Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SD
Tentang

“Pemilihan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

NADIATUL HUSNA (19129139)

FADHIL MUFID (19129016)

ANGGI WICAKSONO (19129190)

19 BKT 07

Dosen Pembimbing: Dra.Zaiyasni,S.Pd,M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun
serta menyelesaikan makalah tentang “PEMILIHAN PENDEKATAN, METODE
DAN TEKNIK PEMBELAJARAN” ini.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Perencanaan Pembelajaran di SD.


Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para pembaca
pada umumnya dan khususnya untuk Saudara-Saudari yang membutuhkan.

Dalam penulisan ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Maka pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.Dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Pembelajaran di SD.

2.Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan material dan spiritual.

3.Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu memberikan masukan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan


baik dari segi isi, bahasa, maupun segi lainnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan dapat memperbaiki kesalahan serta bisa
menunjang mutu dari makalah ini, sehingga makalah ini lebih berguna bagi pembaca.

Bukittinggi,30 Maret 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................... i

Daftar isi........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran........................................ 3

2.2 Ciri-ciri Umum Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang Baik............................. 4

2.3 Prinsip-prinsip Penentuan Pendekatan dan Metode Pembelajaran............................. 5

2.4 Faktor Penentu dalam Pemilihan Pendekatan, Metode, dan Teknik........................... 6

2.5 Jenis-jenis Pendekatan, Metode Pembelajaran.......................................................... 13

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 44

3.2 Saran............................................................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat diperlukan kemampuan guru untuk


menciptakan situasi belajar sehingga siswa dapat berinteraksi dengan guru secara intensif
yang telah diprogramkan guru. Situasi pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
kegiatan belajar mengajar yang optimal dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang
digunakan. Pendekatan pembelajaran sebagai penjelas untuk mempermudah guru
memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah siswa untuk memahami materi
ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang
menyenangkan.

Situasi belajar mengajar juga akan lebih hidup jika ditunjang oleh penggunaan
metode dan teknik pembelajaran yang tepat. Metode adalah bagaimana upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Sedangkan teknik adalah suatu cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.

Tidak ada pendekatan dan metode yang paling baik dan cocok untuk segala
keadaan, setiap pendekatan dan metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh
karena itu penulis mengangkat tema yang berkaitan dengan pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran yang berjudul “Pemilihan Pendekatan, Metode dan Teknik
Pembelajaran”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok
permasalahan dalam makalah ini adalah :

1.Apa pengertian pendekatan, metode dan teknik pembelajaran?


2. Apa ciri-ciri umum pendekatan dan metode pembelajaran yang baik?

3. Apa saja prinsip-prinsip penentuan pendekatan dan metode pembelajaran ?

4.Apa faktor penentu dalam pemilihan pendekatan, metode dan teknik


pembelajaran?

5. Apa saja jenis-jenis pendekatan, metode pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat mendeskripsikan :

1. Pengertian Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran

2.Ciri-ciri umum pendekatan dan metode pembelajaran yang baik

3.Prinsip-prinsip penentuan pendekatan dan metode pembelajaran

4.Faktor penentu dalam pemilihan pendekatan, metode, teknik pembelajaran

5.Jenis-jenis pendekatan, metode


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran

A. Pengertian Pendekatan

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan


pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang
studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi
yang terkait satu dengan lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan
merupakan materi yang terintegrasi dalam satu kesatuan multi disiplin ilmu.

Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012 : 86) ada 2 pendekatan utama dalam
pembelajaran yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran discovery dan
inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), yang menurunkan
strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.

B. Pengertian Metode

Menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2010 : 7) metode adalah cara yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Metode adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah


disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian
bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang


sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tersebut dapat tercapai
secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting.

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam
pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya
membentuk kemampuan siswa.

Prinsip metode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan siswa yaitu
:

- Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa

- Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni

- Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah

- Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk menguji kebenaran

- Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan

- Memungkinkan siswa mampu menyimak

- Memungkinkan siswa belajar mandiri

- Memungkinkan siswa belajar bersama


- Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

C. Pengertian Teknik

Teknik menurut Adisusilo (2012, 86) adalah suatu cara yang dilakukan seseorang
dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misal cara berceramah yang efektif
dan efisien di siang hari dengan jumlah siswa yang banyak, tentu berbeda dengan
ceramah untuk siswa yang jumlahnya sedikit.

2.2 Ciri-ciri Umum Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang Baik.

Ada beberapa ciri dari sebuah pendekatan / metode pembelajaran yang baik untuk
pembelajaran :

1. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat,

2. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi,

3.Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan


siswa pada kemampuan praktis,

4.Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi pelajaran,

5.Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya,

6.Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan
proses pembelajaran.

2.3 Prinsip-prinsip Penentuan Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Beberapa prinsip yang mendasari penentuan pendekatan dan metode dalam proses
pembelajaran, yaitu:

1. Prinsip motivasi dan tujuan belajar.


Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses pembelajaran.
Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa atau laksana mobil tanpa bahan
bakar.

2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual.

Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki


tempo kepekaan yang tidak sama. Kepekaan intelektual anak menurut J. Piaget
memiliki 3 fase yaitu: fase praoperasional, fase operasi konkret, fase operasional
formal.

3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis.

Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi


anak didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna dari
pada belajar verbalistik.

4. Integrasi pemahaman dan pengalaman.

Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses


pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses
belajar. Prinsip belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa pengalaman
mendahului proses belajar dan isi pengajaran atau makna sesuatu harus berasal
dari pengalaman siswa sendiri. Pendekatan belajar yang mungkin dapat
dilakukan adalah: mengalami, mengungkapkan, mengolah, menyimpulkan dan
menerapkan.

5. Prinsip fungsional.

Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi


kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai
manfaat sekalipun bisa berupa manfaat teoritik atau praktis bagi kehidupan
sehari-hari.
6.Prinsip menggembirakan.

Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring
dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus menerus, maka metode pembelajaran
jangan sampai memberi kesan memberatkan sehingga kesadaran belajar pada
anak cepat berakhir.

2.4Faktor Penentudalam PemilihanPendekatan, Metodedan TeknikPembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri atas


komponen tujuan, bahan pelajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa dan guru. Sebagai
suatu sistem, komponen-komponen tersebut saling berkaitan erat, saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran,
komponen tujuan, bahan pengajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa, dan guru
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi.

A.Tujuan Pembelajaran

Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan


pendekatan dan metode pembelajaran ialah tujuan, yang dalam kurikulum 2004
dirumuskan dalam bentuk kompetensi, sebab semua komponen tersebut termasuk
pendekatan dan metode pembelajaran dipilih dan difungsikan untuk mencapai tujuan
permbelajaran.

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar.


Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi penentuan metode, sebab
metode tunduk pada tujuan bukan sebaliknya.

Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa
metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang
digunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan
pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah selesai
mengikuti pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilaku, yaitu pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Untuk masing-masing kelompok perilaku diperlukan penggunaan
pendekatan dan metode pembelajaran yang berbeda sesuai dengan aspek kegiatan yang
dituntut untuk penguasaan jenis-jenis tujuan pembelajaran tersebut. Bloom
mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang
berkisar dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.

a.Kognitif

-Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui atau


untuk mengingat sesuatu.

-Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menterjemahkan,


memahami sesuatu.

-Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan,


atau menggunakan teori / rumus.

-Analisis, menekankan pada kemampuan menggabungkan,


mengelompokkan, menyusun dan membuat rencana program.

-Evaluasi, lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan norma


atau kemampuan menilai pekerjaan sesuatu.

b.Afektif

- Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka.

-Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan.

- Penilaian dan penentuan sikap.

- Organisasi
- Pembentukan pola hidup, menekankan pada penghayatan hidup.

c. Psikomotor

- Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat.

- Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik.

-Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain atau


meniru contoh.

- Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola.

- Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat dan lancar.

- Penyesuaian

- Kreativitas, kemampuan dalam menciptakan pola baru.

Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah


mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis pendekatan dan metode pembelajaran.
Ketepatan pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran akan menghasilkan kualitas
hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi pula. Untuk
mencapai kemampuan yang bersifat menyatakan tidak usah menggunakan variasi metode
yang terlalu rumit, misalnya cukup menggunakan metode yang hanya untuk
menyampaikan informasi. Tetapi sebaliknya apabila kemampuan belajar yang diharapkan
itu menyangkut psikomotor yang tinggi maka harus menggunakan variasi metode yang
sekiranya siswa dapat menampilkan / mempraktekan kemampuan tertentu.

Dengan memperhatikan karakteristik pencapaian setiap tujuan pembelajaran,


diharapkan guru tidak melakukan kesalahan dalam memilih pendekatan dan metode
pembelajaran untuk membantu siswa menguasai tujuan pembelajaran.
B. Bahan / Materi Pelajaran

Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk
bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.

Pengaruh bahan belajar terhadap penetapan pendekatan dan metode pada


hakikatnya merupakan kelanjutan dari pengaruh tujuan belajar. Gagne mengungkapkan
bahwa bahan belajar terdiri dari konsep, prinsip, prosedur, dan fakta atau kenyataan yang
ada. Dari setiap jenis bahan belajar tersebut memiliki tingkatan kesulitan yang terdiri dari
bahan belajar dasar, kelanjutan dan tinggi. Berdasarkan keragaman bahan belajar tersebut
maka dituntut adanya penggunaan variasi pendekatan dan metode dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan jenis bahan belajar itu sendiri. Metode-metode tertentu ada
yang dapat digunakan untuk membahas seluruh bahan belajar, tetapi ada metode-metode
tertentu yang hanya tepat digunakan untuk bahan-bahan tertentu pula.

Setiap jenis dan tingkat kekompleksitan materi pelajaran menuntut kegiatan yang
berbeda untuk mencapainya. Apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru
bagi siswa maka guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan
secara singkat atau melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa.

Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah
dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuannya
yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus
diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep yang
abstrak tentu guru harus memberikan banyak contoh agar siswa menguasai dengan
mudah konsep yang dibahas.

Ada beberapa aspek (secara umum) yang terdapat pada materi pelajaran, yaitu:

a)Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan


pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan sesuatu.
b) Aspek fakta, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan
waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau
sejarah.

c)Aspek prinsip, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan


aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh.

d)Aspek nilai, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan


aspek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang
bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi orang banyak.

e)Aspek ketrampilan intelektual, merupakan substansi isi pelajaran yang


berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan
permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir
kritis, berpikir inovatif dan berpikir ilmiah.

f)Aspek ketrampilan psikomotor merupakan substansi isi pelajaran yang


berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.

C.Siswa

Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah siswa mengingat


tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut adalah perubahan perilaku siswa. Oleh
karena, di dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran, faktor
siswa tidak boleh diabaikan.

Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik


minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan
terhadap masa depannya. Semua perbedaan tersebut akan berpengaruh terhadap
penentuan metode pembelajaran.

Setelah guru menetapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang dipilih


sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan materi atau bahan
pelajaran sehingga dalam menentukan bagaimana teknik menggunakan pendekatan dan
metode pembelajaran tersebut, faktor siswa menjadi salah satu pertimbangan kita.

Kondisi siswa memiliki karakteristik pribadi yang dimilikinya yaitu menyangkut :


jenis kelamin, usia, latar belakang sosial ekonomi, pengalaman dan keadaan psikisnya.
Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan. Sangat bijaksana bila
dalam penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, kita mempertimbangkan
perbedaan-perbedaan tersebut. Selain dengan mempertimbangkan siswa secara
individual, jumlah siswa akan mempengaruhi pula terhadap penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran. Misalnya, apabila guru akan merancang kegiatan diskusi dalam
pembelajaran, guru harus yakin bahwa siswa sudah memiliki kemampuan untuk
mengajukan dan atau menanggapi pendapat secara lisan. Contoh lain, apabila guru akan
melakukan kegiatan di laboratorium, guru harus yakin bahwa siswa sudah terbiasa
dengan laboratorium. Kalau tidak, kegiatan percobaan di laboratorium tidak akan berjalan
efektif karena siswa belum terbiasa menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium.

Bagi siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan terbatas akan lain cara
belajarnya apabila dibandingkan dengan mereka yang sudah banyak memiliki
pengalaman walaupun mempelajari bahan kajian yang sama. Untuk mengatasi
keanekaragaman karakteristik siswa tersebut maka sumber belajar yang digunakan perlu
dianalisis terlebih dahulu dalam penetapan suatu pendekatan dan metode, sehingga dalam
penerapannya tidak akan mengalami ketimpangan cara berpikir antara siswa yang sudah
banyak pengalaman dan siswa yang masih kurang memiliki pengalaman dalam
bidang-bidang tertentu. Apabila guru sudah dapat mengantisipasi tentang karakteristik
siswa seja awal, maka iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta secara
kondusif.

D. Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, perfomance style, kebiasaan dan pengalaman


mengajar berbeda-beda . Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih trampil dalam
memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.

Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa profesional.
Dengan jiwa keprofesionalannya dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses
pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai contoh, di lapangan


kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menerik perhatian
siswa dan jelas.Sementara itu, ada guru lain yang walaupun menggunakan Pendekatan
dan metode pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi,tetapi ia tidak mampu
menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan.Hal ini terjadi mungkin
karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. Hal-hal
seperti itu perlu menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan mengggunakan
Pendekatan dan metode pembelajaran. Demikian pula kondisi fisik guru, terutama pada
saat akan mengajar.

E. Sarana / Fasilitas Belajar

Sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat


menunjang dan melengkapi terselenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sarana tersebut dapat berfingsi sebagai fasilitas atau alat
belajar dan sumber belajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar diantaranya seperti alat tulis,
ruangan kelas, tempat duduk, buku bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk
terselenggaranya kegiatan belajar. Sebagai sarana sumber belajar yaitu sarana tersebut
merupakan alat atau orang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu.
Secara konsep bahwa sarana dapat mempengaruhi terhadap tingkat kualitas pemahaman
siswa.

Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan


pendekatan dan metode pembelajaran ialah alat peraga, seperti peta, globe, gambar, foto,
chart, grafik,dan sebagainya; serta alat-alat pelajaran, seperti alat-alat untuk praktik.
Jumlah dan karakteristik alat-alat tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan kita di
dalam memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran. Termasuk
dalam kelompok ini ialah media pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri oleh siswa,
seperti paket modul, pengajaran berprogram dan pengajaran melalui alat audio (seperti
kaset tape recorder). Demikian pula halnya sumber materi pelajaran, seperti buku-buku
pelajaran, lingkungan sekitar. Misalnya, kita menghendaki bahwa setiap siswa dapat
melakukan percobaan dari konsep yang dibahas. Sementara itu, jumlah bahan dan alat
percobaan yang tersedia di sekolah tidak mencukupi untuk semua siswa. Tentu guru tidak
dapat memaksakan setiap siswa untuk melakukan percobaan. Guru dapat meminta siswa
untuk melakukan percobaan secara kelompok.

F. Waktu Pembelajaran

Faktor waktu adalah menyangkut jumlah jam dalam kegiatan pembelajaran, serta
menyangkut kondisi waktu kegiatan pembelajaran. Apabila guru hanya memiliki waktu
yang sedikit untuk membahas suatu konsep, misalnya 20 menit, tentu tidak tepat
membahas konsep tersebut dengan meminta anak untuk melakukan diskusi kelompok.
Waktu akan habis digunakan untuk kegiatan membagi atau membentuk kelompok.
Sebaliknya, apabila waktu yang tersedia cukup leluasa, guru dapat melaksanakan
kegiatan diskusi yang berjenjang, siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil
yang hasilnya akan dibahas dalam diskusi kelas.

Ketepatan metode dengan jumlah waktu yang tersedia akan terjurus kepada
tercapainya tujuan pembelajaran yang baik.

G. Situasi

Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang


dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada saat tertentu guru
melakukan proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
H. Variasi pengalaman belajar

Dalam penetapan metode kita harus mempertimbangkan berapa jauh variasi


pengalaman belajar dapat terjadi. Pengalaman belajar bagaimana yang dapat maksimal
terjadi? Mendengar sajakah? Melihat sajakah? Berpikir dan berbuatkah?

I. Keterampilan tertentu dari siswa

Metode yang kita tetapkan dalam mengajar hendaklah sedemikian rupa sehingga
dapat membangkitkan keterampilan tertentu. Kalau tidak siswa menjadi pasif; hanya tahu
teori. Hal ini penting apalagi berkaitan dengan pengajaran yang ingin menanamkan
segi-segi "how to" atau "teknik".

J.Keterlibatan siswa

Mampukah metode yang dipilih membuat para siswa aktif belajar? Bisakah
diharapkan terjadi suasana atau interaksi dialogis dalam kegiatan belajar-mengajar?

2.5 Jenis-jenis Pendekatan, Metode Pembelajaran

A.Jenis-jenis Pendekatan

Adapun pendekatan pembelajaran yang sudah umum dipakai oleh para guru pada
KTSP antara lain:

1) Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung


menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau
sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk
pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk
menjelaskan dan meramalkan.

Flavell (dalam Sagala, 2003 :72) menyarankan bahwa pemahaman terhadap


konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu :

a.Atribut

b.Struktur

c. Keabstrakan

d. Keinklusifan

e. Generalitas atau keumuman

f. Ketepatan

g. Kekuatan

Pendekatan pembelajaran ini oleh para ahli pendidikan didasarkan pada pola
pengorganisasian bahan pengajaran, yang meliputi pengajaran linear dan pengajaran
komulatif.

Kelebihan pendekatan konsep:

 Fokus pada penguasaan konsep dan subkonsep


 Siswa dibimbing untuk memahami konsep dengan beberapa metode

Kelemahan pendekatan konsep:

 Pendekatan ini kurang memperhatikan aspek student centre.


 Guru terlalu dominan dan siswa tidak dibimbing untuk memahami konsep.
2) Pendekatan Proses

Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi kesempatan


kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep
sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan proses dalam pembelajaran dikenal pula
sebagai keterampilan proses, guru menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang
bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Siswa diminta untuk
merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan
kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat
kesimpulan-kesimpulan sendiri.

Dalam pendekatan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga
sesama temannya dan dari manusia-manusia sumber di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan
proses adalah :

1) Mengamati gejala yang timbul

2) Mengklasifikasikan sifat-sifat yang sama, serupa

3) Mengukur besaran-besaran yang bersangkutan

4) Mencari hubungan antar konsep-konsep yang ada

5) Mengenal adanya suatu masalah, merumuskan masalah

6) Memperkirakan penyebab suatu gejala, merumuskan hipotesa.

7) Meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi

8) Berlatih menggunakan alat-alat ukur

9) Melakukan proses

10) Mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data


11) Berkomunikasi

12) Mengenal adanya variabel, mengendalikan suatu variabel.

Kelebihan pendekatan proses adalah :

1.Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk
pengembangan dan masa depan.

2.Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan


keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.

Sedangkan kelemahannya adalah :

1.Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan


pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum

2.Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua
sekolah dapat menyediakannya

3.Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancangkan suatu percobaan


untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap
siswa mampu melaksanakannya.

3) Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum ke khusus. Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan
deduktif dalam pembelajaran adalah :

a.Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan deduktif

b.Menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan
buktinya.
c.Disajikan contoh-contoh khusus agarsiswa dapat menyusun hubungan antara
keadaan khusus itu dengan aturan, prinsip umum

d.Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan


khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

4) Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis


Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta
yang konkrit sebanyak mungkin, sistem ini dipandang sebagai sistem berfikir yang paling
baik pada abad pertengahan yaitu cara induktif disebut juga sebagai dogmatif artinya
bersifat mempercayai begitu saja tanpa diteliti secara rasional. Berfikir induktif ialah
suatu proses dalam berfikir yang berlangsung dari khusus menuju ke yang umum. Orang
mencari ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pendekatan induktif adalah :

a.Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif

b.Menyajikan contoh-contoh khusus konsep, prinsip atau aturan itu yang


menunjukkan siswa memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang terkandung
dalam contoh-contoh itu

c.Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau


menyangkal perkiraan itu

d.Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan


langkah-langkah yang terdahulu.
5)Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran
pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakekat mengajar menurut
pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang
sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara
lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah, ceramah dan lecture. Dalam pendekatan ini
siswa diharapkan dapat mendapat dan mengingat informasi yang telah diberikan guru,
serta mengungkapkan kembali apa yang dimilikinya melalui respons yang ia berikan pada
saat diberikan pertanyaan oleh guru.

Secara garis besar prosedur pendekatan ekspositori ialah :

a. Persiapan yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi

b. Pertautan bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat
untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan.

c. Penyajian terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan cara memberi
ceramah atau menyeluruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan di
ambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru.

d. Evaluasi yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang
dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri
pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan.

6) Pendekatan Heuristik

Kata heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu “heuriskein” yang berarti “saya
menemukan”. Pengertian ini menurut Rusyan (1993:114) adalah semacam fakta
psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki
sejak bayi. Keinginan memperoleh pengetahuan dan informasi dari orang lain adalah
dorongan wajar yang terdapat pada setiap manusia.
Pendekatan heuristik adalah pendekatan pengajaran yang menyajikan sejumlah
data dan siswa diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut,
implementasinya dalam pengajaran menggunakan metode penemuan dan inkuiri.

Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (dalam Sagala, 2003 : 81) adalah:

1. Aktivitas siswa menjadi fokus perhatian utama dalam belajar

2. Berpikir logis adalah cara yang paling utama dalam menemukan sesuatu

3. Proses mengetahui dari sesuatu yang sudah diketahui menuju kepada yang
belum diketahui adalah jalan pelajaran yang paling rasional dalam pelajaran
di sekolah.

4. Pengalaman yang penuh tujuan adalah tonggak dari usaha pembelajaran siswa
kearah belajar berbuat, bekerja dan berusaha.

5. Perkembangan mental seseorang berlangsung selama ia berpikir dan belajar


mandiri.

Pendekatan heuristik ini mempunyai kelemahan antara lain adalah :

1. Tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini, kadang-kadang siswa lebih
senang diberi pelajaran oleh gurunya melalui ceramah dan tanya jawab.

2.Guru kurang biasa menggunakan pendekatan ini dalam penyelenggaraan di


sekolah karena faktor kemampuan.

3. Pendekatan ini kurang cocok bagi siswa yang lamban.

4. Pendekatan ini menuntut perlengkapan yang memadai, terutama bagi pekerjaan


di laboratorium.
7) Pendekatan kecerdasan

Munzert, A. W (1994) mengartikan kecerdasan sebagai sikap intelektual


mencakup kecepatan memberi jawaban, penyelesaian, dan kemampuan memecahkan
masalah. David Weschler memberikan rumusan tentang kecerdasan sebagai suatu
kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi dengan
lingkungan secara efektif. Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang
menentukan sukses gagalnya siswa belajar di sekolah. Siswa yang mempunyai taraf
kecerdasan rendah atau dibawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak
ada jaminan bahwa dengan taraf yang kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan
sukses belajar di sekolah.

Adapun pendekatan pembelajaran yang dipakai oleh para guru pada kurikulum
2013 antara lain:

1) Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) disingkat menjadi


CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Penerapan pendekatan kontekstual secara garis besar langkah-langkahnya adalah :

1.Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya;

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok bahasan;

3. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya;

4. Menciptakan masyarakat belajar;


5.Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;

6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan

7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

2) Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik (dalam Faisal, 2014 : 49) merupakan suatu pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran dengan menitikberatkan pada penggunaan metode ilmiah
dalam proses pembelajaran. Hal ini didasari pada esensi pembelajaran yang
sesungguhnya merupakn sebuah proses ilmiah yang dilakukan oleh siswa dan guru.
Pendekatan ini diharapkan dapat membuat siswa berpikir ilmiah, logis, kritis, dan objektif
sesuai dengan fakta yang ada. De Vito ( dalam Faisal, 2014 : 49 ) juga menjelaskan
bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah sekaligus terkembangkannya sense of inquiry
dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan batasan pengertian pendekatan saintifik di atas, dapat ditentukan


beberapa ciri-ciri pendekatan saintifik (dalam Faisal, 2014 : 50) yaitu ::

1. Sistematis

2. Terkontrol

3. Empirik

4.Kritis

Langkah-langkah Pembelajaran dalam Pendekatan Ilmiah

Berikut adalah langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam


pembelajaran :

1.Mengamati
Menurut Samatowa (Faisal, 2014:56), kegiatan mengamati merupakan
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam melakukan penyelidikan
ilmiah (the basic of all scientific inquiry is observation). Proses mengamati dapat
dilakukan dengan indera, tetapi tidak menutup kemungkinan pengamatan dilakukan
dengan menggunakan alat, misalnya termometer, timbangan atau mikroskop.

2. Menanya

Menurut Hanafiah dan Cucu Suhana (Faisal, 2014 : 60) menanya merupakan
proses pembelajaran yang dilakukan siswa yang diawali dengan proses bertanya. Proses
bertanya yang dilakukan siswa sebenarnya merupakan proses berpikir yang dilakukan
siswa dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Guru harus mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan


mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswanya belajar dengan
baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, ketika itu pula dia mendorong
asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

3. Menalar

Menalar (dalam Abdul, 2014 : 223) adalah salah satu istilah dalam kerangka
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu
dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif daripada guru. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, walaupun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.

4. Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata
pelajaran IPA misalnya, siswa harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.

Aplikasi mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan


belajar, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5.Mengkomunikasikan

Pada kegiatan akhir diharapkan siswa dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan


yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu
dari hasil simpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat
diberikan klarifikasi oleh guru agar siswa mengetahui secara benar apakah jawaban yang
telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada
kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.

3)Pendekatan Problem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah dalam bahasa inggrisnya diistilahkan


Problem-based learning(PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada pebelajar dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured,
atau openendedmelalui stimulus dalam belajar.

PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan satu
masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa,
(3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4)
memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok
kecil, dan (6) menuntut siswa untuk mendemonstrasi-kan yang telah mereka pelajari
dalam bentuk produk atau kinerja.

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL ada


delapan tahapan (Pannen, 2001: 11), yaitu:

a) Identifikasi masalah
b) Mengumpulkan data

c) Analisis data

d) Pemecahan masalah berdasarkan analisis data,

e) Memilih cara pemecahan masalah

f) Merencanakan penerapan pemecahan masalah,

g) Ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan,

h) Melakukan tindakan untuk pemecahan masalah.

B.Jenis-jenis Metode

Beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan


strategi pembelajaran :

1) Metode Ceramah

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui


penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode
ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran ekspositori.

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh
setiap guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses
pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Dengan demikian juga dengan
siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pembelajaran
melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak
ada guru yang ceramah maka tidak belajar.

a. Kelebihan dan kelemahan metode ceramah


Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini merupakan
kelebihan metode ini :

1.Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan.

2.Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.

3.Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

4.Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

5.Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

Kelemahan metode ceramah, yaitu:

1.Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai oleh guru.

2.Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya


verbalisme.

3.Guru yang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering kali dianggap
sebagai metode yang membosankan.

4.Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum.

b. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah.

Agar metode ceramah berhasil maka ada berapa hal yang harus dilakukan baik
pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.

1.Tahap Persiapan.
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

- Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.

- Mempersingkat alat bantu.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini ada 3 langkah yang harus dilakukan:

a. Langkah Pembukaan.

Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini.


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini:

- Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai.

- Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran


yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

b.Langkah Penyajian

Tahap Penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan


cara bertutur. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran yang
sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan:

- Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa.

- Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.

- Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar


mudah dipahami oleh siswa.

- Tanggapilah renspons siswa dengan segera.


- Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.

c.Langkah mengakhiri dan menutup ceramah.

Ceramah harus ditutup agar materi pembelajaran yang sudah dipahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa agar tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya:

-Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi


pembelajaran yang baru saja disampaikan.

-Merangsang siswa agar dapat menanggapi atau memberikan semacam ulasan


tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.

-Melakukan evalusi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi


pembelajaran yang baru saja disampaikan.

2)Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara panyajian pelajaran dalam proses


belajar-mengajar melalui interaksi dua arah atau “two way traffic” dari guru ke siswa atau
dari siswa kepada guru diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru
atau siswa. Sedangkan menurut Asinatul Mufarokah : Metode tanya jawab adalah teknik
penyampaian materi atau bahan pelajaran dengan menggunakan pertanyaan sebagai
stimulasi dan jawaban-jawabannya sebagai pengarahan aktivitas belajar. Pertanyaan
dapat diajukan oleh guru atau siswa, artinya guru bertanya dan siswa menjawab atau
siswa bertanya dan guru atau siswa lainnya menjawab. Dalam metode tanya jawab, guru
dan siswa sama-sama aktif.

 Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab

Tujuan menggunakan metode tanya jawab yaitu :


a)Mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa terhadap
pelajaran yang dikuasainya.

b)Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada


guru tentang sesuatu masalah yang belum dipahami.

c)Memotivasi dan menimbulkan kompetensi belajar yaitu siswa yang aktif dan
tepat menjawab lebih percaya diri dan berusaha untuk selalu lebih baik,
dan siswa yang belum aktif atau tidak dapat menjawab dan
mempersiapkan diri dalam kesempurnaan lain.

d)Melatih siswa untuk berfikir dan berbicara secara sistematis dan sistematik
serta berdasarkan pemikiran yang orisinil.

e)Mengetes kemampuan siswa tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat


siswa mengerti, mamahami, dan berinteraksi secara aktif dalam PBM
sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.

 Alasan Menggunakan Metode Tanya Jawab

Alasan penggunaan metode tanya jawab yaitu :

a)Menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang


dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi siswa dalam PBM.

b) Menimbulkan berfikir reflektif, sistematis, kreatif, dan kritis pada siswa.

c) Mewajudkan cara belajar siswa aktif.

d) Melatih dan mendorong siswa untuk belajar mengekspresikan kemampuan


lisannya.

e)Memberikan kesempatan kepada siswa menggunakan kemampuan


sebelumnya.
 Kelebihan dan kelemahan Metode Tanya Jawab

Kelebihan dari metode tanya jawab yaitu

1. Dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.

2. Mengetahui kedudukan siswa dalam belajar di kelas dari aktivitas Tanya jawab dan
dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tanggapan yang dilontarkannya secara
kontinu.

3. Lebih merangsang siswa untuk mendayagunakan daya pikir dan daya nalarnya.

4. Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban.

5. Pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.

Kelemahan dari metode tanya jawab yaitu :

1.Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh siswa, sehingga
siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab atau bertanya.

2.Siswa yang tidak aktif tidak mempertahankan bahkan tidak terlibat secara mental.

3.Menimbulkan rasa gugup pada siswa yang tidak memiliki keberanian menjawab dan
bertanya (kemampuan lisan).

4.Dapat membuang waktu bila siswa tidak respons terhadap pertanyaan.

 Langkah-langkah penggunaan metode tanya jawab

1.Persiapan

- Menentukan topik

- Merumuskan tujuan pembelajaran khusus


-Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus tertentu

- Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa

2.Pelaksanaan

- Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)

- Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya


bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang
lain)

- Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi

- Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas

-Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan


jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis

- Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam
suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat diantara para
siswa.

- Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas,


guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan
siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk
memberi kesempatan pada yang lain

- Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan


mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

a.Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan yaitu :

1.Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2.Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.

3.Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.

Metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

1.Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
yang memandai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi.

2.Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memandai yang


berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan ceramah.

3.Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga


guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Di samping itu demonstrasi juga
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
b.Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

-Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir.

- Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

- Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

a.Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus


diperhatikan, di antaranya:

-Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat


memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

- Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

- Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.

b. Langkah pelaksanaan demonstrasi

- Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa


untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi.
- Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.

-Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan


memperhatikan reaksi seluruh siswa.

- Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih


lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c.Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu


diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

4)Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada


suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan.

Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi
lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk mengunakan
metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi:

a.Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya, oleh karena interaksi antar siswa
muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan.
b.Diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, sedangkan pembelajaran di
dalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan
sesuatu secara tuntas.

Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasanya dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitu:

-Diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini
permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang
mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.

-Diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri atas 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini mulai dari guru
menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan
submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap
kelompok.

Jenis diskusi apapun yang digunakan menurut bridges (1979), dalam proses
pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar:

1.Setiap siswa dapat mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.

2.Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain.

3.Setiap siswa harus saling memberikan respons.

4.Setiap siswa harus mengumpulkan dan mencatat ide-ide yang dianggap penting.

5.Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami
isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi

a.Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi

Kelebihan Metode Diskusi adalah:


1.Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.

2.Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.

3.Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di
samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pandapat orang lain.

Kelemahan Metode Diskusi adalah:

1.Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi oleh 2 atau 3 siswa yang memiliki keterampilan
berbicara.

2.Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.

3.Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.

4.Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat
mengganggu iklim pembelajaran.

b.Jenis-jenis diskusi.

Terdapat bermacam-macan jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses


pembelajaran, antara lain:

1.Diskusi kelas

2. Diskusi kelompok kecil

3. Simposium

4. Diskusi Panel
c.Langkah-langkah dalam melakukan diskusi.

Agar penggunaan diskusi berhasil dan efektif, maka perlu dilakukan


langkah-langkah sebagai berikut:

1) Langkah Persiapan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi ini diantaranya:

-Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun
tujuan yang bersifat khusus.

- Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.

- Menetapkan masalah yang akan dibahas.

- Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan


diskusi.

2) Pelaksanaan diskusi

Bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:

- Memerikasa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran


diskusi.

- Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan


tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis
diskusi yang akan dilaksanakan.

- Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.


-Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

- Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal


ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan
menjadi melebar dan tidak fokus.

3) Menutup diskusi

Akhir dari proses pembelajaran denganmenggunakan diskusi hendaklah dilakukan


hal-hal sebagai berikut:

-Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil


diskusi.

-Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta


sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

5) Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar
dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada
objek yang sebenarnya.

a.Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode


mengajar, di antaranya:
1.Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi
dunia kerja.

2.Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.

3. Simulasi dapat memupuk kebaranian dan percaya diri siswa.

4.Memperkaya pergaulan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam mengahadapi


berbagai situasi sosial yang problematik.

5.Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan diantaranya:

1.Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak terlalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.

2.Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3.Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.

b. Jenis-jenis simulasi

Simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:

1. Sosiodrama

2. Psikodrama

3. Rol Playing
c. Langkah-langkah simulasi

1) Persiapan simulasi

- Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi

- Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan

-Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus
dimainkan oleh para pameran, serta waktu yang disediakan.

-Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada


siswa yang terlibat dalam pemeran simulasi.

2) Pelaksanaan simulasi

-Simulai mulai dimainkan oleh kelompok pameran.

-Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

-Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapatkan


kesulitan

-Simulasi hendakya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksud untuk
mendorong siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
disimulasikan.

3)Penutup

- Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik
dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.

- Merumuskan kesimpulan.
6)Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di


mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru

a. Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen

Kelebihan metode eksperimen yaitu:

1.Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan


percobaannya.

2.Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan


penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3.Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat


manusia.

Kekurangan metode eksperimen yaitu:

1. Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.

2.Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan kadangkala mahal.

3.Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

4.Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin
ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.
b. Langkah-langkah metode eksperimen

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi


tahap-tahap yaitu :

1.Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang


didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini
menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.

2.Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa


diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

3.Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil


pengamatannya.

4.Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil
percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.

5.Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya


diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang
telah dipelajari.

6.Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

7) Metode Karya Wisata

Karya wisata berarti kunjungan diluar kelas. Metode karya wisata adalah suatu
metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa
membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta
didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

a.Kelebihan dan kekurangan metode karya wisata

Kelebihan metode karyawisata yaitu ::


1.Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran

2.Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan yang ada di masyarakat

3.Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata yaitu :

1.Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak

2.Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang

3.Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan

4.Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan

5.Biayanya cukup mahal

6.Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

8) Metode Latihan

Menurut Roestiyah (2001), metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Menurut Sagala (2003)
Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

Metode latihan biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa:


-Memiliki keterampilan motoris/gerak: seperti meghafalkan kata-kata, menulis,
mempergunakan alat/ mempergunakan suatu benda

- Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan,


mengurangi, menarik akar dalam hitungang mencongak. Mengenal benda/bentuk
dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.

- Memiliki kemampuan menghubungkan sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti


hubungan sebab akibat banyak hujan banjir, penggunaan lambang/simbol di
dalam peta dan lain-lain.

 Kelebihan dan kekurangan Metode Latihan

Kelebihan metode latihanyaitu :

1.Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, memberikan kesempatan


kepada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan bertanggung jawab.

2.Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitip yang sehat, sehingga
membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.

3.Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid secara individual cukup dengan
memperhatikan kelompok saja atau ketua-ketua kelompoknya.

4.Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan membiasakan
anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai warga yang patuh pada
aturan.

Kelemahan Metode Latihan yaitu :

1.Sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik intelegensi, bakat dan minat atau
daerah tempat tinggal.

2.Murid-murid yang oleh guru telah dianggap homogen, sering tidak merasa cocok
dengan anggota kelompoknya itu.
3.Pengetahuan guru tentang pengelompokkan itu kadang-kadang masih belum
mencukupi.

 Langkah-langkah Penggunaan Metode Latihan

1.Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.

2.Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum
bisa mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.

3.Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response siswa yang


berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan
siswa.

4. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan
dan membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah
telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat.

5. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya
kepada siswa, serta memperhatikan masa latihan dengan mengubah situasi
sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat
menghasilkan keterampilan yang baik.

6.Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang


pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.

7.Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan


dan kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang.

9)Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar yang


diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian
tugas. Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi
sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian tugas

 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas

Adapun kelebihan metode pemberian tugas yaitu:

1.Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri

2.Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah menginformasikan dan


dan mengkomunikasikan sendiri.

3.Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan

4.Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

5.Dapat mengembangkan kreativitas siswa

6.Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.

Adapun kelemahan metode pemberian tugas yaitu :

1.Tugas tersebut sulit dikontrol guru kemungkinan tugas itu dikerjakan oleh orang
lain yang lebih ahli dari siswa.

2.Sulit untuk dapat memenuhi pemberian tugas

3.Pemberian tugas terlalu sering dan banyak, akan dapat menimbulkan keluhan siswa,

4.Dapat menurunkan minat belajar siswa kalau tugas terlalu sulit

5.Pemberian tugas yangmonoton dapat menimbulkan kebosanan siswa apabila terlalu


sering.

6.Khusus tugas kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif.
 Langkah-langkah dalam pemakaian metode pemberian tugas

 Fase pemberian tugas(persiapan)

a) Merumuskan masalah (scope and sequenes) dengan jelas.

b) Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas.

c) Menentukan jenis tugas (kelompok/individu)

d) Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan tugas

e) Memberikan petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

f) Menentukan limit waktu pelaksanaan

 Fase pelaksanaan tugas

a) Mengadakan bimbingan/pengawasan dalam pelaksanaan tugas.

b) Memberikan motivasi/dorongan sehingga anak mau bekerja

c) Memberikan pelayanan kebutuhan

d) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

e) Dianjurkan agar siswa menctat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik

 Fase pertanggungjawaban tugas

a) Pelaporan secara lisan/tulisan, tindakan/demonstrasi

b) Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas.

c) Melaksanakan penilaian proses dan hasil pelaksanaan.


d)Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa
selama pelaksanaan tugas.

10)Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan


mempertunjukkan atau mempertontonkan atau mendramakan cara bertingkah laku
dalam hubungan sosial. Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam
metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan didalam pelaksanaanya dapat
dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti

a. Kelebihan dan kekurangan Metode Sosio Drama

Kelebihan metode sosiodrama yaitu :

1.Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan


sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuannya
melakukan suatu agenda di muka orang banyak.

2. Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat
adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.

3. Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami,


membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan
penghayatannya sendiri.

4. Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.

Kekurangan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:

1.Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang
kreatif.

2.Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi
bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3.Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang
bebas.

4.Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.

5. Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.

6.Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu


situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak
efektif.

7.Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah
diri atau malu.

8.Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu
kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.

b.Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Sosio Drama


Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah yaitu :

1.Tahap persiapan

Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan


diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada tahap persiapan ini guru
juga menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan,
bagaimana pelaksanaan sosio drama dan tatacara pelaksanaan dalam
kegiatan pembelajaran setelahnya.

2.Penentuan pelaku atau pemeran

Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya guru


mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain peran, kemudian
guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam sosiodrama dan
yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus
dilakukan oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya
menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas mereka kali ini.

3.Tahap permainan sosiodrama

Kemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan


masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama kurang 4-5
menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri.
Diskusi

Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemaim


dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah
pimpinan guru yang di ikuti oleh semua peserta didik. Diskusi berkissar
pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita.
Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa kesimpulan.

4. Ulangan permainan

Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak


sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh beberapa siswa yang
menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang dipimpin
oleh guru sebelumnya.
BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Metode
adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Teknik adalah
suatu cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknik pembelajaran yaitu
tujuan belajar, bahan belajar, siswa, guru, waktu dan fasilitas belajar dan sarana belajar

5.2 Saran

Sebaiknya guru benar-benar mengerahkan kemampuan untuk tercapainya tujuan


pembelajaran yang diharapkan dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik
yang tepat dalam mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT


Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif.Jakarta : Rajawali Pers

Faisal. 2014. Sukses Mengawal Kurikulum 2013 di SD. Yogyakarta : Diandra Creative

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan.Jakarta : Kencana

Sudjana. 2010. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah

Anda mungkin juga menyukai