Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM EKSKRESI

DISUSUN OLEH :

DIAN ROSTA (060362)


FITRI YUTAVIA (060369)
NUR KHOLIFAH (060401)
RAHAYU PUJI (060430)

BIOLOGI VII A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA&ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2009
SISTEM EKSKRESI

Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa agar tidak menjadi racun bagi tubuh.
Zat-zat yang dikeluarkan seperti menghembuskan gas CO 2 ketika bernapas, berkeringat dan
urin.

ORGAN-ORGAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA

1. Ginjal

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di depan sebelah kiri dan kanan tulang
belakang bagian pinggang. Ginjal memiliki kemampuan mengeluarkan urea dan sampah
nitrogen lainnya dari darah. Ginjal juga dapat mengeluarkan kelebihan air, garam-garaman,
hormon dan minuman beralkohol.

Struktur Ginjal

Di dalam tubuh kita ada sepasang ginjal, terletak disebelah kiri dan kanan ruas tulang
pinggang di dalam rongga perut. Letak ginjal kiri lebih tinggi daripada ginjal kanan, karena di
atas ginjal kanan terdapat hati yang banyak mengambil ruang. Ginjal berfungsi menyaring
darah.
Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Kulit Ginjal (korteks)
Pada bagian kulit ginjal terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron.
Setiap nefron tersusun dari badan Malpighi dan saluran panjang (tubula) yang
bergelung. Badan Malpighi tersusun dari glomerolus dan simpai Bowman.
Glomerulus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai Bowman
berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerulus.

b. Sumsum ginjal (medula)


Sumsum ginjal merupakan tempat berkumpulnya pembuluh-pembuluh halus
dari simpai Bowman. Pembuluh-pembuluh halus tersebut mengalirkan urine ke
saluran yang lebih besar dan bermuara di rongga ginjal. Selanjutnya urine dialirkan
melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung di dalam kantong kemih. Jika kantong
kemih banyak mengandung urine, dinding kantong tertekan sehingga otot melingkar
pada pangkal kantong meregang. Akibatnya timbul rasa buang air kecil. Selanjutnya
urine dikeluarkan melalui saluran kemih (uretra).

c. Rongga ginjal (pelvis renalis)


Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika
urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh.
Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.

PROSES PEMBENTUKAN URINE


Terdiri dari 3 tahap yaitu :

1. FILTRASI
Merupakan proses penyaringan sel-sel darah yang terjadi di dareah glomerulus sehingga
menghasilksan filtrate glomerulus atau disebut juga dengan urine primer. Filtrat glomelurus
ini masih banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh seperti: glukosa, asam
amino dan garam-garam mineral.
2. REABSORBSI
Merupakan proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat bermanfaat bagi tubuh.
Terjadi di daerah tubulus kontortus proximal dan menghasilkan filtrate tubulus atau yang
lebih dikenal dengan urine sekunder. Filtrat ini mengandung kadar urea yang tinggi yang
dapat bersifat racun bagi tubuh.

3. AUGMENTASI
Merupakan proses penambahan zat-zat yang sudah tidak terpakai dalam tubuh/zat sisa.
Terjadi di daerah tubulus kontortus distal. Filtrate ini merupakan urine yang sesungguhnya.
Dalam urine mengandung zat-zat seperti :
a. Air sebanyak 95 %
b. Urea, asam ureat dan ammonia
c. Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
d. Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)
e. Zat-zat yang bersifat racun seperti sisa obat dan hormone).

PENGELUARAN URINE
Pengeluaran urine diatur oleh hormone ADH (Anti Diuretika Hormone).
1. Bila air minum yang masuk banyak maka pengeluaran hormone ADH akan berkurang,
sehingga urine yang dikeluarkan juga banyak. Hal ini terjadi karena penyerapan air
terhadap hormone ADH sedikit.

2. Bila air minum yang masuk sedikit maka pengeluaran hormone ADH akan terpacu menjadi
lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan akan menjadi sedikit. Hal ini terjadi
karena penyerapan air terhadap hormone ADH banyak.

Fungsi ginjal

a. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain : urea, asam urat,
amoniak, creatinin , garam anorganik , bacteri dan juga obat-obatan
b. Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah
c. Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik
ektraseluler
d. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa darah.
2. Kulit
Gambar anatomi kulit

Susunan Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan
dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

1) Epidermis

Tersusun atas 4 lapisan kulit yang pada penampang lintang kulit/struktur anatomi kulit akan
memperlihatkan pewarnaan yang berbeda satu dengan yang lain. Lapisan tersebut adalah :

1. Lapisan KORNEUM
Yaitu lapisan yang terdiri dari sel-sel yang yang telah mati dan sifatnya mudah
mengelupas. Lapisan ini selnya kaya akan sel tanduk.

2. Lapisan LUSIDUM
Yaitu lapisan yang melindungi hilangnya air dari tubuh dan mencegah masuknya
zat/benda asing dalam kulit. Lapisan ini banyak mengandung zat lemak.

3. Lapisan GRANULOSUM
Yaitu lapisan yang membrikan kekuatan dan kelenturan kulit. Lapisan ini banyak
mengadung pigmen kulit yaitu melanin.
4. Lapisan GERMINATIVUM/BASAL
Yaitu lapisan yang selalu dapat menghasilkan sel-sel kulit yang baru yang berguna
untuk menggantikan sel-sel kulit yang telah mati

2) Dermis

Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh
darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat
(glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat
menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam
dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar
minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering.
Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah
kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut, yaitu sebagai berikut:

 Akar rambut
 Pembuluh darah
 Syaraf
 Kelenjar minyak (glandula sebasea)
 Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
 Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari
pengaruh suhu luar

3) Hipodermis

Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan
panas tubuh.

Fungsi kulit

a. Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat


b. Melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia
c. Mengatur suhu tubuh
d. Menerima rangsang dari luar
e. Serta mengurangi kehilangan air.

Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh
kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap
panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar
dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam.

Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas
tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf
simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh
darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan
tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam
darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

3. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan
atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica)
dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula
hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat
(capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut
histiosit. Sel – sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel
tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin.
Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin dan biliverdin) lalu
dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang ke luar tubuh bersama feses.
Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna
kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada feses dan urine. Sementara itu, zat besi
tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke sumsum tulang sedangkan globin
digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan metabolisme protein.

FUNGSI HATI
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:

1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah


2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula
4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya
5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin
6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah

4. Paru – paru

Paru – paru merupakan alat tubuh yang bertugas mengeluarkan zat sisa berupa karbon
dioksida (CO2) dan uap air dalam kaitannya sebagai alat ekskresi. Gas karbon dioksida
merupakan sisa proses metabolisme dalam jaringan yang diangkut oleh darah ke paru – paru
dan berdifusi dalam alveolus. Oksigen yang masuk ke paru – paru berikatan dengan
hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan
tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar
menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat yang sama, CO 2 dari sel – sel tubuh
masuk ke dalam darah. Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin. Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah
masuk ke dalam kapiler paru – paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan
CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.

KELAINAN dan PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI

Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi dapat disebabkan oleh banyak
hal. Misalnya virus, bakteri, jamur. Efek samping obat atau pola makan yang tidak sehat.
Beberapa penyakit pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut:

1. Albuminuria

Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine
penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia
karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit
ini rnenyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang
bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. penyakit ginjal.
dan penyakit hati.

2. Hematuria

Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
urine penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh peradangan
gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.

3. Nefrolitiasis

Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya
mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine
tinggi. yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati
dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat
dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus
dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat
dihancurkan dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.

4. Nefritis

Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal.
khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian menyebar
ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.

5. Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat


yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah
satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar
urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan kematian. Gagal
ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif.
Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan
transplantasi (cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan
antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.

6. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon antidiuretika
(ADFI). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik. 7. Diabetes Melitus

Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa
darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan
penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan
mengatur diet, olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.

8. Hepatitis

Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat
dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan. menghindari kontak
langsung dengan penderita hepatitis dan tidak menggunakan jarum suntik untuk pemakaian
lebih baik satu kali. Beberapa hepatitis. antara lain hepatitis A dan B. Penderita hepatitis
mengalami perubahan warna kulit dan putih mata menjadi berwarna kuning. Urine penderita
pun berwarna kuning. bahkan kecokelatan seperti teh.

9. Sirosis Hati

Sirosis hati adalah kelainan pada hati yang ditandai dengan timbulnya jaringan parut
dan kerusakan sel-sel normal hati. Sirosis hati sering terjadi pada peminum alkohol,
keracunan obat-obatan, infeksi bakteri. atau komplikasi hepatitis. Karena hati merupakan
organ yang mempunyai banyak fungsi vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa akibat,
antara lain gangguan kesadaran, koma, dan kematian. Pengobatan sirosis hati ditujukan pada
penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati. sampai transplantasi hati.

10. Gangren

Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh gangguan pengaliran
darah ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan dan kaki karena gangguan aliran
darah. Ganggren banyak terjadi pada penderita diabetes melitus dan aterosklerosis yang
sudah lanjut. Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin jika
disentuh. kemudian menghitam dan berbau busuk. Untuk mengatasi infeksi diperlukan
antibiotik. Pada keadaan yang tidak tertolong bagian tubuh yang terkena gangren harus
diamputasi.

11. Kencing Batu

Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium) dalam ginjal.
Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong kemih. Jika endapan
terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu ginjal. Jika terbentuk di dalam kantong kemih
disebut kencing batu. Baik batu ginjal maupunpun kencing batu dapat dihilangkan dengan
pembedahan {operasi), pengobatan, atau penembakan dengan sinar laser.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniadi, Kemal. 1995. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Bandung

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/sistem-ekskresi-pada-manusia/ 02 Desember 2009/


13:40 WIB

http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/02/sistem-ekskresi_22.html/ 02 Desember 2009 / 13:57 WIB

http://www.google.co.id/search?client=firefox- a&rls=org.mozilla%3AenUS
%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&q=sistem+ekskresi&meta=&btnG=Telusuri+denga
n+Google/ 07 Desember 2009/ 11:58 WIB

Anda mungkin juga menyukai