Anda di halaman 1dari 10

KEWIRAUSAHAAN

“TUGAS 1”

Dosen Pengampu : Nihaya Aslamatis S., SE., MM

Oleh :
Riska Febriyanti (200503110009)
Diki Egie Nurgraha (200503110022)

PROGRAM STUDI S-1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
Kasus
1. Profil penduduk tahun 2020 berikut ini: total penduduk Indonesia 270jt dengan
rincian ekonomi atas: Menurut anda apakah yang harus dilakukan oleh pemerintah
agar golongan ekonomi bawah yang jumlahnya cukup besar, supaya mereka dapat
berpindah kelas ke lapisan ekonomi menengah atau bahkan ekonomi atas.

Perekonomian merupakan aktivitas masyarakat yang dilakukan dengan tujuan


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perekonomian di Indonesia sendiri sudah
tergolong berkembang menuju maju dengan di tandai berbagaimacam kemajuan di
segala bidang. Tentunya dalam perkembangan tersebut karena Indonesia merupakan
negara kepulauan tentunya banyak sekali faktor yang mempengaruhi perekonomian
mulai dari karakteristik masyarakat yang heterogen, pertumbuhan dan penyebaran
penduduk yang tidak merata dan perputaran uang di setiap pulau yang tidak sama
sehingga memunculkan permasalahan-permasalahan yang harus ditangani oleh
pemerintah.
Untuk menentukan jalan keluar dari permasalahan-permasalahan tersbut yang
harus dilakukan oleh pemerintah antara lain :
1. Melakukan pemerataan penyebaran penduduk
Penyebaran pemerataan penduduk tentunya sangat berpengaruh pada
permasalahan-permasalahan yang lain, karena pemerataan penduduk merupakan
faktor utama penunjang keberhasilan pemerataan kesejahteraan perekonomian
penduduk. Melalui data sensus tentunya pemerintah bisa membuat kebijakan
urbanisasi dengan skla yang besar tidak hanya dari desa kekota ataupun
sebaliknya juga bisa dilakukan secara luas cakupannya provinsi, dengan di
dukungnya wacana pemindahkan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru tentunya
pemerintah harus mengikut sertakan bagaimana melakukan pemerataan
penyebaran penduduk karena berdasarakan data penduduk di pulau jawa sendiri
sudah menduduki peringkat terpadat sebagaimana contoh di kota malang telah
terjadi kepadatan penduduk dari tahun ke tahun yang di sebabkan oleh perantau
mahasiswa setiap tahunnya dan bahkan banyak perantau mahasiswa yang sudah
lulus menetap di malang hal itu menjadikan penyebab kepadatan penduduk yang
tidak merata. Sehingga evaluasi dari data sensus yang dilakukan pemerintah
harusnya bisa mengembalikan perantau mahasiswa di berbagai kota untuk
Kembali ke asalnya dan melakukan perubabahan-perubahan sehingga pemerataan
penduduk dan pembangunan akan merata.

2. Melakukan pemerataan perputaran uang


Perputaran mata uang pula sangat berpengaruh pada tingkat klaster
perekonomian masyarakat, tentunya hal ini akan berkaitan dengan teori inflasi
dimana dalam jangka Panjang akan terjadi kenaikan dalam harga tingkat umum.
Seperti halnya laju perputaran uang di setiap pulau yang berbeda contoh saja laju
perputaran uang di pulau jawa dan Kalimantan, di jawa laju perputaran uang
sangat cepat sehingga untuk harga-harga kebutuhan sembako pun murah namun
dalam pemberiah upah kerjapun disesuaikan dengan laju perputaran uang.
Sedangkan di Kalimantan perputaran uang sangat lambat dikarenakan pulau
Kalimantan penduduknya tidak sepadat pada pulau jawa dan akses serta
pembangunanpun belum merata sehingga harga kebutuhan sembakopun lebih
mahal dibandingkan di pulau jawa. Hal ini berkaitan dengan poin pertama yaitu
pemerataan penduduk oleh pemerintah guna menstabilkan perputaran uang dan
kesejahteraan masyarakat.

3. Pemerataan kesejahteraan perekonomian penduduk


Masalah utama yang muncul dan harus di tangani oleh pemerintah adalah
pemerataan kesejahteraan ekonomi penduduk. Berdasarkan data penduduk tahun
2020 dengan total 270 juta jiwa terbagi menjadi tiga klaster ekonomi yaitu
ekonomi atas dengan jumlah 12% (27,6 juta orang), ekonomi menengah 40% (92
juta orang) dan ekonomi bawah 48% (110,4 juta orang). Tetunya dengan angka
ekonomi bawah menduduki persentase terbesar itu artinya angka kemiskinan di
Indonesia masih tinggi dan bahkan ekonomi menengahpun dengan persentase
40% masih bisa mengalami kenaikan atau kemunduran tergantung pada situasi
dan kondisi, sehingga hal tersebut menyebabkan adanya kesenjangan social anatar
ekonomi atas, menengah dan bawah.
Dengan terjadinya kesenjangan sosial antar klaster ekonomi penduduk
maka dari itu pemerintah harus bisa menyeimbangkan atau paling tidak
memperkecil angka penduduk dengan klaster ekonomi bawah naik ke klaster
ekonomi menengah bahkan ekonomi menengah bisa di dorong menuju ekonomi
atas. Banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan hal
tersebut mulai dari membenahi sistem birokrasi, penggantian pejabat yang kurang
cakap dan melakukan trobosan-trobosan baru untuk memberi ruang kepada
masyarakat agar bisa melakukan kegiatan perekonomian.
Pemerintah sebagai pemegang kendali tertinggi perekonomian negara
tentunya harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mana kebijakan tersebut
dapat meningkatkan kulaitas Sumber Daya Manusia (SDM), Meningkatkan
Kualitas dan brand produk lokal baik di Kawasan ekonomi nasional maupun
internasional, dan mengembangkan serta mendukung usha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan demikian klaster
ekonomi penduduk di Indonesia perlahan akan tumbuh dan berkembang untuk
mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia juga mengatasi angka penduduk
dengan klaster rendah.
Di Indonesia sendiri saat ini kegiatan Usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) sudah banyak berkembang hingga pelosok pedesaan, namun hal
tersebut kurang perhatian dari pemerintah dan sulitnya akses dari pedesaan
menuju kota yang disebabkan belum meratanya pembangunan di setiap daerah.
Tentunya hal tersebut merupakan asset bagi negara untuk meningkatkan
kesejahteraan perekonomian masyarakat dan pemerintah harus mendukung hal
tersebut. Pembangunan yang belum merata menyebabkan perbedaan tingkat harga
produk dari setiap daerah yang ada di Indonesia tentunya bisa di bandingkan
berdasarkan perbincangan kami dengan beberapa teman yang berasal dari luar
pulau jawa tentunya dengan dibandingkan harga bahan baku makanan ataupun
bahan baku dari produk UMKM yang masyarakat miliki jauh lebih murah di jawa
dibandingkan dengan luar pulau jawa.
Fakta dilapangan saat ini pemerintah tengah menumbuh kembangkan
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui kementerian pariwisata dan
ekonomi kreatif, namun dalam menumbuh kembangkan hal tersebut masih
terdapat kekurangan yaitu kurangnya perhatian pemerintah untuk membranding
produk lokal hasil dari Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar bisa di
pasarkan bersaing dengan produk hasil pabrik perusahaan besar ataupun impor
dari berbagai manca negara sehingga hasil UMKM tersebut pasarannya hanya
hingga tingkatan desa serta kurang di kenal dalam lingkung masyarakat itu
sendiri, selain itu pemerintah harus memberikan pelatiah atau seminar kepada para
pelaku UMKM guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
menambah daya saing tenaga kerja rumahan dengan tenaga kerja pabrik atau suatu
perusahaan sehingga kelaster ekonomi bawah ataupun menengah bisa meningkat
ke klaster ekonomi atas.
Untuk meningkatkan klaster perekonomian masyarakat juga pemerintah
harus mendukung melalui Kementerian Koperasi dan Usaha kecil dan menengah
dalam bentuk pelatihan dan pengembangan keilmuan dan sistem perdagangan
dengan baik itu perdangan langsung maupun perdagangan tidak langsung
(menggunakan media elektronik). Pada zaman modern saat ini yang di dukung
dengan perkembangan teknologi yang canggih seharusnya masyarakat dapat
memasarkan produknya secara luas tidak hanya pada satu titik saja melainkan
berbagai sasaran pemasaran.
Di tengah situasi dan kondisi pandemik saat ini banyak sekali kendala
pemasaran bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produknya sehingga jalan
keluar nya adalah e-commerce yang menjadi solusi pasar perdagangan para pelaku
koperasai Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk tetap bisa
memasarkan produk dan jasanya di tengah Pandemi COVID-19 yang
mengahruskan adanya Phisical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) dengan dirumah saja. Peluang dan Tantangan UMKM Dalam Upaya
memperkuat Perekonomian Nasional Tahun 2020 Ditengah Pandemi Covid 19
berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus terus di kaji dan di
evaluasi lebih dalam agar peluang bagi pelaku UMKM tetap ada dan mampu
menjalankan peluang-peluang tersebut menjadi potensi pasar atau keuntungan
untuk mendukung roda perekonomian nasional, Sementara itu mengenai
tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM saat ini hendaknya diubah
konsepnya yakni tantangan menjadi kekuatan sehingga pelaku UMKM bisa
melewati kesulitan-kesulitan yang dihadapi baik dalam menghadapi pasar lokal
maupun pasar global terutama ditengah wabah Covid 19
2. Menurut Anda langkah-langkah apakah yang harus dilakukan untuk mengubah
paradigma agar setelah lulus dari sekolah/bangku kuliah, seseorang tidak lagi bercita-
cita untuk menjadi pegawai/”priyayi”/orang gajian, namun mampu mengubah
paradigma pikiran mereka bahwa setelah selesai kuliah harus dan akan menjadi
seorang wirausahawan atau menjadi pencipta lapangan kerja baru bagi orang lain?

Menurut Zimmerer (th 1996) kewirausahaan adalah gabungan dari kreativitas,


inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras
untuk membentuk serta memelihara produk baru. Menurut (Priyanto, 2008) dalam
(Suharti dan Sirine, 2011 pada dasarnya pembentukan jiwa kewirausahaan
dipengaruhi oleh faktor internal serta eksternal). Faktor internal berasal dari dalam
diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan
individu yang memberi kekuatan individu untuk berwirausaha. Sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar diri pelaku seorang entrepreneur yang dapat berupa unsur
dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha,
lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain.
Menurut harmon (dalam moleong,2004;49) paradigma adalah cara mendasar
untuk memahami, berfikir, menilai dan melakukan sesuatu yang khusus tentang
realistis. Seseorang mampu melakukan segala aktivitas atau actionnya tentunya tidak
terlepas dari pola pikir atau cara menilai sesuatu yang akan dilakukannya melalui
rancangan yang telah di susun. Tetntunya paradigma memiliki peran penting dalam
kehidupan setiap orang untuk menggapai apa yang ingin di capai atau cita-citanya,
paradigma pula apabila telah difahami dan melekat dalam diri akan dapat
mengarahkan diri dan pola pikir untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan tentunya
dengan disertai usaha atau kerja keras yang maksimal.
Banyak orang yang memiliki keinginan untuk sukses tetapi tak jarang mereka
menjumpai kegagalan yang berulang-ulang dan bahkan banyak orang yang menjalani
berbagaimacam usaha tetapi tidak memiliki kesungguhan dalam menjalankannya dan
hanya berorientasi pada omset atau kekayaan yang diharapkan. Pada saat ini,
persoalan rendahnya minat dan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha saat ini
menjadi pemikiran serius banyak pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia
industri, maupun masyarakat. Padahal dengan meningkatnya wirausahawan dari
kalangan sarjana nantinya akan mengurangi pertambahan jumlah pengangguran
bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan menjadi lebih banyak.
Dalam mengubah paradigma seseorang tentunya tidak mudah dan tidak bisa
dilangsungkan karena disebabkan oleh sifat atau watak setiap orang yang berbeda, ada
yang memang membutuhkan paksaan, ada yang harus dengan perlahan di nasehati
dan bahkan ada yang bisa melalui Pendidikan. Yang paling penting saat ini adalah
mengubah mindset atau paradigma dari para mahasiswa melalui Pendidikan yang
dimana mahasiswa merupakan agen of change yang nantinya diharpakan dapat
menjadi akotor pembuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang terputus
pendidikannya sehingga menganggur dan bahkan yang diharapkan dapat membatu
merubah paradigma bagi mereka yang terlantar mengemis untuk bisa mencari
pekerjaan yang layak sehingga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Ada beberapa teori paradigma yang dapat digunakan sebagai pendorong
perubahan pola paradigma yang menurut kami dibawah ini merupakan beberapa
paradigma yang bisa merubah mindset para mahasiswa agar ketika lulus ingin
menjadi pengusaha seperti apa dan bagaimana kedepannya untuk bisa menjadi priyai
yang dapat membuka lahan pekerjaan bagi oranglain.
1. Paradigma “Time freedom and financial freedom”
Paradigma yang pertama ini bila kita bisa menggali lebih dalam apa sih
maksudnya? Kebebasan finansial atau financial freedom merupakan sebuah
kondisi keuangan yang memungkinkan seseorang tetap mendapatkan penghasilan
meski sudah tidak bekerja. Sedangkan time freedom adalah dimana kita
mempunyai waktu kerja yang bebas sesuai dengan keinginan kita. Enaknya ketika
kita menjadi pengusaha kkita mempunyai banyak waktu, memang di awal
namanya membangun bisnis pasti ada jatuh bangun. Tapi ketika bisnis kita sudah
berjalan lancar maka kebebasan waktu kebebasan financial dan waktu luang
Bersama keluarga dan orang-orang yang kita sayangi akan kita dapatkan. Di
Indonesia contoh realnya sendiri ada pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
yang mempunyai 20 Bisnis yang Bikin Mereka Tajir Melintir. Mulai bisnis dari
clothing line hingga obat masuk angin, semua ada dan mereka namakan RANS
ENTERTAINMENT. Pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina juga mempunyai
akun YouTube dan mempunyai subscribers sebanyak 22,9 jt. Fantastis! Kalau kita
berfikir apa sih kerjanya mereka padahal kelihatannya hanya mengupload video-
video di YouTube dan seperti “nggak ngapa-ngapain” kan, tetapi dibelakang itu
bukan hanya dari YouTube saja yang menghasilkan uang tapi juga mempunyai
banyak bisnis yang sudah berjalan.

2. Jangan kerja keras, tapi kerja cerdas


Paradigma yang kedua ini berarti kita jangan hanya kerja keras tapi juga harus
bisa kerja cerdas. Kerja keras dan kerja cerdas merupakan dua hal yang saling
berkaitan, kerja cerdas untuk menciptakan konsep bagai mana bisnis atau usaha
yang dijalankan mampu terus berkembang pesat dan maju. Sedangkan kerja keras
merupakan perwujudan dari kerja cerdas, sehingga apa yang telah di konsep bisa
di wujudkan sehingga menjadi kenyataan tidak hanya angan-angan dan harapan
semata. Katakanlah ketika kita sudah mempunyai 1 bisnis yang berjalan. Maka
putar keuntungan yang kita dapatkan dari bisnis pertama untuk membuka bisnis
kedua dan seterusnya. Apa sih tujunnya? Namanya binis pasti ada kondisi
mengalami keuntungan yang tidak pasti dan bahkan kemungkinan terburuknya
adalah bangkrut. Ketika bisnis kita yang pertama misalkan sedang “tidak cuan”
kaki bisnis kita yang lain masih bisa menopang untuk keberlangsungan kebutuhan
sehari-hari. Maka dengan begitu seperti paradigma yang pertama time freedom,
financial freedom juga mengikuti. Tak jarang, para karyawan juga banyak orang
yang sering lembur demi menyelesaikan pekerjaan kantor. Sudah pasti, lembur
akan merubah jadwal istirahat. Tubuh yang lelah dan pikiran yang stress hanya
akan membuat pekerjaan semakin menumpuk, karena tidak bisa fokus. Seperti
contoh CEO Apple Tim Cook dan CEO Microsoft Bill Gates selalu
memprioritaskan untuk tidur 7 jam sehari. Kerja keras boleh, namun seperti yang
dilakukan Bill Gates kita juga harus cerdas dengan mengatur jadwal terlebih dulu.
Jikalau memang sulit, usahakan untuk istirahat atau tidur siang di sela bekerja,
setidaknya 20 menit cukup. Hal itu akan membantu meningkatkan produktivitas.
Tapi, jangan sampai setelah istirahat sebentar justru menjadi malas. 

3. Memberi manfaat dan mensejahterakan banyak orang


Apa maksud dari kalimat ketiga ini? Kelihatannya sepele memang namun
sebenarnya mempunyai maknya yang dalam. Ketika kita mempunyai bisnis
sendiri dan bisnis kita sudah besar pasti kita butuh yang Namanya karyawan untuk
membantu pekerjaan kita. Artinya kita bisa memberi manfaat kepada orang lain
dan bisa mempekerjakan orang lain barangkali mereka sedang kesusahan mencari
pekerjaan. Banyak hal mulia yang bisa kita lakukan untuk saling bermanfaat.
Kembali lagi seperti di contoh yang pertama pasangan Raffi-Nagita mempunyai
RANS ENTERTAINMENT mereka tidak tanggung-tanggung loh sampai
merekrut karyawan untuk membantu meringankan pekerjaan mereka. Dan
fantastis nya gaji bekerja di RANS bisa mencapai Rp 12.000.000 / bulan.
Seorang entrepreneur / wirausaha yang baik harus bisa memfokuskan energi setiap
orang pada bisnis yang digeluti. Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia
menggunakan tangan dan pikiran banyak orang, baik dari dalam maupun luar
perusahaannya dengan cara membangun jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,T., Trihastuti, D., & Runtuk, J.K., (2013), Analisis Pengaruh
Entrepreneurship Education
Terhadap Perilaku Entrepreneur Mahasiswa, Jurnal Gema Aktualita, Vol. 2 No.
1, Juni,
hal.34-43.

Meredith. G.G. dkk. (1998), Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka
Binaman
Pressindo.

Wijaya, Tony, (2008), Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM


DIYdan Jawa Tengah,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2, September, Hal. 93-104.

Tejo Nurseto, (2004), Strategi Menumbuhkan Wirausaha Kecil Menengah yang


Tangguh, Jurnal
Ekonomi & Pendidikan, Vol.1, No.1, Februari, 2004

Rosmiati, Donny Teguh Santoso Junias, Munawar, (2015), Sikap, Motivasi, dan
minat berwirausaha
mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai