Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DESAIN PRODUK

PINTU DENGAN SENSOR HAND SANITIZER

Oleh

Nama : Nicolaus Igansius Marbun

Nim : 5193111023

Kelas : PTB REGULER A 2019

Dosen Pengampu : Dr. Sarwa, M.T

Pendidikan Teknik Bangunan


Fakultas Teknik
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Di awal peradaban, sebut saja Mesopotamia, tradisi membanting pintu saat marah
pasti belum ada, karena pintu masih berupa kulit hewan atau kain. Pintu dari batu
atau perunggu baru muncul ketika martusia mulai mampu membangun gedung-
gedung monumental. Di Pompeii ada peninggalan pintu terbuat dari marmer, yang
kemungkinan besar berasal dari masa pemerintahan Kaisar Agustus di awal abad
I. Bahkan sebuah pintu perunggu berukuran 8 x 2,5 m masih terpasang di Gedung
Pantheon (tahun 112) di Roma.

The British Museum juga memiliki koleksi sebuah pintu kayu berukuran 2,4 x 1,2
m dari Mesir yang telah berusid 3.000 tahun.Jadi, pintu memang telah menjadi
kebutuhan manusia sejak lama. Pintu-pintu purba di Roma atau Yunani
menggunakan teknologi engsel yang masih sederhana, yang dipasang di atds dan
bawah daun pintu.Barangkali supaya bisa memilih hendak dibuka dari atas, atau
dari bawah. Pintu kayu yang populer sampai sekarang, sejak dulu pun sudah
ngetop di Mesir dan Mesopotamia. Konstruksinya hampir tak beda dengan pintu
yang kini kita kenal, terdiri atas balok vertikal dan horizontal sebagai ambangnya.
Bahkan terkadang ilengkapi dengan kunci dan engsel. Pintu perunggu tidak hanya
bertahan dan berkembang di zaman Romawi dan Yunani, tetapi terus dipakai
sampai abad XX.

Di Romawi, misalnya, pintu perunggu yang digunakan biasanya berdaun ganda,


tetap dengan poros atas-bawah. Model pintu seperti ini ternyata dipertahankan saat
kejayaan Kekaisaran Romawi bergeser ke Byzantium. Buktinya bisa dilihat pada
pintu Katedral Aya Sophia di Istanbul, salah satu bangunan monumental dalam
sejarah peradaban manusia, buatan tahun 537. Teknik cor perunggu itu menyebar
ke Eropa, terutama ke Jerman dan Italia Selatan. Salah satunya pintu cor perunggu
di Katedral Hildesheim yang dipenuhi relief cerita sejarah.Sedangkan kawasan
Eropa Barat Laut baru mulai menggunakan pintu perunggu di abad XVIII.

Malah di Amerika Serikat baru tahuri 1863, saat dipasangnya pintu perunggu
pertama di Gedung Capitol, Washington D.C. Mengingat mahalnya, mustahil
orang kebanyakan mampu membeli pintu perunggu yang demikian. Pada masa
Gotik (mulai pertengahan abad XII), yang ciri khasnya berupa bentuk-bentuk
runcing tinggi, pintu tersusun dari beberapa balok kayu vertikal yang ditempelkan
pada kerangka. Karena beratnya, pintu Gotik membutuhkan engsel yang besar-
besar dari besi tempa, bahkan terkadang untuk memperkuat daya pegangnya engsel
dilengkapi lempeng besi yang menjepit pintu sampai setengah lebarnya. Namun
khusus untuk pintu ruangan penting, engsel-engsel yang besar ini dipercantik
bentuknya meniru gulungan surat kuno. Memasuki zaman Renaissance (1350 -
1650), arsitektur pintu menggunakan papan. Selain lebih ringan, tidak melengkung,
pintu papan juga lebih leluasa untuk diberi dekorasi. Pada abad XVII, Perancis
mulai memperkenalkan pintu kaca yang semula adalah perpanjangan jendela
hingga ke lantai. Tak heran bila dalam waktu dekat dari bangsa yang terkenal
romantis dan pesolek ini kemudian muncul pintu bercermin.Di daerah Wild West
Amerika, abad XIX adalah masa kejayaan pintu ayun yang tingginya cuma separuh
dan dipasang di tengah ketinggian kusen (ingat saja film koboi). Ragam pintu terus
berkembang. Ada pintu Belanda - yang terdiri atas bagian atas dan bawah, seperti
yang banyak terdapat di daerah pecinan di Indonesia. Di Asia Timur, Cina
misalnya, pintu terbuat dari papan utuh di bagian bawah, sedangkan bagian atas
menggunakan "teralis" kayu yang ditutup kertas. Serupa dengan di Cina, pintu
tradisional Jepang shoji juga menggunakan materi kertas.Pintu geser berangka
kayu berdinding kertas itulah yang mengilhami pintu geser modern.

Menemani pintu geser, inovasi lain pintu abad XIX dan XX adalah pintu putar,
pintu lipat, pintu kanopi dengan poros di atas kerangka, dan pintu gulung (rolling
door). (Dari pelbagai sumber/Sht). Dan pada sekarang ini jaman sudah makin
berkembang dan banyak inovasi baru yang bermunculan, situasi dan kondisi pada
masa pandemi ini membuat kita untuk mengutamakan protokol kesehatan sebagai
tindak pencegahan berkembang nya virus corona pada saat ini.
Nama Perancang : Nicolaus Igansius Marbun

Nama Produk : Pintu Dengan sensor Handsanitizer

Keunggulan Produk : Produk ini sangat cocok dengan kondisi yang ada pada saat
ini, dengan memerhatikan protokol kesehatan maka produk ini layak menjadi
pilihan terbaik bagi anda, dengan sistem canggih dan modren pada pintu ini,
membuat pintu ini memiliki daya jual yang tinggi

Kelemahan produk : Jika dalam keadaan listrik mati maka fungsi sensor dari pintu
ini juga tidak berfungsi
Sensor canggih dengan sistem yang di desain dengan keperluan saat ini, sensor ini sudah
mengadopsi kemampuan dalam menganalisis suhu tangan dengan kemampuan sensitivitas yang
baik, dalam perawatan nya pun sensor ini terbilang sangat mudah

Anda mungkin juga menyukai