PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI SD
Tentang
Disusun Oleh :
Kelompok 5
19 BKT 07
2021
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun
serta menyelesaikan makalah tentang “PEMILIHAN PENDEKATAN, METODE
DAN TEKNIK PEMBELAJARAN” ini.
Dalam penulisan ini, penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Maka pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
2.Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan material dan spiritual.
3.Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu memberikan masukan.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar isi........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 44
3.2 Saran............................................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Situasi belajar mengajar juga akan lebih hidup jika ditunjang oleh penggunaan
metode dan teknik pembelajaran yang tepat. Metode adalah bagaimana upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Sedangkan teknik adalah suatu cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Tidak ada pendekatan dan metode yang paling baik dan cocok untuk segala
keadaan, setiap pendekatan dan metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh
karena itu penulis mengangkat tema yang berkaitan dengan pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran yang berjudul “Pemilihan Pendekatan, Metode dan Teknik
Pembelajaran”.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok
permasalahan dalam makalah ini adalah :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012 : 86) ada 2 pendekatan utama dalam
pembelajaran yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach), yang menurunkan strategi pembelajaran discovery dan
inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), yang menurunkan
strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
B. Pengertian Metode
Menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2010 : 7) metode adalah cara yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam
pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya
membentuk kemampuan siswa.
Prinsip metode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan siswa yaitu
:
C. Pengertian Teknik
Teknik menurut Adisusilo (2012, 86) adalah suatu cara yang dilakukan seseorang
dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misal cara berceramah yang efektif
dan efisien di siang hari dengan jumlah siswa yang banyak, tentu berbeda dengan
ceramah untuk siswa yang jumlahnya sedikit.
Ada beberapa ciri dari sebuah pendekatan / metode pembelajaran yang baik untuk
pembelajaran :
2. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi,
6.Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan
proses pembelajaran.
Beberapa prinsip yang mendasari penentuan pendekatan dan metode dalam proses
pembelajaran, yaitu:
5. Prinsip fungsional.
Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring
dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus menerus, maka metode pembelajaran
jangan sampai memberi kesan memberatkan sehingga kesadaran belajar pada
anak cepat berakhir.
A.Tujuan Pembelajaran
Kaitan metode dengan tujuan pembelajaran yaitu didasarkan atas kondisi bahwa
metode sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga metode apa yang
digunakan banyak dipengaruhi oleh kondisi tujuan pembelajaran itu sendiri. Tujuan
pembelajaran disini menyangkut kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah selesai
mengikuti pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilaku, yaitu pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Untuk masing-masing kelompok perilaku diperlukan penggunaan
pendekatan dan metode pembelajaran yang berbeda sesuai dengan aspek kegiatan yang
dituntut untuk penguasaan jenis-jenis tujuan pembelajaran tersebut. Bloom
mengelompokkan tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Untuk setiap ranah terdapat tingkatan-tingkatan kemampuan yang
berkisar dari kualitas yang rendah sampai pada kualitas kemampuan yang tinggi.
a.Kognitif
b.Afektif
- Organisasi
- Pembentukan pola hidup, menekankan pada penghayatan hidup.
c. Psikomotor
- Penyesuaian
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk
bisa dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
Setiap jenis dan tingkat kekompleksitan materi pelajaran menuntut kegiatan yang
berbeda untuk mencapainya. Apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru
bagi siswa maka guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan
secara singkat atau melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa.
Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah
dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuannya
yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus
diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep yang
abstrak tentu guru harus memberikan banyak contoh agar siswa menguasai dengan
mudah konsep yang dibahas.
Ada beberapa aspek (secara umum) yang terdapat pada materi pelajaran, yaitu:
C.Siswa
Bagi siswa yang memiliki pengalaman yang sederhana dan terbatas akan lain cara
belajarnya apabila dibandingkan dengan mereka yang sudah banyak memiliki
pengalaman walaupun mempelajari bahan kajian yang sama. Untuk mengatasi
keanekaragaman karakteristik siswa tersebut maka sumber belajar yang digunakan perlu
dianalisis terlebih dahulu dalam penetapan suatu pendekatan dan metode, sehingga dalam
penerapannya tidak akan mengalami ketimpangan cara berpikir antara siswa yang sudah
banyak pengalaman dan siswa yang masih kurang memiliki pengalaman dalam
bidang-bidang tertentu. Apabila guru sudah dapat mengantisipasi tentang karakteristik
siswa seja awal, maka iklim belajar dalam kegiatan pembelajaran akan tercipta secara
kondusif.
