Anda di halaman 1dari 3

Nama : HILDASEA LAURA ANDRINI

NIM : 200503110104
Mata kuliah : Studi Fiqh
Buatlah sebuah essay yang memuat tentang:
a. Definisi maqashid syariah secara etimologi dan epistimologi
b. Dasar pondasi maqashid syariah
c. Macam-macam maqashid syariah
d. Metode-metode syariah dalam merealisasikan maqashid
e. Korelasi maqashid syariah dengan harta
Maksimal 2 halaman dari kertas ini
MAQASHID SYARIAH DAN KONSEP HARTA

ESSAY FIQIH TENTANG MAQASHID SYARIAH


DAN KONSEP HARTA

Apa yang di maksud dengan Maqashid Syariah ?


Maqashid al-syari'ah adalah tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari suatu penetapan
hukum (Asafri Jaya, 1996:5) Pengertian yang bersifat umum itu identik dengan pengertian
istilah maqashid al-syari' (maksud Allah dalam menurunkan ayat hukum, atau maksud
Rasulullah dalam mengeluarkan hadits hukum).
Maqashid al- syari'ah secara etimologis berarti sesuatu tujuan untuk datang menuju
tempat sumber air sebagai sarana kebutuhan kehidupan pokok manusia, dan dengan air
seseorang akan hidup tenang, merasa nikmat dan menyegarkan tubuh.
Maqashid al- syariah secara epistimologi syari’at Islam karena ideologi pancasila yang
dijadikan sebagai paradigma berbangsa dan bernegara sepenuhnya sejalan dengan
maqashid syariah yang tertuang dalam al-Qur’an dan Hadis yang spenuhnya bertujuan
untuk mendidik masyarakat menjadi manusia yang berketuhanan, berperikemanusiaan,
bersatu, adil yang termanifestasi ke dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial).
Macam-macam Maqashid Syariah :
1. Menjaga agama (hifzh al-diin)

2. Menjaga nyawa (hifzh al-nafs)

3. Menjaga akal (hifzh al-'aql)


4. Menjaga harta (hifzh al-maal)

5. Menjaga kehormatan dan keturunan (hifzh 'al-'irdh wa al-nasl)

Metode-metode syariah dalam merealisasikan maqashid


1. MetodeTa’līlī (Metode Analisis Substantif) = -Qiyas, -Istihsan.
2. MetodeIstiṣlāhī (Metode Analisis Kemaslahatan) = -Al-Maṣlahah al-Mursalah, -al- arī’ah

Konsep harta ?
Harta dalam pandangan Islam pada hakikatnya adalah milik Allah, dimana Allah telah
menyerahkan nya kepada manusia untuk menguasai harta tersebut sehingga orang tersebut
sah memiliki hartanya. Untuk itu, harta dalam pandangan Islam memiliki kedudukan yang
penting. Dalam kaitannya dengan kegiatan bisnis ekonomi dan ritual ibadah, harta sangat
diperhatikan sehingga di dalam maqashid syariah menjadikannya salah satu point penting,
yaitu memelihara atau menjaga harta.

- KONSEP HARTA DI DALAM KAJIAN MAQASHID SYARIAH


Maqashid syariah terdiri dari dua kata, yakni ‫ ةعیرشال‬dan ‫ دصاقم‬Secara bahasa, maqashid
berarti mendatangkan sesuatu, tuntutan, kesengajaan, dan tujuan. Sedangkan syariah
berarti jalan menuju sumber air, yang dapat pula diartikan sebagai jalan ke arah sumber
pokok keadilan (Al-Qardhawi, 2007, p. 12).
Menurut istilah,Wahbah al-Zuhaili berpendapat bahwamaqashid syariahadalah nilai-nilai
dansasaran hukum yang tersirat dalam segenap atau bagian terbesar dari hukum-
hukumnya. Nilai-nilai dan sasaran-sasaran itu dipandang sebagai tujuan dan rahasia syariah,
yang ditetapkanoleh pembuat hukum (al-syaari) dalam setiap ketentuan hukum (Al-Zuhaili,
1986, p. 225).Sementara itu, al-Syatibi menjelaskan bahwamaqashid syariahbertujuan untuk
mewujudkankemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat (Al-Syathibi, n.d., p. 324; Karim,
2014, p. 381).Dalam hal ini, kemaslahatan diartikannya sebagai segala sesuatu yang
menyangkut rezekimanusia dan pemenuhan kehidupan manusia.Kemaslahatan yang akan
diwujudkan itu adalahdharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat.
Adapun formula yang ditawarkan Islam di dalam memelihara/menjaga harta yang
sesuaidenganmaqashid syariahadalah memprioritaskan perihal yang primer dan menjaga
keutuhanyang primer tersebut dengan perihal-perihal pendukung lainnya.
Formula maqashid syariah di dalam memelihara/menjaga harta adalah tetap
memprioritaskan perihal yang primer, yaitu menjaga agama (‫ )نیدال ظفح‬dan dengan menjaga
keutuhan yang primer dengan perihal lainnya, termasuk di antaranya adalah menjaga harta
(‫)المال ظفح‬. Para ulama ushul sepakat bahwa perihal yang primer yaitu menjaga agama (
‫ )ظفحنیدال‬tidak bisa digantikan kedudukan nya. Sedangkan perihal menjaga harta (‫)ظفحالمال‬
tidak bisa menempati perihal yang primer menggeser posisi menjaga agama (‫)ظفحنیدال‬.
Namun demikian, perihal menjaga harta (‫ )ظفحالمال‬adalah penting adanya untuk menjaga
keutuhan agama (‫ )ظفحنیدال‬hingga dikatakan bahwa harta yang rusak dapat mempengaruhi
kemurnian agama. Sebagai contoh di dalam kegiatan muamalah bahwa Shalat Jum’at (
‫ )ظفحنیدال‬merupakan perihal yang primer dan utama untuk dikerjakan daripada kegiatan
muamalah jual beli (‫ )ظفحالمال‬merujuk pada QS. al-Jumu’ah [62] ayat 9. Contoh yang lainnya
adalah materi harta yang rusak dapat mempengaruhi keutuhan perihal yang primer, seperti
shalat dengan menggunakan sarung curian.
Dalam ekonomi Islam, harta dijadikan wasilah untuk mendukung kegiatan ibadah
ataupunmuamalah. Dalam hal ini, Allah menjadikan harta sebagai wasilah untuk mendukung
instrumenzakat, infak dan sedekah. Hal ini termaktub dalam firman Allah dalam QS. Ali
Imran ayat 134:
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
danorang-orang yang menahan amarahnya dan memamafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”(QS. Ali Imran [3]: 134)Untuk itu, di dalam
ekonomi Islam, harta memiliki fungsi yang terus dimanfaatkan oleh manusia,sehingga
kecenderungan manusia untuk terus menguasai dan memiliki harta tidak pernah surut.
Dalam hal ini, syariat memberikan batasan fungsi dan peran harta, yakni:
Pertama, untuk mendukung kegiatan peribadatan, seperti menggunakan kain sarung untuk
menunjang ibadah shalat.
Kedua, untuk memelihara dan meningkatkan keimanan sebagai usaha mendekatkandiri
kepada Allah, seperti bersedekah dengan harta.
Ketiga, untuk keberlangsungan hidup danestafet kehidupan.
Keempat, untuk menyelaraskan kehidupan di dunia dan akhirat
Ada tiga pokok penting yang perlu diperhatikan di dalam menjaga/memelihara harta dalam
kegiatan muamalah, yaitu:
1)pencatatan; 2)persaksian; dan 3)penyertaan dokumentasi.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Baqarah ayat 282.
penutup
Sesungguhnya Allah sebagai pemilik sejatia kan harta telah memberikan pedoman yang
terkandung di dalamnya kemaslahatan yang diperuntukan bagi manusia sekalian.
Kemaslahatan ini adalah maqashid syariah (pemeliharaan lima tujuan dasar) yang pada
hakikatnya harus dipahami dan dimengerti oleh manusia didalam memelihara/menjaga
harta. Dengan memelihara/menjaga harta, manusia akan terselamatkan hidupnya di dunia
ataupun di akhirat, hak dan kewajiban manusia akan harta terjaga dengan semestinya, dan
tidak ada kefasikan yang dikhawatirkan bagi pihak-pihak yang bertransaksi.

Anda mungkin juga menyukai