Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan

STIKes Mitra RIA Husada


ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT DAN TEKNIK


MASASE TERHADAP NYERI PERSALINAN DI KLINIK
PERMATA BUNDA SERANG

Putri Azzahroh1, Musfiroh2


1
Program Studi D-IV Kebidanan Universitas Nasional
2
Program Studi D-IV Kebidanan Universitas Nasional
(Email korespondensi : putriazzahroh@gmail.com, Hp. 081279347414)

ABSTRAK
Nyeri persalinan adalah adanya kontraksi otot rahim yang menyebabkan pembukaan
mulut rahim (serviks) sehingga timbul rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan
menjalar kearah paha. Ada beberapa cara dalam metode nonfarmakologi yang bisa
menghilangkan rasa nyeri persalinan seperti dengan kompres hangat dan teknik masase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas kompres hangat dan
teknik masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di Klinik Permata Bunda Kota
Serang Tahun 2017. Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimental dengan
pendekatan Two Group Pretest-Posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin kala I fase aktif, pengambilan sampel menggunakan Quota Sampling
sehingga mendapatkan 30 sampel. Analisis data menggunakan dependent t-test dan
independent t-test serta menggunakan alat ukur berupa lembar observasi skala nyeri. Hasil
penelitian diketahui bahwa ada perbedaan nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat (p-value 0,000), dan ada perbedaan sebelum dan
sesudah dilakukan teknik masase pada ibu bersalin kala I fase aktif yaitu (p-value 0,000).
Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil
mengenai cara menurunkan nyeri pada saat persalinan agar lebih mengetahui teknik apa
saja yang bisa dilakukan dalam menurunkan nyeri persalinan seperti kompres hangat dan
teknik masase.
Kata Kunci : Kompres Hangat, Teknik Masase

ABSTRACT
Labor Pain is a contraction of the uterine muscle that causes the opening of the cervix
(cervix) resulting in pain in the waist, abdominal area and spread towards the thigh.
There are several ways in nonfarmakologi methods that can relieve labor pain such as
with warm compresses and massage techniques. The purpose of this study is to find the
differences between warm compress and massage toward the first stage- active phase of
labor pain at Clinik Permata Bunda Serang City on 2017. This study used quasi
experimental method with two group pretest-posttest design. The population in this study
was all post partum women in the first stage-active phase of labour at Clinik Permata
Bunda Serang City in 2017. The samples in this study were 30 respondents sampled by
using Quota sampling. The data analysis used the dependent and independent t-tests and
the instrument used observation sheets. The result they was a difference in the first stage-
active phase of labor pain before and after warm compresses was administered (p-value
of 0.000). There was a difference in the first stage-active phase of labor pain before and
after massage techniques administered with (p-value of 0.000). It is expected that health
workers can increase counseling to pregnant women about how to reduce pain at the time
of birth to better know what techniques can be applird in reducing labor pain such as
warm compresses and massage techniques
Keywords : Warm Compresses, Massage Techniques
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

PENDAHULUAN

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health
Organisation (WHO) karena angka kematian ibu dan anak dari negara ASEAN
mempunyai angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi dibanding dengan negara
lain, pada tahun 2012 WHO memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah 500.000 orang
meninggal akibat kehamilan dan persalinan. (Wulandari, 2014) Persalinan menyebabkan
terjadinya rasa nyeri pada ibu. (Yani, 2012). Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas
yang sama dengan nyeri. Menurut teori Rosemary Mander (2004) menyebutkan bahwa
nyeri yang paling dominan dirasakan pada saat persalinan terutama selama kala I
persalinan. Secara fisiologi, nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase
laten dan fase aktif, timbulnya nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang
mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks. Dengan makin bertambahnya baik volume
maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat dan
puncak nyeri terjadi pada fase aktif. Sebagian besar nyeri diakibatkan oleh dilatasi servik
dan regangan segmen bawah rahim, kemudian akibat distensi mekanik, regangan dan
robekan selama kontraksi. Intensitas nyeri berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan
tekanan yang ditimbulkan. (Yani, 2012)

