Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT SEBAGAI

ALTERNATIF BACAAN BAGI ANAK

6LWL $QD¿DK

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: DQD¿DKV#\DKRR FRm.

Abstract: folklore is a story passed down from generation to generation, spread through word of
mouth, and are anonymous. Folklore is not a private property, but belongs to the community. The
SUHVHQFH RI IRONORUH EULQJ PDQ\ SRVLWLYH EHQH¿WV WR WKH FKLOG %HQH¿WV RI IRONORUH LQFOXGH KROLVWLF
development, cognitive, moral, language, and social. Folklore can be an alternative reading to
children, as long as parents can select a child reading and provide insight into the folklore that they
read. It should be noted also on the age and interests of children in folklore that not all folklore is
suitable for all age level readers, so depending on the contents and complexity of the story.

Keywords IRONORUH EHQH¿WV UHDGLQJV FKLOGUHQ

Di sekitar kehidupan kita banyak dijumpai masyarakat mengenal cerita itu. Cerita rakyat
berbagai hal seperti adat kebiasaan, konvensi, milik masyarakat bukan milik seseorang.
nilai-nilai, dan lain-lain, termasuk di dalamnya Perlu disadari perlunya menanamkan wawasan
cerita yang telah diwariskan secara turun-temurun pemahaman budaya bagi setiap anak. Melalui usaha
yang tidak diketahui secara pasti kapan munculnya pemahaman budaya dapat ditumbuhkan sikap dan
hal-hal itu semua. Hal itu disebabkan berbagai rasa bangga, percaya diri, dan rasa ikut memiliki.
tradisi tersebut, yang dalam hal ini terutama yang Usaha untuk mengenal pribadi dari seseorang
berwujud cerita dan tradisi cerita, berlangsung akan terlihat dari cara dalam menanamkan budaya
secara alami dan lisan sehingga tidak diketahui melalui cerita pada anak-anak, kita mengenalkan
pasti angka tahunnya. Berbagai cerita dan cara berpikir, mencontohkan usaha para pendahulu
kebiasaan bersastra yang masih mengandalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan, ajaran yang
sarana lisan untuk menyampaikannya kepada di bawa serta sikap dan perilaku yang diajarkan
orang lain dan antargenerasi tersebut kini dikenal pada zaman dahulu. Seorang raja akan bersifat
sebagai sastra tradisional (Burhan Nurgiyantoro, sopan dalam tingkah laku karena pendahulunya
2005:163). menurunkan cerita ini pada generasi berikutnya.
Pentingnya mengkaji nilai-nilai yang Secara lebih mendasar dapat dikatakan bahwa
terkandung dalam sastra tradisional, karena di cerita rakyat memiliki banyak manfaat dan dapat
dalamnya memiliki fungsi kultural. Lahirnya suatu membantu pendidikan secara utuh (Naia Widia
sastra tradisional, yang sering disebut sebagai $OL¿D http://www.trub.us).
cerita rakyat, bukan semata-mata didorong oleh
keinginan penutur untuk menghibur masyarakatnya
PEMBAHASAN
melainkan dengan penuh kesabaran ia ingin
menyampaikan nilai-nilai luhur kepada generasi A. Cerita Rakyat
penerusnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Cerita rakyat merupakan kesusastraan dari
yang dikemukakan oleh Djamaris (via Olman masyarakat ‘primitif’ yang belum mengenal tulisan
Peridian, http://olmanperidianxxx.blogspot.com) yang (Murti Bunanta, 1998:22). Sebagai masyarakat
mengatakan bahwa cerita rakyat adalah golongan yang belum mengenal tulisan, ekspresi secara lisan
cerita yang hidup dan berkembang secara turun merupakan satu-satunya sarana yang paling efektif
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. untuk berkomunikasi. Oleh karenanya, cerita dan
Disebut cerita rakyat karena cerita ini hidup berbagai bentuk yang kini dikenal kesastraan
di kalangan rakyat dan hampir semua lapisan pun diekspresikan secara lisan, misalnya dengan

128
6LWL $QD¿DK Pemanfaatan Cerita Rakyat 129

cara diceritakan atau dinyanyikan secara keras penciptaannya yang pertama sudah tidak
dihadapan sekelompok masyarakat pada waktu- diketahui lagi, sehingga setiap anggota
waktu tertentu yang dilakukan oleh tukang cerita. kolektif yang bersangkutan merasa memiliki.
Keberadaan cerita rakyat ini diwariskan secara 7. Cerita rakyat biasanya mempunyai bentuk
turun-temurun dan umumnya tidak diketahui berumus. Misalnya, selalu menggunakan
pengarangnya karena kemunculannya pun tidak kata-kata klise seperti ‘bulan empat belas hari’
sengaja dan berlangsung dari waktu ke waktu, untuk menggambarkan kecantikan seorang
dan tidak sekaligus seperti halnya penulisan sastra gadis, atau menggunakan kalimat atau kata
dewasa ini. Jadi, ia milik masyarakat. pembukaan dan penutup yang baku, seperti
Cerita rakyat adalah cerita dari zaman dahulu ‘sahibul hikayat… dan mereka pun hidup
yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara bahagia untuk selamanya’.
lisan (Depdiknas. http://kamusbahasaindonesia.
org). Macculoch (via Murti Bunanta, 1998:22) Terkait dengan sejarah kemunculannya dan
mengemukakan bahwa cerita rakyat adalah berbagai cerita yang dikisahkan sebagaimana
bentuk tertua dari sastra romantik dan imaginatif, dikatakan Charlotte S Huck, dkk. (1987:253)
¿NVL WDN WHUWXOLV GDUL PDQXVLD PDVD ODPSDX GDQ cerita tradisional (cerita rakyat) pada umumnya
manusia primitif di semua belahan dunia.Dari lebih ditujukan kepada orang dewasa. Cerita rakyat
beberapa pendapat tersebut mengisyaratkan dikreasikan oleh orang dewasa dan kemudian
bahwa cerita rakyat merupakan cerita yang pada diceritakan kepada orang dewasa dilingkungan
dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada komunitasnya. Namun dalam perkembangannya,
orang lain melalui penuturan lisan dan diwariskan cerita rakyat tidak hanya dikosumsi oleh orang
secara turun temurun antar generasi ke generasi dewasa, bahkan sekarang menjadi bacaan untuk
berikutnya dan tidak dikenal pengarangnya. anak-anak. Charlotte S Huck mengemukakan
Menurut James Danandjaja (2002:11-12) bahwa cerita rakyat adalah milik masyarakat yang
cerita rakyat sebagai bagian dari folklor mempunyai menciptakannya dan dikisahkan baik kepada orang
beberapa ciri pengenal yang membedakan dari dewasa maupun anak. Anak dapat menikmati
kesusastraan lainnya. Ciri-ciri pengenalan cerita cerita itu karena menarik, serta mengandung
rakyat tersebut adalah sebagai berikut. humor, dan pada umumnya cerita berakhir
1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dengan kebahagiaan. Tokoh cerita yang baik
dilakukan secara lisan, yakni disebarluaskan mendapat hadiah, sedang tokoh jahat mendapat
melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari hukuman. Hal ini yang oleh Aristoteles kemudian
satu generasi ke generasi berikutnya. disebut sebagai katarsis, prinsip pencucian dari
2. Cerita rakyat bersifat trasdisional, yakni segala dosa. Bagi anak hal itu dapat dipandang
disebarluaskan dalam bentuk relatif tetap sebagai pembelajaran prinsip-prinsip keadilan
atau dalam bentuk standar. Penyebarannya dan penilaian moral. Lewat cerita rakyat tersebut
memakan waktu yang cukup lama, yakni secara langsung atau tidak langsung anak belajar
paling sedikit dua generasi. menghargai keadilan dan memberikan penilaian
3. Cerita rakyat ada dalam versi-versi, moral.
bahkan varian-varian yang berbeda. Hal Cerita rakyat, sebagai karya sastra mengemban
ini disebabkan oleh cara penyebarannya misi didaktis bagi masyarakat pendengar dan
secara lisan sehingga karena proses lupa dari pembacanya, sebagaimana yang dikemukakan
manusia atau proses interpolasi, cerita rakyat oleh A. Teeuw (1992:8) bahwa dalam masyarakat
lebih mudah mengalami perubahan. Namun lama, sastra (cerita rakyat) merupakan alat yang
demikian, perbedaannya hanya terletak penting untuk mempertahankan model dunia yang
pada bagian luarnya saja, sedangkan bentuk sesuai dengan adat istiadat dan pandangan dunia
dasarnya dapat tetap bertahan. Cerita rakyat konvensional, serta untuk menanamkan nilai
bersifat anonim, yakni nama penciptanya tingkah laku kepada generasi muda.
sudah tidak diketahui lagi.
4. Cerita rakyat mempunyai fungsi dalam
B. Bentuk Cerita Rakyat
kehidupan bersama suatu kolektif, misalnya
berfungsi sebagai alat pendidikan, pelipur William R Bascom (via James Danandjaya,
lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan 2002:50-86) mengemukakan bahwa menurut
terpendam. bentuknya, cerita rakyat terbagi menjadi tiga
5. Cerita rakyat bersifat pralogis, yakni macam, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan
mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dongeng (folktale). Ketiga jenis cerita ini, menurut
dengan logika umum. Bascom, masing-masing memiliki ciri yang
6. Cerita rakyat menjadi milik bersama menandainya dan diakui sebagai hasil kreativitas
suatu kolektif. Hal ini disebabkan karena masyarakat kolektifnya.
130 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 2, Januari 2015, hlm. 128-133

Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap sejarah lokal dari masa yang belum begitu
pernah benar-benar terjadi, serta suci oleh yang lampau.
empunya cerita. Mite ditokohi dewa-dewa dan
makhluk-makhluk setengah dewa. Terjadinya di C. Manfaat Cerita Rakyat untuk Bacaan Anak
dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang
Sebagai salah satu alternatif bacaan anak,
kita kenal sekarang, dan masa terjadinya sudah jauh
cerita rakyat diyakini mempunyai nilai lebih
lampau sekali. Mite pada umumnya mengisahkan
dari sekedar bacaan penghibur saja, tetapi juga
terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk
bermanfaat bagi perkembangan anak. Burke (via
WRSRJUD¿ JHMDOD DODP GDQ VHEDJDLQ\D 0LWH
Murti Bunanta, 1998:52) menyatakan bahwa
juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah
manfaat cerita rakyat pada perkembangan anak
percintaan mereka, hubungan kekerabatan mereka,
meliputi perkembangan holistik, kognitif, moral,
kisah perang mereka, dan sebagainya.
bahasa, dan sosial. Manfaat yang berkaitan dengan
Legenda adalah cerita prosa yang mempunyai
perkembangan holistik berasal dari nilai dalam
ciri-ciri mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-
cerita anak yang mengajarkan pada anak bahwa
benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berlainan
manusia mempunyai rasa cinta, benci, marah, sedih
dengan mite, legenda ditokohi manusia biasa,
dan gembira, dilahirkan dan mati. Cerita anak juga
atau sering kali makhluk-makhluk ajaib. Tempat
bermanfaat bagi perkembangan emosionalnya
terjadinya adalah adalah di dunia seperti yang
karena memberikan suatu dunia fantasi sehingga
kita kenal kini, karena waktu terjadinya belum
anak dapat memandang rasa takut dan rasa
terlalu lampau. Legenda dianggap oleh yang
frustasinya. Di dalam dunia imajiner ini anak
empunya cerita sebagai suatu kejadian yang
berjuang melawan ketidakadilan dan kejahatan serta
sungguh-sungguh pernah terjadi. Berbeda dengan
menjadi pemenangnya. Melalui cerita rakyat anak
mite, legenda bersifat sekuler dan keduniawian.
akan mengalami perkembangan ranah kognitifnya,
Legenda biasanya bersifat migratoris sehingga
karena cerita anak adalah cerminan bermacam-
dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
PDFDP NHEXGD\DDQ \DQJ PHUHÀHNVLNDQ SHUVDPDDQ
Burhan Nurgiyantoro (2005:183-190) membagi
dan keunikan setiap kebudayaan. Cerita anak juga
legenda ke dalam tiga jenis, yakni; 1) legenda
bermanfaat bagi perkembangan literernya. Melalui
tokoh, yakni cerita legenda yang mengisahkan
cerita rakyat anak akan belajar mengenal pola-pola
ketokohan seorang tokoh, misalnya kisah Jaka
naratif cerita dan mekanisme wacana yang akan
Tingkir; 2) legenda tempat peninggalan, yaitu
membantunya meningkatkan ketrampilan narasinya
cerita yang berkaitan dengan adanya peninggalan
dalam berbahasa dan juga menjadikan pembaca
tertentu dan atau asal-usul terjadinya sesuatu dan
lebih matang serta siap memahami bentuk-bentuk
penamaan tempat-tempat tertentu, misalnya Asal
sastra yang lebih kompleks.
Usul Telaga Ngebel, Penamaan Kota Yogyakarta;
Manfaat cerita rakyat, khususnya dongeng,
dan 3) legenda peristiwa, yaitu adanya peristiwa
juga diteliti oleh Bruno Bettelheim, seorang
besar tertentu yang kemudian menjadi legenda
psikiater anak (via Murti Bunanta, 1998:52).
karenanya, misalnya meletusnya Gunung Merapi.
Pendapatnya didasari oleh pengalamannya
Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak
merawat anak yang bermasalah, dan ia mencatat
dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya
adanya kebutuhan vital akan dongeng. Bettelheim
cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun
menyebutkan bahwa tokoh-tokoh dalam dongeng
tempat. Bila legenda dianggap sebagai sejarah
merupakan tokoh yang terisolasi, terbuang, dan
kolektif (folk history), maka dongeng adalah cerita
terusir. Melihat keadaan anak-anak masa kini
pendek kolektif kesusastraan lisan. Dongeng
sering kali merasakan hal yang sama, maka anak
diceritakan terutama untuk menghibur walaupun
memerlukan citra tokoh yang meskipun suatu saat
banyak juga yang melukiskan kebenaran dan
dalam keadaan terisolasi dan terbuang, mampu
berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sidiran.
mencapai kemenangan dan mendapat ganjaran
Berdasarkan ciri-ciri hakiki cerita rakyat
yang bermanfaat bagi hidupnya. Oleh karena itu,
tersebut di atas dapat ditarik dua kesimpulan,
ia menyatakan bahwa anak-anak pada masa kini
yakni sebagai berikut.
lebih lagi memerlukan cerita rakyat daripada masa
1) Dari ketiga sub bentuk tersebut, yang paling
ketika cerita rakyat itu diciptakan. Jadi, cerita
mempunyai nilai sejarah sudah tentu adalah
rakyat tidak saja memberi rasa percaya diri dan
legenda, sedangkan yang paling bersifat
rasa mampu pada anak, juga memberi pandangan
khayalan adalah dongeng; dan yang berada di
hidup yang berkaitan dengan moralitas. Selain
tengah-tengah adalah mite.
itu, cerita rakyat juga menambah kemampuan
2) Mite dapat dipergunakan sebagai sumber
berbahasa dan meningkatkan apresiasi terhadap
untuk menyusun sejarah lokal yang awal
karya sastra serta mengembangkan kesadaran
sekali, yakni sejarah purbakalanya, sedangkan
tentang kebudayaan.
legenda dapat digunakan sebagai sumber
6LWL $QD¿DK Pemanfaatan Cerita Rakyat 131

Banyak manfaat dongeng untuk anak seperti menyerap nilai-nilai emosional pada sesama.
merekatkan hubungan orang tua dengan anak dan Tidak bisa dipungkiri bahwa kecerdasan
mendongeng juga bisa membantu mengoptimalkan emosional juga penting di samping kecerdasan
perkembangan psikologis dan kecerdasan anak kognitif. Kecerdasan emosional sangat
secara emosional. Masih ada lagi manfaat lainnya penting bagi kehidupan sosial mereka kelak.
yang akan diuraikan dibawah ini (Anonim. http:// 5. Membentuk Rasa Empati Anak
bidanku.com). Melalui stimulasi cerita dongeng, kepekaan
1. Mengembangkan Daya Imajinasi Anak anak pada usia 3-7 tahun akan dirangsang
Dunia anak adalah dunia imajinasi. Jadi, anak mengenai situasai sosial di sekitar mereka.
mempunyai dunianya sendiri dan tidak jarang Dengan metode dongeng, mereka akan
mereka berbicara denga teman khayalannya. belajar berempati terhadap lingkungan sekitar.
Dengan daya imajinasi yang masih sangat Stimulasi yang akan lebih berhasil adalah
bagus ini, maka sebagai orang tua harus dapat dengan merangsang indera pendengarannya.
mengarahkannya kearah yang positif dan Stimulasi ini untuk memberikan mereka bekal
tetap terkontrol. Dengan dongeng anak-anak yang baik untuk masa depannya. Dengan
maka inilah cara terbaik untuk mengarahkan cerita-cerita dongeng yang mendidik, maka
mereka kearah yang baik. anak akan dengan mudah menyerap nilai
2. Meningkatkan Keterampilan dalam positif yang akan menjadikan mereka yang
Berbahasa berempati dengan orang lain.
Dongeng merupakan stimulasi dini yang Di sisi lain terdapat pendapat yang
mampu merangsang keterampilan berbahasa menyatakan bahwa cerita rakyat tidak pantas
pada anak-anak. Cerita dongeng mampu dikosumsi oleh anak. Norton (via Murti Bunanta,
merangsang anak-anak terutama anak 1998:53) mengemukakan bahwa kaum feminis
perempuan dalam meningkatkan keterampilan menganggap bahwa cerita rakyat bersifat seksis,
berbahasa mereka. Hal ini dikarenakan anak yaitu mempunyai gambaran yang stereotip pada
perempuan lebih fokus dan konsentrasi tokoh wanitanya. Tokoh wanita di dalam cerita
daripada anak laki-laki. Kemampuan verbal rakyat sering kali digambarkan sebagai tokoh yang
adalah kemampuan awal yang dimiliki anak- lemah, menyedihkan, tertindas, dan terisolasi.
anak, inilah mengapa otak kanan mereka lebih Sedangkan tokoh laki-laki digambarkan sebagai
berkembang dan juga yang menyebabkan tokoh yang berkuasa, pemberani, lebih rasional,
mereka lebih terlatih dalam berbahasa. dan diarahkan pada bidang publik. Selain dari
Kisah-kisah dongeng yang mengandung segi perlakuan terhadap tokoh, cerita rakyat juga
cerita positif tentang perilaku dan sebagainya EDQ\DN \DQJ PHQ\XJXKNDQ VWHUHRWLSH ¿VLN SDUD
membuat anak-anak menjadi lebih mudah tokoh, karena pada umumnya tokoh tersebut
dalam menyerap tutur kata yang sopan. digambarkan misalnya putri yang cantik dan
3. Membangkitkan Minat Baca Anak baik serta pangeran yang tampan dan perkasa.
Jika ingin memiliki anak yang mempunyai Kenyataan dalam kehidupan tidak selamanya
minat baca yang baik, maka mendongeng yang cantik dan tampan itu baik, dan tidak semua
adalah jalan menuju hasil tersebut. Dengan putri dan pangeran diidentikkan mempunyai paras
memberikan cerita dongeng, maka anak- yang cantik dan tampan.
anak akan tertarik dan rasa penasaran ini Hal yang banyak menjadi sorotan negatif
membuat mereka ingin mencari tahu. Hal tentang cerita rakyat untuk anak adalah mengenai
inilah yang membuat anak-anakmempunyai adanya unsur yang dianggap kejam dan
keinginan untuk membaca menjadi semakin mengerikan yang dapat menimbulkan ketakutan
meningkat. Dengan membacakan buku cerita pada anak. Misalnya penyungkilan mata (Ibu Panji
yang menarik kepada anak adalah cara paling Laras dicukil matanya sebagai imbalan supaya
mudah yang dapat kita lakukan. dia tidak dibunuh). Oleh karena itu, cerita rakyat
4. Membangun Kecerdasan Emosional Anak yang mengandung hal-hal seperti itu dianjurkan
Mendongeng kepada anak bisa membangkitkan untuk tidak diberikan pada anak karena tidak
kecerdasan emosional mereka dan ini juga mengembangkan keberanian pada anak. Sorotan
sarana hebat yang mampu merekatkan negatif juga ditujuan tentang penggambaran tokoh
hubungan ibu dan anak. Sperti yang kita ibu tiri yang kurang adil dan kejam di dalam cerita
tahu bahwa anak-anak mempunyai kesulitan rakyat karena dalam kenyataannya banyak ibu tiri
dalam mempelajari nilai-nilai moral dalam yang baik, bahkan melebihi kebaikan ibu kandung
kehidupan. Dengan dongeng anak-anak maka terhadap anaknya. Isu semacam ini pun ada dalam
kita bisa memberikan contoh melalui tokoh masyarakat Indonesia.
dalam cerita yang kita dongengkan. Dongeng Hal tersebut dibantah oleh Anne Pellowski
anak-anak akan membangtu anak dalam (via Murti Bunanta, 1998:55) yang menyatakan
132 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1, Nomor 2, Januari 2015, hlm. 128-133

bahwa pada banyak kasus, anak (kurang lebih imajinasinya ke masa lalu dan masa depan,
berumur enam tahun ke atas) membutuhkan adanya perkembangan pola pikir yang egosentris
dan menginginkan hal yang menakutkan dalam PHQMDGL OHELK PXGDK XQWXN PHQJLGHQWL¿NDVL
kapasitas tertentu. Anak-anak ingin membuktikan sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda;
bahwa mereka telah belajar mengalahkan rasa dan 4) anak mulai dapat berpikir argumentatif
WDNXWQ\D 6HODLQ LWX PHUHND LQJLQ PHQJLGHQWL¿NDVL dan memecahkan masalah sederhana, ada
dengan ‘pahlawannya’ yang telah juga berbuat kecenderungan memperoleh ide-ide sebagaimana
demikian. yang dilakukan oleh orang dewasa, namun belum
Terlepas dari sisi positif dan negatif tentang dapat berpikir tentang sesuatu yang abstrak karena
cerita rakyat, tidak dapat dipungkiri bahwa anak- jalan berpikirnya masih terbatas pada situasi yang
anak sebagai seorang pembaca mempunyai daya konkret.
pikir, mereka bukanlah tidak tahu bahwa cerita Di Indonesia sendiri umur rata-rata anak
yang disuguhkan tidak benar-benar terjadi. Anak yang menyukai membaca cerita rakyat adalah
membaca cerita rakyat karena kisahnya yang anak-anak antara umur enam sampai dua belas
menarik hatinya, baik karena ceritanya yang tahun. Jumlah terbesar berkisar antara delapan
menyentuh hati maupun tokoh yang tergambarkan sampai sepuluh tahun. Bila dibandingkan dengan
dalam cerita tersebut. Namun bagaimana pun negara Barat terlihat ada perbedaan umur terkait
sebagai pembaca, anak secara sadar ataupun dengan kesukaan mereka membaca cerita rakyat.
tidak sadar dapat terpengaruh dengan cerita yang Hal ini mungkin disebabkan karena minat baca
disuguhkan tersebut. Tugas orang tua menyeleksi dan kesempatan memperoleh bahan bacaan yang
bacaan anak khususnya cerita rakyat dan berbeda. Banyak sekolah khususnya tingkat SD
memberikan pemahaman mengenai cerita yang yang sedikit sekali menyediakan buku-buku bacaan
mereka baca. anak khususnya cerita rakyat di perpustakaan.
Sehingga dapat dilihat bahwa minat baca
belum dibina sedini mungkin, dengan demikian
D. Usia Pembaca Cerita Rakyat
perkenalan anak dengan bacaan cerita rakyat
Di mana pun, termasuk di Indonesia cerita juga lebih lambat. Perkenalan anak dengan cerita
rakyat pada masa kini tidaklah dianggap sebagai rakyat selain melalui buku, juga melalui acara
bagian dari bacaan orang dewasa. Untuk pembaca WHOHYLVL NDVHW ¿OP PDMDODK GDQ EXNX SHODMDUDQ
golongan anak-anak pun ada umur-umur tertentu Perlu dicatat juga mengenai umur dan minat anak
yang dianggap umur yang cocok untuk mendapat pada cerita rakyat bahwa tidak semua cerita rakyat
atau membaca bacaan jenis cerita rakyat. Meskipun cocok untuk semua tingkatan umur pembacanya,
asumsi para ahli sastra anak-anak tidak tepat sama, jadi tergantung dari isi dan kompleksitas cerita.
rata-rata berkisar lima sampai sepuluh tahun.
Menurut Chukovsky (via Murti Bunanta,
PENUTUP
1998:27), seorang penulis buku anak-anak Rusia
terkenal, untuk anak sampai berusia tujuh atau Cerita rakyat sudah dikenal sejak manusia ada
delapan tahun cerita rakyat merupakan makanan di muka bumi ini, jauh sebelum orang mengenal
yang sehat, tidak saja sebagai penganan kecil, tulisan. Cerita rakyat dapat dipergunakan untuk
tetapi juga sebagai makanan pokok. