Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohanis sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam dan ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad, Saw yang
telah membimbing kita dari tempat yang gelap gulita ketempat yang terang benderang seperti
saat ini.
Penyusun disini akhirnya merasa sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah
Penyakit Yang Terjadi Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas Dalam Sistem Perkemihan ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya, sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu
Penyakit Dalam Pelaayanan Kebidanan. Ucapan terima kasih yang tak terhinggan juga kami
ucapkan kepada Dosen mata kuliah Ilmu Penyakit Dalam Pelayanan Kebidanan yang telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Ilmu Penyakit Yang Terjadi Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Dalam Sistem Perkemihan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang
akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, dan nifas adalah kejadian dan pengalaman dalam
setiap wanita ataupun keluarganya. Dalam siklus kehidupan, bagi wanita peristiwa
tersebut sangat bermakna dan menyenangkan ke tahap baru yang merupakan fase transisi.
Akan tetapi pada peristiwa tersebut juga dapat mengakibatkan stres hingga mengalami
Kehamilan dan persalinan adalah kondisi yang normal, alami dan sehat. Hampir
pada setiap wanita mengalami kehamilan dan itu adalah hal yang fisiologis. Namun
apabila tidak dilakukan pemantauan secara intensif dapat terjadi penyimpangan, karena
pada setiap kehamilan mempunyai resiko. Sehingga pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir merupakan salah satu dari unsur kesehatan dan membutuhkan perhatian lebih
Salah satu faktor resiko pada kehamilan yaitu sering menahan buang air kecil
yang dapat mengakibatkan resiko ISK (Infeksi Saluran Kemih). Penyakit infeksi
membunuh lebih dari 10 juta penduduk di negara berkembang setiap tahunnya. Banyak
diantara mereka meninggal dunia karena kegagalan awal dalam mencegah infeksi atau
karena penanganan yang kurang. Infeksi ini dimulai dari infeksi pada saluran kemih
(ISK) yang kemudian menjalar menuju organ-organ genetalia bahkan sampai ke ginjal
Adanya penyakit pada saluran kemih dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin,
dampak yang dapat ditimbulkan yaitu anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi
berat lahir rendah (BBLR) serta gangguan pertumbuhan janin dan preeklamsi. Sehingga
saluran kemih pada ibu hamil sangatlah penting untuk dasar pencegahan dan tatalaksana
Untuk itu, diperlukan asuhan yang tepat bagi ibu hamil, bersalin dan nifas dengan
penyakit pada saluran kemih, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang penyakit
tersebut beserta dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan dan nifas dengan
C. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makaalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan system perkemihan
2. Untuk mengetahui perubahan-perubahan anatomis saluran kemih yang terjadi pada
ibu hamil
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit system perkemihan yang dapat terjadi padaa
masa kehamilan, persalinan dan nifas
4. Untuk mengetahui etiologi serta tanda dan gejala dari penyakit saluran kemih
5. Untuk mengetahui patofisiologi serta komplikasi dari penyakit saluran perkemihan
terhadap ibu dan janin
6. Untuk mengetahui penanganan/asuhan yang dapat diberikan kepada ibu dengan
penyakit system perkemihan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan
darah, sehingga darah bebas dari zat-zat zang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan
lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan dalam bentuk urine (air kemih).
Susunan sistem perkemihan terdiri dari:
1. Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin
2. Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih)
3. Satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan
4. Satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika
Etiologi
Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of National
Kidney Foundation (2016), ada dua penyebab utama dari penyakit ginjal kronis
yaitu diabetes dan tekanan darah tinggi, yang bertanggung jawab untuk sampai
dua- pertiga kasus. Diabetes terjadi ketika gula darah terlalu tinggi, menyebabkan
kerusakan banyak organ dalam tubuh, termasuk ginjal dan jantung, serta
pembuluh darah, saraf dan mata
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, terjadi ketika tekanan darah terhadap
dinding pembuluh darah meningkat. Jika tidak terkontrol, atau kurang terkontrol,
tekanan darah tinggi bisa menjadi penyebab utama serangan jantung, stroke dan
penyakit ginjal kronis. Begitupun sebaliknya, penyakit ginjal kronis dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi.
Sehingga secara garis besar etilogi dari penyakit ginjal kronik adalah sebagai
berikut :
1. Tekanan darah tinggi
2. Diabetes
3. Kebiasaan merokok
4. Mengkonsumsi alcohol
5. Kurang melakukan aktifitas fisik
6. Pola hidup tidak sehat
7. Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal
8. Riwayat Pre Eklampsia sebelumnya
9. Usia tua
Untuk menemukan cara mendiagnosis PGK pada kehamilan dengan mudah dan
akurat.
Tabel 1.1. Stadium Penyakit Ginjal Kronis
Komplikasi
Komplikasi yang dapat di timbulkan oleh gagal ginjal kronis dapat di alami oleh
ibu dan janin, yaitu :
Kompilkasi pada ibu
a) meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia sampai 10 kali lipat
b) Penyakit tulang Penurunan kadar kalsium (hipokalsemia) secara langsung
akan mengakibatkan deklafisikasi matriks tulang, sehingga tulang akan
menjadi rapuh (osteoporosis) dan jika berlangsung lama akan menyebabkan
fraktur pathologis.
c) Penyakit Kardiovaskuler Ginjal sebagai control sirkulasi sistemik akan
berdampak secara sistemik berupa hipertensi, kelainan lipid, intoleransi
glukosa, dan kelainan hemodinamik (sering terjadi hipertrofi ventrikel kiri).
d) Anemia Selain dalam fungsi sirkulasi, ginjal juga berfungsi dalam rangkaian
hormonal (endokrin). Sekresi eritroprotri yang mengalami difisiensi di ginjal
akan mengakibatkan penurunan hemoglobin.
Komplikasi pada janin
a) Risiko kelahiran premature
b) PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
c) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
d) KJDR (Kematian Janin Dalam Rahim)
Penanganan
Penyakit gagal ginjal kronis adalah salah satu jenis penyakit tidak menular yang
memiliki angka kesakita cukup tinggi, namun demikian penyakit ini dapat
dihindari melalui upaya sebagai berikut :
1. Mengendalikan penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, dan juga penyakit
jantung dengan lebih baik. Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit
sekunder akibat dari penyakit primer yang mendasarinya. Oleh sebab
itulah, perlunya mengendalikan dan mengontrol penyakit primer agar tidak
komplikasi menjadi gagal ginjal.
2. Mengurangi makanan yang mengandung garam adalah salah satu jenis
makanan dengan kandungan natrium yang tinggi. Natrium yang tinggi
bukan hanya biasa menyebabkan tekanan darah tinggi, namun juga akan
memicu terjadinya proses pembentukan batu ginjal.
3. Minumlah banyak air setiap harinya. Air adalah suatu komponen makanan
yang diperlukan tubuh agar bisa terhindar dari dehidraasi. Selain itu, air
juga bisa berguna dalam membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Dan juga akan membantu untuk mmpertahankan volume serat konsentrasi
darah. Selain itu juga bisa berguna dalam memelihara sistem pencernaan
dan membantu mengendalikan suhu tubuh. Jadi jangan sampai tubuh anda
mengalami dehidrasi.
4. Jangan menahan buang air kecil. Penyaringan darah merupakan fungsi
yang paling utama yang dimiliki ginjal. Disaat proses penyaringan
berlangsung, maka jumlah dari hasil kelebihan cairan akan tersimpan di
dalam kandung kemih dan setelah itu harus segera di buang. Walaupun
kandung kemih mampu menampung lebih banyak urin, tetapi rasa ingin
buang air kecil akan dirasakan disaat kandung kemih sudah mulai penuh
skitar 120-250 ml urin. Sebaiknya jangan pernah menahan buang air kecil.
