Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL YOUTUBE DALAM

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana S-1 Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh:

RIZKA PRATAMA SINAGA

1810110159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

MEDAN

2021
ANALISIS PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL YOUTUBE DALAM

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana S-1 Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh:

RIZKA PRATAMA SINAGA

1810110159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Muhammad Yunan Harahap, S.Pd.I.,M.Pd.I Hernawan Syaputra Lubis,MA


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................1

B. IDENTIFIKASI MASALAH........................................................................5

C. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5

D. TUJUAN PENELITIAN...............................................................................6

E. MANFAAT PENELITIAN...........................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................8

A. KERANGKA TEORI...................................................................................8

1. Intensitas Penggunaan...............................................................................8

2. Media Sosial............................................................................................10

3. Mata Pelajaran Akidah Akhlak...................................................................16

B. PENELITIAN YANG RELEVAN.............................................................19

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................22

A. PENDEKATAN METODE YANG DIGUNAKAN..............................22

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN...............................................23

C. SUMBER DATA....................................................................................23

D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA.................................................24


E. TEKNIK ANALISIS DATA...................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Pertumbuhan Penggunaan Internet...............................................1

Tabel 2. Penelitian Terdahulu................................................................................19


5

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Memiliki gadget sudah hal yang biasa bagi semua kalangan, apalagi

menggunakannya. Media menjadi hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan,

sebab media merupakan perlengkapan yang mengantarkan ataupun

menghantarkan pesan-pesan pendidikan (Arsyad dalam Fauzan & Lubis, 2020, p.

121). Media juga digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari bahan

pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Tanpa adanya media, pelajaran akan

sulit dipahami oleh siswa (Nurohmah, Kosim, & Rohaniawati, 2018, p. 186).

Secara etimologi media berasal dari bahasa Latin yang artinya alat, sedangkan

secara terminologi ialah menyajikan suatu informasi ilmiah yang dapat membantu

seseorang paham dengan mudah (Fauzan, Syafrilianto, & Lubis, 2020, p. 60).

Media memiliki fungsi, yaitu: (1) dapat melampaui batasan ruang belajar; (2)

merangsang rasa ingin tahu siswa; (3) menjadikan materi pelajaran sebagai contoh

yang konkret; (4) membangkitkan minat belajar siswa; (5) memberikan

pengalaman kepada siswa (Lubis & Azizan, 2019, p. 92). Selain terdapat fungsi,

media juga memiliki beberapa dalam pembelajaran khususnya di sekolah dasar,

yaitu mampu meringankan beban guru dalam menjembatani materi pelajaran yang

masih bersifat abstrak menjadi lebih konkret, sehingga tercipta suasana

pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, juga berperan sebagai alat bantu

yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran dan

dapat menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan minat belajarnya (Novian

Dini, Chamidah, & Roosyanti, 2019, p. 184)


6

Salah satu media yang sangat banyak digunakan oleh seluruh manusia saat ini

ialah youtube. Hampir jutaan lebih dalam setiap harinya seluruh manusia

menonton konten yang ditampilkan di youtube, termasuk konten yang berbau

edukasi. Youtube menjadi media yang sangat populer sehingga melahirkan para

youtuber. Penghasilan youtuber terbilang menggiurkan, ini yang menarik para

kreator dalam mengembangkan bakatnya untuk membuat video menarik.

Pembelajaran memakai video daring dikala ini sudah jadi tren dengan kenaikan

yang sangat pesat.

Youtube merupakan situs berbagi video, Youtube didirikan oleh 3 orang yaitu

Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim di Amerika pada februari tahun 2005.

Saat ini Youtube bisa diunduh di google playstore maupun di web dan dapat

diakses secara gratis menggunakan jaringan internet, video klip, film, tv dan video

buatan para penggunanya sendiri merupakan video-video yang ada di Youtube

(Tjanatjantia, 2013). Salah satu layanan yang terdapat didalam Youtube antara

lain pengguna dapat mengupload video dan membagikannya serta dapat diakses

oleh pengguna lain diseluruh dunia. Video blog merupakan bentuk suatu media

informasi yang dibuat secara sederhana yang di gunakan secara dalam jaringan

(Daring) melalui channel Youtube (Yudhi & Priana, 2017). Hal tersebut bisa

dijadikan sebagai media pendukung dalam pembelajaran dalam jaringan (Daring)

karena Youtube memiliki beberapa keunggulan guna menciptakan pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan.

Youtube merupakan situs yang sangat populer pada saat ini yang mampu

dimanfaatkan dalam pendidikan. Keunggulan Youtube dalam pendidikan yaitu

penggunaanya sangat praktis yang mudah digunakan dan diikuti oleh peserta didik
7

dan guru, Youtube memberikan informasi mengenai perkembangan ilmu

diberbagai bidang pendidikan serta Youtube menawarkan fasilitas interaktif untuk

berdiskusi.. Sedangkan Minat peserta didik dalam belajar menggunakan media

Youtube ditunjukan dengan rata-rata nilai 4,45 dari skala 4,20-5,00 yang berarti

sangat berminat. Hal ini membuktikan bahwa Youtube sebagai media

pembelajaran layak digunakan dalam proses pembelajaran dalam jaringan

(Daring) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabanjahe.

Menurut Abu Bakar Jabir Al- Jazairi, akidah merupakan beberapa kebenaran yang

bisa diterima secara universal (aksioma) oleh manusia bersumber pada ide,

wahyu, serta fitrah. Sedangkan akhlak menurut Imam Al- Ghazali merupakan

energi kekuatan (watak) yang tertanam dalam jiwa serta mendesak perbuatan-

perbuatan otomatis tanpa membutuhkan pertimbangan benak (Aqodiah & Astini,

2020, p. 43). Kemudian, pendidikan Akidah Akhlak memiliki tujuan, yaitu: (1)

Menumbuhkembangkan akidah lewat pemberian, pemupukan, serta

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, dan

pengalaman siswa tentang akidah Islam sehingga jadi manusia muslim yang terus

tumbuh keimanan serta ketakwaannya kepada Allah Swt; (2) Mencetak generasi-

generasi yang berakhlakul karimah serta menghindari akhlakul mazmumah

bagaikan perwujudan dari ajaran serta nilai-nilai akidah Islam dalam kehidupan

tiap hari, baik dalam kehidupan orang ataupun sosialnya (Jannah, 2020, p. 242).

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka dalam kesempatan ini perlu

dilakukannya penelitian terkait analisis pemanfaatan media youtube khususnya

pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)


8

Kabanjahe kabupaten Karo. Dengan demikian, hasil dari penelitian akan dapat

dijadikan sebagai pertimbangan bagi guru dalam memilih media pembelajaran.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian diatas adapun permasalahan yang terjadi berkaitan dengan

penelitian tersebut maka peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai

berikut:

1. Diduga masih banyak siswa yang menggunakan media sosial YouTube

sebagai hiburan dan bukan untuk pelajaran.

2. Pemanfaatan media pembelajaran seperti youtube masih belum sesuai dengan

yang diharapkan

3. Guru masih belum cukup mengerti dalam penggunaan media youtube sebagai

media pembelajaran

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas beberapa masalah yang akan dibahas berkaitan

dengan pemanfaatan media sosial youtube dalam meningkatkan minat belajar

siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo adalah:

1. Bagaimana pemanfaatan sosial media YouTube dalam meningkatkan

minat belajar siswa?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pemanfaatan media sosial

YouTube?
9

3. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam

pemanfaatan Youtube guna untuk meningkatakan minat belajar siswa?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui pemanfaatanYoutube dalam meningkatkan minat belajar

siswa di Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabanjahe.

2. Untuk mengetahui kendala yang terjadi didalam pemanfaatan Youtube sebagai

sarana belajar untuk mempelajari Akidah Akhlak.

3. Untuk mengetahui solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kendala

dalam pemanfaatan Youtube dalam kegiatan belajar mengajar.

E. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini terbagi

menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini bisa menambah informasi tentang pemanfaatan

Youtube dalam meningkatkan minat siswa dalam mempelajari pelajaran

Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabanajahe serta

menambah masukan terhadapan pengembangan teori.

2. Manfaat Praktis

 Bagi Guru
10

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi guru atau pendidik tentang penggunaan smartphone dan

lingkungan belajar terhadap minat belajar siswa dan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa.

informasi tersebut dapat digunakan guru untuk evaluasi bagi guru.

 Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan siswa dapat mengerti manfaat penggunaan

smartphone dengan baik dan benar dan agar minat belajar siswa meningkat

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan

keterampilan peneliti, khususnya terkait penggunaan smartphone dan

lingkungan belajar terhadap minat belajar siswa sehingga dapat

mempersiapkan diri menjadi guru yang profesional.


11

BAB II
LANDASAN TEORI
A. KERANGKA TEORI

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses atau usaha yang dilakukan oleh para individu guna

memperoleh perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap

serta nilai yang positif untuk pengalaman yang telah dipelajari (Zulyadani, 2016).

Interaksi antara sesorang dengan lingkungan merupakan proses belajar yang

terjadi kapan saja dan dimana saja (Arsyad, 2019: 1). Selain itu, belajar juga

dilakukan oleh masing-masing individu secara terus menerus karena dalam

kehidupan terdapat kejadian atau peristiwa yang bisa dijadikan pembelajaran.

Pembelajaran hakikatnya adalah proses menata, mengorganisasi lingkungan

disekitar peserta didik untuk menumbuhkan dan mendorong terjadinya proses

pembelajaran (Pane & Dasopang, 2017). Pembimbingan dan pengarahan adalah

bentuk proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk proses belajar. Maka

dalam proses pembelajaran terbangun dari interaksi guru dan peserta didik. Hal

tersebut sejalan dengan pendapat (Putria dkk, 2020) bahwa dalam proses

pembelajaran akan melibatkan kegiatan belajar dan mengajar dan akan

menentukan keberhasilan siswa selain itu juga untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Media Sosial

Media sosial bukan hal yang tabu lagi bagi masyarakat Indonesia, mulai dari usia

5 hingga puluhan tahun hampir semua mengetahui apa itu media sosial. Berikut

adalah pengertian media sosial menurut Kaplan dan Haenlein (2014) yang

mendefinisikan media sosial sebagai kelompok aplikasi bebasis internet, yang


12

dibangun atas pondasi ideologis dan teknologi “web 2.0” yang memberikan izin

pengguna untuk membuat dan bertukar konten yang dihasilkan. Dewing (2012)

Istilah media sosial, mengacu pada ruang lingkup berbasis internet dan layanan

mobile yang lebih luas sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengambil

bagian atau berpastisipasi pada pertukaran online, memberikan user-created

content), serta bergabung dalam komunitas online.

Selain itu prinsip media sosial terdapat dalam kemampuannya untuk membagikan

konten dengan orang lain, bebrapa jenis konten diantaranya berupa pembaruan

status singkat maupun berdurasi panjang, gambar, serta dokumen audio atau video

(Osterreder, 2013).

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya dapat dengan

mudah berpartisipasi. Berpartisipasi dalam arti seseorang akan dengan mudah

berbagi informasi, menciptakan konten atau isi yang ingin disampaikan kepada

orang lain, memberi komentar terhadap masukan yang diterimanya. Semua dapat

dilakukan dengan cepat dan tidak terbatas, media sosial juga disebutkan sebagai

media online dimana dapat mewakili para penggunanya untuk saling berinteraksi

dengan sesamanya di dunia luar baik yang dikenal maupun tidak (Sisrazeni,

2017).

Menurut Shirky (dalam Nasrullah, 2017), media sosial adalah alat untuk

meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja sama (to

co-operate) di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang

semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi. Media sosial

adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang

memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun kolaborasi. Karena itu, media


13

sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan

hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media sosial

merupakan media online berbentuk pelayanan berbasis webside atau sistem

jaringan, yang dapat saling terhubung sehingga memungkinkan individu untuk

membuat profil pribadi dan mengunjungi profil orang-orang yang terdaftar dalam

koneksinya serta memungkinkan untuk berbagi informasi, menciptakan konten,

memberi komentar, bekerja sama, semua dapat dilakukan dengan cepat dan tak

terbatas.

Berikut adalah jenis-jenis media sosial yang terdapat dalam buku “Tips Produktif

Ber-Social Media” karya Arif Rahmadi, media sosial dibagi menjadi beberapa

jenis, yakni:

a. Forum Merupakan media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk

berbagi info sesuai dengan subtopik yang disediakan forum dan pengguna

yang lain bisa memberikan komentar terhadap info tersebut. Umumnya ada

admin yang mengontrol sehingga postingan pengguna tetap sesuai dengan

subtopik. Contohnya:

1) Kaskus Jejaring sosial terbesar di Indonesia ini dapat difungsikan untuk

banyak hal, mulai dari forum diskusi hingga berjual beli yang disediakan

khusus dalam forum jual beli Kaskus (fjb Kaskus). Jika barang anda

menarik, dalam waktu singkat para pengguna (Kaskuser) akan

menghubungi anda dan segera membeli barang anda.

2) Indowebster Yaitu web server multimedia unlimited local asli Indonesia

sebagai sarana hosting dan sharing file. Indowebster merupakan


14

perpaduan RapidShare, ImageShack dan Youtube. Dalam

penggunaannya dibuat tanpa menginstal Indowebster terlebihdahulu

melainkan langsung diakses melalui link Indowebster tersebut.

b. Microblog Merupakan salah satu bentuk blog yang memungkinkan

penggunanya untuk menulis teks pembaruan singkat biasanya kurang dari

200 karakter. Mikroblog ini dapat dimanfaatkan untuk menyimpan ide-ide

atau mengungkapkan gagasan, Contohnya:

1) Twitter adalah salah satu layanan jejaring sosial berbasis web yang

memungkinkan pengguna untuk mengirim dan membaca pesan pendek

karena Twitter hanya menyediakan 140 karakter. Twitter didirikan oleh

Jack Dorsey pada maret 2006 dan kemudian secara resmi diluncurkan

pada bulan Juli 2006.

c. Social Networking Merupakan media sosial yang memfasilitasi pengguna

untuk dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya dengan saling

menambahkan teman, memberikan komentar, bertanya maupun berdiskusi.

Contohnya Facebook. Social Networking dibagi kedalam beberapa klasifikasi

yaitu: situs Social Networking dengan pengguna khusus antara lain

Goodreads.com (Social Network untuk para pencinta buku), Social Network

untuk Chat antara lain Messenger, Whatsapp,Line.

1) Facebook

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial di dunia maya yang

digunakan untuk mencari teman baru, teman lama dan lainnya. Para

remaja memanfaatkan Facebook untuk mempromosikan diri sendiri

dengan cara meng-upload foto, meng-update status, mengirim pesan


15

melalui inbox, memberi komentar maupun likes. Selain itu Facebook

digunakan untuk bisnis online.

2) Goodreads

Goodreads yaitu jejaring sosial khusus para pecinta buku, para peneliti dan

penerbit. Peneliti atau penerbit wajib memiliki akun Goodreads dalam

memantau “feedback" para pecinta buku.

3) Whatsapp

Whatsapp adalah aplikasi perpesanan instant yang memungkinkan

pengguna untuk mengirimkan file, pesan maupun gambar dan obrolan

online seperti Blackberry Messenger. Kontak pengguna Whatsapp bisa

secara otomatis terdeteksi padaperangkat smartphone apabila kontak

telepon kita juga menggunakan aplikasi Whatsapp.

d. Social Photo and Video Sharing Merupakan media sosial untuk berbagi foto

maupun video. Contohnya Youtube, Instagram

1) Youtube Merupakan media sosial untuk berbagi video yang cukup popular.

Youtube merupakan aplikasi yang berada di bawah naungan google.

Apabila anda sudah mempunyai akun google, untuk login ke Youtube

anda cukup menggunakan akun email google (gmail) anda. Melalui

youtube seseorang dapat meng-upload video maupun mencari video yang

disukai.

2) Instagram Yaitu layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial untuk

berbagi cerita via gambar digital. Indikator pemanfaatan Instagram antara

lain:

(1) Memanfaatkan untuk sharing


16

(2) Mengunggah foto dan video lucu

(3) Memanfaatkan untuk portofolio

(4) Mencari teman

(5) Promosi

(6) Mengikuti atau diikuti oleh pengguna lain

(7) Melihat pembaruan atau home

(8) Memberikan komentar pada akun instagram lain

(9) Mengirim pesan personal melalui DM (Direct Message)

3. Youtube

Youtube merupakan situs web berbagi video, Youtube didirikan di Amerika pada

februari tahun 2005. Saat ini Youtube bisa diunduh di google playstore maupun di

web dan dapat diakses secara gratis menggunakan jaringan internet. Video klip,

film, tv dan video buatan para penggunanya sendiri merupakan video- video yang

ada di Youtube (Tjanatjantia, 2013). Salah satu layanan yang terdapat didalam

Youtube antara lain pengguna dapat mengupload video dan membagikannya serta

dapat diakses oleh pengguna lain diseluruh dunia. Video blog merupakan bentuk

suatu media informasi yang dibuat secara sederhana yang di gunakan secara

dalam jaringan (Daring) melalui channel Youtube (Yudhi & Priana, 2017).

Karakteristik Youtube dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu tidak memiliki

batas durasi dalam pengungahan video, memiliki sistem keamanan yang mulai

akurat, berbayar, memiliki sistem offline dan memiliki editor sederhana

(Faiqah,dkk 2016). Hal ini yang membedakan Youtube dengan aplikasi lain

karena memiliki karakteristik yang membuat banyak orang menggunakannya.

Selain itu Youtube memiliki keunggulan sebagai media pembelajaran. Media


17

pembelajaran Youtube memiliki keunggulan di dalam dunia pendidikan yaitu

Youtube merupakan situs paling populer didunia internet 14 dan memberikan edit

value terhadap pendidikan, mudah digunakan oleh peserta didik dan guru,

memberikan informasi pendidikan, memfasilitasi untuk berdikusi, memiliki fitur

share di jejaring sosial dan gratis (Musarofah, 2019). a. Kegunaan Youtube

Youtube sebagai media pembelajaran di dalam kurikulum 2013 sangat berguna

sebagai bahan pendukung karena youtube mampu memberikan edit value terhadap

education/pendidikan, praktis sigunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan

termasuk siswa dan guru, memberikan informasi tentang perkembangan ilmu

pendidikan, teknologi, kebudayaan, dan ekonomis yaitu gratis untuk semua

kalangan. b. Youtube Sebagai Media Pembelajaran Menurut Suryaman (2015)

Youtube memiliki kelebihan sebagai media pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1)

Informatif, yaitu Youtube dapat memberikan informasi mengenai perkembangan

ilmu dan teknologi 2) Cost Effective, yaitu Youtube dapat diakses secara gratis

dengan menggunakan jaringan internet 3) Potensial, yaitu Youtube merupakan

situs yang sangat popular dan memiliki banyak video sehingga mampu

memberikan dampak bagi pendidikan 4) Praktis dan lengkap, yaitu Youtube bisa

digunakan dengan mudah dan memiliki informasi yang lengkap 5) Shareable,

yaitu video Youtube dapat dibagikan dengan mudah dengan membagikan link 6)

Interaktif, yaitu Youtube memiiki fasilitas untuk tanya jawab melalui kolom

komentar.

4. Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Akidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya`qidu `aqdan-aqidatan” yang

berarti simpulan, ikatan sangkutan, perjanjian, dan kokoh. Ibnu taimiyah dalam
18

bukunya “aqidah al-wasithiyah” menerangkan makna aqidah dengan suatu

perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenang

sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan dan

juga tidak juga dipengaruhi syakwasangka.

Menurut Hasan al-Banna” Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini

kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan

yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan”.

Akidah merupakan akar atau pokok agama, syariah/fikih (ibadah,muamalah) dan

akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari

keimanan dan keyakinan hidup. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau

kepribadian hidup manusia, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt

dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.

Fiqih seagai ulama mendefinisikan akidah sebagai sesuatu yang diyakini dan

dipegang teguh, sukar sekali untuk diubahkan, ia beriman berdasarkan dalil-dalil

yang sesuai dengan kenyataan, seperti beriman kepada Allah Swt, kitab-kitab

Allah, dan Rasul-Rasul Allah adanya kabar baik da buruk serta akan adanya hari

kiamat.

Akidah itu harus mendatangkan ketentraman jiwa artinya lahirnya seseorang bisa

saja pura-pura meyakini sesuatu, akan tetapi hal itu tidak akan mendatangkan

ketenangan jiwa, ila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus

menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Dalam prosesnya, keyakinan tersebut harus langsung tidak boleh menggunakan

perantara. Akidah demikian yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya

kepada Allah Swt, berjiwa bebas, merdeka, dan tidak tunduk pada manusia dan
19

makhluk Tuhan yang lainnya. Akidah dalam agama Islammeiputi keyakinan

dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dalam lisan

dalam betuk da kalimat syahadat dan perbuatan baik amal saleh.

Akhlak seseorang terbagi menjadi dua macam, yaitu akhlak terpuji dan akhlak

tercela. Akhlak terpuji adalah sikap dalam diri seseorang yang bersifat baik.

Akhlak tercela yaitu sikap yang jelek pada diri seseorang. Pembahasan mengenai

akhlak terpuji dan tercela sangat banyak.

Al-Ghazali mendefinisikan bahwa akhlak adalah suatu sikap yang mengakar

dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang,

tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir

perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara`, maka ia disebut

akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap

tersebut disebut akhlak yang buruk.

Dapat dikatakan akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang

tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya, sifat itu dapat lahir berupa

perbuatan baik disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak yang

tercela seseuai dengan pembinaannya.

Pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah yang terdiri atas empat

mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’anHadis,

menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna

secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam

kehidupan sehari-hari. Aspek akidah menekankan pada kemampuan memahami

dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan

mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna. Aspek Akhlak menekankan pada


20

pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela

dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Fikih dan aspek Tarikh & kebudayaan Islam.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata

pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah

dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Peningkatan

tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman

kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasulrasulNya, hari akhir,

sampai iman kepada Qadla dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli

dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap alAsma’ al-Husna dengan

menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan

individu dan sosial serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak

tercela dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian diatas, maka dapat disintesiskan bahwa Akidah Akhlak merupakan

salah satu bagian dari cabang ilmu Pendidikan Agama Islam di Madrasah yang

didalamnya membahas tentang akhlak.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu mengenai intensitas penggunaan

media sosial terhadap minat belajar siswa:

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Metode Hasil


Penelitian
Emmi Aulia Hubungan (A) Intensitas Penggunaan
Hasibuan Antara Identifikasi Media Sosial Memberikan
(2019)Universita Intensitas Masalah, Pengaruh Terhadap
s Medan Area Penggunaan (B) Definisi Interaksi Sosial Sebesar
Medan Media Sosial Operasional 22,8%. Sehingga
21

Nama Peneliti Judul Metode Hasil


Penelitian
Dengan Variabel Sebanyak 77,2%
Interaksi Penelitian, Dipengaruhi Oleh Faktor-
Sosial Pada (C) Metode Faktor Lain. Adapun
Mahasiswa Pengumpulan Faktor Lain Yang
Psikologi Data. Mempengaruhi Interaksi
Universitas (E) Validitas Sosial Menurut Sisrazeni,
Medan Area Dan 2017, Adalah Imitasi,
Stambuk Reliabilitas Sugesti, Identifikasi,
2017-2018 Alat Ukur Simpati Dan Media
Dan (F) Sosial.
Metode
Analisa Data.
A’inindiya Naufi Hubungan Penelitian Penelitian Ini Memberikan
Teendhuha Ar Antara Kuantitatif Kesimpulan Bahwa
(2018) Intensitas Dengan Jenis Semakin Tinggi Intensitas
Universitas Penggunaan Penelitian Seorang
Muhammadiyah Media Sosial Korelasional Remaja Dalam
Malang Dan Dimana Menggunakan Media
Komunikasi Tujuan Yang Sosial Maka Akan
Interpersonal Ingin Dicapai Berdampak Pada
Pada Remaja Untuk Rendahnya
Mengetahui Komunikasi Interpersonal
Hubungan Yang Dilakukan. Berlaku
Antara Dua Juga Sebaliknya Ketika
Variabel Intensitas Penggunaan
Atau Lebih Media Sosial Seorang
Tanpa Remaja Rendah, Maka
Dilakukan Tingkat
Perubahan Komunikasi Interpersonal
Apapun Yang Dilakukan Akan
Terhadap Semakin Tinggi. Dengan
Data Yang Demikian,
Diperoleh Hasilnya Membuktikan
(Arikunto, Ada Hubungan Negatif
2010). Antara Intensitas
Kemudian Penggunaan Media
Dilanjutkan Sosial Dan Komunikasi
Data Interpersonal.
Yang
Diperoleh
22

Nama Peneliti Judul Metode Hasil


Penelitian
Akan Diolah
Menggunaka
n Spss
(Statistical
Program For
Social
Science) For
Windows
Versi 22.0.
Saiful Haq Pengaruh Penelitian Ini Kesimpulan Yang Dapat
(2015) Intensitas Merupakan Ditarik Dari Penelitian Ini
Penggunaan Penelitian Adalah Intensitas
Media Internet Primer Penggunaan Internet Pada
Terhadap Dengan Siswa Kelas Xi Man
Perilaku Pendekatan Purworejo Tahun
Belajar Siswa Kuantitatif Pelajaran
Dimana Data 2013/2014 Menunjukkan
Yang 59,2% Siswa
Dikumpulkan Menggunakan Internet
Merupakan Lebih Dari Sekali
Data Sehari Dengan Rata-Rata
Numerik Lama Penggunaannya 1
Yang Sampai 2 Jam.
Kemudian Kebanyakan
Disusun, Siswa Mengakses Internet
Dijelaskan, Di Rumah (67,3%) Yang
Dan Juga Menggunakan
Dianalisis. Internet Di
Dengan Warnet (45,9%).
Menggunaka Sedangkan Pengaruh
n Intensitas Penggunaan
Desain Internet Terhadap
Tersebut Perilaku Belajar Siswa
Dapat Dilihat Kelas Xi Man Purworejo
Bagaimana Tahun Pelajaran
Hubungan 2013/2014
Antar Menunjukkan Tidak Ada
Variabel Hubungan Yang
Pada Signifikan (P = 0,89).
Satu Waktu
23

Nama Peneliti Judul Metode Hasil


Penelitian
Tertentu.
Dengan
Pendekatan
Kuantitatif,
Dapat
Melihat
Kategori
Perilaku
Siswa Dalam
Hubungannya
Dengan
Penggunaan
Internet
Dalam
Bentuk
Angka.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan media sosial

memiliki pengaruh terhadap minat belajar siswa. Oleh karena itu peneliti

melakukan penerlitian Pengaruh Intensitas Penggunaan Sosial Media Terhadap

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah

Negeri, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo dengan menggunakan

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriftif.


24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN METODE YANG DIGUNAKAN

Menurut Miles dan Huberman, data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi

yang luas dan berlnadaskan kukuh, serta memuat penjelasan tentang proses-

proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif kita dapat

mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebabakibat

dalam lingkup pikiran orang-orang setempatm dan memperoleh penjelasan yang

banyak dan bermanfaat. Dan lagi, data kualitatif lebih condong dapat

memebimbing kita untuk memperoleh penemuan yang tak diduga sebelumnya

dan untuk membentuk kerangka teoritis baru; data tersebut membantu para

peneliti untuk melangkah lebih maju dari praduga dan kerangka kerja awal.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif pegumpulan data yang dilakukan

peneliti lebih menekankan kepada situasi guna menemukan, memahami,

menjelaskan dan memeproleh gambaran tentang bagaimana pengaruh media

sosial youtube dalam meningkatkan minat belajar siswa. Jadi, metode penelitian

ini bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai bagaimana pengaruh

media sosial youtube dalam meningkatkan minat belajar siswa.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian Ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabupaten Karo.

Penleitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan lamanya terhitung dari bulan Oktober

2021 sampai dengan bulan Desember 2021.


25

C. SUMBER DATA

Sumber data diperlukan berkaitan dengan hal tersebut dalam penelitian ini di

bagi 2 yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang diperoleh langsung

dari sumbernya, yaitu para pihak yang dijadikan informan penelitian. Jenis data

ini meliputi informasi dan keterangan mengenai dampak intensitas penggunaan

media sosial terhadap kedisiplinan belajar siswa. Informan adalah orang yang

dianggap mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan

informasi yang dibutuhkan.

Adapun yang akan dijadikan informan pada penelitian ini adalah siswa siswi

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabanjahe Kabupaten Karo sebagai sumber

utama dalam proses pengumpulan data di lapangan.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah berbagai teori dan informasi yang diperoleh tidak

langsung dari sumbernya. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data sekunder

adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan

penelitian yang dilakukan.

D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Mengenai teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik lapangan

kemudian didalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Library research, yaitu pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam

penelitian, pengkajian dan catatan terhadap literature atau buku- buku referensi
26

yang sesuai dengan kebutuhan pembahasan dalam penelitian ini, karya ilmiah

yang relevan terhadap masalah yang dibahas berupa konsep, teori, dan gagasan

para ahli sehubungan dengan objek yang dibahas. Metode pengumpulan data

ini terbagi atas dua bagian yaitu:

a. Kutipan langsung, yaitu peneliti mengutip pendapat para ahli yang

terdapat dalam buku-buku referensi yang berhubungan dengan

pembahasan penulisan ini dengan tanpa merubah redaksi kalimatnya

dan makna yang terkandung didalamnya.

b. Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan pendapat-pendapat para ahli yang

terdapat dalam referensi dalam bentuk uraian yang berbeda dalam

konsep aslinya, tetapi makna dan tujuannya sama.

2. Field research, yang suatu tehnik pengumpulan data dengan melakukan

penelitian langsung dilokasi penelitian atau lapangan tentang objek yang

akan diteliti untuk memperoleh data yang kongkrit yang ada hubunganya

dengan masalah yang ada dalam penelitian ini dengan menggunakan

metode-metode yang telah dipersiapkan yaitu:

1. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung

dengan sumber informasi tentang objek penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

wawancara/interview terhadap sampel secara langsung.

3. Angket, yaitu memberikan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan

dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.

4. Catatan Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari

referensi yang membahas tentang objek penelitian.


27

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Adapun tekhnik analisis data yang dilakukan metode Model Milles Habermen

adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-

menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.

Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya

memutuskan (seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual

wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan

data mana yang 17 Sugiyono, Op. Cit. hlm. 334. 18Milles dan Huberman,

Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992, hlm. 16.

38 dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan

reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,

membuat gugusgugus, membuat partisi, membuat memo).

Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan,

sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari

analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data

peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif

dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara,


28

yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau

peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.

2. Penyajian Data

Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-

penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis

kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan

dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang

tersusun dalam suatu bentuk 39 yang padu dan mudah diraih. Dengan

demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan

menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus

melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh

penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

3. Menarik Kesimpulan Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman

hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam

pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada

catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan

menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di


29

antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau

juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan

dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul

dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan

kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak

hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu

diverifikasi agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Pada langkah ketiga ini penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan

pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Langkah ini peneliti

lakukan di lapangan dengan maksud untuk mencari makna dari data yang

dikumpulkan dari sumber informasi yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Kabanjahe.
30
31

DAFTAR PUSTAKA

Arif Rahmadi. Tips Produktif Ber-Social Media. Jakarta: Elex Media

Komputindo. 2016

BATUSANGKAR. Journal International Seminar on Education 2017

Empowering Local Wisdom on Education for Global Issue, 5(6), 437-448.

http://www.ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/proceedings/

article/viewFile/898/819. Diakses pada tanggal 27 Januari 2019.q

Dedy Wahyudi, Nelly Agustin,”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata

Pelajaran Aqidah Akhlak dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Berbasis Naturalistik Eksistensial spiritual”, Jurnal Al-Tadzkiyyah Vol 9,

No. 1, 2018. h. 41-42

http://hdhenok.blogspot.com/2009/10/perangkat-pembelajaran.html diakses tgl 27

juli 2012.

Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Guru Akidah Akhla Pendekatan

Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarka: Kementerian Agama,2013), H.12

Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 259

Muhhamad Alim, Pendidikan agama islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), h.125

Muhhammad Abdul Qadir Ahmad, Metedologi Pengajaran Agama Islam,

(Jakarta: PT. Rienka Cipta, 2008), h. 116

Nurjan, S., Tjahjoni, H. K, & Yamin, M. N. (2016). Trends in the adolescent

delinquency behavior at the Institude of Islamic Education Ponorogo

District. Journal of Government and Politics.


32

Sisrazeni. 2017. Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Interaksi Sosial

Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Tahun 2016/2017 IAIN

Nasrullah, Rulli. 2017. Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya dan

Sosioteknologi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tubbs, S., & Moss, S. (1983). Human communication fourth edition. United

States: Random House, Inc.

Y.A. Vindita Riyanti, “Hubungan Intensitas Mengakses Sosial Media Terhadap

Perilaku Belajar Mata Pelajaran Produktif Pada Siswa Kelas XI Jasa Boga

di SMK 3 Klaten”, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016. h.

11.

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam, 1995), h. 1.

Yuniar G, S & Nurwidawati, D. (2013). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan

Situs Jejaring Sosial Facebook Dengan Pengungkapan Diri (Self

Discloure) Pada Siswa-siswi Kelas VIII SMP Negeri 26. Skripsi

dipublikasikan. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Semarang.

http://www.jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/

4588. Diakses pada tanggal 16 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai