Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

WORKSHOP EVALUASI PELAKSANAAN SURVEILANS MIGRASI MALARIA


DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) DAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN REGIONAL IV (JAWA, BALI DAN NTB)

A. Pendahuluan
1. Umum
Data petugas
Nama : Ratih Prastiti, SKM.M.Kes
NIP : 196903111994032009
Jabatan :
Pangkat/gol : Penata Tk.I / III.b

Nama : Riezka Danastri Primastuti, Amd.KL


NIP : 199209232015032001
Jabatan : Sanitarian
Pangkat/gol : Pelaksana / II.c

2. Tujuan
Tujuan Umum :
Melakukan evaluasi pelaksanaan penemuan kasus malaria melalui surveilans migrasi.
Tujuan Khusus :
a. Terdapatnya data penemuan kasus aktif malaria di fasyankes KKP
b. Terdapatnya data penemuan kasus malaria secara pasif di KKP
c. Terdapatnya data kegiatan sosialisasi surveilans migrasi di lingkungan KKP
d. Terlaksananya koordinasi antara Dinas Kesehatan setempat dengan KKP terkait
kegiatan surveilans migrasi.

3. Ruang Lingkup
Laporan Kegiatan Undangan Workshop Evaluasi Pelaksanaan Surveilans Migrasi
Malaria di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Regional IV.
4. Dasar
Surat Undangan Nomor : PV.01.02/I/4837/2018 tanggal 24 Oktober 2018 dari Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam pertemuan Workshop
Evaluasi Pelaksanaan Surveilans Migrasi Malaria di Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Regional IV.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Hari, tanggal Kegiatan : Selasa – Jumat / 6 – 9 November 2018
Pukul : Sesuai jadwal terlampir
Tempat Pelaksanaan : Hotel Pesona Tugu
Jl. Pangeran Diponegoro No.99 Bumijo, Jetis, Yogyakarta
Metode kegiatan :
1. Paparan
2. Diskusi dan tanya Jawab
3. RTL dan Kesepakatan

C. Hasil yang Dicapai


Kegiatan yang dilaksanakan :
1. Hari I (Selasa, 6 Oktober 2018)
a. Registrasi peserta
b. Pembukaan
1) Laporan ketua panitia oleh Kasubdit Malaria
2) Sambutan Kepala Dinas kesehatan DI.Yogyakarta
3) Arahan dan Pembukaan Acara oleh Direktur P2PTVZ

2. Hari II (Rabu, 7 Oktober 2018)


a. Paparan tentang Strategi kebijakan Surveilans Migrasi Malaria di Indonesia
Oleh : dr. Yulita Evarini Yuzwar
Strategi spesifik eliminasi malaria :
1) Akselerasi : menurunkan jumlah kasus secepat mungkin
Kegiatan : kampanye kelambu massal, IRS, promosi dengan pemberdayaan
masyarakat, skrining malaria pada ibu hamil pada K1
2) Intensifikasi : menghilangkan daerah fokus
Kegiatan : pembagian kelambu, IRS, penemuan kasus aktif, promosi dengan
pemberdayaan masyarakat
3) Eliminasi (Pembebasan) : menghentikan penularan setempat
Kegiatan : penemuan kasus aktif, pengawasan daerah reseptif dan
pengendalian vector, penemuan dini dan pengobatan tepat.
4) Pemeliharaan : mencegah munculnya penularan malaria kembali
Kegiatan : surveilans migrasi dan PE 1-2-5
b. Paparan tentang peran KKP dalam Pelaksanaan Surveilans MIgrasi Malaria dengan
Berlakunya UU No.6 tentang Kekarantinaan
Oleh : dr. Mirza
Peran KKP dalam pelaksanaan surveilans migrasi :
1) Melakukan penemuan dini penderita dan pengobatan malaria
2) Melakukan pemantauan dan pengendalian vektor malaria dan lingkungan di
wilayah kerjanya.
3) Melakukan notifikasi terhadap kasus positif yang ditemukan kepada KKP asal,
KKP tujuan, dengan tembusan dinas kabupaten/kota tujuan.
4) Melakukan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan dengan Dinas Kesehatan.
5) Melakukan promosi Kesehatan
6) Melakukan identifikasi dan pemetaan daerah reseptif
7) Melakukan pencatatan dan pelaporan
Metode pelaksanaan surveilans migrasi di KKP :
1) Penemuan pasif di Klinik KKP
2) Penemuan aktif di pelabuhan pada saat-saat tertentu seperti hari raya
3) Pemberian KIE tentang malaria pada pelaku perjalanan
Penemuan kasus malaria di pelabuhan, bandara dan pos lintas batas dilakukan
melalui pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah cepat (Rapid Diagnostic Test)
bagi calon penumpang, crew dan masyarakat pelabuhan yang datang ke klinik
Kantor Kesehatan Pelabuhan maupun yang dilakukan secara aktif oleh KKP dalam
kondisi tertentu (situasi khusus). Kasus yang ditemukan oleh KKP akan
ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi oleh dinas kesehatan dan
puskesmas.
c. Paparan tentang Pelaksanaan Surveilans Migrasi Malaria di KKP
1) KKP Surabaya
Pelaksanaan surveilans migrasi malaria :
a) Mencari data kedatangan kapal yang akan dijadikan sampel
b) Skrining suhu penumpang kapal (Mass Fever Survei/ MFS)
c) Wawancara menggunakan panduan form survei migrasi malaria
d) Pemeriksaan darah menggunakan RDT pada penumpang kapal yang
menunjukkan gejala malaria dan membuat hapusan darah.
e) Memberikan pengobatan sesuai standar
f) Memberikan notifikasi jika ditemukan penumpang positif malaria
g) Pencatatan dan pelaporan
2) KKP Semarang
Pelaksanaan surveilans migrasi dilakukan secara aktif pada saat arus mudik.
3) KKP Soekarno – Hatta
Bentuk kegiatan :
a) Surveilans malaria di kunjungan klinik KKP dan non KKP
Penemuan kasus malaria di bandara baik penumpang, crew dan masyarakat
bandara yang datang ke klinik KKP maupun Klinik non KKP dengan
pemeriksaan Rapid Diagnostic Tes.
b) Survei demam masal di terminal kedatangan dan klinik non KKP
 Metode pelaksanaan dilakukan secara aktif, dengan mencari penderita
yaitu penumpang yang baru datang dari wilayah timur Indonesia (Maluku,
Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur) sesuai
jadwal kedatangan pesawat.
 Dilakukan pemindaian suhu tubuh menggunakan thermalscener dan
thermal gun.
 Melakukan wawacara dengan penumpang
 Pengambilan RDT

d. Paparan tentang Pelaksanaan Surveilans Migrasi Malaria di Pelayanan Kesehatan


1) Dinas Kesehatan Kulonprogo
Kegiatan surveilans migrasi :
a) Pendataan potensi migrasi, dilaksanakan oleh JMD (Juru Malaria Desa)
b) Menjelang perayaan hari besar kepada seluruh pendatang dari daerah
endemis malaria.
c) Kerjasama dengan Brimob dengan melakukan pengambilan sediaan darah
personil yang pulang dari menjalankan tugas di daerah endemis malaria.
d) Kerjasama dengan perusahaan pengeboran
e) Pengambilan sediaan darah pada mahasiswa praktek dari Sekolah Tinggi
Penyuluh Pertanian Papua.
f) Kerjasama dengan Pokdarwis dengan melakukan himbauan bila terdapat
tamu dari daerah endemis untuk melaporkan ke JMD setempat dan
himbauan penggunaan kelambu dan repellent pada tempat tidur home stay.
g) Pergerakan dan pemberdayaan masyarakat
2) Dinas Kesehatan Purworejo
Kegiatan surveilans migrasi di wilayah Dinas Kesehatan Purworejo dibantu oleh
JMD (Juru malaria Desa). Honor JMD dibiayai oleh puskesmas masing-masing
sesuai dengan UMR.
Kegiatan surveilans migrasi yang sudah dilakukan oleh Dinkes Purworejo salah
satunya adalah pembagian kelambu di 120 desa.
3) Dinas Kesehatan Kab. Luwu Timur
Program yang dilaksanakan salah satunya adalah Pondok Malaria Desa.
Kegiatan yang tercangkup dalam Pondok Malaria antara lain :
a) Memeriksa masyarakat yang baru datang dari daerah endemis malaria
b) Memeriksa kontak serumah penderita positif malaria
c) Tempat pantau masyarakat yg keluar /masuk dari suatu daerah
d) Pemberian dan pengawasan minum obat OAM (DHP) sesuai dengan dosis
e) Tempat di lakukannya follow up pengobatan
f) Tempat sumber segala imformasi bagi masyarakat tentang penyakit malaria
g) Kelambunisasi
h) Pencatatan dan pelaporan
4) Puskesmas Kaliworo Kab. Wonosobo
Program surveilans migrasi yang dilakukan Puskesmas Kaliworo dinamakan
SMILE ( Surveilans Migrasi Malaria Desa).
a) SMILE merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, dimana warga
masyarakat wajib melaporkan semua pendatang kepada Kader Malaria
desa, JMD atau Bidan Desa, untuk di ambil sampel darahnya.
b) Kader malaria akan mencatat di buku surveilans migrasi semua warga yang
datang di desanya dan melaporkan kepada JMD atau Bidan Desa.
c) JMD atau Bidan Desa kemudian mengambil sampel darah semua orang
yang dilaporkan kader malaria
d) JMD atau Bidan Desa membawa sediaan darah ke Laboratorium
Puskesmas.
e) Penderita positif akan langsung mendapat pengobatan malaria sesuai
prosedur

Pada tahun 2012 terjadi penemuan kasus malaria import sebanyak : 17 kasus
dan pada tahun 2013 terjadi penurunan kasus menjadi 9 kasus. Setelah
dilakukannya program SMILE tidak ada kasus penularan malaria indegenus
sejak tahun 2015-2018.

e. Paparan tentang Model Surveilans Migrasi di Daerah Pemeliharaan di Indonesia


dan Negara yang Sudah Mendapat Sertifikat Eliminasi Malaria
Oleh : Dr. Ferdinand J. Laihad MPHM
1) Surveilnas migrasi di Sweden
Pengamatan pola kecenderungan distribusi penduduk baik yang datang atau
pergi, serta kecenderungan distribusi kasus/ parasit yang ditemukan
2) Surveilans migrasi di United Arab Emirates
Skrining selektif: pendatang dari negara endemis disediakan informasi tentang
malaria (gejala dan tempat mencari pengobatan) pada loket imigrasi di
bandara, dan pelabuhan.
3) Surveilnas migrasi di Srilanka
Skrinings selektif : pendatang dari negara endemis di bandara, dan pelabuhan.
Model surveilans migrasi di Indonesia
1) Pemetaan distribusi factor resiko vector penyakit malaria
2) Pengamatan migrasi penduduk dan kasus yang ditemukan
3) Penemuan kasus, pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah
3. Hari III (Kamis, 8 Oktober 2018)
a. Paparan tentang Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Migrasi Malaria
Oleh : Sri Budi Fajariyani, SKM dari Subdit Malaria
Alur koordinasi KKP dan dinkes dalam pencatatan dan pelaporan malaria

SUSPEK PEMERIKSAAN RDT

PE
NEGATI NOTIFIKA
POSITIF SEMENT
F SI
ARA
Register
Malaria DINKES ASAL
KKP ASAL
Positif DINKES
KKP TUJUAN
TUJUAN
REKAP LAPORAN
BULANAN
SISMAL
SIMKESPEL
DINKES
PROVINSI/KABUPATE
N
Pencatatan dan pelaporan surveilans migrasi yang dilaksanakan oleh
dinas/puskesmas :
1) Penemuan kasus malaria dari seluruh jenis kegiatan penemuan dicatat
dalam SISMAL
2) Pencatatan follow up kasus malaria dari KKP
Pencatatan dan pelaporan surveilans migrasi yang dilaksanakan oleh KKP :

ACD : Penemuan aktif oleh tenaga kesehatan


PCD : penemuan pasif di fasyankes
Perencanaan pencatatan dan pelaporan surveilans migrasi di KKP :
1) Notifikasi dilakukan secara otomatis di SISMAL
2) Mengantisipasi migrasi dari wilayah non endemis-non endemis
3) KKP melaksanakan PE sementara
Untuk kegiatan surveilans migrasi malaria di KKP tidak bisa dianggarkan di tahun
2019 karena kegiatan tersebut merupakan tupoksi KKP dan dalam RKAKL berbunyi
sosialisasi.

b. Paparan tentang Koordinasi Pelaksanaan Surveilans Migrasi Malaria antara TNI


dengan Dinkes dan KKP
Oleh : I Made Suarja (Kasubbid Kesprev Puskes TNI)
1) Koordinasi pelaksanaan surveilans migrasi malaria dengan dinkes :
 Melakukan pertemuan peningkatan kapasitas petugas kesehatan di
Lingkungan TNI/Polri dalam tatalaksana malaria.
 Bintek ke RS rujukan malaria
2) Koordinasi pelaksanaan surveilans migrasi malaria dengan KKP :
 Telegram Panglima TNI ttg Satgas purna tugas
 Sprin Kapuskes TNI ttg pembentukan Tim pelaksana rikkes purna tugas
 Surat ke KKP setempat ttg mohon personel dilengkapi jadwal rencana
kedatangan Satgas
 Pelaksanaan deteksi di bandara/pelabuhan
 Pelaksanaan rikkes purna tugas Satgas LN di PMPP; Satgas DN di
Rumkit/Kes Satuan
 Laporan Hasil deteksi oleh KKP, rikkes purna tugas LN oleh Puskes TNI, DN
oleh Kes Kotama

c. Paparan tentang Paparan tentang Koordinasi Pelaksanaan Surveilans Migrasi


Malaria antara Polri dengan Dinkes dan KKP
Oleh : AKBP Dr. HA Budi Prasetijo, MM (Kabiddokkes Polda DIY)
Kendala dalam pelaksanaan koordinasi :
1) Jadwal sering tidak terencana , mendadak dan segera\
2) Kendala administrasi / surat menyurat , respons lambat
3) Jalur pelaporan yang disepakati belum berjalan dengan baik
4) Ada rasa sungkan untuk melibatkan diri dalam kegiatan surveilance
5) Masih banyak hambatan dalam pemenuhan kebutuhan logistik malaria
6) Masih banyak hambatan dalam peningkatan kemampuan personil belum
sepenuhnya memahami peran dan tanggung jawabnya

4. Hari IV (Jumat, 9 Oktober 2018)


Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Dinkes :
a. Melaksanakan koordinasi secara rutin (minimal 1 kali dalam 1 tahun) antara
Dinkes Prov/Kab/Kota dengan KKP setempat dan lintas sektor terkait sekaligus
pertemuan validasi data mengundang KKP,B/BTKL dan TNI/Polri
b. Dinkes Provinsi membuat edaran kepada Dinkes Kabupaten agar menginventarisir
daerah reseptif di wilayahnya dan mendesiminasikan peta reseptif kepada KKP,
peta reseptifitas tersedia paling lambat Juni 2019
c. Melakukan kegiatan terpadu bersama lintas sektor terkait dalam melakukan
kegiatan pengendalian malaria
d. Penyediaan logistik ke fasyankes secara menyeluruh.

KKP
a. Kartu kewaspadaan malaria yang akan dibuat oleh program nantinya dibagikan di
KKP asal ( bagi penumpang yang berasal dari daerah endemis malaria), di
kumpulkan di KKP tujuan dan diinfomasikan ke dinas
b. Melakukan kegiatan surveilans migrasi dan pengamatan vektor/surveilans vektor
ke Ditjen P2P tembusan Dnkes Provinsi dan Kab/Kota
c. Mengadakan sosialisasi dan desiminasi surveilans migrasi di wilayah pelabuhan,
bandara serta PLBDN dengan mengundang LP/LS
d. Mengaktifkan notifikasi kasus
e. Melaporkan kasus malaria yang ditemukan ke Ditjen P2P tembusan Dinkes
Provinsi dan Kab/Kota.

Pusat
a. Merevisi pedoman surveilans migrasi malaria
b. Membuat kartu kewaspadaan malaria
c. Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan SISMAL di KKP diintegrasikan
dengan SIMKESPEL
d. Menjamin ketersediaan logistik malaria untuk kegiatan surveilans migrasi malaria
berdasarkan perencanaan dan permintaan dari provinsi

Rekomendasi
a. Perlu dibuat target penemuan kasus aktif di KKP
b. Perlu penganggaran kegiatan surveilans migrasi secara aktif di KKP (dana dibentuk
dalam bentuk SBK)
c. Perlu buku pedoman penyelenggaraan surveilans migrasi malaria
d. Peningkatan kapasitas SDM (dilakukan oleh Provinsi dan Kab/Kota)

Yogyakarta, 12 November 2018


Petugas :
1. Ratih Prastiti, SKM.M.Kes
NIP. 196903111994032009 ............................................................................
2. Riezka Danastri Primastuti, Amd.KL
NIP. 199209232015032001 .............................................................................

Mengetahui,
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas IV Yogyakarta

Agus Syah Fiqhi haerullah, SKM, MKM


NIP 197207081998031002
DOKUMENTASI

Pembukaan kegiatan workshop

Paparan kegiatan surveilans migrasi dari KKP Surabaya, KKP Tanjungpriok,


KKP Semarang dan KKP Soekarno – Hatta
Paparan kegiatan surveilans migrasi dari Dinas Kesehatan dan Fasyankes

Paparan dari Kabiddokkes Polda DIY


Penutupan workshop

Anda mungkin juga menyukai