Hal ini akan berdampak besar dari terjadinya proses penyaringan ginjal.
5. Makan makanan yang baik. Makan yang baik adalah makan dengan
kandungan utrisi serta gizi yang lebih baik. Hindari makan junk food.
6. Pada ibu yang ingin melakukan rencana kehamilan, pemeriksaan tekanan
darah, gula darah, dan urin diperlukan untuk mengetahui dan
menatalaksana komorbid pada pasien. Tata laksana hipertensi sangat
diperlukan sebelum dan saat kehamilan.
7. Evaluasi mengenai obat-obatan yang digunakan pasien juga diperlukan.
Beberapa obat imunosupresan, seperti prednisolon dan azathioprine,
diperbolehkan digunakan pada kehamilan dengan perhatian khusus.
Pemberian asam folat 400 μg dapat diberikan setiap harinya sampai umur
kehamilan 12 minggu. Pemberian aspirin dosis rendah (50-150 mg/hari)
sebagai profilaksis preeklampsia juga direkomendasikan
8. Monitor kehamilan dengan perhatian khusus diperlukan untuk ibu hamil
dengan PGK. Pemeriksaan rutin, seperti urin, tekanan darah, fungsi ginjal,
darah lengkap, dan ultrasonografi dapat dilakukan seperti umumnya
kehamilan normal
9. Risiko preeklampsia dan PJT dapat diketahui dengan pemeriksaan aliran
darah arteri uterina pada umur kehamilan 20 – 24 minggu menggunakan
ultrasonografi Doppler.
10. Evaluasi ketat keadaan ibu, seprerti cairan, tekanan darah, dan fungsi renal
pada ibu post partum harus tetap dilakukan. Menyusui bayi sangat
disarankan untuk ibu post partum dengan PGK, terutama pada kelahiran
prematur. Kebanyakan obat imunosupresan dan antihipertensi sudah
dinyatakan aman digunakan pada saat menyusui.
2) Glomerulonefritis Acute
Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan optimal, dapat menyebabkan komplikasi sebagai
berikut :
a) Gagal ginjal akut
b) Penyakit ginjal kronis
c) Ketidakseimbangan elektrolit, seperti kadar natrium atau kalium yang tinggi
d) Infeksi saluran kemih kronis
e) Gagal jantung kongestif karena retensi cairan atau kelebihan cairan
f) Edema paru akibat retensi cairan atau kelebihan cairan
g) Tekanan darah tinggi
h) Hipertensi maligna, yang dengan cepat meningkatkan tekanan darah tinggi
i) Peningkatan risiko infeksi/rentan terhadap infeksi
Yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya abortus, partus prematurus dan
kematian janin.
Penanganan
Penanganan glomerulonefritis dapat dibagi menjadi tahap pencegahan dan tahap
pengobatan, yaitu sebagai berikut :
A. Pencegahan
Cara mencegah glomerulonefritis akut belum tersedia hingga penyebabnya
diketahui. Namun Anda bisa melakukan sederet langkah di bawah ini untuk
mengurangi risikonya:
1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti menjaga berat badan
ideal, menghentikan kebiasaan merokok, mengatur pola makan dengan
mengurangi asupan kalium, protein, dan garam.
2. Segera mencari perawatan jika mengalami infeksi bakteri Streptococcus di
tenggorokan.
3. Menghindari obat-obatan intravena (infus) yang diberikan tanpa
pengawasan tenaga medis. Langkah ini bertujuan mencegah infeksi virus,
seperti HIV dan hepatitis, yang dapat menyebabkan penyakit ini.
4. Tidak berganti-ganti pasangan.
5. Melakukan hubungan seks yang aman, misalnya menggunakan kondom.
6. Mengendalikan kadar gula darah untuk mencegah diabetes.
B. Pengobatan
Tujuan utama pengobatan glomerulonefritis adalah untuk mencegah kerusakan
ginjal yang lebih parah. Glomerulonefritis akut terkadang bisa sembuh dengan
sendirinya tanpa membutuhkan penanganan tertentu.
Beberapa jenis pengobatan glomerulonefritis yang dapat diberikan, antara lain:
Obat imunosupresan, untuk menangani glomerulonefritis akibat penyakit
autoimun, contohnya kortikosteroid, cyclophosphamide, ciclosporin,
mycophenolate mofetil, dan azathioprine
Obat antihipertensi, untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut akibat
peningkatan tekanan darah, contohnya adalah ACE
inhibitors (captropil dan lisinopril) dan ARB (losartan dan valsartan)
Plasmapheresis, yaitu metode untuk membuang plasma yang memiliki
sifat merusak dengan plasma sehat
Obat-obatan lain, seperti obat diuretik untuk meredakan bengkak dan
suplemen kalsium
3) Typus Abdominal
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat
gangguan kesadaran.
Thypus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Ngastiyah, 2005 ;
Nursalam, 2005).
Tifus abdominalis merupakan infeksi yang terjadi pada usus halus yang
disebabkan oleh salmonella typhii (Hidayat, 2007).
Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut
(oris), tenggorokan (faring), kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak di luar saluran pencernaan yaitu: pankreas, hati dan kandung empedu.
Etiologi
Penyebab typhoid adalah salmonella typhii. Salmonella para typhii A, B dan C.
Ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid
dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid
dan masih terus mengekskresi salmonella typhii dalam tinja dan air kemih selama
lebih dari satu tahun, ini akan dapat menginfeksi orang lain.
Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, ke jaringan limfoid
dan berkembang biak menyerang vili usus kemudian kuman masuk ke peredaran
darah (bakterimia primer ), dan mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limpa
dan organ-organ lainnya.
Penatalaksanaan
4) Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia.
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab seperti virus sampai
dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.
Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di
antara penyakit – panyakit lain yang menyerang hati. Penyakit ini terutama
disebabkan oleh virus dan ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata
(sclera) menjadi kekuningan. Warna kuning tersebut timbul karena adanya
pengendapan pigmen bilirubin, yang bersal dari cairan empedu. Warna air kencing
penderita pun menjadi kuning atau bahkan kecoklatan seperti air teh.
Gejala
Penyakit hati biasanya jarang terjadi pada wanita hamil, namun apabila timbul
ikterus pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling tering adalah hepatitis virus.
Penyakit hepatitis biasanya memberikan keluhan mual, muntah, anoreksia, demam
ringan, mata kunang. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan
hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya ditemukan pada 20-25% penderita.
Gejala dan tanda penyakit hepatitis-B adalah sebagai berikut :
Pencegahan
Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis
virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan.
Gamma globulin ternyatatidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu
hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk
mempermudah penularan hepatitis virus. Untuk kehamilan berikutnya hendaknya
diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat
setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium telah
kembali normal. Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan
pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan
kemudian.
Pengobatan
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita
tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus
hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan
sedikit mengandung lemak tetapitinggi protein dan karbohydrat. Pemakaian obat-
obatan hepatotoxic hendaknya dihindari. Kortison baru diberikan bila terjadi
penyulit. Perlu diingatpada hepatitis virus yang aktip dan cukup berat, mempunyai
risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin
K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan
dilakukan pemeriksaan trans aminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus anti
gen secara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatan khusus bila
tidak mengalami penyulit-penyulit lain.
Daftar pustaka
(Ngastiyah, 2005 ; Nursalam, 2005).
M. Mudzakir, Masruroh. 2009. Panduan Lengkap Kebidanan & Keperawatan. Merkid Press.
Yogyakarta
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV ( Patologi Kebidanan). Trans Info
Media. Jakarta