Anda di halaman 1dari 5

Notulensi Webinar “Aktivis Berkantong Tipis, Sampai Kapan?

Hari/Tanggal : Kamis, 11 Maret 2021

Pukul : 08.30 – 10.30 WIB

Via : Zoom Meeting

Pemateri : Fery Atmaja (Owner Preksu)

Moderator : Royhan Afif

1. Materi Seminar Wirausaha

Awalnya mulai berwirausaha dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Saat SMA kelas 2 sudah ditinggal ayahnya dan dituntut untuk bisa lebih mandiri. Untuk
berwirausaha, beliau meminta doa restu kepada ibunya, tetapi tidak diizinkan karena
mindsetnya belum diubah “capek-capek sarjana kenapa milih jadi wirausaha?”. Sampai
akhirnya beliau mencoba melamar pekerjaan, tetapi tidak ada satupun yang menerima.
Namun, itu tidak mengubah tekad untuk terus berjuang. Bisnis yang beliau kelola awalnya
jual beli kaskus (bisnis baju). Dalam berwirausaha, yang dibutuhkan adalah ilmu dan
eksekusi. Dalam mencari ilmu juga tidak boleh sembarangan. Harus tau mana yang baik
dan yang buruk, dan yang buruk jangan dibuang, tetapi dinasihati.

Jadikan bisnis untuk ibadah karena pada dasarnya tujuan hidup kita untuk
beribadah. Tidak ada kata gagal. Mungkin gagal di dunia, belum tentu di akhirat. Jikalau
cita-cita tidak diniatkan karena Allah, pasti ada salah satu faktor yang menggagalkan kita,
yaitu ajal. Selain itu, jadikanlah diri kita untuk bermanfaat kepada orang lain. Di Preksu
sendiri, menerapkan sistem syar’i seperti puasa Senin – Kamis, membaca Al-Kahf di hari
Jum’at, dsb.

Dalam berbisnis diperlukan beberapa strategi, di antaranya :


A. Modal
Modal utama bukan materi dan uang, tetapi kemauan dan skill. Buatlah proposal
bisnis dengan data dan ilmu, target sasaran, bagi hasil yang jelas dan carilah
modal secara halal.
B. Ide bisnis
Notulensi Webinar “Aktivis Berkantong Tipis, Sampai Kapan?”

Berbisnislah dengan data. Ada dua kategori, yaitu produk dan market yang
masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Kalau produk harus cari
marketnya dulu. Namun, kalau market, kita sudah tau sasarannya dimana saja.
Di bisnis ada empat pilar yang dimiliki, di antaranya
 Finansial.
 Sistem Proudksi
 Divisi Marketing
 SDM
C. Ilmu agama
Lakukan dengan ilmu agama, berilmu dengan orang-orang yang baik dan
perlahan tinggalkan lingkungan yang buruk.

2. Strategi Bisnis Saat Pandemi


Langkah awal yang harus dilakkan adalah memakai analisis data. Saat omset turun, jangan
langung melakukan promosi, berbahaya. Tentukan terlebih dahulu faktor turunnya ada di
harga atau produk. Contohnya, untuk outlet Preksu Colombo di Jogja (dekat UGM dan
UNY), walaupun sudah melakukan strategi, marketnya hilang karena banyak mahasiswa
yang pulang ke asal daerahnya sehingga yang tersisa hanya pekerja, keluarga, dan
wisatawan. Kebanyakan dari kita hanya sekadar ingin, tetapi belum mempunya planning
dan goals yang jelas.

3. Tanya jawab
A. Untuk menentukan bisnis, apakah harus menententukan produk terlebih dahulu?
Untuk marketing apakah memberi target khusus?
 Kalau memulai dari market, betul. Tentukan dulu, misalnya marketnya
mahasiswa. Tidak salah membuat produk, tetapi kelemahannya harus lebih
ekstra untuk memperkenalkannya ke orang lain.
 Saat menciptakan brand, harus punya value. Ada tiga value, yakni
 Fungsional
Notulensi Webinar “Aktivis Berkantong Tipis, Sampai Kapan?”

Dilihat dari kualitas dan harga produk dan mutlak harus dimiliki. Namun,
tidak cukup sampai di fungsional saja karena mudah ditiru
 Emosional
Buatlah produk yang enak dengan diimbangi pelayanan yang bagus kepada
pelanggan
 Spiriitual.

B. Jenni Erniati
Saat berwirausaha, niat, produk, pasar, dll sudah ada, tetapi terkendala promosi.
Bagaimana?
 Apakah benar itu pasarnya? Kesulitannya apa? Di dalam marketing ada soft and
hard skill. Bisa dicoba dengan membuat akun sosmed untuk aktivitas kegiatan
tetapi diselipkan produk jualan. Jangan jualan terus tapi diselipi hal-hal lain. Perlu
juga mencari SDM yang mumpuni.

C. Sabila Putri Alifia


Bagaimana cara meningkatkan skill yang tidak sesuai pasar? Untuk mencari modal
berwirausaha bolehkah seorang mahasiswa bekerja paruh waktu?
a) Untuk skill yang tidak sesuai dengan pasarnya, perlu ditanyakan produknya.
Skill itu bisa dilatih.
b) Ada diri kita sendiri. Jangan bohongi diri kalau tidak bisa.

D. Rapansya
Bagaimana cara membuaat usaha yang baru di era pandemic?
 Harus mempunya “wow produk” dibanding yang lainnya. Tidak harus sesuatu
yang baru. Buatlah sesuatu di outlet kita seperti konten, suasana, dan SDMnya
beda dengan yang lain. Biasanya promotor konsumen lebih dipercaya. Selain itu
buatlahh sesuatu bukan berdasarkan kesenangan kita, tetapi marketnya.
E. Yoga Sadewa
Notulensi Webinar “Aktivis Berkantong Tipis, Sampai Kapan?”

Apabila bisnis 3 bulan tidak ada perkembangan positif, maka suntik mati saja.
Maksudnya bagaimana?
 Bukan 3 bulan, tetapi sesuai waktunya. Suntik mati, ganti, jangan takut kata
orang. Minimal 6 bulan. Mungkin bukan rezekinya disitu. Coba hal yang baru.

F. Wagito Adi Parmantio


Bagaimana jika kita sudah mempunyai produk, tetapi kesulitan dalam memasarkan
produk karena kurangnya pemahaman tentang bisnis dan bagaimana caranya untuk
mengekseskusi? Saat berada di lingkungan yang kurang baik, bagaimana caranya
untuk pergi?
 Kesulitannya apa? Harus disesuaikan dan disebutkan dan perlunya edukasi.
Masalahnya apakah market belum ada? Produk terbatas? Kualitas? Tentukan
permasalahannya apa.
 Gabung ke lingkungan yang baik.

G. Setiap orang yang membangun bisnis pasti tidak langsung berhasil dan kebanyakan
pernah gagal/bangkrut. Bagaimana cara mengatasi rasa takut untuk bangkit lagi?
 Kalau segala sesuatu diniatkan karena Allah, kata gagal dan bangkrut sudah tidak
ada lagi. Kita yang berusaha dan hasilnya ditentukan oleh Allah.

H. Kalau kita ingin menunjukkan produk yang menarik dan bisa diminati, biasanya
memerlukan SPG yang rata-rata peremppuan. Jika diterapkan secara syari’I akann
lebih banyak lelaki yang berperan dan perempuan bekerja di indoor saja. Pertama,
apakah ini merupakan penurunan kesetaraan gender karena kendala pada perempuan
adalah syahwat kaum Adam dan interaksi perempuan? Kedua, apakah promosi
melalui sosial media lebih digiatkan secara lisan melalui radio saja daripada televise
atau Instagram?
 Kita harus paham fiqih muamalah, jangan sampai yang tidak dibolehkan menjadi
boleh, atau sebaliknya. Lebih mengutamakan laki-laki. Pasti segala sesuatu harus
Notulensi Webinar “Aktivis Berkantong Tipis, Sampai Kapan?”

paham konsekuensinya. Kalau dirasa belum tau, sebisa mungkin tanyakan ke


ustadz untuk menghindari kesalahan yang tidak diinginkan.
 Niatkan segala sesuatu karena Allah, berilmu jangan cukup sekali, tetapi harus
terus menerus. Ilmu bukan hanya agama saja, bisnis juga, cari lingkungan baik,
tinggalkan buruk, kalau ada yg buruk diingatkan, jangan ditinggalkan. Untuk
menggali ilmu, kalau ada niat, tidak ada kata gagal, yang penting niatkan.

Anda mungkin juga menyukai