. Ketiga bidang kekuasaan ini menurut Montesquieu harus
dipisahkan satu sama lain, baik mengenai tugas (fungsi) maupun alat perlengkapan
negara/lembaga negara yang menyelenggarakannya. Doktrin trias politica inilah yang juga
diterapkan dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia, dimana kekuasaan negara dibagi ke dalam
bidang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Masing-masing bidang kekuasaan tersebut
dijalankan oleh lembaga-lembaga negara yang ada berdasarkan kewenangannya masing-masing.
Koordinasi lembaga-lembaga negara dalam menjalankan kewenangannya berdasarkan UUD NRI
1945.
Pertama : Aturan mengenai Lembaga-Lembaga Negara
Kedua : Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945

KEGIATAN PEMBELAJATAN 1 dan 2


ATURAN MENGENAI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
Selamat datang kembali di pembelajaran dalam modul ini. Kita akan mempelajari tentang aturan
mengenai lembaga-lembaga Negara, semoga kalian tetap semangat mengikutinya dan memahami
secara utuh.

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian dapat menganalisis dan memahami aturan
mengenai lembaga-lembaga Negara dan Lembaga-lembaga Negara menurut UUD NRI Tahun
1945

B. Uraian Materi
1. Aturan mengenai lembaga-lembaga Negara,
Keberadaan lembaga-lembaga Negara di Indonesia di atur dalam UUD NRI Tahun 1945.
Menurut UUD 1945 NRI Tahun 1945 pembagian kekuasaan di Indonesia diinspirasi oleh konsep
trias politica. Meski demikian
A. Aturan mengenai lembaga-lembaga Negara
Keberuradaaan lembaga negara lembaga negara di Indonesia di atur dalam UUD NRI
tahun 1945. Menut UUD NRI tahun 1945, pembagian kekuasaan di indonesia diinspirasi oleh
konsep trias politica.
Aturan mengenai lembaga negara dalam UUD NRI tahun 1945 di jabarkan lebih lanjut
dalam undang-undang antara lain sebagai berikut :
a. UU nomor 17 tahun tentang 2014 tentang MPR,DPR,DPD, dan DPRD serta undang-undang
nomor 42 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 17 tahun 2014
b. UU nomor 3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung
c. UU nomor 4 tahun 2014 tentang Mahkamah Konsitusi
d. UU nomor 18 tahun 2011 tentang Komisi Yudisial
e. UU nomor 15 tahun 2006 tentang BPK

B. Lembaga-lembaga Negara menurut UUD NRI Tahun 1945


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Majelis Permuswaratan Rakyat merupakan salah satu lembaga negara menurut UUD
NRI Tahun 1945. Sebelum amandemen UUD NRI Tahun 1945, MPR merupakan lembaga
tertinggi negara.
Berikut dalah hak angota MPR :
a. Mengajukan usul pengubahan pasal UUD NRI Tahun 145
b. Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan
c. Memilih dan dipilih
d. Membela diri
e. Imunitas
f. Protokoler, serta
g. Keuangan dan administratif

Adapun kewajiban angota MPR sebagai berikut :

a. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila


b. Melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan
c. Memasyarakatkan pancasila, Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika
d. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan menjaga keutuhan negara
Kesatuan Republik Indonesia
e. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi , kelompok, dan golongan
serta
f. Melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil rakyat

2. Presiden
Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 pasal 4 ayata (1), presiden Republik Indonesia
merupakan pemegang kekuasaan pemerintah menurut Undang – undang Dasar. Ayat (2) pasal
yang sama menuliskan bahwa dalam melakukan kewajibannya presiden di bantu oleh seorang
wakil presiden. Dalam UUD NRI Tahun 1945 pasal 7 di nyatakan bahwa presiden dan wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat di pilih kembali dalam
jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.
UUD NRI Tahun 1945 tidak menyebutkan bahwa sistem pemerintahna Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sistem presidensial. Sekalipun demikian, prinsip bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia mengantut sistem presidensial dapat di ketahui dari ketentuan-
ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 yaitu sebagai berikut (andi Subri 2010) :

a. Pasal 4 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945


“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD” pasal
ini menunjukan bahwa presiden berfungsi sebagai kepala negara ( dari sebuah negara republik)
dan sekaligus kepala pemerintahan

b. Pasal 17 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945


“Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara”. Pasal ini menunjukan bahwa presiden
adalah pihak yang harus dan berwenang untuk membentuk kabinet

c. Pasal 17 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945


“menteri-menteri itu diangkat dan di berhentikan oleh presiden”. Pasal ini menunjukan
bahwa menteri-menteri bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada parlemen.
Menteri akan tetap di jabatannya sebagai menteri selama masih di percaya presiden dan menteri
tidak dapat di jatuhkan oleh mosi tidak percaya dari parlemen.

d. Pasal 17 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945


“Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan”. Pasal ini menunjukan
bahwa jabatan menteri merupakan jabatan yang strategis karena menteri yang secara lansung
melayani dan bertanggung jawab pada urusan tertentu dalam pemerintahan.

e. Pasal 17 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945


”Pembentukan, pengubahan, pembubaran kementerian negara di atur dalam Undang –
Undang”. Pasal ini menunjukan bahwa presiden dalam memimpin penyelengaraan pemerintahan
harus menjalankannya sesuai dan sejalan dengan ketentuan Undang – Undang.
Saat MPR melakukan amandemen terhadap UUD NRI Tahun 1945, MPR tetap
mempertahankan sistem presidensial sekalipun dilakukan perubahan terhadap UUD NRI Tahun
1945 itu sendiri. Karekteristik sistem presidensial dapat di ketahui dan di pahami dari hal-hal
sebagai berikut (Subri 2010) :

a. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan


b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet dan mengangkat menteri , dan
sistem ini di sebut non-parliamentary executive
c. Menteri adalah pembantu presiden dan tidak boleh menjadai angota parlemen karena kabinet
bukan sebuah komisi dari parlemen
d. Menteri bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada parlemen sehingga ia tetap
menjadi menteri selama masih di percaya presiden dan tidak dapat dijatuhkan mosi tidak
percaya dari parlemen
e. Masa jabatan menteri bergantung pada presiden, dalam arti presiden dapat memberhentikan
menteri kapan saja. Sistem presidensial di sebut juga seistem sistem fixed executif, dalam
arti jabatan presiden bersifat pasti (5 tahun) dan tidak bergantung pada kehendak parlemen
f. Parlemen sebagai legislatif dan presiden sebagai eksekutif berperan seimbang melalui sistem
kontrol dan keseimbnagan ( checks and balances).

Selain sebagai pemegang kekuasaan eksekutif, presiden bersama-sama DPR menjalankan


fungsi legislatif. UUD NRI Tahun 1945 pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa presiden berhak
mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR.
Tugas dan kewenangan presiden berdasarkan UUD NRI tahun 1945 adalah sebagai berikut :

a. Memegang kekuasaan pemerintahan ( pasal 4 ayat1)


b. Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR (pasal 5 ayat1)
c. Menetapkan peraturan pemerintah (pasal 5 ayat 2)
d. Memegang kekuasaan tertinggi atas angatan darat, laut, dan angkatan udara (pasal 10)
e. Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan dengan perjanjian negara lain dengan
persetujuan DPR (pasal 11 ayat 1)
f. Membuat perjanjian internasional lain dengan persetujuan DPR (pasal 11 ayat 2)
g. Menyatakan keadaan bahaya ( pasa 12)
h. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangtkat duta, presiden memperhatikan
pertimbangan DPR (pasal 13 ayat 1 dan 2)
i. Meneriama penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal
13 ayat 3)
j. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (pasal
14 ayat 1)
k. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbagan DPR (pasal 14 ayat 2)
l. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang di atur dengan undang-
undang (pasal 15)
m. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada presiden (pasal 16)
n. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (pasal 17 ayat 2)
o. Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama DPR, serta mengesahkan RUU
(pasal 20 ayat 2 dan 4)
p. Mengajukan RUU APBN untuk di bahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD (pasal 23 ayat 2)
q. Meresmikan keangotaan BPK yang di pilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD (pasal 23f ayat1)
r. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan komisi yudisial dan di setujui DPR
(pasal 24a ayat 3)
s. Mengangkat dan memberhentikan angota komisi yudisial dengan persetujuan DPR (pasal
24b ayat 3)
t. Mengajukan 3 orang hakim konsitusi dan menentapkan sembilan orang hakim konsitusi
(pasa 24c ayat 3)

Berdasarkan undang-undang No. 42 tahun 2008 tentang pemilihan umum presiden


pemilihan umum presiden dan wakil presiden, pada pasal 5 di tetapkan bahwa calon presiden dan
calon wakil presiden Indonesia harus tetap memenuhi syarat-syarat berikut :

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


b. Warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya sendiri
c. Tidak pernah menghianti negara, serta tidak pernah melakukan tidak pidana korupsi dan
tidnak pidana berat lainnya
d. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
presiden dan wakil presiden
e. Bertempat tinggal di wilayah warga negara Kesatuan Indonesia
f. Telah melaporkan kekayaan nya kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan
kekayaan penyelenggara negara
g. Tidak sedang memiliki utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang
menjadi tanggung jawab yang merugikan keuangan negara.
h. Tidak sedang di nyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan
i. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela
j. Terdaftar sebagai pemilih
k. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan telah melaksankan kewajiban membayar
pajak selama lima tahun terakhir yang di buktikan dengan surat pemberitahuan tahunan
pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi
l. Belum pernah menjabat sebagai presiden dan wakil presiden du kali masa jabatan dalam
jabatan yang sama
m. Setia kepada pancasila sebagai dasar negara, UUD NRI Tahun 1945, dan cita-cita proklmasi
17 agustus 1945
n. Tidak pernah di jatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 5 tahun atau lebih
o. Berusia kurang-kurang nya 35 tahun
p. Pendidikan paling rendah sekolah menengah pertama (SMA) , Madrasah Aliyah (MA),
sekolah menengah kejuruan (SMK), Madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang
sederajat
q. Bukan bekas angota organisasi terlarang partai komunis Indonesia, termasuk organisasi
massanya. Atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G.30/SPKI
r. Memiliki visi misi dan program dalam melaksanakan pemerintahan negara Republik
Indonesia

Pasangan presiden dan wakil presiden yand dapat di pilih pada pemilhan umum presiden
erdassarkan UU No. 42 tahun 2008 di usulkan secara berpasangan oleh partai politik, atau
gabungan partai politik. Setelaha pemilihan umum dilakukan perhitungan suara, UU No. 42
tahun 2008 menyebutkan bahwa pasangan suara yang mendapat lebih dari 50 persen dari jumlah
suara dalam pemilu presiden dan wakil presiden dengan sedikitnya dua puluh persen disetiap
profinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah profinsi di Indonesia di umumkan sebagai
presiden dan wakil presiden terpilih.
Ketentuan UU No. 42 tahun 2008 mengenai hasil perhitungan suara presiden dan wakil
presiden apa bila tidak mencapai syarat pertama adalah dua pasangan calon dengan suara
terbanyak pertama dan kedua di pilih kembali secara langsung dalam pemilu presiden dan wakil
presiden.

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


UU No. 17 tahun 2014 menyatakan bahwa DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat
yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Berdasarkan UU NRI Tahun 1945, kedudukan DPR
adalah kuat. Dewan ini tidak bisa di bubarkan oleh presiden. Dewan Perwakilan Rakyat
senantiasa mengawasi tindakan-tindakan presiden.
Susunan keangotaan DPR di atur dalam UU no 17 tahun 2014 tentang majelis
permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah, dan dewan

a. Memberikan persetujuan atas perjanjian internasional tertentu yang menimbulkan


akibat yag luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-
undang
b. Memberikan pertimbangan kepada presiden dalam pemberian amnesti dan abolisi
b. Membrikan pertimbangan kepada presiden dalam hal mengangkat duta besar dan
menerimapenempatan duta besar negara lain.
c. Memilih angota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
d. Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian angota
komisi yudisial
e. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan komisi yudisial untuk di
tetapkan sebagai hakim agung oleh presiden
f. Memilih tiga orang hakim konsitusi dan mengajukannya kepada presiden untuk di
resmikan dengan keputusan presiden
DPR memili tugas-tugas sebagai berikut :

a. menyusun, membahas, menetapkan, dan menyebarluaskan program legisliasi nasional


b. Menyusun, membahas, dan menyebarluaskan rancangan undang-undang
c. Menerima rancangan undang-undang yang di ajukan oleh DPD yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
pengabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah
d. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, APBN, dan kebijakan
pemerintah
e. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang di sampaikan oleh BPK
f. Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan atas aset negara yang menjadi
kewengangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundagan-undangan dan terhdap
perjanjian yang berakibat luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara
g. Menyerap, menghimpun, dan menampung, dan menindaklanuti aspirasi rakyat
h. Melaksankan tugas lian yang di atur dalam undang-undang

Dalam melaksankan tugasnya DPR mempunyai hak-hak sebagai berikut :

a. Hak interpelasi, yaitu hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai
kebijkan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
b. Hak angket, yaitu hak DPR untuk melakukan penyelidikan kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan hal penting. Strategis dan berdampak luas bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang di duga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
c. Hak menyatakan pendapat, yaitu hak DPR untuk menyatakan pendapat atas :
1). kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di
tanah air atau di dunia internasional
2) tidak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket atau
3).dugaan bahwa presiden dan/atau wakil presiden melakukan pelanggaran
hukum baik berupa penghiantan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau presiden
dan/atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden
dan/atau wakil presiden

Adapun angota DPR mempunyai hak sebagai berikut :

a. Mengajukan usul rancangan undang-undang


b. Mengajkan pertanyaan
c. Menyampaikan usul dan pendapat
d. Memilih dan di pilih
e. Membela diri
b. Imunitas
c. Protokoler
d. Keuangan dan administratif
e. Pengawasan
f. Mengusulkan dan memperjuangka program pembangunan daerah pemilihan, dan
g. melakukan sosialisasi undang-undang

Angota DPR mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Memegang teguh dan mengamalkan pacasila


b. Melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-
undangan
c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan NKRI
d. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pibadi, kelompok, dan
golongan
e. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat
f. Menaati prinsip demokrasi dalam penyelengaraan pemerintahan negara
b. Mentaati tata tertib dan kode etik
c. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain
d. Menyerapkan dan menghimpun aspirasi dan konsikuen melalui kunjungan kerja secara
berkala
e. Menindaklanjuti dan mengampuni aspirasi dan pengaduan masyrakat, dan
f. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konsitituen di daerah
pemilihannya

Gambar 1 : Suasana di Ruang sidang DPR RI.

4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menetapkan bahwa
untuk memeriksa pengolahaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu badan
pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri. Dengan dasar tersebut di bentuk lah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Berdasarkan amanat UUD NRI tahun 1945 tersebut, di keluarkan
lah surat penetapan pemerintah No. 11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang pembentukan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK sendiri terbentuk pada tanggal 1 januari 1946.
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri serta
berwenang untuk memeriksa pengelolahaan dan tanggung jawab keuangan negara. Hasil
pemeriksaan keuangan negara di serahkan BPK kepada DPR,DPD, dan DPRD sesuai
kewenangan nya untuk ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan
undang- undang.
Angota BPK di pilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan di
resmikan oleh presiden . BPK kedudukan nya di ibu negara dan memiliki perwakilan di setiap
profinsi. BPK dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, tetapi
kedududukan nya tidak berdiri di atas pemerintah.
Untuk menunjang tugas nya BPK RI di dukung dengan seperangkat udadng-undang di
bidang keuangan negara, yaitu UU No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, UU No 1 tahun
2004 tentang perbendaharaan negara, UU No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara, dan UU No. 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan
Berdasarkan UU No. 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan , keangotaan
BPK adalah sebagai berikut :

a. BPK mempunyai 9 orang angota, yang keangotaan nya di resmikan dengan


keputusan presiden
b. Susunan BPK terdiri atas seorang ketua merangkap angota, seorang wakil
merangka angota, dan 7 orang angota
c. Angota BPK memegang jabatan selama 5 tahun dan sesudahnya dapat di pilih
kembaliuntuk satu kali masa jabatan.
d. BPK memberi tahu kepada DPR dengan tembusan kepada presiden tentang akan
berakhirnya masa jabatan angota BPK paling tembuspaling lambat 6 bulan
sebelum berakhir masa jabatan angota tersebut.

Tugas- tugas BPK sebagai berikut :

a. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawa keuangan negara yang
di lakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah negara, lembaga negara
lainnya, bank indonesia, badan usaha milik negara, badan layanan umum, badan
usaha milik daerah, dan lembaga ata badan lain yang mengelola keuangan negara.
b. Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu
c. BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaa dan tanggung jawab keuangan negara
kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
d. BPK menyerahkan pula hasil pemeriksaan secara tertulis kepada presiden, gubernur,
bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.
e. Tindak lanjut hasil pemeriksaan di beritahu secara tertulis oleh presiden, gubernur,
bupati/wali kota kepada BPK
f. Apa bila dalam pemeriksaan di temukan unsur pidana, BPK melapor hal tersebut kepada
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan paling
lama 1 (satu) bulan sejak di ketahui adanya unsur pidana tersebut.
g. Laporan BPK di jadikan dasar penyidik oleh penjabat penyidik yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
h. BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan yang di lakukan oleh penjabat,
dan hasilnya di beritahukan secara tertulis kepada DPD, DPR, dan DPRD serta pemerintah

Wewenang BPK sebagai berikut :

a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,


menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan
pemeriksaan
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib di berikan setiap orang, unit organisasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, bank indonesia, badan usaha
milik negara, badan layanan umum, badan usaha milik daerah, dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan negara.
b. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di tempat
pelaksaan kegiatan, pembukaan dan tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan
terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggung
jawaban, dan daftar lain nya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara
c. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang wajib di seampai kan kepada BPK
d. Menetapka standart pemerikasaan keuangan negara setelah konsultasi dengan pemerintah
pusat/peemerintah daerah yang di tetapkan berdasarkan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap
e. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggug jawab keuangan negara
f. Mengunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksaan di luar BPK yang berkerja atas nama
BPK
g. Membina jabatan funsional pemeriksaan
h. Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan
i. Memberi pertimbnagan atas rancangan sistem pengadilan intern pemerintah
pusat/pemerintah daerah sebelum di tetapkan oleh pemerintah pusat/pemerintah daerah
j. Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang di akibatkan oleh erbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang di lakukan oleh bendahara pengelola
BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yang menyelengarakan pengelolaan keuangan
negara
k. Menilain kerugian keuangan negara dan/atau penetapan pihak yang berkewajiban membayar
ganti kerugian di tetapkan dengan keputusan BPK
l. Memantau penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang di tetap kanoleh pemerintah
terhadap pegawai negeri bukan bendahara atau penjabat lainnya
m. Memantau pelaksanaan pengenaan ganti kerugian negara/daerah kepada bendahara,
pengelola BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara
yang telah di tetapkan oleh BPK
n. Memantau pelaksanaan pengenaan ganti kerugian negara/atau daerah yang di tetapkan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

5. Mahkamah Agung (MA)


Pasal 24 UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman merupkan
kekeuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. Kekuasaan kehakiman di lakukan oleh sebuah mahkamah agunng dan badan peradilan
yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah mahkamah konsitusi.
Di dalam UUD NRI Tahun 1945 juga di nyatakan bahwa Mahkamah agung berwenang
mengadili ada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan, dan memepunyai
wewenang lainnya yang di berikan oleh undang-undang. Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945,
ketua MA di pilih dari dan oleh hakim agung
Adapun fungsi hakim agung, keagotaan nya di nyatakan sebagai berikut :
a. Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional,
dan berpengalaman di bidang hukum
b. Calon hakim agung di usulkan komisi yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
mendapat persetujuan dan selanjutnya di tetapkan sebagai hakim agung oleh presiden

Undang – Undang yang mengatur kekuasaan kehakiman adalah UU No. 48 Tahun 2009
tentang kekuasaan kehakiman yang mengubah UU No 4 Tahun 2004 tentang kekuasaa
kehakiman dan UU sebelumnya, UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Mahkamah
Agung merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakimana sebagaimana di maksud dalam UUD
NRI Tahun 1945
Masa jabatan ketua dan wakil ketua MA adalah selama 5 (lima) tahun. Adapun susunan
keangotaan dan piminan adalah sebagai berikut :

a. Susunan MA terdiri atas pimpinan, hakim angota, panitera, dan beberapa orang ketua muda
b. Pimpinanan dan hakim Mahkamah Agung adalaha hakim agung
b. jumlah hakim agung paling banyak 60 (enam puluh) oarang
c. Pimpinan Mahkamah Agung terdiri atas seorang ketua, 2 wakil ketua, dan beberapa orang
angota muda
d. Wakil ketua Mahkamah Agung terdiri atas wakil ketua bidang Yudisial dan wakil ketua
nonyudisial
e. Wakil ketua yudisial membawahi ketua muda perdata, ketua muda pidana, ketua muda
agamaa, ketua muda militer, dan ketua muda tata usaha negara
f. Wakil ketua bidang nonyudisial membawahi ketua muda pembinaan dan ketua muda
pengawasan

UU No. 48 Tahun 2009 pasa 20 Ayat (2) menyebutkan kewenangan Mahkamah Agung
yaitu :

a. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang di berikan pada tingkat terakhor oleh
pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung,
kecuali undang – undang menentukan lain nya;
b. Menguji peraturan perundang – undangan di bawah undang – undang terhadap undang –
undang; dan
c. Kewengan lain nya di berikan Undang – undang

Gambar 2 : Gedung MA RI

6. Mahkamah Konsitusi (MK)


Menurut UU NRI No. 8 tahun 2011 tentang perubahan atas undang – undang no 24 tahun
2003 tentang Mahkamah Konsitusi, Mahkamah Konsitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan
kehakiman sebagaimana di maksud dalam UUD NRI Tahun 1945 yang membahas Mahkamah
kositusi adalah Pasal 28 ayat (2) dan pasal 24C.
UU No. 8 Tahun 2011 menyebutkan keangotaan Mahkamah Konsitusi (MK) sebagai
berikut :

a. Mahkamah Konsitusi mempunyai sembilan orang angota hakim konsitusi yang di


tetapkan dengan keputusan presiden.
b. Susuna Makhkamah Konsitusi terdiri atas seorang ketua merangkap angota,
seorang wakil ketua merangkap angota, dan tujuh orang hakim konsitusi
c. Ketua dan wakil ketua Mahkamah Konsitusi di pilih dari dan oleh angota hakim
konsitusi untuk masa jabatan selama 2 tahun 6 bulan terhitung sejak tanggal
pengangkatan ketua dan wakil ketua Mahkamah Konsitusi
d. Ketua dan wakil ketua Mahkamah Konsitusi yang terpilih sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (3) dapat di pilih kembali dalam jabatan yang sama untuk 1
kali masa jabatan.
Adapun wewenang Mahkamah Konsitusi adalah sebagai berikut :
a. mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk :

 menguji undang undang terhadap UUD NRI Tahun 1945


 mengutuskan sengketa kewengan lembaga negara yang kewenangannya di berikan oleh
UUD NRI tahun 1945
 memutuskan pembubaran partai politik;
 memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum
b. wakil presiden Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa presiden dan/atau wakil
presiden di duga telah melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat laiannya, atau perbuatan tercela lainnya, dan/atau
wakil presiden sbagaimana dimaksud UUD NRI Tahun1945.

Gambar 3 : Gedung MK RI

7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Dewan Perwakilan Daerah merupakan salah satu lembaga perwakilan rakyat dan bagian
keangotaan MPR, yang dipilih melalui pemilihan umum dari setiap provinsi. DPD merupakan
lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara
Menurut A. Mfatma(2009) keberadaan DPD dalam struktur ketatanegaraan antara lain di
maksud sebagi berikut

a. Untuk memperkuat ikatan daerah dalam wadah NRI dan memperteguh persatuan
kebangsaan seluruh daerah
b. Untuk meningkatkan Agregasi dan akomodasi aspirasi dan kepentingan daerha-daerah
dalam perumusan kebijakan nasional berkaitan dengan negara dan daerha
c. Mendorong percepatan demokrasi , pembangunan, dan kemajuan daerah secara serasi dan
seimbang.

Dalam UUD NRI Tahun 1945 No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPD, mengenai DPD
disebut sebagai berikut :

a. DPD terdiri atas wakil-wakil daerah pronvinsi yang dipilih melalui pemilihan umum
b. DPD merupakan lembaga perwakilan daeahyang berkedudukan sebagai lembaga negara
c. Angota DPD dari setiap provinsi di tetapka sebanyak 4 orang
d. Jumlah seluruh angota DPD tidak lebih dari 1/3 angota DPR
e. Keangotaan DPD di resmikan dengan keputusan presiden.
b. Angota DPD berdomisi di daerah pemilihan nya dan selama bersidang bertempat tinggal di
ibukota Negara Republik Indonesia
c. Masa jabatan angota DPD adalah 5 tahun dan berakhir pada saat angota DPD baru
mengucapkan sumpah/janji.

Menurut Eko Prasojo, terdapat dau pembahasan mengenai DP terdiri atas wakil-wakil
daerah provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum (pemilu). Pertama,angota DPD adalah
wakil provinsi, bukan kabupaten dan kota. UU No, 22 tahun 2003 tentang susunan dan
kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Derah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah beranjak dari asumsi. Daerah yuridiksi satu provinsi terdiri dari wilayah
yurisdiksi kabupaten dan kota di privinsi itu
Kedua, wakil provinsi dalam DPD berdasarkan UU tersebut tidak di angkat tetapi di pilih
oleh rakyat langsung melalui pemilihan umum. Dengan demikian, angota DPD dapat berasal dari
angota pemerintah daerah, Angota DPRD, atau masyarakat biasa di daerah.
Kandidat angota DPD juga tidak harus berasal dari dan atau berafiliasi dengan partai
politik tertentu. Model semacam ini memberi idenpendensasi kepada angota DPD untuk
mengartikulasikan dan mempormulasikan kepentingan rakyat di daerahnya. Rakyat pun dapat
memilih sendiri secara langsung wakil-wakil yang di kenal nya untuk duduk di DPD
Pemilihan angota DPD dalam ketentuan UU No. 17 tahun 2014 merupakan adopsi model
senat AS dan standar swiss.

Berdasarkan UU No.17 tahun 2014 angota DPD memiliki hak-hak berikut :

a. bertanya
b. menyampaikan usul dan pendapat
c. memilih dan dipilih
d. membela diri
e. imunitas
f. protokoler dan
g. keuangan dan administratif

Adapun kewajiban angota DPD adalah sebagai berikut :

a. memegang teguh dan mengamalkan pancasila


b. melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 dan mentaati peraturan perundang-udangan
b. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan NKRI
c. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, golongan, dan
daerah
d. menaati prinsip demokrasi dalam penyelengaraan pemerintahan negara
e. menati tata tertib dan kode etik
f. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain
g. menampung dan menindak lanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat; dan
h. memberikan pertanggung jawaban secara moral dan politik kepada masyarakat di daerah
yang wakilinya

8. Komisi Yudisial (KY)


Komisi yudisial merupakan lembaga yang berperan dalam proses seleksi hakim agung
dan melakukan pengawasan para hakim. Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang
bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenang nya bebas dari campur tangan atau pengaruh
kekuasaan lainnya. Komisi Yudisial berkedudukan di ibu Negara Kesatuan Republi Indonesia
Menurut A. M Fatma (2009), Komisi Yudisial menghadirkan suatu semangat agar prinsip
negara hukum yang telah di tetapkan betul-betul bisa dilkasankan secara maksimal. Untuk itu
para hakim penting juga untuk diawasi. Hal ini memastikan bahwa hakim memberi hukum demi
keadilan bukan demi lainnya
Komisi Yudisial di atur dalam UU NRI Tahun 1945 pasa 24B ayat (1), yaitu bahwa
Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakan kehormatan, keluhuran
martabat, serta prilaku hakim.
UU No 18 Tahun 2011 tentang perubahan atas undang-undang No 22 tahun 2004 tentang
komisi yudisial menyebutkan wewenang Komisi Yudisial, yaitu :

a. mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada
DPR untuk mendapatkan persetujauan
b. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta prilaku hakim
b. menetapkan kode etik dan/atau pedoman prilaku hakim bersama – sama dengan Mahkamah
Agung; dan
c. menjaga dan menegakkan pelaksaan kode etik dan/atau pedoman prilaku hakim

Keangotaan dan kepemimpinan Komisi Yudisial sebagaimana tercantum di UU No. 18


tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Angota Komisi Yudisial di angkat oleh presiden dengan persetujuan DPR


b. Angota Komisi Yudisial memegang jabatan selama lima tahun dan sesudah nya dapat di
pilih kembali untuj satu kali masa jabata
b. Pimpinan Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil yang merangkap
angota
c. Komisi Yudisial mempunyai tujuh orang angota
d. Angota Komisi Yudisial merupkan penjabat negara
e. Keangotaan Komisi Yudisial terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademis hukum,
dan angota masyarakat
f. Pimpinan Komisi Yudisial dipilih dari dan oleh angota Komisi Yudisial

Angota Komisi Yudisial di larang merangkap menjadi penjabat negara atau


penyelengara negara menurut peraturan perundang – undangan, hakim, advokat, notaris dan atau
penjabat pembuat akte tanah, pengusaha, pengurus atau karyawan bada usaha milik negara arau
usaha swasta, pegawai negeri atau pengurus partai politik.
Sehubungan dengan pengangkatan hakim agung kepada DPR, Komisi Yudisial
mempunyai tugas melakukan pendaftaran, melakukan seleksi, menetapkan calon hakim agung

RANGKUMAN
1. Aturan mengenai lembaga negara dalam UUD NRI tahun 1945 di jabarkan lebih lanjut dalam
undang-undang antara lain sebagai berikut :
a. UU nomor 17 tahun tentang 2014 tentang MPR,DPR,DPD, dan DPRD serta undang-undang
nomor 42 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 17 tahun 2014
b. UU nomor 3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung
c. UU nomor 4 tahun 2014 tentang Mahkamah Konsitusi
d. UU nomor 18 tahun 2011 tentang Komisi Yudisial
e. UU nomor 15 tahun 2006 tentang BPK

2. Majelis Permuswaratan Rakyat merupakan salah satu lembaga negara menurut UUD NRI
Tahun 1945. Sebelum amandemen UUD NRI Tahun 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi
negara.
3. Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 Tahun 1945 Ayat (1) Presiden Republik Indonesia
merupakan pemegang kekuasaan pemerintah menurut UUD. Ayat (2) pasal yang sama
menuliskan bahwa dalam melakukan kewajibannya, presiden di bantu oleh satu orang wakil
presiden
4. DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara.
Berdasarkan UU NRI Tahun 1945, kedudukan DPR adalah kuat. Dewan ini tidak bisa di
bubarkan oleh presiden. Dewan Perwakilan Rakyat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan
presiden.
5. UUD NRI Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
6. Pasal 24 UUD Tahun 1945 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Makamah Agung (MA) dan Badan Peradilan yang
ada di bawahnya dan oleh sebuah Makamah Konstitusi

I. Plihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat

1. salah satu lembaga yang memiliki kedudukan tertinggi atau di atas presiden sebelum UUD
NRI tahun 1945 diamandemen adalah......
A. MA
B. MK
C. DPA
D. DPR
E. MPR
2. Berikut yang bukan hak MPR adalah........
A. mengajukan usul pengubahan pasal UUD NRI tahun 1945
B. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan
C. memegang teguh dan mengamalkan pancasila
D. imunitas
E. protokoler
3. Mengajukan 3 orang calon hakim konsitusi dan menetapkan sembilan orang hakim konsitusi
merupakan tugas dari........
A. MK
B. KY
C. MPR
D. DPR
E. Presiden
4. Meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan
strategis serta berdampak luas merupakan salah satu hak DPR, yaitu......
A. interpelasi
B. angket
C. imunitas
D. protokoler
E. menyatakan pendapat
5. Keangotaan Badan Keuangan Negara dipilih oleh......
A. Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPR
B. DPR dengan memperhatikan prtimbangan Presiden
C. MPR dengan memperhatikan pertimbangan DPR
D. DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
E. DPD dengan memperhatikan pertimbangan DPR
6. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah
pembentukan, pemekaran, dan pengabungan daerah merupakan tugas dan wewenang dari.....
A. Presiden
B. DPR
C. MPR
D. DPD
E. MA
7. Lembaga yang bertugas untuk mengawasi kinerja hakim agung dan melakukan poses
penyeleksian terhadap pemilihan hakim aguung adalah.......
A. MK
B. KY
C. MA
D. DPR
E. MPR
8. Berikut peraturan perundang – undangan yang tidak mengatur lembaga negara adalah........
A. UU Nomor 17 tahun 2014
B. UU Nomor 3 tahun 2009
C. UU Nomor 4 tahun 2014
D. UU Nomor 18 tahun 2011
E. UU Nomor 15 tahun 2007
9. Menyebar luaskan rancangan UU dan program legislasi nasional merupakan tugas dari.......
A. MK
B. Presiden
C. DPD
D. MPR
E. DPR
10. Susunan pimpinan MA terdiri atas beberapa ketua dan wakilnya, yaitu......
A. Seorang ketua, seorang wakil, seorang ketua muda
B. Seorang ketuan seorang wakil ketua, dan dua orang ketua muda
C. Seorang ketua, dua wakil ketua, dan dua orang angota muda
D. Seorang ketua, dua wakil ketua, dan beberapa orang ketua muda
E. Seorang ketua, tiga wakil ketua, dan beberapa ketua muda

11. Berikut yang bukan tujuan di bentuk nya DPD dalam struktur ketatanegaraan Indonesia
adalah......
A. menorong rasa cinta kesukuan yang berlebihan
B. memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah NRI dan memperteguh kesatuan
kebangsaan seluruh daerah
C. Mendorong percepatan kemajuan daerah
D. Mengkomodasi aspirasi dan kepentingan daerah
E. Melakukan perumusan kebijakan nasional
12. UU No. 42 tahun 2008 mengatur tentang.....
A. penyelengaraan pemilihan umum
B. Ketentuan pemilihan gubernur
C. pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden
D. penyelengaraan pemilhan umum daerah
E. persyaratan pemilihan gubernur
13. Dalam UU No. 17 tahun 2014 di sebutkan bahwa jumlah angota DPR di Indonesia di
tentukan sebanyak
A. 560 orang
B. 580 orang
C. 565 orang
D. 590 orang
E. 600 orang
14. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Pemerikasaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu
2) Membina jabatan fungsional pemeriksa
3) Menetapkan kode etik pemeriksaan pengeloaan dan tanggug jawab keuangan negara
4) Tindak lanjut hasil pemeriksaan di beritahukan secara tertulis oleh Presiden, gubernur,
bupatii/wali kota kepada BPK
5) Memberi pertimbangan atas standar akuntasi pemerintah
Kewenangan BPK di tunjukan pada nomor
A.1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 1),3, dan 5)
D. 2), 3), dan 4)
E. 2), 3), dan 5)
15. Pemberian gelar, tanda jasa, atau tanda kehormatan merupakan salah satu tugas penyelengara
pemerintah negara yaitu.....
A. DPR
B. DPD
C. MPR
D. MK
E. Presiden
16. Berikut undang-undang yang mengatur tentang Komisi Yudisial adalah......
A. UU Nomor 4 tahun 2015
B. UU Nomor 4 tahun 2015
C. UU Nomor 18 tahun 2012
D. UU Nomor 18 tahun 2011
E. UU Nomor 15 tahun 2006
17. Susunan keangotaan MPR berdasarkan UU No. 17 tahun 2014 adalah.....
A. keangotaan di resmikan oleh DPR
B. terdiri atas angota DPR dan angota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum
C. terdiri atas angota DPR dan angota DPD yang di pilih berdasarkan rekomendasi presiden
D. masa jabatan seumur hidup
E. melantik wakil presiden
18. BPK bertugas untuk melakukan pemeriksaan keuangan dari beberapa lembaga berikut ini
bukan bagian lembaga yang di periksa BPK adalah......
A. Badan usaha milik swsta
B. Perusahaan daerah air minum
C. Bank Indonesia
D.PT Transportasi Jakarta
E. PT Garuda Indonesia
19. Beberapa lembaga negara di Indonesia bersifat mandiri, artinya lembaga tersebut tidak di
campuri urusan nya. Lembaga tersebut adalah......
A. MA dan MK
B. BPK dan KY
C. MPR dan DPR
D. DPD
E. Presiden dan Wakil Presiden
20. Komisi Yudisial bertugas untuk mengajukan usul penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada
pimpinana Mahkamah Agung dan/atau Mahkamah Konsitusi usul tersebut dapat berupa......
A. teguran lisan dan tulisan
B. teguran langsung dan tidak langsung
C. teguran tertulis dan pemberhentian sementara
D. teguran lisan dan pemberhentian selamanya
E. teguran lisan dan pemeberhentian sementara
Soal Esai :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan ringkas.

1. Sebutkan lembaga-lembaga Negara yang ada di Indonesia berdasarkan UUD NRI 1945
2. Indonesia menganut sistem pemerintahan Presidensial, jelaskan apa yang dimaksud sistem
pemerintahan Presidensial?
3. Sebutkan hak-hak yang dimiliki DPR?
4. Sebutkan fungsi dari DPD?
5. Sebutkan kewajiban anggota MPR

Pembahasan :

1. Lembaga-lembaga Negara yang ada di Indonesia berdasarkan UUD NRI 1945

1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4) Lembaga kepresidenan.
5) Mahkamah Agung (MA)
6) Mahkamah Konstitusi (MK)
7) Komisi Yudisial (KY)
8) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

2. Sistem pemerintahan presidensial adalah suatu pemerintahan dimana kedudukan eksekutif


tidak bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain kekuasaan
eksekutif berada di luar pengawasan langsung parlemen.
3. Hak Anggota DPR terdiri dari:
a. hak mengajukan usul rancangan undang-undang;
b. hak mengajukan pertanyaan;
c. hak menyampaikan usul dan pendapat;
d. hak memilih dan dipilih;
e. hak membela diri;
f. hak imunitas;
g. hak protokoler;
h. hak keuangan dan administratif

4. Fungsi DPD adalah :


1) Mengajukan RUU tentang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan wilayah, pengelolaan SDA dan
sumber daya ekonomi lainya
2) Membahas UU bersama DPR
3) Memberi pertimbangan mengenai anggaran pendapatan belanja Negara
4) Mengusulkan UU mengenai pajak, pendidikan, dan agama bersama DPR
5) Pengawasan pelaksanaan UU mengenai semua hal RUU DPD

5. Anggota MPR mempunyai kewajiban:


1) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila
2) melaksanakan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik Indonesia Tahun 1945 dan
menaati peraturan perundang-undangan;
3) Mempertahankan  dan  memelihara  kerukunan  nasional dan  menjaga  keutuhan 
Negara  Kesatuan  Republik Indonesia
4) Mendahulukan  kepentingan  negara  di  atas  kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan
5) Melaksanakan  peranan  sebagai  wakil  rakyat  dan  wakil
daerah.

JAWABAN :

1. E 11. A
2. C 12. C
3. E 13. A
4. A 14. E
5. B 15. E
6. D 16. D
7. B 17. B
8. A 18. B
9. E 19. B
10. A 20. A

E. Penilaian Diri
Berilah tanda centang pada salah satu kolom sesuai dengan sikap kalian sehari-
hari dengan kriteria sebagai berikut.
1. Selalu 3. Kadang-kadang
2. Sering 4. Tidak Pernah
Berikan pula alasan mengapa kalian bersikap demikian.
No Sikap Indikator 1 2 3 4 Alasan
1. Jujur  Saya tidak menyontek
Perilaku yang dalam mengerjakan
didasarkan pada ujian/ulangan
upaya menjadikan  Saya tidak menjadi
dirinya sebagai orang plagiat
yang selalu dapat (mengambil/menyalin
dipercaya dalam karya orang lain tanpa
perkataan, tidakan, menyebutkan
dan pekerjaan sumber ) dalam
mengerjakan setiap
tugas
2. Disiplin  Saya datang tepat
Tindakan yang waktu
menunjukkan  Saya patuh pada tata
perilaku tertib dan tertib atau aturan
patuh pada berbagai bersama/ sekolah
ketentuan dan
peraturan
3. Tanggung Jawab  Saya melaksanakan
Sikap dan perilaku tugas individu dengan
seseorang untuk baik
melaksanakan tugas  Saya menerima risiko
dan kewajibannya, atas tindakan yang
yang seharusnya ia dilakukan
lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam,
sosial dan budaya),
negara, dan Tuhan
Yang Maha Esa
4. Toleransi  Saya tidak
Sikap dan tindakan menganggu teman
yang menghargai yang berbeda
pernedaan agama, pendapat
suku, etnis, pendapat,  Saya menghormati
sikap, dan tindakan teman yang berbeda
orang lain yang suku, agama, ras,
berbeda dari dirinya. budaya, dan gender
5. Gotong Royong  Saya terlibat aktif
Bekerja bersama- dalam bekerja bakti
sama dengan orang membersihkan kelas
lain untuk mencapai atau sekolah
tujuan bersama  Saya bersedia
dengan saling melakukan tugas
berbagai tugas dan sesuai kesepakatan
tolong menolong
secara ikhlas
6. Santun  Saya menghormati
Sikap baik dalam orang lebih tua
pergaulan dari segi  Saya tidak berkata-
bahasa maupun kata kotor, kasara,
tingkah laku. dan takabur
 Saya tidak meludah di
sembarang tempat
7. Percaya Diri  Saya berpendapat atau
Kondisi mental atau melakukan kegiatan
psikologis diri tanpa ragu-ragu.
seseorang yang  Saya mampu
memberi keyakinan membuat keputusan
kuat pada dirinya dengan cepat.
untuk berbuat atau  Saya tidak mudah
melakukan sesuatu putus asa.
tindakan.
8. Menghargai  Saya menerima
Sikap menerima perbedaan dengan
perbedaan orang lain.
antarmanusia sebagai  Saya mau bergaul
hal yang wajar serta dengan anggota
tidak menganggap kelompok lain dan
dirinya lebih hebat menjadi bagian dari
dibandingkan orang kelompok.
lain dan tidak
menganggap orang
lain lebih rendah dari
dirinya.
9. Kerja Sama  Saya mampu
Secara aktif menjalankan tugas
melakukan sesuatu berkelompok
secara bersama-sama  Saya mampu
untuk mencapai mengambil keputusan
tujuan tertentu. dalam kerja kelompok
10. Proaktif  Saya selalu ingin tahu
Sikap ingin  Saya membuat skala
menjadikan keadaan prioritas pekerjaan
kebih baik dengan
inisiatif atau prakarsa
yang mengarah ke
tindakan-tindakan
positif.

DAFTAR PUSTAKA

Yuyus Kardiman,dkk. (2018). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jilid 1 untuk


SMA/SMK Kelas X. Jakarta. Penerbit Erlangga
Bakry, Noor Ms. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Erwin, Muhammad. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung :
Refika Aditama.
Kosim, H.E. (2000). Pancasila: Pandangan Hidup Bangsa dan Dasar Negara Republik Indonesia.
Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing YAPARI-ABA.

Anda mungkin juga menyukai