Ada beberapa cara dalam metode nonfarmakologi yang bisa menghilangkan rasa nyeri
persalinan seperti dengan kompres hangat dan teknik masase.
Kompres hangat merupakan merupakan suatu cara memberikan rasa hangat untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman mempengaruhi atau membebaskan nyeri, mengurangi
atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu.
Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap meredakan nyeri
dengan mengurangi spasme otot yang disebabkan iskemia, yang merangsang nyeri dan
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area tersebut. (Tarigan, 2016).
Masase merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang paling seringdilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri persalinan. Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara
umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase menstimulasi reseptor tidak
nyeri. Masase membuat pasien lebih nyaman karena membuat relaksasi otot. Masase
juga merupakan terapi nyeri yang paling primitif dan menggunakan reflek lembut
manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri. (Catatan
Bidan, 2016). Metode non farmakologis merupakan metode yang paling sering digunakan
untuk mengurangi nyeri. Metode ini mempunyai resiko yang sangat rendah, bersifat
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

murah, simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan
selama persalinan. (Felina, 2015)
Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2017 di Klinik
Permata Bunda Kota Serang yang diambil dari data sekunder yaitu data yang berupa
laporan persalinan ibu bersalin pada bulan April 2017, jumlah ibu melahirkan ada 30
persalinan, metode yang dilakukan untuk pemenuhan rasa nyaman (bebas nyeri) dalam
proses persalinan adalah asuhan sayang ibu, pendampingan suami dalam persalinan dan
melakukan metode nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri persalinan. Berdasarkan
fenomena diatas peneliti ingin melakukan penelitian tentang Perbedaan Efektivitas
Kompres Hangat dan Teknik Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di
Klinik Permata Bunda Kota Serang Tahun 2017

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Quasy
Eksperimental dengan rancangan Two Group Pretest-Posttest design. Dilakukan
sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 30 ibu inpartu, dimana 15 sampel untuk metode kompres hangat dan 15 sampel
untuk metode masase. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut: ibu inpartu fase aktif, bersedia menjadi responden, ibu bersalin multigravida,
tidak menggunakan obat anti nyeri, bersalin di Klinik Permata Bunda Kota Serang.
Analisis Data: Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan
uji statistik Dependent t test/paired t test.

HASIL PENELITIAN

Hasil Univariat diketahui bahwa dari 30 ibu bersalin di Klinik Permata Bunda Tahun
2017 mayoritas mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 20 ibu bersalin (66,7%), dan
minoritas 10 ibu bersalin (33,3%) mengalami nyeri sedang. Kompres hangat di Klinik
Permata Bunda Tahun 2017 menyatakan bahwa sebelum dilakukan kompres hangat
mayoritas ibu mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 11 ibu bersalin (73,3%), dan
minoritas 4 ibu bersalin (26,7%) mengalami nyeri sedang. Sedangkan pada setelah
dilakukan kompres hangat mayoritas ibu mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 10 ibu
bersalin (66,7%), dan minoritas 5 ibu bersalin (33,5%) mengalami nyeri berat.
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

Diketahui bahwa dari 15 ibu bersalin pada kelompok teknik masase di Klinik Permata
Bunda Tahun 2017 menyatakan bahwa sebelum dilakukan teknik masase mayoritas ibu
mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 9 ibu bersalin (60,0%), dan minoritas 4 ibu
bersalin (40,0%) mengalami nyeri sedang. Sedangkan pada setelah dilakukan teknik
masase mayoritas ibu mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 12 ibu bersalin (80,0%),
dan minoritas 3 ibu bersalin (20,0%) mengalami nyeri berat.

Hasil Bivariat terlihat bahwa rata- rata nyeri persalinan sebelum dilakukan kompres
hangat yaitu 7,33 dengan standar deviasi 1,113 dan rata-rata nyeri persalinan sesudah
dilakukan kompres hangat 6,13 dengan standar deviasi 1,060. Hasil uji statistik dengan
Paired T Test (uji t dependen) didapatkan sebesar 0,000. Karena hasil uji penelitian
mendapatkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
ada perbedaan yang signifikan terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat Klinik Permata Bunda Tahun 2017.

Rata- rata nyeri persalinan sebelum dilakukan teknik masase yaitu 7,07 dengan
standar deviasi 1,100 dan rata-rata nyeri persalinan sesudah dilakukan teknik masase 5,67
dengan standar deviasi 0,900. Hasil uji statistik dengan Paired T Test (uji t dependen)
didapatkan sebesar 0,000. Karena hasil uji penelitian mendapatkan nilai signifikan 0,000
< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan
terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik masase
di Klinik Permata Bunda Tahun 2017.

Dilihat bahwa rata- rata nyeri persalinan sesudah kompres hangat yaitu 1,33 dengan
standar deviasi 0,577 dan rata-rata nyeri persalinan sesudah dilakukan teknik masase
1,42 dengan standar deviasi 0,515. Hasil uji statistik dengan Unpaired T Test (uji t
independent) didapatkan sebesar 0,810. Karena hasil uji penelitian mendapatkan nilai
signifikan 0,810 > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan
efektivitas yang signifikan antara kompres hangat dan teknik masase terhadap nyeri
persalinan kala I fase aktif di Klinik Permata Bunda Tahun 2017.

PEMBAHASAN

Nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan


peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung,
pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

rasa khawatir, tegang, takut dan stress. (Maryunani, 2010). Faktor penyebab nyeri
persalinan kala I adalah akibat munculnya kontraksi otot- otot uterus, hipoksia dari otot-
otot yang mengalami kontraksi, trauma pada serat otot dan ligamen, peregangan segmen
bawah rahim sehingga menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia uteri (Sinaga, 2011)
Hasil ini menunjukan bahwa sebagian besar nyeri yang dirasakan oleh ibu inpartu kala
I fase aktif dikarenakan terjadinya kontraksi yang semakin lama semakin sering dan
terjadinya pembukaan serviks yang semakin bertambah sehingga menimbulkan rasa nyeri
pada bagian pinggang dan perut. Sesuai dengan teori Wulandari (2014) yang menyatakan
bahwa kontraksi persalinan menimbulkan rasa sakit pada pinggang, perut dan menjalar
kearah paha, sehingga kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim
(serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas ibu bersalin mengalami penurunan
nyeri pada saat bersalin setelah dilakukkan kompres hangat, hal ini sesuai dengan teori
Zakiyah (2015) yang menyatakan bahwa melakukan kompres hangat dapat melancarkan
sirkulasi darah, sehingga dapat menghilangkan rasa sakit serta memberikan ketenangan
dan kenyamanan pada klien. Kompres hangat adalah suatu metode alternatif non
farmakologi untuk mengurangi nyeri persalinan pada wanita inpartu kala satu fase aktif
yang pelaksanaannya dilakukan dengan kantong diisi dengan air hangat dengan suhu 37-
41°C kemudian menempatkannya pada punggung bagian bawah ibu dengan posisi miring
kiri. Terapi kompres hangat merupakan tindakan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau
membebaskan spasme otot, dan memberikan rasa hangat. (Wulandari, 2014).
Hasil ini sesuai dengan teori Tarigan (2016) kompres hangat dilakukan ketika ibu
mengalami nyeri yang sulit diatasi selama persalinan. Pengompresan dilakukan selama 20
menit pada daerah punggung sehingga nyeri yang dirasakan dapat dihambat. Prinsip
dalam pengompresan ini yaitu mengurangi ketegangan yang dirasakan ibu sehingga ibu
dapat menjalani proses persalinan dengan aman dan nyaman.
Menurut Khofia (2015) menyatakan bahwa sesudah diberikan kompres hangat, nyeri
persalinan mengalami penurunan karena pemberian kompres hangat pada kulit punggung
dapat meningkatkan suhu local pada kulit, sehingga meningkatkan sirkulasi pada jaringan
untuk proses metabolisme tubuh dan hal tersebut dapat mengurangi spasme otot dan
mengurangi nyeri serta memberikan kenyamanan dan ketenangan pada ibu bersalin kala I
fase aktif. Kompres hangat yang telah diberikan menyebabkan transmisi nyeri tertutup
sehingga cortex cerebri tidak dapat menerima sinyal karena nyeri sudah diblok oleh
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

