DISUSUN OLEH
Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan 24
Kelompok 2
DISUSUN OLEH :
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................3
1.4 Manfaat 4
1.4.1 Bagi Pasien.........................................................................................4
1.4.2 Bagi Penyedia Layanan Kesehatan....................................................4
1.4.3 Institusi Pendidikan............................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
2.1 Konsep Kanker 5
2.1.1 Definisi Kanker........................................................................................5
2.1.2 Etiologi Kanker........................................................................................5
2.1.3 Manifestasi Klinis Kanker.......................................................................7
2.1.4 Patofisiologis Kanker...............................................................................7
2.1.5 Klasifikasi Kanker...................................................................................8
2.1.6 Penatalaksanaan Kanker..........................................................................9
2.1.7 Efek Pengobatan Kanker.........................................................................9
2.2 Konsep Akupressur 10
2.2.1 Pengertian Akupressur...........................................................................10
2.2.2 Titik Akupressur....................................................................................11
2.2.3 Teknik memijat akupressur....................................................................12
2.3 Pengaruh Akupressure terhadap pasien Kanker 13
BAB 3. METODE PENCARIAN JURNAL..........................................................14
3.1 PICO (Problem, Intervention, Comparative, Outcome) 14
3.1.1 Problem (Masalah yang ditemukan di Tempat Praktik)........................14
3.1.2 Intervention............................................................................................15
3.1.3 Comparasion Intervention.....................................................................15
3.1.4 Outcome.................................................................................................16
3.2 PertanyaanKlinis 16
3.3 Metode Penyusunan Jurnal 16
3.4 Jurnal Database yang digunakan 17
3.5 Temuan artikel pilihan dari kata kunci yang digunakan untuk sebagai
rujukan 17
BAB 4. PROSEDUR APLIKASI EVIDANCE BASED NURSING (EBN)...........21
4.1 Responden Penelitian 21
4.2 Pelaksanaan 22
4.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) 22
4.4 Penilaian Terhadap Fatigue 23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
BAB 1. PENDAHULUAN
1
menyusahkan, dan kecil kemungkinannya untuk diatasi dengan istirahat. Dalam
hal karakteristik yang menentukan, penting untuk mencatat perasaan kelelahan
yang dilaporkan oleh pasien. Seperti halnya rasa sakit, dokter harus mengandalkan
deskripsi pasien dari kelelahan mereka dan tekanan yang menyertai. Kelelahan
yang mengganggu aktivitas sehari-hari adalah komponen substansial lain dari
definisi CRF dan sumber masalah bagi pasien. Terdapat efek signifikan dari
kelelahan pada fungsi fisik selama perawatan kanker dan tidak pasti apakah pasien
dapat kembali berfungsi penuh ketika pengobatan selesai.
Menurut Narayanan (2015) pasien mengalami kelelahan karena berbagai
faktor. Kelompok ahli EAPC menyarankan diferensiasi antara kelelahan primer
dan sekunder. Pertama mungkin terkait dengan muatan sitokin yang tinggi dan
kedua terkait dengan pengobatan kanker atau penyakit atau sindrom yang muncul
secara bersamaan. Kandungan sitokin yang tinggi telah ditemukan pada pasien
yang menjalani kemoterapi atau pengobatan radiasi. Kelelahan primer terkait
sitokin memiliki komponen pusat dan periferal. Perubahan poros
hipotalamopituitari-adrenal dan sistem saraf yang mengendalikan gairah dan
kelelahan merupakan komponen utama, sedangkan komponen perifer
menyebabkan metabolisme otot yang berubah dan berdampak pada
ketidakseimbangan energi dan kelelahan.
Pilihan perawatan pasien kanker saat ini membutuhkan akses ke praktisi
terlatih dan dikaitkan dengan biaya tinggi serta memiliki efek samping yang tidak
dapat diduga. Efek samping dari obat-obatan dan menghilangkan kelelahan yang
tidak sesuai dengan obat – obatan menggeser pasien ke pengobatan komplementer
dan alternatif. Berbagai bentuk intervensi pengobatan komplementer dan alternatif
yang diperiksa termasuk akupunktur, pijat, yoga, dan pelatihan relaksasi untuk
kelelahan terkait kanker (Khanghah dkk., 2019).
Pengobatan penyakit kanker berbeda dengan penyakit lain, proses
pengobatan penyakit kanker membutuhkan waktu yang lama. Proses pengobatan
penyakit kanker disesuaikan dengan jenis kanker, luas penyakit, dan gejala klinis.
Penatalaksanaan penyakit kanker secara umum yang dilakukan yaitu operasi,
kemoterapi, dan radioterapi. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi
2
membutuhkan perawatan long term care. Perawatan long term care merupakan
layanan yang diberikan untuk pasien yang secara klinik, kompleks, dan
mengalami kondisi kronik. Tindakan yang diberikan meliputi perawatan medis
yang panjang dan perawatan rehabilitasi komprehensif (Abu Obead dkk., 2014).
Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan
atau hormon (Aziz et al., 2006). Pengobatan kemoterapi dapat diberikan melalui
rute topikal, oral, intravena, intramuskular, subkutan, arteri, intrakavitasi, maupun
intratekal (Brunner dan Suddart,2005). Fatigue sebagai akibat dari kemoterapi
berhubungan dengan mekanisme kerja kemoterapi yang berdampak pada
toksisitas hematologi. Kemoterapi tidak hanya mempengaruhi sel cancer tetapi
juga mengganggu fungsi siklus sel normal dengan menurunkan absorbsi nutrient
sel yang penting. Gangguan pada pembentukan sel darah pada sumsum tulang
atau myelosupresi menyebabkan penurunan sel darah merah, trombosit dan
leukosit yang ikut mempengaruhi terjadinya fatigue (American Cancer
Society,2016).
Akupresur adalah jenis terapi sentuhan yang menggunakan tekanan di jari
untuk merangsang titik – titik berbeda pada permukaan tubuh, sehingga
menghasilkan relaksasi dan penekanan berbagai gejala dengan mengurangi rasa
sakit. Intervensi ini sering digunakan oleh perawat dalam tatanan klinik dan
dianggap sebagai intervensi keperawatan yang klinis dan komprehensif.
Akupresur di kalangan perawat dapat membantu meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan dan mengurangi efek samping dari metode invasif. Manfaat dari
prosedur ini adalah biaya lebih efektif, tidak perlu peralatan, dapat dilakukan
sendiri oleh pasien dan keluarga, serta tidak memerlukan prosedur invasiv
(Khanghah dkk., 2019).
Akupresur adalah teknik yang berasal dari akupunktur, komponen
Traditional Chinese Medicine (TCM). Dalam akupresur, tekanan fisik diterapkan
pada titik akupuntur oleh tangan, siku, atau dengan berbagai perangkat untuk
mengobati penyakit. Akupresur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan perawatan pada kelelahan terkait kanker yang persisten potensial lainnya.
Keunggulan yang akupresur antara lain dapat dikelola sendiri dengan sedikit
3
usaha dan waktu dari pihak pasien, dapat dilakukan berbagai waktu, biaya rendah,
dan membutuhkan instruksi minimal oleh dari perawat (Zick dkk., 2012).
Uji coba telah menunjukkan bahwa akupresur yang dilakukan sendiri dapat
secara signifikan mengurangi kelelahan terkait kanker yang persisten sebanyak
70% dari tingkat awal pada penderita kanker yang selamat. Akupresur juga dapat
memiliki efek positif pada kualitas tidur dan kuantitas tidur pada pasien kanker
dan populasi sakit kronis lainnya, tetapi sejauh mana perbaikan tidur ini
mempengaruhi peningkatan kelelahan terkait kanker yang persisten belum
dieksplorasi (Zick dkk., 2016).
Kelelahan adalah efek jangka panjang yang umum dan melemahkan kanker
payudara yang berhubungan dengan kurang tidur dan penurunan kualitas hidup,
namun terapi tetap terbatas. Akupresur telah mengurangi kelelahan pada
penelitian kecil sebelumnya, tetapi diperlukan uji klinis yang ketat (Zick dkk.,
2016).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi akupresure
untuk menurunkan tingkat fatigue pada penderita kanker yang menjalani
kemoterapi di ruang 22 IRNA 1 RSUD dr. Saiful Anwar
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik pasien yang menjalani kemoterapi di di ruang 22
IRNA 1 RSUD dr. Saiful Anwar;
2. Mengetahui tingkat fatigue pasien pasien yang menjalani kemoterapi di di
ruang 22 IRNA 1 RSUD dr. Saiful Anwar;
4
3. Mengetahui pengaruh terapi akupresure untuk menurunkan tingkat fatigue pada
penderita kanker yang menjalani kemoterapi di ruang 22 IRNA 1 RSUD dr.
Saiful Anwar.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien
Menurunkan tingkat fatigue setelah dilakukannya kemoterapi, sehingga
menciptakan rasa nyaman pada pasien setelah proses kemoterapi.
1.4.2 Bagi Penyedia Layanan Kesehatan
Memberikan pengetahuan tambahan tentang terapi komplementer untuk
mengurangi tingkat fatigue pada pasie yang telah menjalani kemoterapi.
Sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
1.4.3 Institusi Pendidikan
Hasil penerapan EBN ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
keilmuan keperawatan dan menjadi salah satu acuan dalam pengelolaan
tingkat fatigue pasien post kemoterapi.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
b. Hormon
Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan
kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang
hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker endometrium, tetapi
meningkatkan resiko kanker payudara.
c. Virus dan kuman
Virus human papilloma (HPV), merupakan penyebab utama kanker leher rahim
dan dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Virus hepatitis B
dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati. Virus human T-cell
leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan resiko limfoma dan leukemia.
Virus human immunodefisiensi (HIV) yang dikenal sebagai penyebab AIDS
ini meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s sarcoma. Virus Epstein-Barr
meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus human herpes 8 (HHV8)
dapat menyebabkan Kaposi’s sarcoma.
2) Lingkungan
a. Tembakau
Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun perokok pasif
dapat menyebabkan kanker paru, pita suara, mulut, tenggorokan, ginjal,
kandung kencing, kerongkongan, perut, pankreas, leukemia, dan leher rahim.
Bukan hanya asapnya, bahkan sering menghirup aroma tembakau serta
mengunyahnya juga dapat menyebabkan kanker.
b. Penyinaran yang berlebihan
Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan. Tetapi sinar matahari siang yang
banyak mengandung ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Sinar
ultraviolet dapat menembus kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan
oleh pasir, air, salju, dan es. Perlu diingat bahwa lampu-lampu ultraviolet yang
banyak dijual di toko juga dapat menyebabkan kanker.
c. Polisi Udara
Menurut Chen Zichou, seorang ahli Institut Penelitian Kanker mengatakan,
penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi
udara, lingkungan, dan kondisi air yang kian hari kian memburuk.
7
3) Makanan
Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan dapat menjadi pemicu
kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan dan perasa
buatan. Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik atau yang
dijual di restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut. Selain itu,
kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan
pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng
dengan minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker (Cancer Helps,
2009).
4) Psikologis
a. Stress
Kondisi stress dapat melemahkan respon imunitas tubuh. Menurunnya sistem
imunitas ini mempermudah sel-sel kanker menyerang tubuh karena
kemampuan sel imun untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat
berfungsi secara baik.
8
menjadi tua atau rusak, mereka mati dan diganti dengan sel-sel baru. Kematian sel
terprogram ini disebut apoptosis, dan ketika proses ini rusak, kanker mulai
terbentuk. Sel dapat mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali jika ada
kerusakan atau mutasi pada DNA. Empat jenis gen yang bertanggung jawab untuk
proses pembelahan sel yaitu onkogen yang mangatur proses pembahagian sel, gen
penekan tumor yang menghalang dari pembahagian sel, suicide gene yang kontrol
apoptosis dan gen DNA-perbaikan menginstruksikan sel untuk memperbaiki DNA
yang rusak. Maka, kanker merupakan hasil dari mutasi DNA onkogen dan gen
penekan tumor sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali
(National Cancer Institute, 2009). Sel-sel tambahan ini dapat membentuk massa
jaringan yang disebut tumor. Namun, tidak semua jenis tumor itu kanker. Tumor
dapat dibagikan sebagai tumor jinak dan ganas di mana yang jinak dapat dihapus
dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain manakala tumor ganas merupakan
kanker yang dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Beberapa kanker tidak membentuk tumor misalnya leukemia (National Cancer
Institute, 2009).
9
2.1.6 Penatalaksanaan Kanker
Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status
kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal
untuk kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif.
Perawatan biasanya termasuk dalam salah satu kategori seperti operasi, radiasi,
kemoterapi, immunoterapi, terapi hormon, atau terapi gen. Prinsip kerja
pengobatan ini adalah dengan membunuh sel-sel kanker, mengontrol
pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar tidak menyebar
dan mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker. Kanker biasanya
identik dengan pengobatan secara kemoterapi. Pengobatan kemoterapi bertujuan
menjangkau sel-sel kanker yang menyebarkan ke bagian tubuh lain dengan cara
mengambat dan mengntrol pertumbuhan sel kanker ( Ariani, 2015).
10
7) Penurunan nafsu makan
Berkurang nya sinyal lapar pada hipotalamus dan sinyal keying yang
dihasilkan oleh melacortins diperkuat.
8) Fatique
Rasa lelah selama 1-2 minggu setelah kemoterapi, kelelahan dapat terjadi
karena auspan nutrisi yang kurang sehingga energy di dalam tubuh tidak
tercukupi
9) Perubahan rasa
Adanya faktor yang berpengaruh karena kurangnya perawatan mulut, infeksi,
gastrointestinal reflux
10) Nyeri
Biasanya timbul dibagian perut bawah dan punggung, terjadi secara hilang
timbul.
Efek psikologisnya dapat menimbulkan:
1) Cemas
2) Ketidakberdayaan
3) Harga diri rendah
4) Sterss dan amarah
5) Depresi
11
tertentu dipermukaan kulit yang berdampak positif terhadap kondisi fisik, mental
dan sosial (Hartono, 2012).
12
memiliki titik akupunktur/akupresur yang sama dengan titik
akupunktur/akupresur pada meridian umum ketika berpotongan.
C. Luo merupakan jalur meridian yang melintang dan berasal dari meridian
umum, berfungsi untuk mempererat hubungan antar meridian.
Meridian umum diberi nama berdasarkan singkatan dari nama organ
maupun meridian istimewa, yaitu:
1) Lung (LU) : Paru
2) Large Intestine (LI) : Usus Besar
3) Stomach (ST) : Lambung
4) Spleen (SP) : Limpa
5) Heart (HT) : Jantung
6) Small Intestine (SI) : Usus Kecil
7) Bladder (BL) : Kandung Kemih
8) Kidney (KI) : Ginjal
9) Pericardium (PC) : Selaput Jantung
10) San Jiao (SJ) : Tri Pemanas
11) Gall Bladder (GB) : Kandung Empedu
12) Liver (LR) : Hati
13) Consepsion Vessel / Ren (CV/ RN) : Meridian Konsepsi
14) Governoor Vessel / Du (GV/ DU) : Meridian Gubernur (Kemenkes, 2014).
13
2.3 Pengaruh Akupressure terhadap pasien Kanker
Serçe, S (2018) memperkirakan terapi akupresur dapat membuat pasien
merasa rileks, yang mengarah pada pengurangan rasa sakit yang dirasak. Dalam
penelitian ,ditentukan bahwa akupresur secara signifikan menurunkan tingkat
nyeri pasien dalam kelompok intervensi. Tidak ada efek negatif yang diamati
selama pemberian terapi ini ini. Meskipun perbedaan antara tingkat nyeri
kelompok ini ditentukan sangat rendah, pasien kelompok intervensi menyatakan
bahwa mereka merasa lebih baik selama penelitian.
Wardani (2019) mengatakan ada pengaruh terapi akupresur pada kanker
terkait dengan fatigue. Ini disebabkan oleh manipulasi aktif pada titik akupuntur
yang dilakukan secara rutin dan terus menerus. Penekanan pada titik akupresur
harus diposisikan di sepanjang garis meridian. Aktivasi titik-titik tertentu pada
meridian dapat memfasilitasi pengurangan keluhan,gejala atau rasa sakit dari
bagian lain tubuh. Berdasarkan lokasi stimulasi, tekanan mengaktifkan saraf
mielin kecil di otot dan melewati stimulasi impuls ke sistem saraf pusat termasuk
sumsum tulang belakang, otak tengah, hipotalamus dan sumbu hipofisis
Akupresur pada akupuntur ST 36 dan Li12 pada 120 limfoblastik akutpasien
leukemia setelah kemoterapi, menyebabkan penurunan kelelahan 1 jam setelah
intervensi (Bastani, Khosravi, Borimnejad, & Arbabi, 2015). Akupresur
memediasi sinyal oksida nitrat (NO), untuk meningkatkanmikrosirkulasi lokal
melalui cyclic guanosine monophosphate (cGMP). Hal ini membantu dalam
meningkatkankinerja fisik dengan menekan molekul yang memicu kelelahan
dalam darah. Akupresur pada pasien dengan karsinoma hepatoseluler, hasilnya
menunjukkan bahwa fatigue pada kelompok akupresur adalah lebih rendah dari
pada kelompok kontrol (Lan, Lin, Chen, Lin, & Wang, 2015).
14
BAB 3. METODE PENCARIAN JURNAL
15
menyebabkan pasien mengganti metode pengobatan yaitu dengan metode
komplementer atau alternatif (Khanghah dkk., 2019). Hasil pengamatan yang
dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Stase Medikal
di ruang rawat inap 22 dan ruang 25 RSUD dr. Saiful Anwar Malang, Mayoritas
pasien pada bulan Desember 2019 mengalami fatigue (kelelahan) setelah
menjalani kemoterapi. Sehingga perawat perlu memberikan sebuah intervensi
nonfarmakologis yang bisa mengurangi tingkat kelelahan pasien kanker.
3.1.2 Intervention
Perawat bertugas memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
dan sesuai dengan respon pasien yang muncul saat itu dengan melihat aspek
fisiologis dan aspek psikososial. Perawat juga mempunyai tindakan mandiri
seperti terapi non farmakologis untuk mengurangi masalah yang dialami pasien
dengan kolaborasi tindakan medis. Salah satu respon pasien kanker yang
menjalani kemoterapi adalah fatigue (kelelahan). Fatigue ini menjadi salah satu
masalah diagnosa keperawatan sehingga harus diatasi atau diturunkan
tingkatannya oleh seorang perawat. Perawat bisa melakukan terapi
nonfarmakologis yaitu terapi akupresure untuk mengrangi tingkat kelelahan pada
penderita kanker, karena dalam beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa
terapi akupresure sangat efektif untuk mengurangi tingkat kelelahan pada
penderita kanker (Khanghah dkk., 2019).
16
3.1.4 Outcome
Penerapan intervensi keperawatan dengan akupresure (terapi
nonfarmakologis) harapannya bisa menurunkan tingkat fatigue pada penderita
kanker.
3.2 PertanyaanKlinis
Apakah pemberian intervensi akupressure yang diberikan pada penderita
kanker yang menjalani kemoterapi dapat mengurangi fatigue pasien di Ruang 22
dan 25 IRNA 1 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang?
3.3 Metode Penyusunan Jurnal
Unsur
PICO Analisis Kata Kunci
(Terapi)
Intervensi keperawatan akupressure tiga
Nursing Intervention;
titik untuk menurunkan tingkat kelelahan
P patient fatigue, cancer
pasien dengan kanker yang sedang
patients
menjalani kemoterapi
Acupressure,
Akupressure tiga titik yaitu titik ST-36,
I complementary and
LI-4, danSanyingjiaoSP-6
alternative medicine
Selain akupressure relaksasi, pasien juga
mendapatkan intervensi akupressure Acupressure, persistant
C
stimulator untuk menurunkan tingkat fatigue
kelelahan dan perbaikan kualitas tidur.
Acupressure, cancer
Akupressure tiga titik dapat menurunkan
patient, complementary
O kelelahan jangka pendek pasien dengan
medicine, persistant
kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
fatigue
17
3.4 Jurnal Database yang digunakan
Menggunakan kata kunci dan beberapa sinonimnya dari analisa PICO,
penelitian memasukkan kedalam search engine jurnal sebagai berikut:
1. https://www.proquest.com/
2. https://search.ebscohost.com/
3. https://www.sciencedirect.com/journal
4. https://scholar.google.com/
5. http://www.scopus.com/
6. http://pmj.bmj.com/
3.5 Temuan artikel pilihan dari kata kunci yang digunakan untuk sebagai
rujukan
Berdasarkan hasil pencarian menggunakan kata kunci, kami memilih 3
jurnal yang sesuai dengan topik yang kami bahas, 1 jurnal sebagai jurnal utama, 1
jurnal sebagai jurnal pendukung dan 1 jurnal terakhir sebagai jurnal pembanding.
a. Penjelasan journal utama pelaksanaan EBN
Effect of Acupressure on Fatigue in Patients with Cancer Who Underwent
Chemotherapy
Efek Akupressure pada Kelelahan Pasien dengan Kanker yang Sedang
Menjalani Kemoterapi
Tujuan : kelelahan adalah gejala paling umum pada pasien kanker; meskipun
tingkat tinggi dari kelelahan yang berhubungan dengan kanker yang signifikan
secara klinis, beberapa perawatan saat ini tersedia. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi efektivitas akupresur pada kelelahan pada pasien
dengan kanker yang menjalani kemoterapi.
Metode : 90 sampel dipilih menggunakan metode convenience sampling, dan
random block sampling digunakan untuk pembagian kelompok (30 untuk setiap
kelompok). Ketiga kelompok itu sama berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Kelompok eksperimen menjalani akupresur di Zusanli (ST-36), Hegu (LI-4), dan
Sanyingjiao (SP-6), sedangkan tekanan palsu digunakan pada kelompok placebo
18
dan tidak ada intervensi yang diterapkan pada kelompok control. Tingkat
kelelahan peserta dalam tiga kelompok dihitung dalam tiga fase, sebelum, selama,
dan setelah kemoterapi. Data dianalisis menggunakan SPSS, versi 22.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor analog visual
kelelahan secara signifikan berbeda dalam tiga kelompok pada akhir kemoterapi
(p Z 0,021). Skor analog visual rata-rata kelelahan pada kelompok akupresur jauh
lebih rendah daripada pada kelompok kontrol
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akupresur pada tiga titik
L14, ST36, dan sp-6 memiliki efektivitas jangka pendek pada kelelahan terkaitkan
kepada pasien yang menjalani kemoterapi. Mengenai tingginya insiden kelelahan
pada pasien dengan kanker, kami menyarankan akupresurse bagai terapi non
farmakologis yang tidak beracun dan tidak berbahaya untuk mengurangi efek
samping pada pasien dengan kanker.
b. Penjelasan jurnal pendukung 1 EBN
Acupressure for persistent cancer-related fatigue in breast cancer survivors
(AcuCrft): a study protocol for a randomized controlled trial
Akupresur untuk kelelahan terkait kanker persisten pada penderita kanker
payudara (AcuCrft): sebuah penelitian protokol untuk uji coba terkontrol
secara acak
Tujuan: Meskipun tingginya tingkat kanker persisten yang signifikan secara
klinis terkait kelelahan pada penderita kanker payudara beberapa perawatan saat
ini tersedia dan sebagian besar menimbulkan beban yang signifikan pada pihak
wanita. Akupresur, komponen Pengobatan Tradisional Cina, telah terbukti
mengurangi tingkat kelelahan sebanyak 70% di penderita kanker dan juga tidak
mahal, tidak beracun dan merupakan sebuah intervensi yang mudah digunakan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemanjuran dua jenis
akupresur yang dikelola sendiri (relaksasi akupresur dan stimulasi akupresur),
dibandingkan dengan standar perawatan pada keparahan kelelahan. Tujuan
sekunder adalah untuk mengevaluasi kemanjuran dua jenis akupresur pada
parameter tidur dan kinetik yang diperlukan untuk penerapan akupresur secara
klinis.
19
Metode: Penelitian ini adalah uji klinis acak tiga kelompok. 375 penderita kanker
payudara setidaknya 12 bulan setelah selesainya pengobatan kanker, dengan
kelelahan persisten sedang hingga berat, diacak ke salah satu dari 3 kelompok:
akupresur relaksasi yang dikelola sendiri; akupresur stimulasi yang dikelola
sendiri; atau standar perawatan. Peserta dinilai pada awal, 3 minggu, dan 6
minggu diikuti oleh tindak lanjut 4 minggu. Tujuan utama adalah untuk menguji
efek 6 minggu relaksasi akupresur dibandingkan dengan stimulasi akupresur atau
standar perawatan pada kelelahan yang dinilai oleh: laporan diri mingguan
menggunakan Inventaris Kelelahan Singkat; aktivitas fisik siang hari objektif
pada actigraph; atau pola kelelahan dinilai 4 kali sehari menggunakan analog
visual skala. Titik akhir sekunder termasuk depresi, kecemasan, kemanjuran diri,
dan kualitas tidur.
Hasil: Penelitian ini menentukan kemanjuran dan penerimaan teknik akupresur
yang dikelola sendiri. Desain studi yang unik memanfaatkan perawat untuk
mengajar akupresur kepada peserta. Jika perawat dapat dengan sukses
mempelajari dan mengajar peserta bagaimana untuk memberikan akupresur, hal
itu mungkin menunjukkan kemungkinan untuk mengajar perawat akupresur dalam
pengaturan "dunia nyata" seperti praktik perawatan keluarga.
Kesimpulan: Studi ini memiliki potensi untuk mengembangkan intervensi
perawatan diri berbiaya rendah untuk efek jangka panjang pada populasi kanker
payudara dengan kelelahan. Metode yang digunakan dapat memberikan ide
konstruktif kepada yang lain simpatisan yang bekerja dengan populasi ini dan /
atau intervensi.
20
Tujuan: Menyelidiki apakah dalam waktu 6 minggu dari 2 jenis akupresur yang
dikelola sendiri akan memberikan efek baik pada kelelahan, tidur, dan kualitas
hidup vs perawatan biasa pada penderita kanker payudara dan untuk menentukan
apakah perubahan dipertahankan selama periode 4 minggu.
Metode: Fase 3 uji klinis acak, single-blind, tunggal dilakukan sejak 1 Maret
2011, hingga 31 Oktober 2014. Wanita direkrut dari Michigan Tumor Registry
Hasil: Sebanyak 424 orang yang selamat dari kanker payudara stadium 0 hingga
III yang telah menyelesaikan kanker perawatan setidaknya 12 bulan sebelumnya
disaring, dan 288 diacak, dengan 270 menerima akupresur rileks (n = 94),
merangsang akupresur (n = 90), atau perawatan biasa (n = 86). Seorang wanita
menarik diri karena memar di titik akupuntur. Pada minggu ke 6, the persentase
peserta yang mencapai tingkat kelelahan normal (skor Persediaan Kelelahan
Singkat <4) adalah 66,2% (49 dari 74) dalam akupresur santai, 60,9% (42 dari 70)
dalam merangsang akupresur, dan 31,3% (26 dari 84) dalam perawatan biasa.
Pada minggu 10, total 56,3% (40 dari 71) di akupresur santai, 60,9% (42 dari 69)
dalam merangsang akupresur, dan 30,1% (25 dari 83) di perawatan biasa terus
memiliki kelelahan normal. Pada kedua titik waktu tidak ada 2 akupresur
kelompok berbeda nyata. Akupresur santai, tetapi tidak merangsang akupresur,
menunjukkan perbaikan signifikan dalam kualitas tidur dibandingkan dengan
perawatan biasa pada minggu ke 6, tetapi tidak pada minggu 10. Hanya akupresur
relaksasi yang secara signifikan meningkatkan kualitas hidup vs perawatan biasa
di minggu 6 dan 10.
Kesimpulan: Kedua akupresur lengan secara signifikan mengurangi persisten
kelelahan dibandingkan dengan perawatan biasa, tetapi hanya akupresur santai
yang memiliki efek signifikan kualitas tidur dan kualitas hidup. Akupresur yang
rileks menawarkan pilihan biaya rendah mengelola gejala.
21
BAB 4. METODE PENELITIAN
Fase terminasi:
1 Evaluasi respon
2. Reinforcement
positif
Akhiri pertemuan
Fatigue Perasaaan lelah 5 Tingkat kelelahan saat ini Brief Interval Nilai minimal: 0
bersifat fisik dan 6 Tingkat kelelahan yang umum Fatigue Nilai maksimal: 90
psikologis, yang dialami selama 24 jam terakhir Inventory
mengganggu 7 Tingkat kelelahan paling berat (BFI)
aktivitas. yang dialami selama 24 jam
terakhir
8 Tingkat kelelahan yang
mengganggu aktivitas umum
dalam 24 jam terakhir
9 Tingkat kelelahan yang
mengganggu suasana hati dalam
24 jam terakhir
10 Tingkat kelelahan yang
mengganggu kemampuan
berjalan dalam 24 jam terakhir
11 Tingkat kelelahan yang
mengganggu pekerjaan normal
dalam 24 jam terakhir
12 Tingkat kelelahan yang
mengganggu hubungan dengan
orang lain dalam 24 jam terakhir
13 Tingkat kelelahan yang
mengganggu kenikmatan hidup
dalam 24 jam terakhir
4.4 Pengumpulan data
4.6.1 Sumber data
a. Data primer
Data primer merupakan jenis data yang didapatkan secara langsung dari
sumber data (Sugiyono, 2015). Observasi yang dilakukan peneliti dan
hasil pengukuran nilai fatigue menggunakan kuesioner BFI.
b. Data sekunder
Data Sekunder merupakan jenis data yang didapatkan secara tidak
langsung dari sumber data atau dari orang lain/ dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan data yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono,
2015). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Hb,
IMT, dan jenis obat kemoterapi.
JUDUL SOP:
Tahap Orientasi
1. Menyapa pasien dengan mengucap salam terapeutik serta
memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tempat tanggal
lahir pasien kemudian mencocokkan dengan gelang pasien
3. Melakukan kontrak waktu, tempat, dan tindakan
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
5. Menanyakan kesediaan pasien dan memberikan kesempatan pasien untuk
bertanya
6. Menjaga privasi pasien
Tahap Kerja
1. Memberitahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Menentukan titik akupresur
a. Titik Hegu LI4 (sela-sela metakarpal pertama dan kedua)
b. Titik Zusanli ST36 (4 jari di bawah patella, 1 jari keluar dari tibia
lateral)
Tahap Terminasi
1. Menanyakan respon/perasaan pasien
2. Memberikan reinforcement positif
3. Merumuskan kontrak waktu selanjutnya
4. Mengucapkan salam dan mengakhiri pertemuan
8. HASIL:
Mendokumentasikan nama, tanggal, jam tindakan, hasil yang diperoleh,
respon pasien selama tindakan, nama dan paraf perawat pelaksana.
9. REFERENSI
Hartono, R.I.W. 2012. Akupresur untuk Berbagai Penyakit. Yogyakarta:
Rapha Publishing
Tang, W-R., Chen, W-J., Yu, C-T., Chang, Y-C., C, C-M., Wang, C-H.,
Yang, S-H. 2014. Effects of Acupressure on Fatigue of Lung Cancer
Patients Undergoing Chemotherapy: an Experimental Pilot Study.
Complementary Therapies in Medicine, 1-11.
http://dx.doi.org/10.1016/j.ctim.2014.05.006
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah usia,
jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, riwayat pekerjaan, pendapatan bulanan,
sumber pendanaan, riwayat pengobatan kemoterapi, jenis kanker, IMT dan Hb.
1. Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia pasien kanker yang menjadi
responden pada kelompok perlakuan rata-rata 51 tahun dan kelompok kontrol
rata-rata 52 tahun. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Effendy dkk (2015) yang menunjukkan bahwa 50% usia penderita kanker di
Indonesia 45-60 tahun. Menurut Kemenkes RI (2015), suatu penelitian
menunjukkan bahwa rentang usia 25-54 tahun memiliki gaya hidup dan perilaku
yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi makanan berlemak, makanan instant,
minuman berpengawet sehingga terdapat banyak masalah kesehatan yang sangat
beresiko terjadi pada kelompok usia tersebut, salah satunya penyakit kanker. Hasil
temuan ini juga sejalan RISKESDAS (2013), yang menyebutkan bahwa
prevalensi terbesar penderita kanker adalah pada usia 45-75 tahun ke atas
(Kemenkes, 2015). Usia dewasa pertengahan ke atas lebih banyak ditemukan
sebagai penderita kanker karena terdapat minimal lima siklus genetik yang
akhirnya mampu menyebabkan kanker. Kanker biasanya muncul akibat suatu
pajanan agen dan butuh waktu yang panjang untuk mengakumulasi hasil pajanan
tersebut (Lemone dkk., 2015).
2. IMT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata Indeks Massa Tubuh pasien kanker
yang menjalani kemoterapi pada kelompok kontrol adalah 20,44 kg/m2 ,
sedangkan pada kelompok intervensi adalah 21,89 20,44 kg/m 2. Rata-rata IMT
pada kelompok kontrol dan intervensi berada dalam rentang normal (18,5-24,9
kg/m2). Tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 responden terdapat
2 responden yang mempunyai IMT dibawah normal. Satu dari pasien tersebut
berasal dari kelompok kontrol dan 1 pasien lainnya berasal dari kelompok
intervensi. Nilai IMT kedua pasien tersebut yaitu (14,7 kg/m 2). Pasien kanker
pada umumnya mengalami kekurangan nutrisi karena pasien kanker
membutuhkan energi lebih banyak untuk memperbaiki sel yang rusak,
pertumbuhan tumor yang tidak terkontrol dan bersaing untuk mendapatkan nutrisi,
nafsu makan yang buruk, mual dan muntah, serta diare (American Cancer Society,
2016b).
Pada pasien kanker, metabolisme otot oksidatif berkurang akibat
diregulasi ATP sehingga seluler ATP habis dan terjadi gangguan sintesis ATP
yang berakibat terhadap kemampuan otot untuk melakukan kerja atau fungsinya
untuk menggerakkan tulang (Aisyah, 2019). Selain itu, pada pasien kanker dapat
mengaktifkan zat sitokin proinflamasi seperti TNF-α dan IL-β melalui sistem
saraf pusat yang mengarah pada gejala kelelahan seperti kelesuhan dan anorexia
(Ryan dkk., 2007 dalam Aisyah, 2019). Perkembangan sel kanker juga dapat
meningkatkan sitokin proinflamasi seperti interleukin dan TNF-α yang dapat
menghambat metabolisme dan menurunkan fungsi otot normal, lalu terjadi
penurunan ketersediaan substrat metabolik kemudian menyebabkan penurunan
energi dalam melakukan aktifitas sehingga terjadi kelelahan (Wang dan
Woodruff, 2016). Pasien kanker juga akan mengalami hipermetabolisme tubuh,
penurunan sintesis protein yang berdampak terhadap penurunan berat badan,
sehingga dapat mengakibatkan nutrisi buruk atau malnutrisi (Marischa dkk.,
2017). Selain itu, efek kemoterapi pada umumnya (mual dan muntah) bisa
menghambat masuknya nutrisi kedalam tubuh. Zat anti-kanker yang terkandung
dalam obat kemoterapi akan mempengaruhi hipotalamus dan kemoreseptor otak,
kemudian mempengaruhi penurunan asupan nutrisi (Habsari dkk., 2017).
3. Jenis Kelamin
Pada penelitian, disebutkan bahwa responden sebagian besar berjenis kelamin
laki-laki. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Ghoncheh, Pournamdar, &
Salehiniya, 2016) yang mengatakan sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan.World health organization (2018) menyatakan kejadian kanker dan
kematian akibat kanker diperkirakan telah meningkat pada perempuan, kanker
payudara merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan
(15 %). Perempuan adalah penderita kanker payudara terbanyak di seluruh dunia.
Hal ini disebabkan oleh faktor genetik, diet tinggi lemak, obesitas, menarche di
usia dini, menopause di usia tua, penggunaan hormon untuk pencegahan
kehamilan, tidak memiliki anak juga merupakan faktor risiko, penggunaan terapi
penggantian hormon dan aktivitas fisik yang kurang serta mengkonsumsi alkohol
(Ghoncheh, Pournamdar, & Salehiniya, 2016).
4. Nilai Hb
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai Hb pasien kemoterapi adalah
10 g/dL. Nilai Hb normal yang digunakan oleh Laboratorium klinik RSSA adalah
11,4-15,1 g/dL. Anemia merupakan penyebab paling sering pemicu fatigue pada
pasien kanker. Anemia disebabkan karena efek samping kemoterapi yang
menghancurkan banyak sel darah merah sehat. Kanker juga bisa menyebar ke
sumsum tulang belakang dan mengganggu produksi sel darah sehingga
menyebabkan kurangnya sel darah merah (Mayo Foundation for Medical
Education and Research, 2019). Hal ini membuat tubuh merasa sangat lelah
karena sel-sel di tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi
sehingga tidak menghasilkan energi (ACS, 2018).
5. Agama
Sebanyak 95% responden beragama islam, tidak ada responden yang tidak
beragama. Agama dapat menjadi salah satu penilaian spiritual pasien kanker,
artinya dalam penelitian ini kemungkinan pasien kanker memiliki spiritualitas
yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Nuraeni dkk (2015)
yang menyebutkan bahwa sebagian besar responden merasakan semua aspek dari
kebutuhan spiritual, hanya sebagian kecil yang tidak membutuhkan aspek
spiritual. Spiritualitas memiliki peranan penting pada pasien kanker dan menjadi
pusat pengalaman spiritualitas/religiositas (Stein dkk., 2015). Spiritualitas
memberikan pasien kekuatan dan motivasi dalam menjalani pengobatan dan
kehidupannya (Distinarista, 2018). Keadaan spiritual yang tidak baik dikaitkan
dengan hasil fisik yang buruk dan memiliki rasa kelelahan yang lebih tinggi (Ayu,
2017). Bussing (2010) menyebutkan bahwa sebagian besar pasien kanker
memerlukan spiritualitas sebagai salah satu sumber koping dan memberikan
dampak positif bagi kesehatan dan dapat dijadikan sebagai sumber penyembuhan.
6. Status Pernikahan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 95% responden telah
berstatus menikah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lisnadiyanti
(2019) didapatkan sebanyak 90% responden berstatus menikah. Status pernikahan
menjadi salah satu wujud dari dukungan sosial, artinya bahwa pasien kanker
dalam penelitian ini memiliki dukungan sosial yang baik dalam menghadapi
penyakitnya. Putu (2017) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sebanyak
93,6% pasien kanker mendapatkan dukungan sosial yang tinggi. Dukungan sosial
bermanfaat dalam mengatasi gangguan psikologis sehingga mengurangi dampak
penyakit kanker yang diderita (Putu dkk., 2017). Melalui dukungan tersebut,
pasien kanker akan termotivasi untuk berusaha melawan penyakit yang dialami
sehingga termotivasi untuk mendapatkan pengobatan dan merasa dikuatkan dalam
menjalani gejala-gejala yang ia rasakan (Aruan dan Isfandiari., 2015).
7. Tingkat Pendidikan
Sebanyak 40% responden dengan tingkat SMA/sederajat. Tingkat
pendidikan pasien kanker dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap gejala
yang dialami. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Wahyuni dkk
(2017) yang menyebutkan bahwa paling banyak responden berpendidikan SMA,
responden dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dapat menyikapi stress dengan
cara yang lebih baik sehingga dapat meminimalkan mental fatigue dan
psychological fatigue yang dialami. Tingkat pengetahuan sangat penting untuk
mengurangi risiko kanker (Wahyuningtyas, 2019). Menurut Widiawaty (2008)
terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat
pengetahuan. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku dan menghasilkan
perubahan, semakin tinggi tingkat pendidikan formal maka semakin mudah
menyerap informasi termasuk juga informasi kesehatan. Romadani (2014)
menjelaskan bahwa tingkat pendidikan akan berdampak pada tingkat penerimaan
dan pemahaman suatu pengetahuan tentang penyakit, terutama dalam pemeriksaan
deteksi dini.
8. Pekerjaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 50% responden pekerja
swasta. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Kusumal dkk (2014),
menyebutkan bahwa paling banyak responden memiliki jenis pekerjaan swasta.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa risiko penyakit kanker lebih tinggi bagi
mereka yang bekerja sebagai pegawai swasta. Paparan radiasi pada pegawai
swasta dapat menyebabkan terjadinya efek pada tubuh dari pola radiasi yang
berbeda. Dosis radiasi yang mengenai berbagai organ dan jaringan tubuh terus
terakumulasi sampai radionuklida tersebut dieliminasi dengan proses fisik atau
biologi. Semakin besar paparan zat radioaktif, semakin besar peluang munculnya
radikal bebas yang memicu kanker (Tando, 2016).
9. Pengaruh pendapatan keluarga terhadap status kesehatan global
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebanyak 15 responden
(75%) memiliki penghasilan diatas 1.900.000 sedangkan sumber pendanaan yang
banyak digunakan yaitu BPJS PBI yaitu sebanyak 14 responden (70%), hal ini
berkaitan dengan status kesehatan pasien kanker. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Lusiatun (2016) jumlah pendapatan keluarga memiliki pengaruh
positif terhadap status kesehatan global pasien kanker payudara, dengan nilai
(OR=1.51), yang artinya bahwa pendapatan keluarga di atas UMR dapat
meningkatkan status kesehatan sebesar 1.51 kali.
Status ekonomi yang semakin meningkat, kebutuhan terhadap pelayanan
kesehatan juga akan meningkat. Kelompok ekonomi menengah ke atas paparan
informasi tentang penyakit kanker akan lebih besar dibandingkan dengan
kelompok ekonomi menengah ke bawah (Oemiati et al, 2011). Selain pemahaman
tentang penyakit, biaya pengobatan menjadi kekhawatiran khusus bagi penderita
kanker, sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien kanker
(Prastiwi, 2012). Menurut Budiman et al (2013) faktor sosial ekonomi berperan
dalam kepatuhan berobat pasien, semakin rendah sosial ekonomi seseorang
semakin tidak patuh untuk berobat. Dalam penelitiannya menyatakan terdapat
hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan kepatuhan berobat
pasien. Kepatuhan berobat akan berpengaruh terhadap status kesehatan pasien.
Pasien yang melakukan pengobatan secara rutin akan memiliki status kesehatan
yang semakin baik dibandingkan dengan yang tidak rutin.
10. Pengaruh pendapatan keluarga terhadap kelelahan
Jumlah pendapatan keluarga memiliki pengaruh menurunkan skala simptom
QLQ-C30 pada simptom kelelahan (OR= 0.83), nyeri (OR=0.45) dan terhadap
kesulitan finansial (OR=0.27). Apabila simptom semakin menurun maka kualitas
hidupnya semakin baik, begitu pula sebaliknya. Penyakit kanker merupakan
penyebab utama kematian di dunia dengan permasalahan beban ekonomi yang
cukup besar. Dampak besar pada biaya dapat dilihat dari biaya perawatan primer
(termasuk perawatan di rumah), rawat jalan di rumah sakit dan rawat inap di
rumah sakit seperti obat-obatan, perawatan onkologis, terapi radiasi, diagnosis
imaging, dan biaya laboratorium Kovacevia et al., (2015).
5.2.2 Skor total fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi saat pretest dan
postest pada kelompok kontrol
Hasil penelitian ini didapatkan nilai rata-rata fatigue pada kelompok
kontrol saat pretest adalah 47,30 dan dan saat postest 46,80. Berdasaran hasil ini
diketahui bahwa nilai pretest dan postest pada kelompok kontrol tidak jauh
berbeda dan cenderung mengalami penurunan dalam jumlah kecil (0,50). Hasil ini
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khanghah et al. (2019) yang
menyatakan bahwa tingkat kelelahan pasien yang menjalani terapi cenderung
meningkat setelah prosedur kemoterapi. Peningkatan ini rata-rata berada pada
angka 0,06 – 0,11. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh perbedaan terapi
kuratif yang didapatkan tiap pasien. Pasien kanker yang dilakukan tindakan
pembedahan atau pengangkatan sel kanker dan pembedahan disertai dengan
radioterapi memiliki resiko lebih rendah mengalami kelelahan dibandingkan
dengan pasien yang menjalani pembedahan dan kemoterapi yang disertai dengan
terapi hormon (Abrahams et al., 2016). Selain itu pola hidup menjadi salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kelelahan pasien dalam menjalani
kemoterapi. Tingkat kelelahan semakin tinggi pada pasien dengan intake nutrisi
kurang serta pasien yang melakukan sedikit aktivitas fisik (American Cancer
Society, 2018).
5.2.2 Skor total fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi saat pretest dan
postest pada kelompok perlakuan
Hasil penelitian ini didapatkan nilai rata-rata fatigue pada kelompok
perlakuan saat pretest adalah 43,90 (19,779) dan saat postest 38,40 (17,627).
Berdasarkan hasil postest setelah dilakukan terapi akupresure 2 kali yaitu saat
mulai kemoterapi dan saat akan selesai kemoterapi selama 2 menit pada tiga titik
akupresure yaitu titik Zusanli (ST-36), Hegu (LI-4), dan Sanyingjiao (SP-6), maka
didapatkan nilai rata-rata fatigue 38,40 (17,627). Hasil ini menunjukkan bahwa
nilai rata-rata fatigue saat pretest dan saat postest mengalami penurunan. hasil uji
perbedaan nilai fatigue saat pretset dan saat postest yaitu p value 0,000 (p
value<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara skor
fatigue pada pasien kemoterapi saat sebelum dilakukan terapi akupresur.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi akupresure
terhadap penurunan tingkat fatigue pada penderita kanker yang menjalani
kemoterapi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khanghah
dkk., (2019) yang menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
skor fatigue sebelum dan sesudah diberikan intervensi akupresure pada kelompok
perlakuan (p value = 0.006). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Bastani, dkk (2015) yang menemukan bahwa jika
memberikan tekanan pada titik akupoin yang tepat dan diterapkan pada waktu
yang tepat dapat menentukan kemanjuran akupresur. Stimulasi ST36 dapat
meningkatkan aliran Chi atau meningkatkan pelepasan neurotransmiter dan
neurohormon, dan dengan demikian mengurangi persepsi kelelahan (Bastani,
dkk., 2015). Zick et al. Menemukan bahwa akupresur dapat mengatasi kelelahan
hingga 38% kelelahan akibat kanker (Bastani, dkk., 2015). Teknik akupresur
bersifat non-invasif, aman, dan efektif. Mereka dapat dengan mudah diajarkan
kepada pasien sehingga pasien dapat menurunkan dan mengelola kelelahan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka (Bastani, dkk., 2015).
Titik akupoint lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah titik LI-
4. Titik ini secara luas digunakan sebagai titik distal pada sindrom gangguan nyeri
pada tangan atau bahu, karena ia menghilangkan gangguan dari meridian. LI-4
memiliki pengaruh yang kuat pada pikiran dan dapat digunakan untuk
menenangkan pikiran dan menghilangkan kecemasan, dalam hal ini jika pasien
kanker yang menjalani kemoterapi yang merasakan kecemasan maka akan
merasakan pengaruhnya yaitu tingkat kecemasan menurun (Renityas,2017). Jika
kecemasan menurun akan memperbaiki kondisi psikologis pasien kanker, dan
salah satu yang mempengaruhi fatigue adalah kondisi psikologis paisen. Maka
dapat disimpulkan bahwa jika kondisi psikologis klien baik maka akan
menurunkan tingkat fatigue.
Menurut Dibble et al. Jika dilakukan penekanan pada titik SP6 maka bisa
memperbaiki ketidakseimbangan energi, memperlancar aliran darah yang
tersumbat disepanjang meridian (Iswari dan Rahmawati, 2016). Hal ini bisa
berdampak positif terhadap tingkat fatigue pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi. Serçe, S (2018) memperkirakan terapi akupresur dapat membuat
pasien merasa rileks, yang mengarah pada pengurangan rasa sakit yang dirasakan.
Pada pasien kanker, metabolisme otot oksidatif berkurang akibat diregulasi
ATP sehingga seluler ATP habis dan terjadi gangguan sintesis ATP yang
berakibat terhadap kemampuan otot untuk melakukan kerja atau fungsinya untuk
menggerakkan tulang (Aisyah, 2019). Selain itu, pada pasien kanker dapat
mengaktifkan zat sitokin proinflamasi seperti TNF-α dan IL-β melalui sistem
saraf pusat yang mengarah pada gejala kelelahan seperti kelesuhan dan anorexia
(Ryan dkk., 2007 dalam Aisyah, 2019). Perkembangan sel kanker juga dapat
meningkatkan sitokin proinflamasi seperti interleukin dan TNF-α yang dapat
menghambat metabolisme dan menurunkan fungsi otot normal, lalu terjadi
penurunan ketersediaan substrat metabolik kemudian menyebabkan penurunan
energi dalam melakukan aktifitas sehingga terjadi kelelahan (Wang dan
Woodruff, 2016). Tingkat kelelahan pada pasien kanker perlu diturunkan untuk
memperbaiki kualitas dan keadaan umum pasien kanker. Wardani (2019)
mengatakan ada pengaruh terapi akupresur pada kanker terkait dengan fatigue. Ini
disebabkan oleh manipulasi aktif pada titik akupuntur yang dilakukan secara rutin
dan terus menerus. Penekanan pada titik akupresur harus diposisikan di sepanjang
garis meridian. Aktivasi titik-titik tertentu pada meridian dapat memfasilitasi
pengurangan keluhan,gejala atau rasa sakit dari bagian lain tubuh. Berdasarkan
lokasi stimulasi, tekanan mengaktifkan saraf mielin kecil di otot dan melewati
stimulasi impuls ke sistem saraf pusat termasuk sumsum tulang belakang, otak
tengah, hipotalamus dan sumbu hipofisis. Akupresur memediasi sinyal oksida
nitrat (NO), untuk meningkatkanmikrosirkulasi lokal melalui cyclic guanosine
monophosphate (cGMP). Hal ini membantu dalam meningkatkan kinerja fisik
dengan menekan molekul yang memicu kelelahan dalam darah. Akupresur pada
pasien dengan karsinoma hepatoseluler, hasilnya menunjukkan bahwa fatigue
pada kelompok akupresur adalah lebih rendah dari pada kelompok kontrol (Lan,
Lin, Chen, Lin, & Wang, 2015).
5.3 Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang menyebabkan hasil penelitian
memiliki kekurangan dan membutuhkan perbaikan yang bisa dituangkan dalam
penelitian selanjutnya. Keterbatasan penelitian ini adalah teknik akrupresur yang
memerlukan pelatihan khusus dalam melaksanakan terapi akrupresur. Dengan
tidak adanya pelatihan khusus mengakibatkan dalam mengaplikasikan penelitian
ini tidak secara maksimal kepada pasien.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari penelitian di atas bahwa Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai rata-rata fatigue saat pretest dan saat postest mengalami penurunan.
hasil uji perbedaan nilai fatigue saat pretset dan saat postest yaitu p value 0,000 (p
value<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara skor
fatigue pada pasien kemoterapi saat sebelum dilakukan terapi akupresur.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi akupresure terhadap
penurunan tingkat fatigue pada penderita kanker yang menjalani kemoterapi.
2. Pada penelitian ini , akupresure yang diterapkan hanya pada tiga titik.
Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan titik-titik akupresure
(akupoint) yang lain dan menggunakan alat yang menunjang.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2019. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Fatigue pada
pasien Kemoterapi di RS Baladhika Husada Tingkat III Jember. Skripsi.
[serial online]
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/91080/Siti
%20Aisyah-152310101020.pdf?sequence=1. Diakses pada tanggal 06
Februari 2020.
American Cancer Society. 2016b. What Causes Cancer-Related Fatigue.
https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/physical-side-
effects/fatigue/what-causes-cancer-related-fatigue.html
American cancer Society. (2018). Cancer Facts & Figures. [serial online]
https://www.cancer.org [6 Februari 2020]
Aruan, K.P., & Isfandiari, M.A. 2015. Hubungan Dukungan Sosial terhadap
Pengobatan Kanker Payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana. The
Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 3(2):218-
228
Ayu, D.I.J.I. 2017. Hubungan antara Cancer Related Fatigue dengan Kebutuhan
Spiritual pada Pasien Kanker Payudara. Skripsi. Fakultas Keperawatan
Universitas Gadjah Mada. Diunduh tanggal 5 Februari 2019, dari
etd.repository.ugm.ac.id
Budiman A, Khambri D, Bachtiar H. 2013. Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Berobat Pasien yang Diterapi dengan Tamoxifen Setelah Operasi
Kanker Payudara.Jurnal Kesehatan Andalas. 2(1).
Bussing, A., Balzat, H., & Heusser, P. 2010. Spiritual Needs of Patients with
Chronic Pain Disease and Cancer-Validation of The Spiritual Needs
Questionnaire. Eur J Med Res 15, 266-273.
Distinarista, H. 2018. Spiritual Experience among Cervical Cancer Survivors: A
Phenomenology Study. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 4(5):
30-40
Effendy, C., K. Vissers, B. H. P. Osse, S. Tejawinata, Dan P. Ecu. 2014.
Comparison Of Problems And Unmet Needs Of Patients With Advanced
Cancer In A European Country And An Asian Country. Pain Practice.
15(5), 433
Ghoncheh, M., Pournamdar, Z., & Salehiniya, H. (2016). Incidence and mortality
and epidemiology of breast cancer in the world. Asian Pac J Cancer Prev,
17(S3), 43-46.
Habsari, A., S. fatimah Pradigto, dan R. Aruben. 2017. Hubungan beberapa faktor
Digital Repository Universitas Jember 82 gizi dan kemoterapi dengan status
gizi penderita kanker. 5
Kemenkes RI. 2015. Situasi Penyakit Kanker 4. Jakarta Selatan.
Kovacevia A, Dragojevic-Simic V, Rancic N, Jurisevic M, Gutzwiller
FS,MatterWalstra K, Jakovljevic M. (2015). Endof-Life Cost Of Medical
Care for Advanced Stage Cancer Patiens. US National Library of Medicine
National Institutes of Health, 72(4): 334-41.
Kusumal, H.S., Maghfirog, dan Bintanah, S. 2014. Hubungan Asupan Protein Dan
Kadar Albumin Pada Pasien Kanker DiRumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang. Jurnal Gizi. 3 (2).
Lemone, P., K. M. Burke, dan G. Bauldoff. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Lisnadayanti. 2019. Hubungan Karakteristik Pasien Kanker Serviks terhadap
Dukungan Sosial pada Pasien dengan Kanker Serviks di Ruang Rawat Inap
di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Diunduh tanggal 5 Februari 2019 dari
http://jurnal.stikes-sitihajar.ac.id/index.php/jhsp
Lusiatun, Mudigdo, Ambar., dan Murti, Bhisma. 2016. The Effect of Self-
Efficacy, Family Support, and Socio-Economic Factors on the Quality of
Life of Patients with Breast Cancer at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta.
Journal of Epidemiology and Public Health. 1(3):182-194.
Marischa, S., D. I. Anggraini, G. T. Putri, F. Kedokteran, dan U. Lampung. 2017.
Digital Repository Universitas Jember 84 Malnutrisi pada pasien kanker.
7(November):107–111
Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2019). Cancer fatigue:
why it occurs and how to cope. [serial online] https://www.mayoclinic.org
[6 februari 2020]
Nuraeni, A., Nurhidayah, I., Hidayati, N., Sari, C.W.M., & Mirwanti, R. 2015.
Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker. Jurnal Keperawatan Padjadjaran,
3(2): 57-66
Oemiati R, Rahajeng E, dan Kristanto AY. 2007. Prevalensi Tumor dan Beberapa
Faktor yang Mempengaruhinya di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan
39(4): 190-204.
Prastiwi TF. (2012). Kualitas Hidup Penderita Kanker.
http://journal.Unnes.ac.id/sju/index.p hp/dcp/article/view/2630.1(1).
Putu, A.D.I. 2017. Hubungan Dukungan Sosial dengan Cancer Related Fatigue
pada Pasien Kanker Payudara. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas
Gadjah Mada. Diunduh tanggal 5 Februari 2019, dari
etd.repository.ugm.ac.id
Romadani, D.I. 2014. Gambaran Penderita Kanker Serviks yang Terlambat
Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks. E-Jurnal Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tando, J.M. 2016. Resiko Kanker Tiroid pada Manusia yang Terpapar Radiasi
Iodium 131. ISSN: 2089-9084. 1(1): 49-55
Wahyuni, I.S., Sudiana, I.K., dan Mariyanti, H. 2017. Walking Exercise
Programme (WEP) Menurunkan Cancer Related Fatigue (CRF) Pada
Pasien Kanker Payudara Di RSUD. Ibnu Sina Gresik. Publikasi Ilmiah.
Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
PENJELASAN PENELITIAN
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir Stase Keperawatan Medikal
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember, maka dari itu
kami :
Nama Peneliti : Mahasiswa Profesi Ners angkatan 24
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Kalimantan X No. 168B Sumbersari, Jember
bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Aplikasi Evidence Based
Nursing (EBN) Pengaruh Terapi Akupresure Untuk Menurunkan Tingkat
Fatigue Pada Penderita Kanker Yang Menjalani Kemoterapi Di Ruang 22
Dan 25 Irna 1 Rsud Dr. Saiful Anwar”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi akupressure untuk menurunkan tingkat fatigue pada
penderita kanker yang menjalani kemoterapi.
Penelitian ini melibatkan klien penderita kanker yang memenuhi kriteria
inklusi yang dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Waktu penelitian pada
setiap responden membutuhkan sekitar 25 menit. Penelitian ini menggunakan
kuesioner tentang fatigue untuk kemudian responden diminta untuk mengisi
kuesioner. Peneliti menjaga kerahasiaan data klien yang menjadi responden dan
identitas klien tidak akan dicantumkan oleh peneliti. Data yang diperoleh hanya
digunakan untuk kepentingan riset. Oleh karena itu, untuk menunjang jalannya
penelitian ini, saya memohon bantuan bapak/ibu selaku orang tua/wali untuk
menyetujui menjadi responden dalam penelitian kami. Bapak/ibu dapat membaca
setiap pernyataan yang akan ditanyakan pada halaman berikutnya. Apabila
bapak/ibu atau wali menyetujui mengikuti penelitian, dapat membubuhkan tanda
tangan pada lembar persetujuan di halaman selanjutnya.
Demikian penjelasan penelitian yang kami sampaikan, mohon kerja
samanya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Malang, 2019
Peneliti
Kode Responden :
Lampiran 2. Lembar Persetujuan (concent)
Lembar Consent
PERSETUJUAN RESPONDEN
mestinya.
Malang, 2019
Responden Penelitian
( )
Lampiran 3. Kuisioner Data Demografi
DATA DEMOGRAFI
Nomor responden :
a. Umur : ......tahun
b. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
c. Agama : ( ) Islam ( ) Kristen ( ) Konghucu
( ) Hindu ( ) Budha
d. Status Pernikahan : ( ) Kawin ( ) Belum Kawin ( ) Cerai Mati
( ) Cerai Hidup
e. Pendidikan : ( ) Tidak sekolah
( ) SD Sederajat
( ) SMP sederajat
( ) SLTA sederajat
( ) Diploma atau lebih tinggi
f. Riwayat pekerjaan : ( ) Tidak bekerja ( ) PNS/TNI/Polri
( ) Pensiunan ( ) Petani
( ) Swasta
g. Pendapatan bulan : ( ) ≤ Rp. 1.900.000,00
( ) > Rp. 1.900.000,00
h. Sumber Pendanaan : ( ) BPJS PBI
( ) BPJS Non-PBI
( ) Asuransi Lain
( ) Non BPJS/Non Asuransi
i. Jenis Kanker dan Stadium :
j. Jenis obat kemoterapi :
k. Kadar Hb :
l. IMT :
Lampiran 4. Kuisioner BFI
Lampiran 4. Data hasil penelitian
Kode Koding usia jenis agama status tingkat riwayat pendapatan sumber jenis kanker jenis obat kadar IMT
Responde kelamin pernikahan pendidika pekerjaan perbulan pendanaan (stadium) kemo Hb
n n
P1 1 54 1 1 1 5 2 3 3 Ca Paru (4) Karboplatin 11,2 14,7
Auc 5
paklitaksel
175 mg/m2
P2 1 33 1 1 1 4 5 3 2 NHL stage 4 meptamat 10,3 20,05
600 dalam
400ml NS
P3 1 58 2 1 1 2 1 3 1 Ca Pankreas Ca Folinat 10,9 21,67
(3A) 300 mg
P4 1 42 2 2 1 5 1 2 1 Ca Getah 10,3 32,26
bening (3B)
P5 1 51 1 1 1 4 2 3 1 Ca Getah 10,6 29,03
bening (3A)
P6 1 58 2 1 1 4 5 3 1 Multiple 10,1 18,6
mieloma (3B)
P7 1 58 2 2 1 2 1 2 1 Ca Caput Carboplatin 13,8 18,9
Pankreas Gemcitabine
P8 1 54 2 1 1 4 1 2 1 Ca Paru (3A) Ca Folinat 11,4 20
300 mg
P9 1 48 2 1 1 4 3 2 1 Ca Getah Ca Folinat 10,1 21
bening (3A) 300 mg
P10 1 57 2 1 1 3 1 2 1 Ca pankreas zometa seri 10,3 22,76
(3) 3
K1 2 86 1 1 1 4 5 3 1 Ca Bronko Karboplatin 10,4 19,7
(2B) Auc 5
paklitaksel
175 mg/m2
K2 2 29 1 1 2 5 1 1 2 NHL stage 3B 9,6 21,2
K3 2 57 1 1 1 4 3 3 2 Ca Caput 11,1 21
Median 54,00
Variance 68,233
Minimum 33
Maximum 58
Range 25
Interquartile Range 12
Median 53,50
Variance 211,067
Minimum 29
Maximum 86
Range 57
Interquartile Range 12
PERLAKUAN KONTROL
Count 3 10 13
LAKI-LAKI
% within JENIS KELAMIN 23,1% 76,9% 100,0%
JENIS KELAMIN
Count 7 0 7
PEREMPUAN
% within JENIS KELAMIN 100,0% 0,0% 100,0%
Count 10 10 20
Total
% within JENIS KELAMIN 50,0% 50,0% 100,0%
PERLAKUAN KONTROL
Count 9 10 19
ISLAM
% within AGAMA 47,4% 52,6% 100,0%
AGAMA
Count 1 0 1
KRISTEN
% within AGAMA 100,0% 0,0% 100,0%
Count 10 10 20
Total
% within AGAMA 50,0% 50,0% 100,0%
PERLAKUAN KONTROL
Count 10 9 19
KAWIN % within STATUS
52,6% 47,4% 100,0%
PERKAWINAN
STATUS PERKAWINAN
Count 0 1 1
BELUM KAWIN % within STATUS
0,0% 100,0% 100,0%
PERKAWINAN
Count 10 10 20
Total % within STATUS
50,0% 50,0% 100,0%
PERKAWINAN
TINGKAT PENDIDIKAN * JENIS KELOMPOK Crosstabulation
PERLAKUAN KONTROL
Count 2 2 4
SD SEDERAJAT % within TINGKAT
50,0% 50,0% 100,0%
PENDIDIKAN
Count 1 2 3
SMP SEDERAJAT % within TINGKAT
33,3% 66,7% 100,0%
PENDIDIKAN
TINGKAT PENDIDIKAN
Count 5 3 8
SLTA SEDERAJAT % within TINGKAT
62,5% 37,5% 100,0%
PENDIDIKAN
Count 2 3 5
DIPLOMA ATAU LEBIH
% within TINGKAT
TINGGI 40,0% 60,0% 100,0%
PENDIDIKAN
Count 10 10 20
Total % within TINGKAT
50,0% 50,0% 100,0%
PENDIDIKAN
PERLAKUAN KONTROL
Count 5 1 6
TIDAK BEKERJA % within RIWAYAT
83,3% 16,7% 100,0%
PEKERJAAN
Count 2 0 2
PNS/TNI/Polri % within RIWAYAT
100,0% 0,0% 100,0%
PEKERJAAN
RIWAYAT PEKERJAAN
Count 1 1 2
pensiunan % within RIWAYAT
50,0% 50,0% 100,0%
PEKERJAAN
Count 2 8 10
Swasta % within RIWAYAT
20,0% 80,0% 100,0%
PEKERJAAN
Count 10 10 20
Total % within RIWAYAT
50,0% 50,0% 100,0%
PEKERJAAN
PENDAPATAN PERBULAN * JENIS KELOMPOK Crosstabulation
PERLAKUAN KONTROL
Count 0 1 1
0 % within PENDAPATAN
0,0% 100,0% 100,0%
PERBULAN
Count 5 0 5
PENDAPATAN PERBULAN <1900000 % within PENDAPATAN
100,0% 0,0% 100,0%
PERBULAN
Count 5 9 14
>1900000 % within PENDAPATAN
35,7% 64,3% 100,0%
PERBULAN
Count 10 10 20
Total % within PENDAPATAN
50,0% 50,0% 100,0%
PERBULAN
PERLAKUAN KONTROL
Count 8 6 14
BPJS PBI % within SUMBER
57,1% 42,9% 100,0%
PENDANAAN
Count 1 4 5
SUMBER PENDANAAN BPJS Non-PBI % within SUMBER
20,0% 80,0% 100,0%
PENDANAAN
Count 1 0 1
ASURANSI LAIN % within SUMBER
100,0% 0,0% 100,0%
PENDANAAN
Count 10 10 20
Total % within SUMBER
50,0% 50,0% 100,0%
PENDANAAN
KADAR HEMOGLOBIN
Median 10,4500
Variance 1,244
Minimum 10,10
Maximum 13,80
Range 3,70
Median 10,7000
Variance ,408
Minimum 9,60
Maximum 11,60
Range 2,00
Median 20,5250
Variance 26,503
Minimum 14,70
Maximum 32,26
Range 17,56
Median 21,0950
Variance 4,956
Minimum 14,70
Maximum 22,89
Range 8,19
Tests of Normality
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 WAKTU - XTOTALK -45,550 13,771 3,079 -51,995 -39,105 -14,793 19 ,000
Tests of Normality
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 WAKTU - XTOTALP -39,650 18,537 4,145 -48,325 -30,975 -9,566 19 ,000
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
Median 54,00
Variance 219,122
Minimum 23
Maximum 63
Range 40
Interquartile Range 25
Median 50,00
Variance 179,956
Minimum 25
Maximum 63
Range 38
Interquartile Range 24
Descriptives
Median 44,00
Variance 391,211
Minimum 3
Maximum 67
Range 64
Interquartile Range 29
Median 39,50
Variance 310,711
Minimum 3
Maximum 61
Range 58
Interquartile Range 26