Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Lambang Negara

by Agung Pushandaka

Heboh kaos bermerk Giorgio Armani sepekan lalu, membuat saya penasaran untuk membuka
Undang-Undang (UU) tentang lambang negara kita, Garuda Pancasila. Trus, saya akan coba
kaitkan UU itu dengan kasus Garuda Armani.

Garuda Pancasila, menurut wikipedia, dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Waktu itu,
beliau adalah Menteri Negara Zonder Porto Folio Republik Indonesia Serikat. Beliau memimpin
sebuah panitia perancang lambang negara yang beranggotakan M. Yamin, K. H. Dewantoro, M.
A. Pellaupessy, M. Natsir, R. M. Ngabehi Purbatjaraka. Melalui proses sayembara, terpilih 2
finalis lambang karya Sultan Hamid dan M. Yamin. Tapi, karena karya M. Yamin mengandung
gambar sinar matahari yang dianggap menunjukkan pengaruh Jepang, maka karya Sultan Hamid
yang kemudian diterima oleh pemerintah dan DPR sebagai “pemenang”.

Waktu itu, rancangan Sultan Hamid kira-kira berbentuk Garuda berkepala gundul yang berbahu
dan tangan manusia yang menggenggam sebuah perisai. Sementara kaki yang cakarnya
menghadap ke belakang, mencengkeram sebuah pita berwarna merah putih. Setelah mendapat
masukan dari berbagai pihak termasuk Sukarno, Hatta dan Partai Masyumi, maka kemudian
bahu dan tangan Garuda dihilangkan. Sementara pita yang dicengkeram kaki Garuda diganti
berwarna putih dengan tulisan Bhineka Tunggal Ika. Perubahan itu kemudian diperkenalkan
Sukarno kepada umum pada tanggal 15 Februari 1950. Setelah diperkenalkan, sebuah perubahan
terhadap kepala Garuda dilakukan dengan menambah “jambul” sehingga menghilangkan
gundulnya. Tanggal 20 Maret 1950, pelukis istana, Dullah, diperintah Sukarno untuk melukis
rancangan akhir itu yang digunakan secara resmi sampai sekarang.

Burung Garuda sendiri adalah burung dalam mitologi Hindu. Garuda adalah wahana Dewa
Wisnu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih dan bersayap emas. Paruh dan
sayapnya mirip elang, tapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar banget sampai-sampai
dibilang bahwa burung ini dapat menghalangi sinar matahari. Mengenai gambar perisai Pancasila
di dada Garuda, Sultan Hamid bilang bahwa pada saat menggambarnya, beliau teringat masukan
dari Sukarno yang ingin lambang negara nantinya harus mengandung pandangan hidup bangsa
dan dasar negara. Tapi waktu itu nama lambang negara adalah Rajawali Garuda Pancasila.

Dalam UU No. 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan, Garuda Pancasila adalah lambang negara Republik Indonesia. Ada pun ciri-ciri
lambang negara kita adalah berkepala menoleh lurus ke kanan, berperisai berbentuk jantung
yang digantung dengan rantai pada leher, yang kakinya mencengkeram pita bersemboyan
Bhineka Tunggal Ika (pasal 46).

Jumlah helai bulu pada burung Garuda masing-masing berjumlah 17 pada setiap sayap, 8 pada
ekor, 19 pada pangkal ekor, dan 45 pada leher. Melambangkan hari kemerdekaan negara 17-8-
1945 (pasal 47 ayat 2).
Pada perisai ada 2 ciri utama, yaitu ada garis hitam tebal yang melukiskan katulistiwa (pasal 48
ayat 1) dan terdapat lima ruang yang mewujudkan Pancasila (pasal 48 ayat 2). Letak lambang
setiap  sila pun diatur sedemikian rupa yaitu sila pertama dilambangkan sinar berbentuk bintang
bersudut lima diletakkan di bagian tengah perisai dengan warna latar hitam, lambang sila kedua
yang berupa tali rantai terletak pada bagian kiri bawah perisai berwarna latar merah, lambang
sila ketiga pohon beringin berada di bagian kiri atas dengan warna latar putih, lambang sila
keempat kepala banteng di bagian kanan atas berlatar warna merah, dan lambang sila kelima
padi dan kapas terletak di bagian kanan bawah perisai berwarna putih. Burung Garuda Pancasila
berwarna emas (pasal 49).

Dari pasal-pasal yang saya baca di atas, maka sebuah gambar dapat dikatakan sebagai gambar
burung Garuda Pancasila apabila memenuhi ciri-ciri atau unsur-unsur yang terdapat padanya.
Kalau salah satu unsurnya ndak ada, maka gambar itu seharusnya bukan gambar Garuda
Pancasila. Logikanya, bagaimana kita menyebut sebuah gambar dengan nama Garuda Pancasila
kalau jumlah helai sayapnya cuma berjumlah 15? Atau, kepalanya menoleh ke arah kiri? Atau
kakinya mencengkeram seekor ular? Tentu bukan Garuda Pancasila.

Begitu juga dengan gambar burung Garuda pada kaos produksi Armani. Kalau saya lihat,
gambarnya memang mirip Garuda Pancasila. Tapi apakah itu Garuda Pancasila? Tentu saja
bukan. Sebab kalau saya lihat sekilas, perisai di dadanya ndak melambangkan Pancasila karena
lambangnya berbeda dengan lambang sila dalam perisai Pancasila di dada Garuda Pancasila.
Dari satu ciri ini saja dapat saya bilang bahwa di kaos itu bukan Garuda Pancasila.

Apakah Armani melecehkan Garuda Pancasila? Tentu saja ndak. Seseorang dapat dikatakan
telah melecehkan Garuda Pancasila apabila yang bersangkutan memakai gambar Garuda
Pancasila untuk keperluan yang ndak sesuai dengan UU. Misalnya, lambang negara diletakkan di
bawah gambar presiden. Itu baru pelecehan. Atau kalau gambar Garuda Pancasila dibakar atau
diinjak-injak. Nah, kalau gambar bukan Garuda Pancasila dipakai sebagai motif keset
(pembersih kaki di depan pintu) artinya ndak ada lambang negara yang dilecehkan.

Tapi apa mau dikata, UU ini ternyata melarang penggunaan lambang negara Garuda Pancasila
sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas. Sebab dalam pasal 57 huruf c disebutkan; setiap orang
dilarang membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan, organisasi dan/atau
perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang Negara. Dari pasal ini, apa yang dilakukan
Armani jelas salah.

Begitu pun saya. Menggunakan gambar Garuda Pancasila sebagai gambar pada blog saya. Sebab
pada pasal yang sama huruf d, setiap orang dilarang menggunakan lambang negara untuk
keperluan selain yang diatur dalam UU ini. Artinya, karena di dalam UU saya ndak menemukan
pasal yang menyebutkan bahwa lambang negara dapat dipergunakan untuk blog, maka saya telah
melanggar UU. Sanksi untuk setiap orang yang melanggar pasal 57 huruf c dan d di atas, adalah
pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak 100 juta. Walaupun saya cuma
pengen menunjukkan kebanggaan saya terhadap Garuda Pancasila, daripada saya dipenjara
beberapa bulan, lebih baik saya mencopot gambar Garuda Pancasila dari blog ini.

Semoga negara ini akan baik-baik saja selamanya..

Anda mungkin juga menyukai