Anda di halaman 1dari 5

PENDEKATAN EKONOMI POLITIK MARXISME DENGAN PANDANGAN

EKONOMI KLASIK DAN NEOKLASIK


Ratna Ani Lestari
200231100101 / KELAS B

Abstrak

Dalam artikel ilmiah ini, informasi tentang pandangan klasik, neoklasik, dan Marxis
diperkenalkan. Hal ini karena perbedaan antara Marxisme dan Neoklasikisme sangat nyata
dalam implementasinya. Karena berdampak pada kehidupan ekonomi. Ekonomi politik
adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara ekonomi dan politik. Ekonomi
politik Marxis adalah sejenis pemikiran ekonomi politik yang didasarkan pada pemikiran
Karl Marx, yaitu pembagian kelas. Dalam Pendekatan Klasik, istilah Ekonomi Politik
merujuk pada sebuah sistem pemenuhan kebutuhan pribadi yang terdiri dari beberapa pelaku
pribadi yang independen. Ekonomi politik neoklasik adalah teori pertukaran sukarela dan
alokasi sumber daya yang efektif.

Kata kunci : ekonomi politk, marxis, klasik, neoklasik

Pendahuluan

Ekonomi politik adlaah integrasi antara ilmu ekonomi dan ilmu pokitik.satu hal yang jarang
diungkapkan bahwa ide ekonomi pokitik didasarkan pada pemisahan antara ilmu politik dan
ilmu ekonomi. Kondep eoonomi politik dimunculkan pada abad ke 18 dengan tujuan untuk
membantu urang dalam memahami dan mengatasi perubahan dramatis dlam sistem pemustan
kebutuhan manusia, baik dengan memahami sifat dari kebutuhan/keinginan maupun cara
memproduksi serta mendustribusikan harang untuk memuaskannya. Menurut Bruno S. Fery,
ekonomi politik adalah gugusan teori yang didasarkan pada pemahaman mengenai saling
kebergantungan antara ekonomi dan pokitik. Ekonomi dan pokitik berinteraksi dengan banyak
cara dalam rangka alokasi sumber daya, distribusi pendapatan, dan stabilisasi.

Pemikiran tentang ekonomi politik terus mengalami perkembangan, para pengambil


keputusan bidang ekonomi dan bidang politik bergabtung pada satu sama lain dan keduanya
adalah aktir utama sistem ekonomi politik. Keputusan yang diambil oleh para aktor dan
karena itu perkembangan dan hasil seluruh sistem bergantung pada aturan dan institusi.

Sebagaimana diketahui, istilah “Ekonomi Politik” seringkali dipertukarkan dengan istilah


“Politik Ekonomi”, padahal secara metodologis kedua istilah tersebut mengandung perbedaan
yang substansial. Politik Ekonomi merupakan suatu unsur atau elemen yang menjadi alat dari
ekonomi dan rasionalisasi kekuatan politik dalam melaksanakan rencana-rencana untuk
mencapai sasaran yang dikehendaki. Politik Ekonomi secara umum disebut sebagai Das
Sollen, karena dipandang tidak sama dan sebangun dengan ilmu pengetahuan, melainkan
hanya sebagai sebuah produk Policy Sciences. Sedangkan Ekonomi Politik disebut
sebagai Das Sains, karena di dalamnya secara eksplisit terdapat berbagai prasyarat keilmuan,
yang memiliki wilayah kajian yang luas sebagai ilmu maupun pengetahuan menyangkut studi
tentang hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara faktor ekonomi dan faktor
politik.

Substansi Ekonomi Politik antara lain berupa persoalan interdependensi, dependensi,


keterbelakangan, pertumbuhan, perkembangan, pembangunan ekonomi sosial, sistem-sistem
ekonomi, realisme dan idealisme, linear dan strukturalis internasional, globalisasi,
regionalisme, dan sebagainya.

Dalam pendekatan Ekonomi Politik, masalah yang dihadapi antara lain mencakup variabel-
variabel politik, variabel ekonomi, variabel sosial budaya, sedangkan faktor-faktor yang
berpengaruh meliputi (1) intervensi pemerintah, perubahan kebijakan, tindakan politik
ekonomi, (2) kenaikan harga di pasar, (3) kemerosotan daya beli masyarakat, (4) kelangkaan
sumber daya, (5) revolusi sosial, transformasi industrial, (6) revolusi dan kemajuan ilmu,
pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi.

Lord Robbins (seorang ekonom Inggris, mantan pimpinan The London School of Economics,
yang bernama lengkap Lord Lionel Robbins yang lahir di Middlesex tahun 1898 dan
meninggal di London tahun 1984), dalam buku karyanya yang berjudul “Political Economy :
Past and Present : A Review of Leading Theories of Economy Policy” (yang diterbitkan pada
tahun 1976), menuturkan bahwa Ekonomi Politik itu dapat diperbedakan menjadi Ekonomi
Politik Lama (atau sering disebut sebagai Ekonomi Politik Klasik) dan Ekonomi Politik Baru
(atau sering disebut sebagai Ekonomi Politik Modern atau Ekonomi Politik Kontemporer).

Pertumbuhan ekonomi dijadikan tolak ukur bagi kemajuan dan pengembangan bagi suatu
bangsa, oleh karena itu teori -teori pertumbuhan ekonomi banyak bermunculan. Pertumbuhan
ekonomi dijadikan tolak ukur bagi kemajuan dan pengembangan bagi suatu bangsa, oleh
karena itu teori -teori pertumbuhan ekonomi banyak bermunculan. Teori pertumbuhan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan
kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-
faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadilah proses pertumbuhan. Jadi, teori
pertumbuhan ekonomi tidak lain adalah suatu cerita (yang logis) keterkaitan antar faktor
ekonomi mengenai bagaimana pertumbuhan terjadi. Sistem harga, bentuk komoditi, dan
perbedaan pekerjaan disebabkan oleh faktor-faktor pekerjaan sosial dan saling
mempengaruhi. Kondisi sosial yang terbentuk oleh hubungan ekonomi akan mempengaruhi
cara berpikir dan perilaku individu. Analisislah pernyataan-pernyataan ini dari waktu ke
waktu dan coba gunakan metode historis untuk menganalisis hubungan antara ekonomi
politik untuk menganalisis pemikiran ekonomi.
Pada dasarnya perkembangan sejarah pemikiran ekonomi dapat disingkat sebagai
perkembangan sejarah pemikiran ekonomi, dan dapat juga disingkat sebagai perkembangan
aliran ekonomi klasik, neo-klasik dan modern. Aliran klasik dipimpin oleh para pemikir
besar Adam Smith dan Jon Steudesmeier; aliran klasik baru Alfred Marshall dan Leon
Walras; dan aliran ekonomi modern John May Nader Keynes.
Ekonomi Politik Pendekatan Marxian

Istilah "ekonomi politik" yang digunakan dalam teori-teori Marxis tidak merujuk pada
gagasan tentang hubungan antara ekonomi dan politik, tetapi merujuk pada metode dan teori
yang didasarkan pada pemikiran ekonomi klasik, terutama pemikiran Ekonomi Adam Smith
dan David Ricardo. Ekonomi Politik Marxisme adalah kritik terhadap sistem ekonomi pasar
(kapitalis). Pilar-pilar institusional kapitalisme dianggap oleh Karl Marx sangat eksploitatif
karena mereka menemukan bahwa buruh subordinat berlawanan dengan pemilik modal. Hal
ini mungkin terjadi karena dalam kapitalisme, penciptaan sistem faktor produksi selalu lebih
lambat dari percepatan inovasi produksi (teknis).

Dalam teori marxian, konsep ekonomi relatif dari negara merupakan penolakan terhadap
pendapat bahwa negara bertindak sebagai pelaksanaan dari kepentingan individu tertentu,
yaitu kaum kapitalis dan kepentingan individu. Negara dipandangan memiliki kepentingan
sendiri yang ideologis, bahwa kepentingan negara harus disimpulkan dari pemahaman tentang
bentuk struktur masyarakat dan cara mempertahankan kohesi sosial swhingga memungkinkan
terjadinya akumulasi kekayaan pribadi dalam jangka panjang oleh individu-individu di
dalamnya. Kepentingan yang hendak dicapai oleh negara adalah mempertahankan tatanan
sosial tertentu.

Untuk membuktikan bahwa cara kerja dari perekonomian kapitalis membawa dampak pokitik,
marx mengajukan kritik terhadap pendangan klasik tentang pasar yang meregulasi dirinya
sendiri. Ia melakukan kritik bukan untuk membenarkan komsep kapitalis e yang dikendalikan
negara, meliankan untuk menunjukan bahwa kapitalisme tidak dapat bertahan hidup dalam
waktu yang lama. Ekonomi politik marxian merupakan kritik terhadao sistem ekonomi pasar
(kapitalisme). Pilar kelembagaan kapitalisme tersebut diyakini oleh marx sangat eksploitatif
karena menempatkan tenaga kerja subordinat berhadapan dengan pemilik modal. Hal ini
terjadi karena dalam kapitalisme, penciptaan pranata-pranata fajtor produksi selalu terlambat
dari pecepatan inovasi produksi (teknologi). Dalam terminologi ekonomi, prnanata faktor-
faktor produksi tersebut adalah kelembagaan yang mengatur interaksi antara pemilik modal,
tanah, dantenaga kerja.

Caporaso Livine menilai cara pandang marx dalam memandang hubungan antara agenda
poltik dan faktor-faktor ekonomi. Marx memandang komoditas swbagai "bentuk sel" atau
satuan bangunan dari masyarakat kapitalis —ini adalah objek verguna bagi orang lain, tetapi
dengan nilai jual bagi pemilik. Karena transaksi komersial tidak menyiratkan moralitas
tertentu di luar yang dibutuhkan untuk menyelasaikan transaksinya, pertumbuhan pasar
menyebabkan dunia ekonomi dan dunia moral-legal menjadi terpisah dalam masyarakat, nilai
objektif moral menjadi terpisah dari jilai objektif ekonomi.

Ekonomi politik yang awalnya dianggap swbagai "ilmu moral" yang hanya berkaitan dengan
distribusi kakayaan yang adil atau swbagai suatu "aritmetika politik" untuk pengumpulan
pajak, dikalahkan oleh disiplin ilmu ekonomi, hukum dan etika yang terpisah. Marx percaya
bahwa para pakar ekonomi politik dapat mempelajari hukum-hukum kapitalisme dalam cara
yang objektif karena perluasan pasar pada kenyataannya telah mengobjektivikasikan sebagian
besar hubungan ekonomi: cash nexus membuang semua ilusi keagamaan dab politik
sebelumnya kemudian menggantikannya dengan ilusi jenis lain –fetishisme komoditas.

Marx juga mengatakan bahwa ia memandang "formasj ekonomi masyarakat sebagai suatu
proses sejarah alam" pertumbuhan perdagangan terjadi sebagai suatu proses yang di
dalamnya tidak seorang pun dapat menguasai atau mengarahkan, menciptakan suatu
kompleks jaringan saling keterkaitan sosial yang sangat besar secara global. Dengan demikian
analisis marx difokuskan pada kontradiksi strukturak daripada antagonisme kelas, yang
mencirikan masyarakat kapitalis

Kepentingan Material, Konflik Kelas, dan Kapitalisme. Konsep bahwa pertarungan kelas
memiliki kecenderungan untuk pasti akan terjadi dengan sendirinya dalam sejarah (historical
tendency of class struggle) ini adalah konsep bahwa individu-individu dan kelas-kelas dalam
masyarakat akan dengan sendirinya memahami, meyakini, dan mengupayakan sebuah
kepentingan yang lebih luas dari pada kepentingan individu. Kepentingan Ekonomi dan
Kesadaran Kelas Dalam teori Marxian, yang dimaksud dengan “kelas” adalah orang-orang
yang memiliki posisi yang sama dalam proses produksi. Karenannya kelas adalah sesuatu
yang berdiri sendiri secara objektif tanpa harus dihubungkan dengan kesadaran subjektif dari
individu-individu yang termasuk dalam kelas itu. Kepentingan Ekonomi dan Bidang Politik
Ada tiga cara untuk memandang Ekonomi Politik lewat tradisi Marxian, yang pertama Politik
sebagai revolusi atau politik revolusioner; yang kedua politik sebagai kompromi kelas dan
yang ketiga teori negara marxis.

Dalam ekonomi sosialis hanya didasarkan pada 2 perinsip. Pertama, negara menyiapkan
seluruh regulasi yang diperlukan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi seperti investasi,
mulai dari proses perencarnaan, oprasionalisasi, pengawasan sampai ke evaluasi. Pada level
ini vungsi negara merancang sistem kepemilikan prosestransaksi, dan pembagian keuntungan
berbasis instrumen negara, jadi dalam kasus hak kepemilikan, negara bukan cuma mengontrol
tetapi juga menguasai hak kepemilikan. Kedua pelaku ekonomi tidak membuat kesepakatan
dengan pelaku ekonomi lainnya tetapi setiap pelaku ekonomi membuat kontrak dengan negara
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dengan model seperti ini di andaikan tidak ada
eksploitasi antar pelaku ekonomi, seperti dalam sistem ekomi kapitalis. Pada level ini pula
tidak akan terjadi ketimpangan pendapatan antar pelaku ekonomi.

Lahirnya Ekonomi politik Marxisme ada yang menganggap bahwa Ekonomi Politik Marxis
dapat dipilah menajdi dua agenda politik, yakni poertama melakukan revolusi untuk
mengambil alih kekuasan negara. Model ini akan terjadi bila masyarakat telah terpolalisasi,
konssentrasi modal kian kasat mata, pengangguaran semakin bengkak dan upah kian turun.
Dalam hal ini diharapkan kaum buruh dapat mengambil alih negara dengan menguasai
sumber daya ekonomi( modal) hingga yang menjadi penentu kegiatan ekonomi(produksi)
bukan lagi pemilik modal. Bagi marx, negara mencerminkan asimetri tentang negara asimetri
hubungan dengan kelas dalam masyarakat borjuis yang perlu diakihiri dengan kemunculan
sosialisme. Kedua agenda ekonomi politik dikerjakan lewat cara yang lebih lunak, yaknni
pekerja berpartisipasi dalam kelompok kepentingan, partai politik, atau mengikuti pemilihan
legislatif. Tujuan dari model ini adalah kelompok buruh dapat mengakses institusi politik
sehingga turut dalam proses pengambilan keputusan/kebijakan. Model ini berbeda dengan
yang pertama adalah hal caranya yang memilih jalur damai ketimbang kekerasan. Pada
akhirnya, jika lembaaga negara dapat dimasuki oleh kaum pekerja, maka isu semacam
peningkatan upah, keamanan kerja, uang pensiun , dan pengawasan kerja bisa lebih memihak
kepentingan buruh/pekerja.

Ekonomi Politk Pendekatan Klasik

Anda mungkin juga menyukai