Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

MANAJEMEN SISTEM AGRIBISNIS

Dosen Pengampu :

WISNU RAYHAN ADHITYA, M.Si

DISUSUN OLEH :
Juan charmel askelon Siregar (7203510027)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Berkat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Agribisnis . Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Dalam penulisan makalah ini penulis berterimakasih kepada bapak Wisnu Rayhan
Adithya, M.Si atas bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
ini.Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman, terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun
berasal dari pembaca

Medan 23 februari 2022

Juan charmel askelon


DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................4

BAB I ............................................................................................................................5

PENDAHULUAN ...........................................................................................................5

1.1 latar belakang ........................................................................................................5

1.2 Rumusan masalah .................................................................................................6

1.3 Tujuan ....................................................................................................................6

BAB II ............................................................................................................................7

PEMBAHASAN .............................................................................................................7

2.1 Pengertian Agribisnis .............................................................................................7

2.2 Agribisnis sebagai suatu sistem ...........................................................................8

2.3 Kaitan - Kaitan dan Ruang Lingkup Agribisnis ....................................................17

2.4 Peran Agribisnis Dalam Pembangunan Nasional ...............................................21

BAB III .........................................................................................................................21

PENUTUP ...................................................................................................................21

3.1 kesimpulan ..........................................................................................................21

DAFTAR PUSAKA ......................................................................................................22


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil dari alam
sekitartanpa kegiatan budidaya (farming), dengan demikian belum memerlukan
sarana produksi pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam
tidak dapat menyediakansemua kebutuhan itu sehingga manusia mulai
membudidayakan (farming) secara ekstensif berbagai tanaman, hewan dan ikan
untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahap ini kegiatan budidaya mulai
menggunakan sarana produksi, dilakukan dalarn pertanian itu sendiri (on farm)dan
hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri (home consumption).
Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam kegiatan
budidayasebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor pertanian dan adanya
perbedaan potensisumberdaya alam(natural endowment)antar daerah, perbedaan
ketrampilan ( skill ) dalammasyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar
daerah. Pada tahap ini, selaindikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai
dipasarkan dan diolah secara sederhanasebelum dijual.
Perkembangan sektor pertanian selanjutnya dipacu oleh kemajuan teknologi
yangsangat pesat di sektor industri (kimia dan mekanik) dan transportasi. Pertanian
menjadisemakin maju dan kompleks dengan ciri produktivitas per hektar yang
semakin tinggi berkat penggunaan sarana produksi pertanian yang dihasilkan oleh
industri (pupuk dan pestisida).Kegiatan pertanian semakin terspesialisasi menurut
komoditi dan kegiatannya. Namun, petanihanya melakukan kegiatan budidaya saja,
sementara pengadaan sarana produksi pertaniandidominasi oleh sektor industri.
Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk berbagai
keperluanmembutuhkan teknologi yang semakin canggih dan skala yang besar agar
ekonomis, makakegiatan ini pun didominasi oleh sektor industri pengolahan. Melalui
proses pengolahan, produk-produk pertanian menjadi lebih beragam penggunaan
dan pemasarannyapun menjadilebih mudah(storable and transportable)sehingga
dapat diekspor. Pada tahap ini pembagiankerja di dalam kegiatan pertanian menjadi
semakin jelas, yaitu: kegiatan budidaya(farming)sebagai kegiatan pertanian dalam
arti sempit, kegiatan produksi sarana pertanian(farm supplies) sebagai industri hulu
dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industrihilir. Spesialisasi
fungsional dalam kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi
seluruh kegiatan usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
pertanian dan keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Agribisnis
2.Bagaimana agribisnis menjadi suatu system
3.Apa saja ruang lingkup agribisnis
4.Apa peran agribisnis dalam pembangunan nasional
1.3 Tujuan
1.Mampu memahami sejarah dan pengrtian Agribisnis dari beberapa ahli
2.Memahami fungsi dan contoh agribisnis sebagai susatu system
3.Mampu memahami kaitan dan ruang lingkup Agribisnis
4.Mampu memahami peran agribisnis dalam pembangunan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agribisnis
Menurut asalnya muasalnya kata agribisnis berangkat dari kata Agribusiness, dimana
Agri = Agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau kegiatan yang
berorientasi profit. Jadi secara Agribisnis (Agribusiness) adalah usaha atau kegiatan
pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi profit.
Istilah “ agribusiness”untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika Serikat
pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam
makalahnya yangdisampakan pada"Boston Conference onDisiribution". Kemudian
John H. Davis dan RayGoldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui
buku mereka yang berjudul"AConception of Agribusiness"yang terbit tahun 1957 di
Harvard University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada
Universitas tersebut. Tahun 1957, itulah dianggap oleh para pakar sebagai tahun
kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis danGolberg
mendefinisikan agribisnis sebagai berikut:"The sum total of all operation involved
inthe manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm:
and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made
from them". Berikut pengertian Agribisnis sebagai suatu sistem menurut beberapa
ahli :
1. E. Paul Roy memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi
berbagai sub-sistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagaisub-sistem menjadi sebuah sistem.
2 Wibowo mengartikan agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari
pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan
olehsuatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
3. Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi
pertaniandalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran
masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud
dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian
dankegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. (Downey and Erickson.
1987)
4. Pengertian Agribisnis menurut Cramer and Jensen Agribisnis adalah suatu
kegiatanyang sangat kompleks, meliputi industri pertanian, industri pemasaran hasi
pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi
bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/konsumen.
5. Pengertian Agribisnis menurut Austin: Agribisnis adalah kesatuan kegiatan
usaha yangmeliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana
dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan
kegiatan-kegiatanlainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan
kepada konsumen.
2.2 Agribisnis Sebagai Suatu Sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas,
mulaidari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan
pemasaran produk- produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang
saling terkait satu sama lain.Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu
sistem yang terdiri dari berbagaisubsistem yaitu:
A. Subsistem Agribisnis/Agroindustri Hulu
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari
benih, bibit, makananternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit,
lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat,mesin, dan peralatan produksi pertanian.
Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluransarana produksi adalah
perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem
ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu gunamewujudkan
sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga
sebagai agroindustri hulu (upstream). Kemudian ada beberapa pendapat
mengenaisubsitem agribisnis hulu:
1. Menurut Departemen Pertanian (2001), subsistem hulu merupakan industri
yangmenghasilkan barang-barang sebagai modal bagi kegiatan pertanian yang
mencakupindustri pembibitan tumbuhan dan hewan, industri agrokimia
(pupuk,pestisida,obat-obatan), dan industri agro otomotif (mesin dan peralatan
pertanian) seta industri pendukungnya.
2. Subsistem agribisnis hulu adalah subsistem yang mencakup semua kegiatan
untukmemproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas
(Purnomo, 2009)
3. SaragihdalamSuryanto (2004) mengatakan bahwa subsistem agribisnis
hulu(upstream off-farm agribusiness), mencakup kegiatan ekonomi industri yang
menghasilkan sarana produksi seperti pembibitan, usaha industri pupuk, industri
obat-obatan, industri pestisida dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya.
Subsistem agribisnis hulu memiliki beberapa fungsi penting yaitu:
1.Menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar
mampumenghasilkan produk usahatani yang berkualitas.
2.Memberikan pelayanan yang bermutu kepada usahatani.
3.Memberikan bimbingan teknis produksi.
4.Memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis.
5.Memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani
6.Menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani
7.Mengembangkan kerjasama bisnis (kemitraan) untuk dapat memberikan
keuntungan bagi para pihak.
B. Subsistem budidaya / usahatani
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan,
buah- buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku
kegiatan dalamsubsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak,
pengusaha tambak, pengusahatanaman hias dan lain-lain. Terdapat beberapa
pengertian Usaha Tani yaitu :
1. Menurut Bachtiar Rivai (1980) usahatani adalah organisasi dari alamorganisasi dari
alam, kerja danmodal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.
2. Menurut A.T.Mosher (1966) usahatanibadalah sebagian dari permukaan bumi di
manaseorang petani, sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok
tanam ataumemelihara ternak.
3.Menurut J.P.Makeham dan R.L.Malcolm (1991) usahatani (farm
management)adalah cara bagaimana mengelola kegiatan-kegiatan pertanian.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usahatani :
Menurut Fadholi (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usahatanidigolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor intern (faktor-faktor pada usahatani itu sendiri), yang terdiri dari Petani
Pengelola
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau
seluruhkebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha
tani pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut.
Tanah Usahatani
Tanah sebagai harta produktif adalah bagian organis rumah tangga tani. Luas
lahanusahatani menentukan pendapatan, taraf hidupnya, dan derajat kesejahteraan
rumah tanggatani. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan
teknologi modern yangdipergunakan. Untuk mencapai keuntungan usaha tani,
kualitas tanah harus ditingkatkan.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah energi yang di curahkan dalam suatu proses kegiatan
untukmenghasilkan suatu produk. Pembicaraan mengenai tenaga kerja dalam
pertanian di Indonesiaharus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam
usahatani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja
dalam perusahaan pertanian yang besar-besaryaitu perkebunan, kehutanan,
peternakan dan sebagainya.
Dalam usahatani skala kecil sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga
petanisendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak
petani. Anak-anak berumur 12 tahun misalnya sudah dapat merupakan tenaga kerja
yang produktif bagi usahatani.Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini
merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan
tidak pernah dinilai dalam uang.
Modal
Seringkali dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu
mengusahakanusahataninya dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak
lain. Golongan pemilik modalyang kuat ini sering ditemukan pada petani besar,
petani kaya dan petani cukupan, petanikomersial atau pada petani sejenisnya.
Sebaliknya, tidak demikian halnya pada petani kecil.Golongan petani yang
diklasifikasikan sebagai petani yang tidak bermodal kuat yaitu petanikecil, petani
miskin, petani tidak cukupan dan petani tidak komersial. Karena itulah
merekamemerlukan kredit usahatani agar mereka mampu mengelola usahataninya
dengan baik.Kredit usaha tani adalah kredit modal kerja yang disalurkan melalui
koperasi/KUD dan LSM,untuk membiayai usaha tani dalam intensifikasi tanaman
padi, palawija dan hortikultura. Kredit program ini dirancang untuk membantu
petani yang belum mampu membiayai sendiri usahataninya. Sistem penyaluran
kredit ini dirancang sedemikian rupa agar dapat diakses secaramudah oleh petani,
tanpa agunan dan prosedur yang rumit.
Tingkat Teknologi
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan
darikemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin
dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Demikian pula “Revolusi Hijau” mulai
tahun 1969/1970disebabkan oleh penemuan teknologi baru dalam bibit padi dan
gandum yang lebih ungguldibanding bibit-bibit yang dikenal sebelumnya.
C. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran(Tata
niaga) produk pertanian dan olahannya
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk
usahatani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang
dihasilkan dari usahatani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar
negeri. Sebagian lainnyamengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian
didistribusikan ke konsumen. Pelakukegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul
produk, pengolah, pedagang, penyalur kekonsumen, pengalengan dan lain-lain.
Industri yang mengolah produk usahatani disebutagroindustri hilir (downstream).
Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karenadapat menjadi motor
penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan caramenyerap/mencipakan
lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dankesejahteraan
masyarakat pedesaan.
D. Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan)
supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk
mendukung dan melayani sertamengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-
sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir.Lembaga-lembaga yang terkait dalam
kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga
penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yangdibutuhkan oleh
petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen
pertanian. Untuk lembaga keuangan seperti perbankan, model ventura, dan asuransi
yang memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko
usaha (khususasuransi). Sedangkan lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh
balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi
produksi, budidaya, atau teknikmanajemen mutakhir hasil penelitian dan
pengembangan.
2.3 Kaitan-Kaitan Dan Ruang Lingkup Agribisnis
Kaitan-kaitan ini mengundang para pelaku agribisnis untuk melakukan
kegiatannyadengan berpedoman pada “4-Tepat” (yaitu: tepat waktu, tempat,
kualitas, dan kuantitas), ataudengan istilah lain yaitu “3 Tas” (yaitu: kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas). Kehadiran dan Peranan lembaga-lembaga penunjang
sangat dibutuhkan dalam hal ini, misalnya kelancarantransportasi, ketersediaan
permodalan dan peraturan-peraturan pemerintah. Dengan pendekatan sistem
tersebut di atas, orientasi pembangunan mencakup seluruh aspek di dalamsistem
agribisnis yang dilaksanakan secara terpadu, dengan memperhatikan
kelestariansumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Ada lima bidang yang merupakan Ruang lingkup Agribisnis meliputi:
Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak,
serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya
tumbuhan dan hewan.
Perkebunan
Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang perkebunan, yang dimaksud
denganPerkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah dan ataumedia tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah
dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Peternakan
Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan,
sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Sedangkan
Peternakanmerupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan
ternak.Usaha ternak dibedakan atas:
Peternakan unggas (ayam dan itik)
Peternakankecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain.
Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda)
Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak
dibatasi secarategas dan pada umumnya mencakup ikan. Amfibi dan berbagai
avertebrata penghuni perairandan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di
Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk
dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan. Perikanan terdiri dari:
1. Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan
danau) dan perikanan air laut.
2. Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan
rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.
Kehutanan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 41 tahun 1999 tentang
kehutanan, definisi kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut
dengan hutan,kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
2.4 Peran Agribisnis Dalam Pembangunan Nasional
Undang-Undang (UU) No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025,
menyatakan bahwa visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah: Indonesia
yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur.Untuk mewujudkan visi pembangunan
nasional tersebut ditempuh melaluidelapan misi yang mencakup: (1) mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila, (2) mewujudkan bangsa yang berdaya saing, (3)
mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum, (4)
mewujudkanIndonesia aman, damai dan bersatu, (5) mewujudkan pemerataan
pembangunan dan berkeadilan, (6) mewujudkan Indonesia asri dan lestari, (7)
mewujudkan Indonesia menjadinegara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, dan (8)mewujudkan Indonesia berperan penting
dalam pergaulan dunia internasional.
Untuk penguatan ekonomi rakyat secara nyata, diperlukan syarat kecukupan
berupa pengembangan organisasi bisnis yang dapat merebut nilai tambah yang
tercipta pada setiapmata rantai ekonomi dalam kegiatan agribisnis. Maka dapat
disimpulkan bahwa dalam perekonomian Indonesia, agribisnis berperan penting
sehingga mempunyai nilai strategis.Peran strategis agribisnis itu adalah sebagai
berikut.
1. Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk. Peran ini
disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi lainnya, kecuali apabila impor
pangan menjadi pilihan.
2. agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Sampai saat
ininon-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan agribisnis merupakan
penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam
penyerapantenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis
bersifatakomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak
mengherankanagribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.
3.Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor migas,
hanyaagribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan
agribisnisdalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan
kualitas pangandalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat
merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia.
4.Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan
(equity).Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang
digunakan dalammenghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang
banyakdimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan
fauna, sertasumber daya manusia. Untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia
perlu digunakan‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan
sumber daya tersebut,yaitu agribisnis.
5.Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang
berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah
airmemiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.
6. Agribisnis memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi. Keterkaitan antara
sektoragribisnis dengan sektor lain dapat dilihat dari aspek keterkaitan produksi,
keterkaitan konsumsi, keterkaitan investasi, dan keterkaitan fiskal.

BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa Agribisnis sebagai suatu sistem, bukan sebagai
sektorkarena jika tidak ada salah satu sub sistemnya maka agribisnis tidak akan
berjalan. Susbsistemagribisnis itu sendiri ialah Hulu, Usahatani, Hilir dan
Kelembagaan. Dan disimpulkan pula bahwa dalam perekonomian Indonesia,
agribisnis berperan penting sehingga mempunyai nilaistrategis. Peran strategis
agribisnis itu adalah sebagai berikut.Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan
pokok penduduk. Peran ini tidak dapatdisubstitusi secara sempurna oleh sektor
ekonomi lainnya, kecuali apabila impor panganmenjadi pilihan.Peranan agribisnis
dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Sampai saat ini non-migas
menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan agribisnis merupakan penyumbang
terbesardalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja.
Karakteristikteknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap
keragaman kualitastenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi
penyerap tenaga kerja nasionalyang terbesar.Peranan agribisnis dalam perolehan
devisa.selama ini selain ekspor migas, hanya agribisnisyang mampu memberikan net-
ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan.
Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan
tempat yang terjangkau.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu. Sri, Sudarman, S. Bambang. 2004, Dasar Dasar Agribisnis
, Penerbit UT, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai