Kel 5. Kekuatan Otot
Kel 5. Kekuatan Otot
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
dosen pengampu Upik Rahmi, S. Kp., M. Kep.
Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kekuatan Otot” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Upik Rahmi,
S. Kp., M. Kep. pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Upik Rahmi, S. Kp., M. Kep. selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 9
BAB IV .................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................. 14
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mempermudah dalam melaksanakan
penelitian pembuatan makalah. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka
dapat kami rumuskan beberapa masalah, antara lain :
1. Apa itu kekuatan otot?
2. Bagaimana cara penilaian kekuatan otot?
3. Apa sumber energy untuk kontraksi otot?
4. Apa itu sarcolemma dan peran otot pada penuaan?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penelitian ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan
penelitian pembuatan makalah. Berdasarkan rumusan masalah yang telah kami
sebutkan, maka dapat kami rumuskan tujuan beberapa masalah tersebut, antara lain :
1. Untuk mengetahui apa itu kekuatan otot?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penilaian kekuatan otot?
3. Untuk mengetahui apa sumber energy untuk kontraksi otot?
4. Untuk mengetahui apa itu sarcolemma dan peran otot pada penuaan?
D. Manfaat Masalah
Secara praktis hasil dari penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait sistem otot yang ada dalam keperawatan baik bagi pembaca
ataupun penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah
suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam
konsentrasi yang tinggi. Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali
jumlah ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi
tidak membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses
anaerob.
Penurunan fungsi organ tubuh manusia merupakan salah satu dampak yang
diakibatkan dari proses penuaan. Otot rangka merupakan salah satu organ yang
mengalami penurunan fungsinya akibat pengaruh dari proses penuaan tersebut2, orang
dengan usia 40 tahun keatas akan kehilangan 8% dari massa otot setiap dekadenya dan
tingkat penurunan ini akan bertambah dua kali lipat setelah usia 70 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kekuatan Otot
Kekuatan otot ialah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja
dengan menahan beban yang diangkatnya. Otot yang kuat akan membuat kerja otot
sehari-hari efisien dan akan membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. Kekuatan dari
sebuah otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktifitas. Semua gerakan
merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot ekstremitas atas ialah kemampuan otot pada ekstremitas atas
(yang merupakan organ pergerakan manual atau dapat bergerak bebas terutama tangan)
untuk mengadakan penyesuaian sewaktu menggenggam dan memanipulasi agar dapat
mengatasi tekanan atau beban dalam aktivitas. Ekstremitas atas dibagi atas daerah bahu
(hubungan antara lengan dan badan), lengan atas, lengan bawah, dan tangan.
Kekuatan otot dari kaki, lutut, serta pinggul harus adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot
tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi
serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus memengaruhi posisi tubuh.
Dinamometer ialah sebuah alat untuk mengukur kekuatan kontraksi otot.
Dinamometer medis juga disebut ergometer. Selain untuk analisis kekuatan otot,
dinamometer medis juga digunakan untuk mengevaluasi kapasitas fungsi otot dan
untuk kebutuhan rehabilitasi. Alat dinamometer ini sangat diperlukan karena alat ini
ideal untuk pemeriksaan rutin kekuatan awal dan evaluasi yang terusmenerus pada
kasus trauma dan adanya disfungsi anggota gerak.
Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah
suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam
konsentrasi yang tinggi. Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali
jumlah ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi
tidak membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses
anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu
yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat
turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru
akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat. Sumber lain untuk
menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa (proses
glikolisis).
Penurunan fungsi organ tubuh manusia merupakan salah satu dampak yang
diakibatkan dari proses penuaan. Otot rangka merupakan salah satu organ yang
mengalami penurunan fungsinya akibat pengaruh dari proses penuaan tersebut2, orang
dengan usia 40 tahun keatas akan kehilangan 8% dari massa otot setiap dekadenya dan
tingkat penurunan ini akan bertambah dua kali lipat setelah usia 70 tahun.
Kondisi kehilangan kekuatan otot ini kerap kali diabaikan bagi sebagian besar
orang karena dianggap sebagai hal wajar yang dapat terjadi akibat sebuah proses
bertambahnya usia. Hal ini didukung oleh pernyataan Dr. Suzette Pereira, Ph.D., salah
satu peneliti Abbott yang fokus terhadap kesehatan otot, "Kehilangan kekuatan otot
adalah faktor penuaan yang jarang dibahas dan orang-orang menerima tanda-tandanya,
seperti kehilangan kekuatan dan energi, sebagai bagian alami dari penuaan. Tetapi
kekuatan ototlah yang akan menginformasikan kepada kita bagaimana kita akan menua,
dan tetap aktif serta mandiri”. Jika kondisi tersebut tetap diabaikan maka
memungkinkan seseorang mengalami kehilangan kekuatan otot saat usia lanjut
meningkat, atau dikenal dengan istilah sarkopenia, dimana sarkopenia mempengaruhi
hampir 1 dari 3 orang di atas usia 50 tahun.
Otot tidak hanya penting untuk tugas fisik sehari-hari seperti mengambil
barang, meraih sesuatu, membuka botol atau bangun dari kursi. Tetapi otot yang sehat
juga penting untuk fungsi organ, kesehatan kulit, kekebalan tubuh dan metabolisme
manusia. Dengan kata lain, mempertahankan kekuatan massa otot seiring
bertambahnya usia sangat penting untuk memperpanjang hidup yang bahagia dan sehat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekuatan otot ialah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja
dengan menahan beban yang diangkatnya. Otot yang kuat akan membuat kerja otot
sehari-hari efisien dan akan membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. Kekuatan dari
sebuah otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktifitas. Semua gerakan
merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot ekstremitas atas ialah kemampuan otot pada ekstremitas atas
(yang merupakan organ pergerakan manual atau dapat bergerak bebas terutama tangan)
untuk mengadakan penyesuaian sewaktu menggenggam dan memanipulasi agar dapat
mengatasi tekanan atau beban dalam aktivitas. Ekstremitas atas dibagi atas daerah bahu
(hubungan antara lengan dan badan), lengan atas, lengan bawah, dan tangan.
B. Saran
Penulis berharap makalah dan asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat baik
bagi masyarakat umum maupun kepada penulis itu sendiiri dan tindakan nya dapat
diaplikasikan terhadap kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong WF. Jaringan Peka Rangsang: Otot. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi
Keduapuluhdua), Jakarta: EGC, 2008.
Jackson, M & Jackson L, 2011. Seri Panduan Keperawatan Klinis. Penerbit Erlangga: Jakarta