Anda di halaman 1dari 5

A.

Gambaran gejala PTSD re-experiencing symptoms

Gejala PTSD pada anak dan remaja berdasarkan artikel yang di review dalam

penelitian ini menunjukan sebagian besar mengalami gejala merasa peristiwa akan

terulang kembali (40%) dan mengalami mimpi buruk (40%).

Pada penelitian hanifah & pratiwi (2020), pada gejala (Re-Experiencing

symptoms) yakni anak merasa ketakutan saat hujan datang dan awan mulai gelap

dimana terasa seolah-olah kejadian itu akan terulang kembali. Hasil pada

penelitiannya responden perempuan, masing –masing sampel masih mengingat

tentang peristiwa bencana angin puting beliung sampai sekarang dan dapat bercerita

sama dengan yang dialami dan kejadian tersebut dianggap kejadian paling

menakutkann ketika hujan datang, merasa takut berlebih, jantung berdetak

kencang ,wajah pucat, keringat dingin dan tutup telinga dimana dikatgeorikan gejala

PTSD parah

Pada penelitian yang dilakukan oleh ahmad ali ,dkk(2016) pada anak dan

remaja mengalami gejala ringan paling banyak yakni teringat kembali peristiwa

bencana secara berulang-ulang dan tidak dapat mengendalikannya sebanyak 285

responden, mengalami flashback sebanyak 258 responden, mengalami rasa tertekan

180 responden, adanya reaksi fisik bila terpapar peristiwa trauma sebnayk 177

responden, mengalami mimpi buruk sebanyak 171 responden. Hal ini dapat terjadi

dimana pada kejadian yang traumatis mengirim sinyal pada amygdala (bagian otak

yang memiliki peran dalam mengolah dan mengingat dalam reaksi emosi) yang

direspon dengan persepsi ancaman. Jika adanya peningkatan berlebihan di amgygda

akan menyebabkan respon emosional dan impresi sensorik. Ingatan traumatis

kemudian disimpan namun tidak di integrasikan ke dalam ingatan semantic.


Peningkatan ini mengakibatkan terganggunya integrase pemrosesan informasi. Ini

merupakan penyebab mengapa seseorang yang terdiagnosis PTSD.

B. Gambaran avoidance symptoms

Pada hasil artikel yang telah di review terdapat 1 artikel pada penelitian ulfah &

pratiwi (2020) yang mendapatkan gejala kehilangan ketertarikan (20%). Perilaku

menghindar ini untuk menghilangkan ingatan pada trauma. Hal-hal yang dapat

mengingatkan individu pda trauma sumbernya dari individu sendiri seperti pikiran

dan perasaan yang pernah dialami. Jika gejala ini berkelanjutkan maka akan tidak

akan memiliki cita-cita dan msa depannya menjadi kurang harapan.

Adanya hilang rasa ketertarikan anak karena adanya rasa takut dan kecemasan

aibat trauma. Hal ini memerlukan bantuan, dukungan dan perhatian orangtua dalam

menghadapi rasa ketakutan dan kecemasan akibat bencana. Pada penelitian ulfah

responden paling banyakk berusia 7-12 tahun dimana pada anak usia sekolah paling

banyak menunjukan distress psikologis yang menyeluruh. Penelitian nawangsih 2016

faktor yang mempengaruhi dari PTSD yakni adanya efek trauma,keparahan, derajat

taruma dan respon koping dalam menghadapi trauma. Gejala seperti hilangnya

ketertarikan atau menghidanri kegiat merupakan efek trauma yang menyebabkan

resiko terkena PTSD.

C. Gambaran hyperarousal symptoms

Pada hasil artikel yang telah di review gejala dari hyperarousal symtoms masing

– masing artikel yang direview memiliki gejala yakni sulit konsentrasi (20%), udah

marah (20%), terlalu waspada (20%), mengalami gangguan tidur (20%) dan 1 artikel

memiliki gejala lebih dari 1 yakni sulit konsentrasi, terlalu waspada dan sulit

konsentrasi (20%).
Pada penelitia pratiwi(2020) gejala hyperarousal yang terjadi yakni sulit

berkonsentrasi dalam pembelajaran disekolah namun tidak terjadi gangguan

fungsional. Penelitian ahmad ali (2016) gejala yang terjadi yakni mudah marah,

terlalu waspada, kemarahan yang mudah meledak dan sulit berkonsentrasi dimana

cukup banyak anak dan remaja yang mengalami tingkat keparahan sedang dan tinggi.

Pada penelitian endiyono (2018) terdapat 84,2% responden yang memiliki gejala

hyperarousal dengan gejala yang paling banyak yakni terlalu waspada, gejala ini dapat

merubaha kualitas dari hidup. Responden yang menderita trauma akan bersikap

waspada terhadap memori yang mengganggu. Mereka juga akan lebih berhati-hati

agar tidak terjadi sesuatu yang lebih lanjut.

Pada penelitian parisa (2020) gejala hyperarousal yakni gangguan tidur

(68,4%). Responden yang mengalami PTSD akan mengalami peningaktan pada

mekanisme fisiologis yakni sering timbul pada saaat tubuh sedang isitirahat. Hal itu

terjadi karena adanya reaksi yang berlebihan terhadap stress dari sisa trauma yang

pernah dirasakan. PTSD pada anak harus diberikan terapi untu menurunkan gejala

dari PTSD. Pada penelitian mukhadiono (2016) play therapy yang telah dilakukan

pada gejala hyperarousal sebelum terapi mendapatkan gejala tampak cemas, tampak

sedih, mudah marah, terdapat hasil sebelum dan sesudah terapi terdapat selisih nilai.

D. Gambaran PTSD

PTSD adalah keadaan yang terjadi pada seseorang yang mengalami kejadian

traumatik pda hidupnya. Biasanya orang yang mengalami PTSD akan merasa

ketakutan, putus asa dan sering teringat tentang peristiwa yangd ialami nya dan

mencoba menghindari hal-hal yang menyebabkan teringatnya kembali peristiwa

tersebut.terdapat gejala PTSD yang dialami pada individu yakni re experiencing tau
merasakan kemabali pada kejadian tarumatik, avoidance atau menghindar dan

hyperarousal atau wasapada. Gejala-gejala ini memiliki tandanya masing-masing.

Pada penelitian ulfah gambaran PTSD cukup parah(63,3%), pada penelitian ali

sebanyak 19,9% memenuhi kriteria dignosis PTSD, dan pada penelitian ediyono

sebanyak 78,9% responden mengalami PTSD,pada penelitian parisa sebanyak 38,7%

responden mengalami PTSD. Dari beberapa artikel yan telah direview gejala yang

banyak terlihat yakni pada re-experiencing dimana responden sering mengalami

mimpi buruk dan takut peristiwa akan terulang kembali dan pada gejala hyperarousal

banyak responden yang mengalami sulit konsentrasi, mudah marah, terlalu

waspada ,dan mengalami gangguan tidur dan gejala yang jarang muncul yakni pada

gejala avoidance yaknii tadna yang terlihat hilangnya ketertarikan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gejala re-experiencing paling sering muncul dengan tanda takut peristiwa akan

terulang kembali dan mengalami mimpi buruk

2. Gejala avoidance tanda yang muncul yakni kehilanganketertarikan

3. Gejala hyperarousal tanda yang sering muncul sulit berkonsentrasi, mudah marah,

terlalu wasapda dan mengalami gangguan tidur

4. Gejala PTSD paling banyak yakni pada re-experiencing, hyperarousal dan

avoidance, gejala PTSD terjadi cukup parah (63,3%)dan (19,9%) memenuhi

kriteria diagnosis PTSD dan 38,7%-78,9% responden mengalami PTSD

B. Saran
1. Bagi praktik keperawatan

Diharapkan pihak keperawatan dapat membantu untuk menurunkan gejala PTSD

dengan terapi-terapi

2. Bagi pemerintah daerah

Diharapkan pemerintahkan aderah lebih responsif dan perhatian pada anak yang

mengalami PTSD serta dapat memberikan sarana untuk mengurangi bahkan

menghilangkan trauma anak

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti menggunakan metode desain

kualitatif atau kuantitatif sehingga dapat menambah hasil-hasil penelitian yang

ada

Anda mungkin juga menyukai