stimulasi hangat sehingga nyeri berubah dengan stimulasi hangat yang mencapai otak
lebih dulu.
Sebagian besar ibu bersalin mengalami rasa nyaman setelah diberikan kompres
hangat. Menurut Yani (2014) mengatakan bahwa kompres hangat yang diberikan pada
punggung bagian bawah ibu di area tempat kepala janin menekan tulang belakang kepala
akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehingga
memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan.
Mayoritas ibu bersalin mengalami penurunan nyeri pada saat bersalin setelah
dilakukkan masase, hal ini sesuai yang dikatakan Sari (2015) yang menyatakan bahwa
masase dapat menolong ibu bersalin untuk menciptakan rasa rileks dan ketenangan.
masase dengan sentuhan lembut dapat menimbulkan efek relaksasi, sehingga akan
mengurangi perasaan cemas, takut dan tegang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan
nyeri berkurang. Masase adalah melakukakn tekanan dengan menggunakan tangan pada
jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau
perubahan posisi sendi yang ditujukan untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi,
dan atau memperbaiki sirkulasi. (Zakiyah, 2015).
Penelitian ini sesuai dengan teori Sinaga (2011) yang menyatakan bahwa ibu yang
dimasase 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit.
Hal ini dikarenakan masase merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang
dapat menghilangkan sakit secara alamiah sehingga lebih nyaman. Dianjurkan selama
persalinan agar masase dilakukan terus menerus, karena rasa nyeri cenderung akan
meningkat jika masase dihentikan. Hal tersebut terjadi karena sistem saraf menjadi
terbiasa terhadap stimulus dan organ-organ indra berhenti merespons nyeri tersebut.
Perbedaan penurunan nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif sesudahdilakukan
kompres hangat dan teknik masase merupakan perubahan nyeri persalinan yang
dirasakan oleh ibu bersalin kala I fase aktif pada pembukaan serviks 4-10 cm. Perbedaan
ini terlihat dari cara pemberian antara kompres hangat dan teknik masase, dimana
kompres hangat diberikan dengan pemberian kompres dengan menggunakan air hangat
pada punggung ibu sedangkan teknik masase diberikan berupa pijatan lembut, lambat
dan tidak terputus-putus yang dilakukan secara terus menerus di punggung ibu.
Pemberian kompres hangat bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk
menghilangkan rasa sakit, serta memberikan ketenangan dan kenyamanan pada klien.
Sedangkan pemberian teknik masase secara lembut membantu ibu merasa lebih rileks,
dan nyaman dalam persalinan serta dapat membuat ibu merasa lebih dekat dengan orang
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

yang merawatnya. Sentuhan seorang yang peduli dan ingin menolong merupakan
sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah dan takut..
Menurut Khofia (2015) Penurunan nyeri yang terjadi karena pemberian teknik pijat
(masase) dan kompres hangat pada area punggung menstimulasi serabut kulit sehingga
nyeri dapat dihambat dan korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri tersebut, nyeri yang
dirasakanpun dapat berkurang atau menurun.Pada prinsipnya rangsangan tersebut harus
dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang
berdiameter kecil mencapai otak. Pemijatan yang teratur dengan latihan pernapasan
selama kontraksi.pemijatan tersebut membuat relaksasi otot sehingga memberikan
perasaan nyaman pada ibu.
Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa tidak
ada perbedaan efektivitas antara kompres hangat dan teknik masase dengan nilai hasil p-
value 0,810 > 0,05. Karena kedua jenis perlakuan masing- masing memilki efektivitas
dalam menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif. Secara keseluruhan berdasarkan apa
yang telah peneliti observasi, semua responden rata-rata mengatakan bahwa nyeri
persalinan yang dirasakannya berkurang. Namun ketika kedua perlakuan dilakukan
penelitian hasilnya tidak ada perbedaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Ada perbedaan nyeri pada ibu bersalin sebelum dan sesudah dilakukan kompres
hangat di Klinik Permata Bunda Tahun 2017. Ada perbedaan nyeri pada ibu bersalin
sebelum dan sesudah dilakukan teknik masase di Klinik Permata Bunda Tahun 2017.
Diharapkan kepada tenaga kesehatan yang berada di lingkungan Klinik Permata Bunda
dapat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai cara menurunkan nyeri pada
saat persalinan agar lebih mengetahui teknik apa saja yang bisa dilakukan dalam
mengurangi nyeri persalinan seperti kompres hangat dan teknik masase. Dan disarankan
kepada ibu hamil dapat memilih metode kompres hangat dan teknik masase dalam
mengurangi nyeri pada saat persalinan karena kedua metode ini masing-masing memiliki
efektivitas dalam mengurangi nyeri persalinan

DAFTAR PUSTAKA

1. Andreinie, R. Analisis Efektivitas Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri


Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

Persalinan. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Aisyiyah. Bandung; 2016.
2. Azizah, I., Widyawati M. N. dan Anggraini, N. N. Pengaruh Endorphin Massage
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Persalinan Normal Ibu Primipara Di Bps S Dan B
Demak tahun 2011. Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang;
2011.
3. Felina, M., Masrul dan Iryani, D. Pengaruh Kompres Panas dan Dingin terhadap
Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis Ibu Primipara. Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Padang; 2014.
4. Gondo, H. K.. Pendekatan Non Farmakologis untuk Mengurangi Nyeri Saat
Persalinan. Surabaya : Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma; 2014.
5. Muhammad, I. Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Sosial dan Kesehatan.
Bandung: Cita Pustaka Media Perintis ; 2012.
6. Imron. M. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto; 2010.
7. Lestari, I., Abadi, A. dan W. Purnomo. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu
Bersalin Primigravida. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga; 2010.
8. Sari, K., dan Christiani, N. Musik Dan Masase Dapat Mengurangi Nyeri Persalinan
Kala I Ibu Primigravida. Ungaran: Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo; 2015.
9. Khofia, N., Choiriyyah, Z. dan Mulyasari, I. Perbedaan Efektivitas Teknik Pijat
(Massage Effleurage) Dan Kompres Hangat Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Program Studi D-
IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo. Ungaran; 2015.
10. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
11. Rukiyah, A., Yulianti, L. dan Liana, M. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta:
Trans Info Media; 2009.
12. Rohani., R. dan Marisah. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika; 2011.
13. Sabri, L., Hastono, dan Sutanto, P. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers; 2014.
14. Sinaga, P. Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Pada Ibu Inpartu Di Klinik Bersalin Sally Medan. Karya Tulis Ilmiah. Program D-Iv
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara; 2011.
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

15. Suhartanto, D. Metode Riset Pemasaran. Bandung: ALFABETA; 2014.


16. Sulistyawati. A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika;
2010.
17. Tarigan, B. Perbedaan Efektivitas Kompres Hangat Dan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif. Akademi
Kebidanan Griya Husada. Surabaya; 2016.
18. Yanti dan Tazkiyah, K. Pengaruh Teknik Massage Terhadap Pengurangan Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif. Akademi Kebidanan Estu Utomo. Boyolali; 2014.
19. Rukiyah, A., Yulianti, L. dan Liana, M. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta :
Trans Info Medika; 2014.
20. Wulandari, N. Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan
Pada Asuhan Keperawatan Ny.Y Dengan Persalinan Normal Kala 1 Fase Aktif Di
Ruangan Vk Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Program
D- III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta.
2014.
21. Zakiyah, A. Nyeri Konsep Dan Penatalaksanaan Dalan Praktek Keperawatan
Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika; 2015.
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

Anda mungkin juga menyukai