D. Guru
Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa profesional.
Dengan jiwa keprofesionalannya dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses
pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
F. Waktu Pembelajaran
Faktor waktu adalah menyangkut jumlah jam dalam kegiatan pembelajaran, serta
menyangkut kondisi waktu kegiatan pembelajaran. Apabila guru hanya memiliki waktu
yang sedikit untuk membahas suatu konsep, misalnya 20 menit, tentu tidak tepat
membahas konsep tersebut dengan meminta anak untuk melakukan diskusi kelompok.
Waktu akan habis digunakan untuk kegiatan membagi atau membentuk kelompok.
Sebaliknya, apabila waktu yang tersedia cukup leluasa, guru dapat melaksanakan
kegiatan diskusi yang berjenjang, siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil
yang hasilnya akan dibahas dalam diskusi kelas.
Ketepatan metode dengan jumlah waktu yang tersedia akan terjurus kepada
tercapainya tujuan pembelajaran yang baik.
G. Situasi
Metode yang kita tetapkan dalam mengajar hendaklah sedemikian rupa sehingga
dapat membangkitkan keterampilan tertentu. Kalau tidak siswa menjadi pasif; hanya tahu
teori. Hal ini penting apalagi berkaitan dengan pengajaran yang ingin menanamkan
segi-segi "how to" atau "teknik".
J.Keterlibatan siswa
Mampukah metode yang dipilih membuat para siswa aktif belajar? Bisakah
diharapkan terjadi suasana atau interaksi dialogis dalam kegiatan belajar-mengajar?
A.Jenis-jenis Pendekatan
Adapun pendekatan pembelajaran yang sudah umum dipakai oleh para guru pada
KTSP antara lain:
1) Pendekatan Konsep
a.Atribut
b.Struktur
c. Keabstrakan
d. Keinklusifan
f. Ketepatan
g. Kekuatan
Pendekatan pembelajaran ini oleh para ahli pendidikan didasarkan pada pola
pengorganisasian bahan pengajaran, yang meliputi pengajaran linear dan pengajaran
komulatif.
Dalam pendekatan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga
sesama temannya dan dari manusia-manusia sumber di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan
proses adalah :
9) Melakukan proses
1.Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk
pengembangan dan masa depan.
2.Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua
sekolah dapat menyediakannya
3) Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum ke khusus. Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan
deduktif dalam pembelajaran adalah :
b.Menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan
buktinya.
c.Disajikan contoh-contoh khusus agarsiswa dapat menyusun hubungan antara
keadaan khusus itu dengan aturan, prinsip umum
4) Pendekatan Induktif
a.Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif
Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran
pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakekat mengajar menurut
pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang
sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara
lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah, ceramah dan lecture. Dalam pendekatan ini
siswa diharapkan dapat mendapat dan mengingat informasi yang telah diberikan guru,
serta mengungkapkan kembali apa yang dimilikinya melalui respons yang ia berikan pada
saat diberikan pertanyaan oleh guru.
a. Persiapan yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi
b. Pertautan bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat
untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan.
c. Penyajian terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan cara memberi
ceramah atau menyeluruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan di
ambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru.
d. Evaluasi yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang
dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri
pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan.
6) Pendekatan Heuristik
Kata heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu “heuriskein” yang berarti “saya
menemukan”. Pengertian ini menurut Rusyan (1993:114) adalah semacam fakta
psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki
sejak bayi. Keinginan memperoleh pengetahuan dan informasi dari orang lain adalah
dorongan wajar yang terdapat pada setiap manusia.
Pendekatan heuristik adalah pendekatan pengajaran yang menyajikan sejumlah
data dan siswa diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut,
implementasinya dalam pengajaran menggunakan metode penemuan dan inkuiri.
Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (dalam Sagala, 2003 : 81) adalah:
2. Berpikir logis adalah cara yang paling utama dalam menemukan sesuatu
3. Proses mengetahui dari sesuatu yang sudah diketahui menuju kepada yang
belum diketahui adalah jalan pelajaran yang paling rasional dalam pelajaran
di sekolah.
4. Pengalaman yang penuh tujuan adalah tonggak dari usaha pembelajaran siswa
kearah belajar berbuat, bekerja dan berusaha.
1. Tidak semua siswa cocok dengan pendekatan ini, kadang-kadang siswa lebih
senang diberi pelajaran oleh gurunya melalui ceramah dan tanya jawab.
Adapun pendekatan pembelajaran yang dipakai oleh para guru pada kurikulum
2013 antara lain:
1) Pendekatan Kontekstual
1.Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya;
2) Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik (dalam Faisal, 2014 : 49) merupakan suatu pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran dengan menitikberatkan pada penggunaan metode ilmiah
dalam proses pembelajaran. Hal ini didasari pada esensi pembelajaran yang
sesungguhnya merupakn sebuah proses ilmiah yang dilakukan oleh siswa dan guru.
Pendekatan ini diharapkan dapat membuat siswa berpikir ilmiah, logis, kritis, dan objektif
sesuai dengan fakta yang ada. De Vito ( dalam Faisal, 2014 : 49 ) juga menjelaskan
bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah sekaligus terkembangkannya sense of inquiry
dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
1. Sistematis
2. Terkontrol
3. Empirik
4.Kritis
1.Mengamati
Menurut Samatowa (Faisal, 2014:56), kegiatan mengamati merupakan
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam melakukan penyelidikan
ilmiah (the basic of all scientific inquiry is observation). Proses mengamati dapat
dilakukan dengan indera, tetapi tidak menutup kemungkinan pengamatan dilakukan
dengan menggunakan alat, misalnya termometer, timbangan atau mikroskop.
2. Menanya
Menurut Hanafiah dan Cucu Suhana (Faisal, 2014 : 60) menanya merupakan
proses pembelajaran yang dilakukan siswa yang diawali dengan proses bertanya. Proses
bertanya yang dilakukan siswa sebenarnya merupakan proses berpikir yang dilakukan
siswa dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupannya.
3. Menalar
Menalar (dalam Abdul, 2014 : 223) adalah salah satu istilah dalam kerangka
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu
dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif daripada guru. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, walaupun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.
4. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus mencoba
atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata
pelajaran IPA misalnya, siswa harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.
5.Mengkomunikasikan
PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan satu
masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa,
(3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4)
memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok
kecil, dan (6) menuntut siswa untuk mendemonstrasi-kan yang telah mereka pelajari
dalam bentuk produk atau kinerja.
a) Identifikasi masalah
b) Mengumpulkan data
c) Analisis data
B.Jenis-jenis Metode
1) Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh
setiap guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses
pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Dengan demikian juga dengan
siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pembelajaran
melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak
ada guru yang ceramah maka tidak belajar.
3.Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5.Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
1.Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai oleh guru.
3.Guru yang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering kali dianggap
sebagai metode yang membosankan.
4.Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum.
Agar metode ceramah berhasil maka ada berapa hal yang harus dilakukan baik
pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
1.Tahap Persiapan.
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan.
b.Langkah Penyajian
Ceramah harus ditutup agar materi pembelajaran yang sudah dipahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa agar tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya:
c)Memotivasi dan menimbulkan kompetensi belajar yaitu siswa yang aktif dan
tepat menjawab lebih percaya diri dan berusaha untuk selalu lebih baik,
dan siswa yang belum aktif atau tidak dapat menjawab dan
mempersiapkan diri dalam kesempurnaan lain.
d)Melatih siswa untuk berfikir dan berbicara secara sistematis dan sistematik
serta berdasarkan pemikiran yang orisinil.
2. Mengetahui kedudukan siswa dalam belajar di kelas dari aktivitas Tanya jawab dan
dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tanggapan yang dilontarkannya secara
kontinu.
3. Lebih merangsang siswa untuk mendayagunakan daya pikir dan daya nalarnya.
1.Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh siswa, sehingga
siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab atau bertanya.
2.Siswa yang tidak aktif tidak mempertahankan bahkan tidak terlibat secara mental.
3.Menimbulkan rasa gugup pada siswa yang tidak memiliki keberanian menjawab dan
bertanya (kemampuan lisan).
1.Persiapan
- Menentukan topik
2.Pelaksanaan
- Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam
suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat diantara para
siswa.
- Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
3) Metode Demonstrasi
1.Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2.Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
3.Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.
1.Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
yang memandai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi.
1. Tahap persiapan
-Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir.
- Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan
a.Langkah pembukaan
4)Metode Diskusi
Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi
lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk mengunakan
metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi:
a.Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya, oleh karena interaksi antar siswa
muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan.
b.Diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, sedangkan pembelajaran di
dalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan
sesuatu secara tuntas.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasanya dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitu:
-Diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini
permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang
mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
-Diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri atas 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini mulai dari guru
menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan
submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap
kelompok.
Jenis diskusi apapun yang digunakan menurut bridges (1979), dalam proses
pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar:
4.Setiap siswa harus mengumpulkan dan mencatat ide-ide yang dianggap penting.
5.Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami
isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi
2.Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3.Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di
samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pandapat orang lain.
1.Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi oleh 2 atau 3 siswa yang memiliki keterampilan
berbicara.
3.Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
4.Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat
mengganggu iklim pembelajaran.
b.Jenis-jenis diskusi.
1.Diskusi kelas
3. Simposium
4. Diskusi Panel
c.Langkah-langkah dalam melakukan diskusi.
1) Langkah Persiapan
-Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun
tujuan yang bersifat khusus.
- Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
2) Pelaksanaan diskusi
3) Menutup diskusi
5) Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar
dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada
objek yang sebenarnya.
2.Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
1.Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak terlalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
2.Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3.Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.
b. Jenis-jenis simulasi
1. Sosiodrama
2. Psikodrama
3. Rol Playing
c. Langkah-langkah simulasi
1) Persiapan simulasi
- Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi
-Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus
dimainkan oleh para pameran, serta waktu yang disediakan.
2) Pelaksanaan simulasi
-Simulasi hendakya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksud untuk
mendorong siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
disimulasikan.
3)Penutup
- Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik
dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
- Merumuskan kesimpulan.
6)Metode Eksperimen
2.Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
4.Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin
ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.
b. Langkah-langkah metode eksperimen
4.Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil
percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
Karya wisata berarti kunjungan diluar kelas. Metode karya wisata adalah suatu
metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa
membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta
didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
2.Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan yang ada di masyarakat
3.Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan
4.Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan
6.Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
8) Metode Latihan
Menurut Roestiyah (2001), metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Menurut Sagala (2003)
Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
2.Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitip yang sehat, sehingga
membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.
3.Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid secara individual cukup dengan
memperhatikan kelompok saja atau ketua-ketua kelompoknya.
4.Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan membiasakan
anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai warga yang patuh pada
aturan.
1.Sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik intelegensi, bakat dan minat atau
daerah tempat tinggal.
2.Murid-murid yang oleh guru telah dianggap homogen, sering tidak merasa cocok
dengan anggota kelompoknya itu.
3.Pengetahuan guru tentang pengelompokkan itu kadang-kadang masih belum
mencukupi.
2.Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum
bisa mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.
4. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan
dan membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah
telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat.
5. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya
kepada siswa, serta memperhatikan masa latihan dengan mengubah situasi
sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat
menghasilkan keterampilan yang baik.
1.Tugas tersebut sulit dikontrol guru kemungkinan tugas itu dikerjakan oleh orang
lain yang lebih ahli dari siswa.
3.Pemberian tugas terlalu sering dan banyak, akan dapat menimbulkan keluhan siswa,
6.Khusus tugas kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif.
Langkah-langkah dalam pemakaian metode pemberian tugas
e) Dianjurkan agar siswa menctat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik
10)Metode Sosiodrama
2. Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat
adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
1.Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang
kreatif.
2.Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi
bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3.Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang
bebas.
4.Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
7.Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah
diri atau malu.
8.Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu
kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.
1.Tahap persiapan
4. Ulangan permainan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional. Metode
adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Teknik adalah
suatu cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknik pembelajaran yaitu
tujuan belajar, bahan belajar, siswa, guru, waktu dan fasilitas belajar dan sarana belajar
5.2 Saran
Faisal. 2014. Sukses Mengawal Kurikulum 2013 di SD. Yogyakarta : Diandra Creative