PEMBELAJARAN
Pendahuluan:
Pendidikan karakter merupakan isu penting dalam dunia pendidikan yang dewasa ini
yang mana banyak mendapat perhatian berbagai kalangan. Pendidikan karakter merupakan
usaha menjadikan diri manusia agar berperilaku baik atau berkeutamaan. Oleh karena itu,
pendidikan karakter diharapkan dapat membangun kinerja budaya dan religius dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang di dalamnya bernaung insan-insan yang
berakhlak mulia, mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual
(Sadirman, 2010). Generasi muda mengalami krisis moralitas dan karakter yang luar biasa
seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Pendidikan karakter menopang
kehidupan berbangsa dan bernegara karena kemajuan bangsa tidak tergantung pada kualitas
kognitif ansich, melainkan juga sangat ditentukan oleh kualitas afektif masyarakat. Dengan
kata lain, bangsa yang maju tidak ditentukan oleh kecerdasan intelektual semata, tetapi juga
sangat dipengaruhi oleh kecerdasan sikap spiritual maupun sikap sosial. Sejak jaman dahulu,
masyarakat memandang institusi pendidikan tidak semata-mata untuk keperluan kecerdasan
ilmu pengetahuan, melainkan difungsikan pula untuk mendidik generasi yang memiliki
karakter, perilaku, dan budi pekerti yang baik dan mulia (Ridwan, 2018).
Bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai karakter ini dalam pembelajaran, sehingga
melahirkan generasi muda yang memiliki kepribadian yang mulia, adalah tantangan dunia
pendidikan saat ini. Maka diperlukan strategi yang efektif baik dalam proses penyampaian
pesan-pesan moralitas yang menggugah peserta didik maupun strategi lain yang berkaitan
dengan kebijakan pemerintah. Diperlukan pula pemanfaatan media yang efektif dalam
penyampaian informasi. Media berbasis teknologi informasi dapat dijadikan sebagai pilihan
untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik. Jika dulu pesan-pesan disampaikan dengan
mengandalkan model ceramah dan hafalan, maka saat ini banyak fasilitas teknologi yang
dapat dimanfaatkan untuk memediasi guru dalam menyampaikan informasi salah satunya
adalah film. Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian, sehingga memberikan
visual yang kontinu. Sudah banyak film yang banyak memuat pendidikan nilai-nilai karakter
dan dapat diimplementasikan di berbagai jenjang pendidikan terutama siswa sekolah dasar
yang di mana masih menjadi fokus utama seorang pendidik baik di lingkungan keluarga
maupun sekolah untuk membentuk karaktek yang baik. Salah satu gendre film utama yang
menjadi landasan utama media pembelajaran yang baik bagi anak sekolah dasar yang bisa
diambil nilai-nilai karakter nya itu biasa adalah film kartun dimana film tersebut terdapat
pembelajaran nilai-nilai akhlak yang sangat mendukung penanaman lima nilai pendidikan
karakter yang telah disusun oleh kementerian pendidikan nasional, yaitu: religius, nasionalis,
mandiri, gotong royong, dan integritas. Serta biasanya film kartun tidak mencontohkan hal-
hal yang kurang baik, akan tetapi membentuk karakter anak menjadi lebih baik. Maka dari itu
salah satu acuan untuk membentuk nilai-nilai karakter yang baik bagi anak sekolah dasar
adalah dengan cara menonton media berbasis film kartun.
Rumusan masalah:
1. Bagaimana perencanaan pendidikan karakter melalui media film dalam pembelajaran?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter melalui media film dalam pembelajaran?
3. Bagaimana dampak pendidikan karakter melalui media film dalam pembelajaran?
Teori
1. Nilai-nilai Karakter
Nilai merupakan satu prinsip umum yang menyediakan anggota
masyarakat dengan satu ukuran atau standard untuk membuat penilaian dan
pemilihan mengenai tindakan dan cita-cita tertentu. Nilai adalah konsep, suatu
pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku manusia. Nilai adalah
persepsi yang sangat penting, baik dan dihargai.
Di samping itu, nilai juga melibatkan persoalan apakah suatu benda
dan tindakan itu diperlukan, dihargai atau sebaliknya. Pada umumnya nilai
adalah sesuatu yang sangat dikehendaki. Oleh sebab itu, nilai melibatkan
unsur keterlibatan (commitment). Nilai juga melibatkan pemilihan. Di
kalangan masyarakat, biasanya ada beberapa pilihan sewaktu seseorang
menghadapi suatu situasi. Pemilihan suatu pilihan tertentu biasanya ditentukan
oleh kesadaran seorang individu terhadap standard atau prinsip yang ada di
kalangan masyarakat itu. Kebanyakan tingkah laku yang dipilih melibatkan
nilai-nilai individu atau nilai-nilai kelompoknya.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai proses penanaman nilai-
nilai esensial pada diri anak melalui serangkaian kegiatan pembelajaran dan
pendampingan sehingga para siswa sebagai individu mampu memahami,
mengalami, dan mengintegrasikan nilai-nilai yang menjadi core values dalam
Pendidikan yang dijalaninya kedalam kepribadiannya. Dengan menempatkan
pendidikan karakter kerangka dinamika dan dialektika proses pembentukan
individu, para insan pendidik diha-rapkan emakin dapat menyadari pentingnya
pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk pedoman perilaku,
pembentukan akhlak, dan pengayaan nilai individu dengan cara menyediakan
ruang bagi figur keteladanan dan menciptakan sebuah lingkungan yang
kondusif bagi proses pertumbuhan, berupa kenyamanan dan keamanan yang
membantu suasana pengembangan diri satu sama lain dalam keseluruhan
dimensinya (teknis, intelektual, psikologis, moral, sosial, estetis, dan religius).
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai sebuah usaha untuk
mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
memperaktekannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Adapun nilai yang
layak diajarkan kepada anak-anak, dirangkum Indonesia Heritage Fondation
(IHF) yang digagas oleh Ratna Megawangi menjadi sembilan pilar karakter
(Arismantono,2008: 29) yaitu;
a. Cinta tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya (love Allah, trust, reverence,
loyalty)
b. Kemandirian dan Tanggug Jawab (responsibility, excellence, self
reliance, Discipline, orderliness)
c. Kejujuran dan Amanah, Bijaksana (trustworthiness,reliability,honesty)
d. Hormat dan Santun (respect, courtesy, obedience)
e. Dermawan, suka menolong dan Gotong Royong (love, compassion,
caring, empathy, generousity,moderation, cooperation)
f. Percaya Diri, Kreatif, dan Pekerja keras (confidence, assertiveness,
creativity, determination,and enthusiasm)
g. Kepemimpinan dan Keadilan (justice, fairness, mercy, leadership)
h. Baik dan Rendah Hati (kindness, friendliness, humality, modesty)
i. Toleransi dan Kedamaian dan kesatuan (tolerance, flexibility,
peacefulness)
Dalam konteks Pendidikan Islam, karakter atau akhlak yang
ditanamkan pada anak harus berlandaskan pada dua dimensi kehidupan
manusia yaitu dimensi ke-Tuhanan dan dimensi kemanusiaan. (Nurcholis
Majid, 2000: 96). Kedua dimensi ini perlu ditanamkan ke dalam diri seorang
anak agar anak memiliki rasa ketakwaan kepada Allah swt dan rasa
kemanusiaan terhadap sesama manusia, sehingga hablumminallah dan
hablumminannas nya terpelihara dan terjaga.
Dimensi Ketuhanan atau yang dikenal dengan istilah nilai Robbaniyah
akan melahirkan nilai-nilai kegamaan yang mendasar bagi kehidupan manusia
yang amat penting ditanamkan pada anak. Nilai tersebut antara lain, iman,
ikhsan, takwa, tawakkal, syukur, ikhlas dan sabar. (Nurcholis Majid, 2000:
88),
Sedangkan dimensi kemanusiaan melahirkan nilai-nilai luhur (akhlakul
akrimah) yang diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Nilai
tersebut antara lain silaturrahmi, persamaan, keadilan, baik sangka, jujur dan
lain-lain. (Nurcholis Majid, 2000: 101).
Radesva, Kapa. 2020. Jurnal “Karakteristik Siswa SD Menurut Ahli”. Diakses pada 14 Oktober
2021, dari https://gurupengajar.com/karakteristik-siswa-sd.html#
http://fis.uny.ac.id/id/berita/pendidikan-karakter-melalui-media-film.html