Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dahfin Aisyah alkana

Kelas : Psikologi Islam B

Matkul : Psikologi Pendidikan

NIM : 20104061

Tugas : UTS

JAWABAN!!!

1. Psikologi Pendidikan: Alat untuk pengajaran yang efektif


a. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang mampu mencapai tujuan-
tujuan pengajaran dalam suatu seting lingkungan pendidikan. Pengajaran yang
efektif akan dapat terjadi apabila pendekatan-pendekatan dalam pengajaran mampu
meningkatkan pengetahuan siswa dan memfasilitasi aktivitas belajar siswa. Karena
dalam pembelajaran siswa sering merasa jenuh maka guru harus dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan agar sisiwa tidak jenuh dengan metode-metode yang
bervariasi.
b. Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang secara khusus untuk
memahami pengajaran dan juga pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Sedangkan peran riset dalam psikologi pendidikan dijadikan sebagai sumber
informasi yang sangat berharga supaya bisa memahami strategi mengajar sehingga
semua orang akhirnya bisa mendapatkan banyak pelajaran dari pengalaman sendiri.
Pengalaman tersebut yang nantinya akan menjadi guru terbaik dan riset juga berguna
untuk memberikan informasi yang lebih valid mengenai cara paling baik untuk
mengajar.

2. Perkembangan Kognitif dan Bahasa


a. Piaget menyatakan bahwa kemampuan kognitif seseorang berkembang sesuai
dengan usia. Bertentangan dengan itu, tanpa melihat rentang
usia, Vygotsky menyatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang diperoleh dari
keterlibatannya di masyarakat. Piaget dan Vygotsky memiliki pendekatan
pembelajaran yang berbeda. Piaget secara rinci mengamati bagaimana pembelajaran
pada anak-anak berlangsung, tetapi ia tidak menegaskan peran dari seorang pembina
(tutor) atau guru (teacher). Disamping itu, Teori Vygotsy tidak mengamati
perkembangan mental nyata dan hanya membahas mengenai perolehan-perolehan
konsep/kemampuan baru. Keduanya berpikir bahwa selalu ada tugas di luar
jangkauan pembelajar. Vygotsky yakin dengan adanya bantuan dari pembimbing
(mentor) tugas-tugas tersebut dapat dilaksanakan. Sedangkan Piaget, tidak
menyarankan apa pun mengenai permasalahan ini.
b. Bahasa anak berkembang dari sederhana ke kompleks dalam pola yang dapat
diramalkan pada setiap individu. Perkembangan bahasa anak merupakan kombinasi
antara interaksi sosial, perkembangan emosinya, kemampuan kognitif, dan
perkembangan fisik/ motoriknya. Perkembangan tata bahasa anak bergerak dari satu
kata atau kalimat holographic phrases ke telegraphic phrases, tetapi beberapa kata
dalam kaliamat komplek dengan frase kata depan, aturan , dan bentuk jamak perlu
dikoreksi lagi.
c. Perkembangan kognitif adalah perubahan yang terjadi dalam hal pemikiran,
kecerdasan anak termasuk dalam aspek bahasa, seperti kemampuan dalam
memecahkan masalah matematika, kemampuan menguasai beberapa bahasa, dan
lainnya. Seorang pendidik atau guru yang professional dan bertanggung jawab tentu
harus memperhatikan perkembangan peserta didiknya. Baik perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, dan lainnya. Sehingga dalam pembelajaran guru mampu
memperlakukan peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangnya.

3. Konteks sosial dan perkembangan sosio emosional


a. konteks sosial adalah lingkungan yang paling kecil dan langsung dihadapi anak,
yaitu lingkungan dimana ia hidup dan bertemu dengan orang-orang yang
berinteraksi secara langsung. 
b. Bagaimana cara orang-orang dalam lingkungan tersebut berinteraksi dengan anak
akan mempengaruhi bagaimana anak tersebut tumbuh. Begitu pula cara anak
bereaksi terhadap orang-orang dalam mikrosistem akan mempengaruhi bagaimana
mereka memperlakukan anak tersebut. Pengaruh mikrosistem terhadap tumbuh
kembang anak berupa teori ekologi dalam psikologi perkembangan.
c. kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana
peserta didik menyikapi hal yang terjadi di sekitarnya. ... Umumnya, peserta didik
mulai mempunyai kesanggupan untuk menyesuaikan diri dari sikap yang berpusat
pada diri sendiri.

4. Variasi individu
a. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan secara umum
disebabkan oleh dua factor, yakni factor bawaan dan factor lingkungan. Factor
bawaan merupakan factor biologis yang diturunkan melalui pewaris genetic oleh
orang tua. Perbedaan individu diantara anak didik merupakan hal yang tidak
mungkin dihindari, karena hamper tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia
kecuali perbedaan itu sendiri. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan
kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan
tersebut. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang yang lain. Perbedaan
ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka (perbedaan) dalam
(perbedaan individu) menurut landgren menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi
pada aspek fisik maupun psikologis.
b. Variasi individual yang terjadi dalam belajar di sekolah meskipun merupakan suatu
hal yang wajar sebagai dampak kondisi individu siswa yang berbeda-beda, namun
demikian jangan dibiarkan oleh guru. Sistem belajar tuntas atau disebut juga
Mastery Learning dilaksanakan berdasarkan anggapan bahwa setiap siswa yang
mempunyai IQ yang normal akan mampu menguasai semua bahan pelajaran yang
dipelajari apabila diberikan kesempatan waktu belajar yang cukup bagi dirinya.
c. guru perlu mengenal karakteristik masing-masing siswa. Kita akan menjumpai
bahwa variasi individual biasanya merupakan hasil interaksi antara pengaruh
keturunan dan pengaruh lingkungan secara bersamaan, yang akhirnya menghasilkan
manusia yang unik. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya mampu
memahami karakteristik maupun sifat-sifat dari masing-masing individu atau
siswanya. Dengan cara maupun metode yang khusus dan mengaplikasikannya
langsung dalam pembelajaran sehingga mengetahui perbedaan peserta didiknya dan
bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-cara yang mudah di tangkap atau
di pahami siswa.
5. Keberagaman Sosial
a. Kebudayaan mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lainnya dari
kelompok masyarakat tertentu yang diwariskan generasi ke generasi. Banyak budaya
barat individualistis, banyak budaya timur kolektif. Remaja A.S menghabiskan lebih
sedikit waktu disekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah, lebih banyak waktu di
pekerjaan yang dibayar, dan memiliki banyak waktu diskresioner daripada rekan-
rekan mereka di eropa dan asia timur. Kepedulian ini dibuktikan atas apa yang
remaja A.S lakukan semua waktu luang mereka.
b. Pendidikan multikultur adalah suatu pendekatan progresif untuk mengubah
pendidikan yang secara menyeluruh mengkritisi dan menunjukkan kekurangan,
kegagalan, dan praktek diskriminasi dalam pendidikan. Hal ini didasarkan pada cita-
cita tentang keadilan sosial, persamaan pendidikan, dan dedikasi untuk menfasilitasi
pengalaman-pengalaman pendidikan dimana setiap siswa dapat meraih potensinya
sebagai pelajar dan sebagai makhluk yang aktif dan sadar secara sosial dalam tingkat
lokal, nasional, dan global. Pendidikan multikultur menyatakan/mengakui bahwa
sekolah adalah hal yang penting untuk meletakkan dasar untuk perubahan
masyarakat dan menghilangkan tekanan dan ketidakadilan. Tujuan utama dari
pendidikan multikultur adalah untuk mempengaruhi perubahan sosial. Jalan untuk
mencapai tujuan tersebut dengan menggabungkan tiga perubahan: perubahan diri
sendiri, perubahan sekolah dan pendidikan yang diterima, dan perubahan
masyarakat.
c. Setiap anak datang ke sekolah dengan identitas etnik (suku bangsa), baik secara
sadar ataupun tidak. Guru harus mengenali dan memahami identifikasi tersebut. Hal
ini harus menjadi dasar dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas. Poinnya adalah
untuk mengakui perbedaan, bukan mengacuhkan mereka. Sama pentingnya ketika
siswa mengenali dan menghargai kesukubangsaan mereka dan belajar menghargai
orang lain dalam kelas. Pengenalan pada masing-masing identitas etnik merupakan
poin awal, hal ini merupakan penghubung antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa yang lain. Identifikasi etnik sebagai poin lanjutan yang berfokus pada
keseluruhan proses pendidikan merupakan dasar untuk mengembangkan level
identifikasi selanjutnya yaitu identifikasi nasional. Identifikasi nasional pada setiap
individu membutuhkan pemahman dan komitmen pada cita-cita demokratis seperti
martabat manusia, keadilan dan persamaan hak. Disini fokusnya adalah menjadi
anggota yang efektif dalam masyarakat demokratis. Identifikasi nasional yang kuat
pada setiap individu merupakan hal yang pokok pada pengembangan identitas
global.

6. Pembelajar dengan kebutuhan khusus


a. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik.
b. Anak-anak yang masuk ke dalam kategori kebutuhan khusus ini memang memiliki
perilaku yang berbeda jika dibandingkan dengan anak normal pada umumnya, mulai
dari perilaku, mental, emosi, serta fisik. Berikut ini beberapa jenis disabilitas anak
kebutuhan khusus beserta ciri cirinya:
i. Tunanetra, anak yang memiliki gangguan pada daya penglihatannya baik
sebagian ataupun menyeluruh.
ii. Tunarungu, anak yang memiliki gangguan pada daya pendengarannya baik
sebagian atau keseluruhan sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan
untuk melakukan komunikasi secara verbal.
iii. Tunalaras, anak yang memiliki kesulitan ketika menyesuaikan diri sehingga
berperilaku yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku di
lingkungannya. Sehingga tentunya akan merugikan diri sendiri dan orang
lain di sekitarnya.
iv. Tunadaksa, anak yang memiliki kelainan atau cacat permanen pada bagian
sistem gerak tubuh meliputi oto, sendi, tulang.
v. Tunagrahita (down syndrome), anak yang memiliki dan mengalami
hambatan serta keterbelakangan mental yang jauh dari rata-rata (IQ berada di
bawah 70). Sehingga menyebabkan anak kesulitan dalam menyelesaikan
tugas-tugas akademik, berkomunikasi, maupun menjalani kehidupan
sosialnya. Tuna grahita terbagi menjadi 2 jenis, tuna grahita biasa dan down
syndrome.
vi. Autisme, kelainan yang menyerang perkembangan anak dikarenakan adanya
gangguan yang terjadi di sistem syaraf pusat. Sehingga menyebabkan
kesulitan dalam berkomunikasi, perilaku, serta hubungan sosial.
vii. Gifted, anak yang memiliki potensi diatas rata-rata anak pada umumnya
meliputi kecerdasan, kreativitas, serta tanggung jawab yang diatas anak-anak
diusianya.
c. Pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem segregasi maksudnya adalah
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. Misalnya, untuk anak tuna netra,
mereka memerlukan layanan khusus berupa braille, orientasi mobilitas. Namun
sayang masih banyak orang tua yang belum terbuka pemikirannya tentang anak
kebutuhan khusus.

7. Pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosial


a. Pendekatan ilmu perilaku dalam proses dibagi menjadi dua yaitu pengodisian klasik
dan pengodisian operan. Dalam pengodisian klasik, organisme belajar dalm
menghubungkan atau mengaitkan, ransangan. Sedangkan dalam penodisian operan
(juga disebut dengan pengodisian instrumental), konsekuasi dari perilaku
menghasilkan perubahan dalam probabilitas bahwa perilaku tersebut akan terjadi.
b. pendekatan kognitif sosial dalam proses pembelajaran dibagi menjadi empat yaitu:
i. teori kognitif sosial Bandura: Model determimisme timbal balik dari
pembelajarannya meliputi tiga faktor utama yaitu orang/kognisi, perilaku dan
lingkungan.
ii. Pembelajaran obsevarsional: pembelajaran yang melibatkan memperoleh
keterampilan, strategi, dan keyakinan dengan mengamati orang lain.
iii. Pendekatan perilaku kognitif dan regulasi diri: teknik perilaku kognitif
yangbertujuan untuk mengajarkan inidividu untuk memodivikasi perilaku
mereka sendiri.
iv. Mengavaluasi pendekatan kognitif sosial: pendekatan kognitif sosila telah
secara signifikan memperluas lingkup belajar melingkupi faktor-faktor
kognitif dan sosial di samping perilaku.

8. Pendekatan pemrosesan informasi


a. Teori pemrosesan informasi merupakan teori belajar kognitif yang menggambarkan
pemrosesan, penyimpanan dan pengambilan pengetahuan dalan pikiran. Informasi
terus menerus memasuki pikiran kita melalui atau merasakan. Sebagian besar
informasi ini segera dinuang, dan kita mungkin tidak pernah menyadarinya.
b. apa yang dimaksud dengan:
i. perhatian : pemusatan sumber daya mental. Perhatian merupakan salah satu
subjek kajian dalam psikologi. Karena sebuah informasi akan diolah terlebih
dahulu harus melalui perhatian. Perhatian (Attention) adalah proses
konsentrasi pemikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention is a
concentration of mental activity).
ii. Memori : sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi
kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli memandang ingatan
sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah
diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal
tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada
suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
iii. Keahlian :  kemampuan kita untuk mengingat informasi baru tentang subjek.
Kemampuan kita untuk mengingat informasi suatu subjek bergantung apa
yang telah kita ketahui tentangnya.
iv. Metakognisi : Pengetahuan metakognitif bisa dibedakan dari aktivitas
metakognitif. Pengetahuan metakognitif melibatkan pemantauan dan refleksi
pemikiran terbaru seseorang. Ini mencakup pengetahuan factual, seperti
pengetahuan tentang tugas, tujuan diri sendiri dan pengetahuan strategis,
seperti bagaimana kita menggunakan prosedur tersebut dalam menyelesaikan
suatu masalah.
c. Hubungan antara memori, Perhatian, Metakognisi, dan Keahlian ialah untuk
mendapatkan pengetahuan metakognisi, keahlian memerlukan sebuah perhatian
untuk berkonsetrasi dan memusatkan perhatian terhadap memori pengetahuan agar
dapat dikembangan menjadi sebuah pengetahuan yang bisa menjadi kemampuan
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai