Anda di halaman 1dari 1

Alhamdulillah hingga pertengahan bulan suci kita, agar selalu menyuarakan bacaan Al-Quran

Ramadhan ini kita masih diberi kesempatan dan di rumah kita sepanjang harinya. Jangan jadikan
kekuatan untuk menunaikan ibadah puasa di rumah kita sepi dari ayat-ayat suci-Nya.
siang hari dan shalat tarawih di malam harinya,
semata-mata karena “iimaanan wah tisaaban”. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Yakni penuh keyakinan, semata karena Allah, Wasallam menegur kita di dalam hadits:
dan penuh pengharap akan ridha-Nya. Hingga
kita pun melakukan aktivitas, amaliyah sehari-
hari, dalam bingkai iman dan takwa. Tidak ada ً ‫اَل َت ْج َعلُوا ُب ُيو َت ُك ْم قُ ُب‬
‫ورا‬
sesuatu yang sia-sia juga tak ada waktu yang
terbuang percuma. Semuanya diisi dengan Artinya: “Janganlah kalian jadikan rumah kalian
amal shalih, pekerjaan terbaik, prestasi seperti kuburan”. (H.R. Abu Dawud, Ahmad dan
kebajikan. Ath-Thabrani dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘Anhu).
Dan itulah wujud atau aplikasi dari tanda kita
memahami dan menghayati Al-Quran sebagai Yakni sepi dari tadarus, dzikrullah, doa dan
pedoman hidup kita. Al-Quran yang bukan shalat, seperti tempat kumpulan orang-orang
sekedar bacaan tekstual, tapi ia lebih dari itu, mati saja dalam kuburan. Bahkan kuburan saja
adalah pengamalan kontekstual dalam seringkali rame dikunjungi orang untuk
kehidupan sehari-hari. berziarah, berdoa, dan tak sedikit yang
membaca Al-Quran di sana.
Terlebih pada momentum bulan suci Ramadhan
ini. Al-Quran hendaknya menjadi daya dorong Sidang Jum’ah yang sama-sama mengharap ridha
kita, sumber motivasi dan pengawal kita dalam dan ampunan Allah, 
melangkah mengarungi kehidupan yang fana Makna lainnya dari Nuzulul Quran adalah
ini. menjadikan isinya benar-benar sebagai
pedoman kehidupan, yang mampu mengangkat
Allah pun menyebut di dalam ayat kaitan antara manusia dari kegelapan, kebodohan,
bulan Ramadhan dengan Al-Quran : keterbelakangan dan kemunduran.

Allah menyatakan di dalam firman-Nya:


‫ت مِّنَ ا ْل ُهدَى‬ ٍ ‫اس َو َب ِّي َنا‬ ِ ‫نزلَ فِي ِه ا ْلقُ ْرآنُ هُدًى لِّل َّن‬ ِ ‫ِي ُأ‬ َ ‫ش ْه ُر َرمَضَانَ الَّذ‬ َ
‫ص ْم ُه َو َمن َكانَ َم ِريضا ً َأ ْو َعلَى‬ ‫ي‬ ْ
‫ل‬
ُ َ َْ َ
‫ف‬ ‫ر‬‫ه‬ ‫ش‬َّ ‫ال‬ ‫م‬
ُ ُ
‫ك‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ه‬
َ‫ِ د‬ َ
‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬ َ
َ ِ ْ ‫َو‬
‫ف‬ ‫ان‬
+ َ
‫ق‬ ‫ر‬ ُ ‫ف‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬
‫س َف ٍر َفعِدَّ ةٌ مِّنْ َأ َّي ٍام ُأ َخ َر ُي ِري ُد هّللا ُ ِب ُك ُم ا ْل ُي ْس َر َوالَ ُي ِري ُد ِب ُك ُم ا ْل ُع ْس َر‬ َ ِ ‫م مِنَ ال ُّظل ُ َما‬+ْ ‫ت لِ ُي ْخ ِر َج ُك‬
‫ت ِإلَى‬ ٍ ‫ت َب ِّي َنا‬ ٍ ‫ه َُو الَّذِي ُي َن ِّزل ُ َعلَى َع ْب ِد ِه َءا َيا‬
١٨٥- َ‫ش ُكرُون‬ ْ ‫َولِ ُت ْك ِملُو ْا ا ْلعِدَّ َة َولِ ُت َك ِّب ُرو ْا هّللا َ َعلَى َما هَدَ ا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم َت‬ ‫وف َرحِي ٌم‬ ٌ ‫ور َوِإنَّ هَّللا َ ِب ُك ْم لَ َر ُء‬
ِ ‫ال ُّن‬
Artinya: “Dialah yang menurunkan kepada
Artinya: ”Bulan Ramadhan, bulan yang di
hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an)
dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an
supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
benar-benar Maha Penyantun lagi Maha
(antara yang haq dan yang bathil)……”. (Q.S.
Penyayang terhadapmu”. (Q.S. Al-hadiid [57]:
Al-Baqarah [2]: 185).
9).

Begitulah hadirin yang dimuliakan Allah,


Imam Ibnu Katsir di dalam tafsir Al-Quranul
Karenanya, memaknai Nuzulul Quran pada
‘Adzim menjelaskan, bahwa dengan ayat
bulan Ramadhan penuh berkah ini adalah
“supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan
dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman
kepada cahaya” artinya mengeluarkan dari
hidup, sumber informasi dan motivasi, obat
kegelapan-kegelapan jahil (kebodohan),
penguat jiwa, penyebar kasih sayang serta
kekafiran, dan pendapat-pendapat yang
bacaan kegemaran sehari-hari.
bertentangan (dengan kebenaran) menuju
kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.
Seperti Allah menyebut di dalam ayat: Imam Al-Qurthubi memaknakan, sebagai
mengeluarkan dari dzulumat yaitu syirik dan
  َ‫ٱلظ ٰـلِمِين‬ ۙ ‫َو ُن َن ِّزل ُ مِنَ ۡٱلقُ ۡر َءان َما ه َُو شِ َفٓا ۬ ٌء َو َر ۡح َم ۬ ٌة لِّ ۡل ُم ۡؤ ِمن‬
َّ ‫ِينَ‌ َواَل َي ِزي ُد‬ kekafiran kepada iman kepada Allah.
ِ
ً۬ ‫س‬
‫ارا‬ َ ‫ِإاَّل َخ‬

Artinya: “Dan Kami turunkan dengan berangsur-


angsur dari Al-Quran ayat-ayat Suci yang
menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman kepadanya, dan
(sebaliknya) Al-Quran tidak menambahkan
orang-orang yang zalim (disebabkan keingkaran
mereka) melainkan kerugian jua”. (QS Al-Isra
[17]: 82).

Makna lainnya bahwa Ramadhan bulan tadarus


Al-Quran bermakna mendidik kita dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai