Anda di halaman 1dari 2

Nama : Riska Febriyanti

NIM : 200503110009
Mata kuliah : Studi Fiqh
Buatlah sebuah essay yang memuat tentang:
a. Definisi maqashid syariah secara etimologi dan epistimologi
b. Dasar pondasi maqashid Syariah
c. Macam-macam maqashid Syariah
d. Metode-metode syariah dalam merealisasikan maqashid
e. Korelasi maqashid syariah dengan harta
Maksimal 2 halaman dari kertas ini

MAQASHID SYARIAH DAN KONSEP HARTA


Maqāṣid al-Syarī„ah merupakan kata majemuk (idlafī) yang terdiri dari dua kata yaitu
Maqāṣid dan al-Syarī„ah. Secara etimologi, Maqāṣid merupakan bentuk jamak (plural) dari
kata maqṣid yang terbentuk dari huruf qāf, ṣād dan dāl, yang berarti kesengajaan atau tujuan.
Sedangkan kata al-syarī‟ah secara etimologi berasal dari kata syara‟ayasyra‟u syar‟an yang
berarti membuat ṣari‟at atau undang-undang, menerangkan serta menyatakan. Dikatakan
syara‟a lahum syar‟an berarti ia telah menunjukkan jalan kepada meraka atau bermakna
sanna yang berarti menunjukkan jalan atau peraturan. Sedangkan syarī‟ah secara terminology
ada beberapa pendapat. Menurut Asaf A.A. Fyzee menjelaskan bahwa syarī‟ah adalah canon
law of Islam, yaitu keseluruhan perintah Allah yang berupa nas-nas.
Maqashid Al-Syari’ah Maqashid al-Syari‟ah merupakan tujuan Allah dan Rasul-Nya dalam
merumuskan hukum-hukum Islam. Tujuan itu dapat ditelusuri dalam ayat-ayat Al-Qur‟an
dan Sunnah Rasulullah sebagai alasan logis bagi rumusan suatu hukum yang berorientasi
kepada kemashlahatan manusia.
Dasar pondasi Maqashid Syariah, khusus nya dalam bidang Muamalah, pendekatan ini
sangatlah tepat dan sering di pergunakan dalam mengetahui mengapa Allah Swt dan rasul
menetapkan suatu masalah hukum tertentu. Dikarenakan dalam penelitian terhadap masalah
yang akan ditetapkan hukumnya seharusnya simetris, dengan adanya penelitian ini
seharusnya terhadap sumber hukum yang akan dijadikan dalilnya. Hal ini dapat
mengantisipasi terjadinya
kesalahan dalam menetapkan hukum yang baru, yang kelihatan mirip dengan masalah hukum
yang terdapat pada Al-Qur’an dan al-Hadis.
Macam-macam maqashid Syariah :
1. Menjaga agama (hifdzu-din) Sebagai bentuk penjagaan Islam terhadap agama (hifdzu-din),
maka Allah SWT telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk beribadah. Diantara
bentuk ibadah tersebut adalah shalat, zakat, puasa, haji, zikir, doa, dan lain-lain. Dengan
menjalankan ibadah-ibadah itu, akan tegaklah din seseorang.
2. Menjaga jiwa (hifdzu-nafs) Islam melindungi seluruh umat manusia, maka dalam rangka
menjaga keselamatan jiwa manusia dari pembunuhan tanpa alasan yang benar, Allah ta‟ala
mengharamkan membunuh manusia tanpa alasan yang dibenarkan oleh Islam. Jika terjadi
sebuah pembunuhan, wajib atasnya ditegakkan qishas (QS. Al-Baqarah: 178). Selain
larangan menghilangkan nyawa orang lain, Islam juga melarang seseorang utntuk melakukan
bunuh diri. (QS. An-Nisaa‟:29)
3. Menjaga pikiran (hifdzu al-‘aql) Sebagai alasan diwajibkannya menuntut ilmu sepanjang
hayat. Syariat Islam melarang khamr (minuman keras), narkotika dan obat terlarang, dan apa
saja yang dapat merusak akal.
4. Menjaga keturunan (hifdzu-nasl) Sebagai alasan diwajibkannya memperbaiki kualitas
keturunan, membina sikap mental generasi penerus agar terjalin rasa persahabatan diantara
sesama umat manusia, dan diharamkannya zina serta perkawinan sedarah.
5. Menjaga harta (hifdzu-mal) Untuk memperoleh harta yang halal, syariat Islam
membolehkan berbagai macam bentuk muamalah, seperti jual beli, sewa menyewa, gadai,
dan lainnya. Untuk menjaganya, syariat Islam mengharamkan umatnya memakan harta
manusia dengan jalan yang batil, seperti mencuri, riba, menipu, mengurangi timbangan,
korupsi, dan lain-lain (QS. AnNisaa’:29)
Metode-metode syariah dalam merealisasikan maqashid :
1. Metode Ta’līlī (Metode Analisis Substantif) Salah satu metode penggalian hukum adalah
metode ta‟līlī. Yaitu analisis hukum dengan melihat kesamaan „illat atau nilai-nilai
substansial dari persoalan tersebut, dengan kejadian yang telah diungkapkan dalam nas.
a. Qiyās Secara etimologi qiyās berarti ukuran, mengetahui ukuran sesuatu,
membandingkan, atau menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
b. Istihsān Secara etimologi Istihsān berarti menganggap sesuatu baik.
2. Metode Istiṣlāhī (Metode Analisis Kemaslahatan) Sebagaimana metode lainya, metode
Istiṣlahī merupakan metode pendekatan istinbath atau penetapan hukum yang
permasalahannya tidak diatur secara eksplisit dalam al-Qur‟an dan Sunnah.
a. Al-Maṣlahah al-Mursalah yang dimaksud al-maṣlahah al-mursalah adalah maslahat
atau kemaslahatan itu tidak ada dalil tertentu yang membenarkan atau membatalkanya
Maṣlahah bila dilihat dari sisi legalitas tektual terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Maṣlahah al-Mu’tabarah
Adalah jenis maslahat yang keberadaanya didukung oleh teks ṣari‟ah (al-
Qur‟an maupun Sunnah).
2) Maṣlahah al-Mulghah Adalah jenis kemaslahatan yang legalitasnya ditolak
bahkan bertentangan dengan teks syariat.
3) Maṣlahah al-Mursalah Adalah jenis kemaslahatan yang legalitasnya tidak
didukung dan tidak pula ditolak oleh teks syariat.
b. al- arī’ah Secara etimologi al-żarī‟ah berarti perantara, sedangkan menurut
terminology adalah suatu perantara dan jalan menuju sesuatu, baik sesuatu itu
berupa mafsadah atau maṣlahah, ucapan ataupun pekerjaan
Kolerasi maqashid syariah dalam melindungi atau menjaga harta disini adalah tetap
fokus kepada isu-isu utama yaitu menegakkan agama islam dan menjaga integritas utama
dengan isu-isu lain termasuk melindungi asset, dan tidak akan di ubah sampai dikatakan
bahwa harta benda rusak yang dapat merusak kesucian Agama.

Anda mungkin juga menyukai