Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MUNTAH PADA BAYI, PREDISPOSISI TANDA DAN GEJALA

PENCEGAHANNYA

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas :


Mata Kuliah : Asuhan Neonatus Bayi dan Balita
Dosen : Karwati, SST.,MM.,M.Keb

Di Susun Oleh :

Ershy Aulia Citra (E.0106.20.008)


Nada Putri Kinanti (E.0106.20.011)

D3 KEBIDANAN
STIKES BUDI LUHUR CIMAHI
JL. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec.Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 40532
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai muntah pada bayi
walapun masih banyak kekurangan di dalamnya. Serta kami juga berterima kasih kepada ibu
Karwati, SST.,MM.,M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita
yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami
sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga
wawasan kita mengenai Kunjungan Neonatus ke-1. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami
buat ,mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Mudah-
mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Cimahi, 25 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................2


Daftar Isi ....................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan ....................................................................................................4
Latar Belakang ..........................................................................................................4
Rumusan Masalah .....................................................................................................4
Tujuan Penulisan .......................................................................................................4
Bab II Pembahasan ....................................................................................................5
Muntah Pada Bayi .....................................................................................................5
Tanda – Tanda Gejala Pada Bayi .............................................................................6
Pencegahannya ..........................................................................................................6
Jurnal Muntah Pada Bayi ..........................................................................................7
Bab III Penutup .........................................................................................................8
Kesimpulan ...............................................................................................................8
Saran .........................................................................................................................8
Daftar Pustaka ...........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Muntah adalah salah satu kondisi yang sering dialami oleh bayi, terutama saat usianya masih beberapa
minggu. Di usia ini, biasanya sistem pencernaan bayi masih lemah. Namun, muntah pada bayi juga
bisa menjadi pertanda bahaya yang membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Sistem pencernaan bayi baru lahir terdiri dari suatu sistem yang rumit dan fungsi yang belum
sempurna. Mulut bayi masih pendek, licin, dan mempunyai palatum mole yang relatif panjang. Lidah
tampak besar dalam rongga mulut, yang memungkinkan susu mengalir kembali ke faring dan fungsi
sfingter esofagus bawah yang belum sempuran (Behrman, 1992).
Muntah biasanya disebabkan karena adanya kelainan pada sistem pencernaan terutama pada katub
pemisah lambung dan usus 12 jari, warna cairan yang dikeluarkan biasanya kehijau-hijauan, selain itu
muntah juga bisa disebabkan karena adanya luka atau infeksi ditenggorokan, biasanya cairan yang
keluar di ikut dengan keluarnya bercak-bercak darah.
Sedangkan gumoh adalah keluarnya isi lambung tanpa adanya tekanan dan kontraksi dari diagfragma
atau dinding perut (Sudarmo, Tanpa Tahun). Gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir
kebawah, bisa sedikit seperti meludah atau kadang-kadang cukup banyak, cairan yang keluar biasanya
berupa ASI dengan volume yang tidak terlalu banyak dibawah 10cc (Istianto, 2013). Gumoh bersifat
pasif dan spontan, saat asam lambung naik membawa isi lambung kembali ke kerongkongan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara mengurangi frekuensi muntah?
Kapan waktu yang tepat untuk ke dokter?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui tanda adanya muntah pada bayi
Untuk mengetahui gejala muntah pada bayi
Untuk mengetahui penanganan seperti apa pada bayi yang muntah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Muntah Pada Bayi


Muntah adalah hal yang normal terjadi pada bayi baru lahir, tetapi hal ini sebaiknya tidak
diabaikan. Muntah pada anak terjadi sebagai tanda bayi mengalami kondisi yang serius,
seperti gangguan kesehatan. Sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui apa saja
penyebab muntah pada bayi dan bagaimana cara mengatasinya. 

Bayi sering mengalami muntah saat atau setelah diberi ASI. Orang tua tidak perlu terlalu
panik jika bayi hanya mengalami muntah sesekali. Muntah normal dialami bayi baru lahir,
terutama yang baru berusia beberapa minggu, Pada usia tersebut, tubuh bayi masih berusaha
menyesuaikan diri dengan makanan. Muntah menjadi salah satu reaksi yang bisa muncul
akibat proses tersebut.

Muntah bisa terjadi setelah bayi minum susu, kondisi ini disebut dengan istilah gumoh. Saat
bayi menelan susu, tubuh bereaksi terhadap cairan atau susu yang melewati bagian belakang
mulut. Susu kemudian turun ke kerongkongan dan diteruskan ke lambung. Pada proses inilah
mungkin terjadi kondisi yang meningkatkan kemungkinan bayi muntah, yaitu tidak
tertutupnya cincin otot yang menjadi pintu masuk ke lambung. 

Setelah susu sampai di lambung, cincin ini seharusnya kembali menutup. Namun, ada kondisi
yang menyebabkan cincin tidak bisa menutup sempurna, sehingga susu bisa kembali ke
kerongkongan, kemudian memicu reaksi berupa muntah. Bayi yang baru berusia beberapa
minggu rentan mengalami kondisi ini, karena ukuran lambungnya masih kecil. 

Biasanya otot pintu masuk lambung akan menguat saat bayi berusia sekitar 4–5 bulan. Pada
saat itu juga, bayi akan lebih jarang atau mungkin sudah berhenti mengalami gumoh.

Selain karena minum susu, muntah juga bisa terjadi akibat bayi yang menangis atau batuk-
batuk secara berlebihan. Selama masih dalam batas wajar, muntah karena hal ini sebenarnya
normal dialami bayi yang baru lahir. Namun, sebaiknya waspada jika muntah mulai terlihat
tidak normal, sebab hal itu bisa menjadi tanda bayi mengalami keracunan, infeksi virus atau
bakteri, infeksi saluran pernapasan, hingga pneumonia.
2.2 Tanda – Tanda Muntah Pada Bayi

Muntah pada Bayi yang Perlu Di waspadai

Meski muntah pada bayi umumnya adalah hal yang normal dan tidak perlu terlalu
dikhawatirkan, ada beberapa tanda muntah yang perlu diwaspadai dan bisa menjadi gejala
dari kondisi yang lebih serius, antara lain:

 Muntahan bayi berwarna kuning kehijauan


 Muntah diiringi dengan demam, pembengkakan perut, atau sakit perut yang parah
 Muntah terjadi lebih dari sekali setelah mengalami cedera kepala, seperti kepala
terbentur atau jatuh
 Terdapat banyak darah pada muntahan
 Muntah dalam jumlah banyak dan terus-menerus
 Muntah berlangsung lebih dari 1 hari
 Muntah diiringi menguningnya kulit dan mata bayi

gejala lain bayi muntah yaitu:


 menjadi rewel,
 bayi terlihat sakit, serta
 berat badan tidak naik, malah menurun.

Muntah pada bayi yang tidak normal umumnya disebabkan oleh gangguan kesehatan yang
harus diperiksakan dan ditangani oleh dokter. Berikut adalah beberapa kemungkinan
penyebabnya:

 Keracunan makanan
 Infeksi virus atau bakteri
 Infeksi saluran pernapasan
 Infeksi telinga
 Pneumonia
 Hepatitis
 Radang usus buntu
 Penyumbatan saluran cerna, misalnya karena intususepsi atau stenosis pilorus
 Meningitis
 Gegar otak

Beda dengan muntah, gumoh memang keadaan normal dialami oleh bayi. Tetapi pada kondisi
tertentu bayi perlu segera diperiksa.
Menurut American Academy of Family Physicians, bayi gumoh disertai dengan gejala-gejala
seperti:
 susu yang dikeluarkan cukup banyak (lebih dari 1 atau dua sendok makan),
 si kecil terlihat tidak sehat dan kelelahan,
 tidak mau menyusu,
 susu yang dikeluarkan berubah warna menjadi kehijauan atau kecoklatan (seperti ada
darah),
 bayi tersedak, batuk, sesak hingga sulit bernapas,
 buang air kecilnya lebih sedikit daripada biasanya, serta
 berat badan bayi tidak naik
2.3 Mencegah dan Mengatasi Muntah Pada Bayi
Muntah yang normal pada bayi bisa dicegah dengan membantunya “mencerna” susu dengan
lebih baik setelah menyusu. Usai minum susu, Bayi tidak boleh dibaringkan di tempat tidur.
Lebih baik, menggendong bayi selama 30 menit dengan posisi tubuh tegak, agar susu bisa
turun sepenuhnya ke lambung dan bertahan di sana. Selain itu, biasakan untuk
selalu menyendawakan bayi sehabis mengonsumsi apa pun.
Apabila bayi mengalami muntah-muntah yang cukup sering, hal pertama yang penting
dilakukan adalah memastikannya mendapatkan cairan yang cukup, agar terhindar dari
dehidrasi dan kekurangan energi.
Jika muntah tidak terlihat berbahaya dan masih berlangsung kurang dari 24 jam, ada beberapa
langkah awal untuk menangani muntah pada bayi yang bisa dilakukan, di antaranya:

 Cegah dehidrasi dengan memberikan bayi cairan elektrolit atau larutan oralit secara
bertahap.
 Jangan paksa bayi untuk minum apa pun ketika ia masih muntah setiap 5–10 menit.
Berikan 1–2 sendok teh saja setiap 10 menit atau setiap ia muntah.
 Jika bayi sudah bisa menerima cairan elektrolit dengan lebih baik, lanjutkan dengan
pemberian susu formula atau ASI sedikit demi sedikit.
 Jangan memberikan air putih, kaldu ayam, atau minuman berkarbonasi karena tidak
dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan saat dehidrasi.
 Jangan memberikan bayi jus buah karena bisa memperparah keadaannya, terutama
jika bayi juga mengalami diare.

2.4 Jurnal Muntah Pada Bayi

TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN REGURGITASI PADA BAYI UMUR 0-12 BULAN

Ninik Azizah Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan , Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum Jombang Email : arifin.azizah@ymail.com

ABSTRAK Regurgitasi adalah naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung yang baru ditelan
bayi tanpa disertai oleh rasa mual maupun kontraksi otot perut yang sangat kuat. Regurgitasi
merupakan keadaan fisiologis pada bayi dan sering dialami oleh bayi berusia kurang 1 tahun terutama
saat bayi berusia kurang dari 7 bulan..Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan teknik
menyusui dengan kejadian regurgitasi pada bayi umur 0-12 bulan.Jenis penelitian ini adalah analitik
dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi yang diambil dari sebagian ibu yang
memiliki bayi usia 0-12 bulan yang datang ke Posyandu Kedung Papar dengan jumlah sampel 24
orang, dengan teknik simple random sampling.Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi/cheeklist dengan menggunakan analisa uji chi-square dan dibantu dengan
SPSS.Berdasarkan hasil analisa melalui uji chisquare dengan menggunakan SPSS menunjukkan X2
hitung = 0,041 < nilai signifikan = 0,05 sehingga menunjukkan adanya hubungan antara variabel X
dan Y.Kesimpulan dari penelitian ini adalah teknik menyusui dengan kejadian regurgitasi di Posyandu
Desa Kedung Papar, Kec. Sumobito, Kab. Jombang adalah kurang.Hal tersebut disebabkan oleh
pendidikan yang kurang, ibu tidak bekerja, dan didukung dengan tidak pernah mendapatkan
informasi. Kata kunci : Teknik menyusui, dan Kejadian regurgitasi, bayi usia 0-12 bulan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Muntah adalah salah satu kondisi yang sering dialami oleh bayi, terutama saat usianya masih beberapa
minggu. Di usia ini, biasanya sistem pencernaan bayi masih lemah. Namun, muntah pada bayi juga
bisa menjadi pertanda bahaya yang membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Muntah pada neonatus adalah ekspulsi isi lambung secara paksa melalui mulut dan atau hidung yang
dialami oleh bayi dalam 28 hari pertama kehidupannya. Keluhan muntah perlu dibedakan dengan
refluks akibat regurgitasi saluran pencernaan atas. Bayi, termasuk neonatus, biasanya akan
meludahkan cairan dalam jumlah kecil (< 10 ml) selama atau segera setelah makan. Muntah
merupakan proses aktif, sedangkan refluks atau regurgitasi adalah suatu proses pasif
atau effortless dimana terjadi aliran balik isi lambung atau duodenum ke esofagus atau kavum oral.

Muntah menyebabkan hingga 36% kunjungan neonatus ke instalasi gawat darurat. Pada sebagian
besar kasus, muntah yang dikeluhkan orang tua pada neonatus merupakan kejadian refluks fisiologis
akibat adanya regurgitasi, tetapi muntah pada neonatus juga bisa disebabkan oleh kondisi seperti
stenosis pilorus dan Hirschsprung disease. Oleh sebab itu, klinisi perlu membedakan muntah dengan
refluks, serta mana muntah yang memerlukan penanganan atau rujukan segera.

3.2 Saran

Sebagai orang tua harus bisa membedakan antara gumoh dan muntah, apabila terjadi kepada bayi
dengan tanda – tanda bayi yang sedang mengalami gejala seperti gumoh alangkah baiknya orang tua
tidak perlu panik, tetapi apabila bayi dengan muntah yang keseringan dan mendapatkan gejala atau
tanda yang sudah disebutkan diatas maka sebagai orang tua harus segera membawa ke tenaga
kesehatan.

Sebagai tenaga medis kita harus bisa menganamesa dan bisa membedakan apakah tanda bayi tersebut
memang perlu rujukan atau masih bisa ditangani oleh tenaga medis ditempat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/red-flag-muntah-pada-neonatus

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/gejala-anak/beda-gumoh-dan-muntah-pada-bayi/

https://scholar.google.com/scholar?
start=10&q=jurnal+muntah+pada+bayi+baru+lahir&hl=id&as_sdt=0,5

https://www.alodokter.com/membedakan-muntah-pada-bayi-yang-normal-dan-abnormal

https://media.neliti.com/media/publications/244663-teknik-menyusui-dengan-kejadian-regurgit-
e52fab2b.pdf

https://www.halodoc.com/artikel/bayi-baru-lahir-sering-muntah-ini-cara-mengatasinya

https://www.halodoc.com/artikel/muncul-di-usia-6-bulan-ini-gejala-stenosis-pilorus-pada-bayi

http://eprints.umpo.ac.id/902/2/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai