Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA


TERHADAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi S1 Keperawatan

Oleh
APRILIA SUCIANTI
218091

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HPV dan
kanker serviks merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada
perempuan (Anggraeni, R. F. 2014). Kanker secara umum merupakan
bentuk pertumbuhan sel didalam organ tubuh tertentu yang rentan dan
tidak normal. Kanker serviks adalah proses keganasan yang terjadi pada
serviks atau leher rahim yang dapat menyebabkan jaringan disekitarnya
tidak dapat berfungsi dengan baik (Nuriasih, 2014). Kanker serviks
merupakan kanker yang menyebabkan kematian terbanyak kedua pada
wania(Rasjidi,2009; Longo, 2009). kanker mulut rahim merupakan
kanker kelima terbanyak pada wanita diseluruh dunia dan menempati
urutan keempat di negara maju dan urutan pertama di negara negara
berkembang. Di indonesia kanker serviks diperkirakan 40 ribu kasus
setiap tahunnya. Jumlah perkiraan kanker serviks pada 2018 sekitar
311.400, berdasarkan Globocon 2018 jika di presentasikan jumlah kanker
serviks yaitu sebanyak 17,2% (bray,2019). pada tahun 2016 jumlah
penderita kanker serviks terbaru mencapai 90-100 kasus per 100.000
penduduk pada tiap tahunnya terjadi 40 ribu kasus (kemenkes RI,2016).
Pencegahan dan deteksi dini adalah hal sangat penting dalam
menghindari kanker serviks (Kemenkes RI, 2017).Pencegahan kanker
serviks dapat dilakukan dengan pencegahan skunder dan pencegahan
primer, pencegahan skunder seperti menegah faktor resiko terjadinya
kanker serviks dan vaksinasi, sedangkan pencegahan skunder dilakukan
dengan skrining pap smear yang mampu mendeteksi perubahan kanker
sehingga dapat disembuhkan (Andrijono, 2009). Dapat dilakukan sedini
mungkin dalam melakukan pencegahan kanker serviks pada remaja yaitu
salah satunya dengan cara melakukan pola hidup sehat, menjaga organ
reproduksi dan melakukan vaksinasi. Remaja perempuan mulai peduli
dengan kesehatan reproduksinya ketika memasuki tahap usia remaja akhir
karena usia remaja akhir mulai mempersiapkan proses bereproduksi
diman alat reproduksi sangat penting.(Imam, 2009). kelompok usia
remaja akhir adalam remaja yang berada pada jenjang pendidikan
perguruan tinggi dengan memiliki latar belakang keilmuan, sehingga
kelompok usia remaja akhir ketika memiliki permasalahan dalam alat
reproduksi mengetahui tindakan yang dilakukan ataupun cara
mengobatinya. Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi
selain upada deteksi dini pencegahan kanker serviks dapat dilakukan juga
dengan tes Inpeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan tes pap smear,Visual
Inpeksi Lugol Iodin (VILI), tes DNA HPV (kemenkes RI, 2016).
Penceghan kanker serviks pada remaja dapat dilakukan dengan
memberikan vaksin HPV, deteksi dini dan obati sejak dini kanker serviks
dapat di sembuhkan (WHO, 2014). Mencegah lebih baik daripada
mengobati, perilaku sehat merupakan upaya pencegahan terhadap
penerimaan vaksin HPV (Rio, 2017).
Tingginya angka kejadian kanker serviks tindakan pencegahan perlu
dilakukan dengan melakukan pemberian vaksin HPV, pengambilan
keputusan remaja itu di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor
pengetahuan,sikap, dan keyakinan orang tua atau remaja. Berbagai faktor
yang mempengaruhi remaja dalam melakukan pencegahan kanker
serviks, diantaranya keyakinan indivudu mempengaruhi remaja terhadap
penyakit dan resiko kanker serviks, keyakinan akan menjadi dilema
apakah akan melakukan pencegahan atau tidak. Faktor dukungan
orangtua dimana orang tua tidak memberikan dukungan kepercayaan,
dukungan sosial, dukungan emosional terhadap pencegahan kanker
serviks terhadap anak sehingga dapat mempengaruhi sikap remaja dalam
melakukan pencegahan dan melakukan vaksin HPV ((Rachmani,
Shaluhiyah & Kusyogo, 2012). pengetahuan mempengaruhi sikap remaja
dalam melakukan pencegahan kanker (Pratiwi, 2013).
Penelitian ini sebelumnya sudah dilakukan namun hanya berfokus
pada tingkat pengetahuan remaja terhadap pencegahan kanker serviks,
sedangkan penelitian yang akan saya lakukan berfokus pada faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja terhadap
pencegahan kanker serviks.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, peneliti perlu
melakukan penelitian terhadap apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan remaja terhadap pencegahan kanker serviks. Asalan
utamanya adalah agar reamaja lebih mengetahui dan paham terhadap
pencegahan kanker serviks.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas berbagai faktor yang mempengaruhi
remaja terhadap pencegahan kanker serviks, maka permasalahan
dirumuskan sebagai berikut:
Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja
terhadap pencegahan kanker serviks.

1.3 Tujuan penelitian


1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan pencegahan kanker serviks
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini :
1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, tingkat
pendidikan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan kanker
serviks
1.4 Manfaat penelitian
1. Manfaat akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan aja mata kuliah kanker
serviks mengenai pencegahan kanker serviks
2. Manfaat bagi praktisi
a. Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru.
b. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pencegahan kanker serviks.
c. Memberikan informasi mengenai pencegahan kanker serviks.

Daftar pustaka
Rasjidi, I. (2009). Deteksi dini pencegahan kanker pada wanita.
Edisi I. Jakarta: Sagung Seto.

Anggraeni, R. F. 2014. Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks dan


Pengetahuan Cara Pencegahan kanker serviks di fakultas Bisnis Universitas
Katolik Widya Mandaka surabaya. Universitas Katolik mandala, Prodi
pendidikan dokter, Surabaya, (Skripsi)
http://repository.wima.ac.id/1262/1/Abstrak.pdf

Bray, F. 2019. Indonesia GLOBOCAN 2018. The Global Cancer


Observatory, 256,1-2.

Kemenkes RI. 2016. Metode Penelitian. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI.(2017). Pedoman nasional pelayanan kedokteran kanker serviks.


Diperoleh dari http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKServiks.pdf

Imam, R. (2009) Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker PadaWanita (edisi


pertama). Jakarta: Sagung Seto.

Andrijono. (2009). Kanker serviks.Jakarta: Divisi Onkologi Departemen


Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nurasih, Ni ketut dkk (2014). Pengetahuan remaja putri tentang vaksin HPV
untuk mencegah kanker serviks. Jurnal genta kebidanan, volume 4, nomor 2.
Desember 2014. Hlm 60-62.

Rachmani, B., Shaluhiyah, Z., & Cahyo, K. (2012). Sikap Remaja Perempuan
Terhadap Pencegahan Kanker Serviks melalui Vaksinasi HPV di kota
Semarang. Media kesehatan Masyarakat Indonesia: Vol 11 (
Pratiwi, H.R. (2012). Hubungan pengetahuan dan Sikap Remaja Putri kelas XI
Dalam upaya Pencegahan kanker serviks Di SMA negri 1 Tebing Tinggi Tahun
2013. diperoleh dari repository.usu.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi konsep
1. Kanker serviks
a. Definisi kanker serviks
Kanker seviks merupakan sel sel yang tumbuh
secara abnormal di daerah eksoserviks dan endoserviks
(Smeltzer dan bare, 2012). kanker serviks adalah
penyakit ganas yang menyerang serviks atau mulut
rahim (Rasjidi, 2009). kanker serviks merupakan suatu
proses penyakit keganassan yang teradi pada serviks dan
mengakibatkan jaringannya tidak berfungsi dengan baik
(Nurasih, 2014). kanker serviks merupakan tumor ganas
yang terjadi pada leher rahim yang menempel di puncak
vagina.
b. Penyebab dan Faktor resiko kanker serviks
penyebab utama pada kanker serviks yaitu virus
HPV (Rasjidi, 2010). Penyebab dari kanker serviks adalah
virus HPV (Human Papiloma Virus ). Faktor resiko
terjadinya kanker serviks menurut (Kemenkes RI ,2017.)
diantaranya adalah :
1. Wanita yang sudah melakukan seksual diusia muda
2. Melakukan hubungan seksual dengan berganti ganti
pasangan
3. Memiliki gangguan pada imunitas
4. Wanita yang merokok
5. Sosial ekonominya rendah
Sedangkan menurut Rasjidi 2010, faktor resiko kanker
serviks yaitu, wanita yang melakukan hubungan seksual
diusia sebelum 18 tahun akan meningkatkan resiko terkena
kanker serviks, melakukan hubungan seksual dengan pria
yang memiliki penyakit kanker penis atau pria yang
istrinya meninggal karena terkena kanker serviks. Faktor
penyebab lainnya itu adalah kebersihan genitalia yang
tidak bersih dapat meningkatkan resiko kanker serviks
(Has, 2009). penyebab kanker serviks adalah HPV (Human
Papiloma Virus), HPV memiliki 100 tipe virus tetapi
sebagian besar virus ini tidak berbahaya dan tidak
menimbulkan gejala. Terdapat 40 tipe virus yang bisa
ditularkan melalui hubungan seksual. Virus HPV ini dapat
menimbulkan kutil pada kelamin pria dan wanita, virus
HPV ini akan hilang dengan sendirinya sesuai dengan
kekebalan tubuh (Kartikawati, 2013 dalam Lubis 2017).
c. Gejala kanker serviks
Gejala kanker seviks pada awalnya atau disebut
dengan lesi prakanker tidak akan menimbulkan gejala
tetapi jika kanker sudah berkembang atau kanker invasif
maka gejalanya pendarahan pada saat berhubungan intim
dan keputihan. Dan pada saat kanker berkembang ke
stadium lanjut gejalanya seperti nyeri pinggang atau perut
bagian bawah (Kemenkes RI, 2017). gejala kanker serviks
yeitu keluarnya cairan dari vagina (keputihan), keluar
darah dan sakit pada saat melakukan hubungan seklual
meskipun sudah menopouse (Bustan, 2007).
d. Pencegahan kanker serviks
Menurut komite penanggulangan kanker 2015,
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan sedini
mungkin dengan melakukan
1. tes papsmear,
2. IVA,
3. VILI,
4. Tes DNA HPV
Pencegahan kanker serviks dapat dibagi menjadi dua
yaitu, pencegahan sekunder dan pencegahan primer.
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan tidak
melakukan hubungan seksual dibawah 20 tahun dan
melakukan hubungan sosial hanya denga satu pria akan
mengurangi resiko kanker serviks, melakukan vaksinasi
HPV untuk mencegah perkembangan virus (HPV). Dan
pencegahan skunder melakukan skrining pap smear
(Rasjidi, 2010). strategi pencegahan kanker serviks dapat
dilakukan dengan melakukan vaksinasi,vaksinasi ini
bertujuan untuk meningkatkan anti bodi dan melakukan
skrining tes papsmear untuk mendeteksi secara dini kanker
serviks sehingga tidak dapat berkembang menjadi kanker
dan dapat segera dicegah (Andijono, 2009).
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan laboratorium seperrti
(Sastrosudarmono, 2011) :
1) Pemeriksaan pap smear(sitologi),
pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan
pengambilan lapisan di vagina untuk melihat perubahan
bentuk .
2) Pemeriksaan IVA , pemeriksaan ini
dilakukan dengan memasukan kapas bertangkai (mirip
cutton bud) yang sudah dicelupkan ke larutan iodium untuk
melihat perubahan warnanya
3) Pemeriksaan kolposkopi, untuk melihat
daerah yang abnormal

2. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan merupakan suatu hasil dari
seseorang yang telah melihat atau mendengar suatu objek
(Notoatmodjo, 2005). pengetahuan adalah segala hal
sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman dan hasil
dari penggunaan pancaindra setiap manusia (Mubarak,
2011).
b. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan di dalam domain
kognitif ada 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2014) yaitu :
1. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat kembali
suatu materi yang sudah diterima sebelumnya. Tahu
tingkat pengetahuan yang sangat rendah
2. Memahami (Comprehesion), diartikan sebagai suatu
kemampuan yang bisa menjelasakan, menyimpulkan
atas setiap objek atau materi yang sudah dipelajari.
3. Aplikasi (aplication), diartikan sebagai kemampuan
yang bisa mempraktikan setiap materi yang telah
dipelajari.
4. Analisis (analysis) , diartikan sebagai kemampuan
yang dapat menjabarkan setiap objek yang di pelajari
5. Sintesis (synthesis), diartikan sebagai kemampuan
yang dapat menyusun formulasi-formulasi.
6. Evaluasi (evaluation), diartikan sebagai kemampuan
untuk melakukan penilaian pada setiap objek .
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang, dibagi menjadi 2 yaitu (Notoatmodjo, 2014)
:
1) Umur / usia, semakin bertambah usia semakin
matang dalam berpikir sehingga tingkat
pengetahuannya membaik.
2) Pengalaman, pengalaman adalah guru terbaik.
Pengalaman merupakan sumber terbaik dalam
pengetahuan, oleh sebab itu pengalaman
pribadipun bisa dijadikan sebuah upaya dalam
mendapatkan pengetahuan.
3) Pendidikan, pendidikan adalah suatu upaya
mengembangkan kemampuan diri. Semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin banyak
pengetahuan yang didapat, sebaliknya semakin
kurang pendidikan semakin lambat perkembangan
untuk mendapat pengetahuan.
4) Pekerjaan, wanita yang tidak bekerja cenderung
memiliki waktu untuk mendapatkan informasi
5) Informasi, informasi adalah sekumpulan data atau
fakta yang telah diolah sehingga mudah dimengerti
dan bermanfaat bagi penerima sebagai
pengetahuan (kelly. 2010). seseorang yang
mendapat informasi akan meningkatkan
pengetahuannya terhadap suatu hal.
6) Lingkungan
B. Kerangka konsep
Sesuai dengan landasan teori penelitian diatas maka dapat
disusun kerangka teori sebagai berikut :
Variabel dependent variabel independent
Tingkat pengetahuan
 Usia
 Sikap

C. Penelitian sebelumnya
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja terhadap
pencegahan kanker serviks. Pengetahuan yang baik tentang
penyebab dan faktor risiko kanker serviks sangat mempengaruhi
tindakan untuk melakukan deteksi dini. Pengetahuan mempengaruhi
sikap remaja dalam pencegahan kanker serviks. Usia mempengaruhi
sikap dalam pencegahan kanker serviks, pendidikan mempengaruhi
sikap dalam pencegahan kanker serviks,

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif survey analitik
dengan pendekatan cross sectional. Peneliti ingin megetahui
hubungan pengaruh usia terhadap tigkat pengtahuan, pengaruh
pendidikan terhap tingkat pengetahuan, pengaruh sikap terhadap
tingkat pengetauan.
B. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian di ........... yag beralamat di ............ Penelitian
ini di lakukan pada tanggal 17 mret sampai 30 april 2022.
C. Kerangka konsep penelitian
Variabeldependent variabel independent

 Usia
Tingkat pengetahuan  Sikap
 Dukungan orangtua

D. Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sasaran penelitian
(Hadi,1981). variabel dependent dalam penelitian ini adalah pengetahuan
dan variabel inndependent nya adalah usia, pendidikan, sikap, dukungan
orangtua
E. Definis operasonal
Definisi operasional penelitian ini adalah
Variabel Definisi opersional Kategori Skala
Dependent : Tingkat pengetahuan A.Baik
Tingkat dalam penelitian ini B.Cukup
pengetahuan adalah kemampuan C.Kurang
pencegahan dalam menjawab tahu
kanker serviks atau tidak tentang
definisi, faktor resiko,
penyebab, pencegahan
kanker serviks.
Independent:
1.Usia

F. Populasi dan sampel penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah remaja wanita usia 13-17 tahun
di...........
G. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian iini ada beberapa tahap:
1. Tahap persiapan
a. Peneliti mencari reverensi dari penelitian sebelumnya dan
mencari artikel artikel untuk tinjauan pustaka dan pembuatan
proposal
b. Peneliti melakukan seminar proposal pada tanggal 25 desember
2021.
c. Peneliti membuat surat izin penelitian atau surat pengantar dari
STIKep PPNI JABAR
d. Peneliti mencari responden dan membuat lembar kuesioner
e. Peneliti membyuat surat persetujuan responden dan inform
concent
f. Peneliti membuat surat pengajuan penelitian
2. Tahap pelaksanaan
H. Instrument penelitian
I. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dengan
mengisi lembar ceklis atau google from
J. Etika penelitian
K. Analisa data
L. jadwal penelitian

Anda mungkin juga menyukai