NIM : 19/442687/PN/16093
Asisten : Berlianka Pinkan Arafa
Judul Jurnal : Analisis Deep Ecology Arne Naess terhadap Aktivitas Penambangan
Pasir (Studi Kasus: Penambangan Pasir Merapi di Sekitar Sungai Gendol Cangkringan
Sleman Yogyakarta)
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di Pulau Jawa. Adanya
aktivitas erupsi dari Gunung Merapi mengakibatkan terjadinya guguran material yang
berdampak bagi masyarakat khususnya di lereng Merapi, baik itu dampak positif maupun
negatif. Gunung merapi memberikan sumbangan yang pesat bagi pembangunan di wilayah
Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan ketersediaan bahan material berupa pasir
dan batu yang merupakan bahan utama pembangunan yang dihasilkan dari aktivitas Gunung
merapi. Pembangunan fisik di kedua daerah ini mendorong peningkatan kebutuhan material
berupa pasir dan batu, sehingga dapat mendorong warga masyarakat yang berada di sekitar
Merapi untuk melakukan penambangan pasir.
Kabupaten Sleman memiliki potensi bahan galian berupa pasir dan batu yang dapat
dikatakan besar yaitu 29.471 m3, dimana salah satunya berada di Sungai Gendol. Di Sungai
Gendol sendiri biasanya terdapat 200-1000 truk per hari yang mengangkut pasir dan batu.
Namun, tidak semua penambang pasir yang berada di Sungai Gendol memiliki izin yang
artinya terdapat penambang ilegal di sungai tersebut. Dimana penambang ilegal biasanya
merupakan penambang-peanambang yang menggunakan peralatan tradisional berupa sekop
dan cangkul.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terkait aktivitas penambangan pasir di
Sungai Gendol dikarenakan aktivitas tersebut memberikan berbagai dampak, baik itu dampak
positif maupun negatif menggunakan pendekatan Deep Ecology Arne Naess. Metode yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pencarian fakta dan interpretasi yang tepat serta
sistematis. Lokasi penelitian ini berada di Sungai Gendol yaitu salah satu sungai di
Kabupaten Sleman yang dilalui oleh material erupsi Gunung Merapi. Di sepanjang Sungai
Gendol terdapat aktivitas penambangan pasir baik itu secara tradisional dengan menggunakan
cangkul dan sekop, dan secara modern dengan menggunakan alat berat.
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa penambangan pasir dan
batu memberikan dampak yang sangat besar, baik itu dampak positif maupun dampak
negatif. Dampak positif dari kegiatan penambangan ini yaitu memberikan kontribusi terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini dikarenakan para penambang dikenai
pajak retribusi sebesar Rp30.000 untuk satu truk pasir yang dibayarkan kepada Desa
Kepuharjo sebagai perbaikan kerusakan jalan akibat keluar masuknya truk pengangkut pasir.
Aktivitas penambangan pasir juga memberikan lapangan pekerjaan, baik itu bagi masyarakat
sekitar Sungai Gendol maupun masyarakat luar daerah pertambangan yang membutuhkan
pekerjaan.
Penambangan pasir dan batu ini juga memberikan dampak negatif, khususnya bagi
lingkungan sekitar dan juga kesehatan masyarakat. Pertama, penambangan yang terjadi di
sekitar Sungai Gendol menimbulkan kerusakan lingkungan seperti hilangnya kemampuan
pepohonan dan tumbuhan dalam menyerap air. Sumber mata air yang terdapat di lereng
Merapi menurun hingga 50%, jika hal ini dibiarkan maka warga akan kesulitan mendapatkan
air bersih. Kedua, jalan menjadi berlubang akibat terlalu sering dilintasi oleh truk yang
membawa muatan besar. Ketiga, banyaknya truk yang berlalu-lalang menyebabkan polusi
udara di daerah pemukiman sehingga terhirup oleh warga sekitar. Bahkan jika dirata-rata,
setiap bulan terdapat 163 pasien anak yang menderita ISPA di Kecamatan Cangkringan.
Berdasarkan dampak di atas, khususnya dampak negatif dari adanya penambangan
maka diperlukan adanya perubahan kebijakan yang dapat mengubah keadaan tersebut. Dalam
hal ini, Pemkab Sleman telah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam
mengeluarkan kebijakan untuk mengembalikan kesuburan tanah di area penambangan pasir.
Namun, pemerintah tetap harus terjun langsung untuk mengedukasi masyarakat terkait
penambangan pasir yang ramah lingkungan. Selain itu, juga diperlukan pengawasan ketat
dari aparat terkait dengan penggunaan alat berat dan perijinan penambangan.
SUMBER :
Aina, D. K. & Jirzanah. 2021. Analisis Deep Ecology Arne Naess terhadap aktivitas
penambangan pasir (studi kasus : penambangan pasir Merapi di sekitar Sungai Gendol
Cangkringan Sleman Yogyakarta). Jurnal Ilmu Lingkungan, 19 (1), 98-106.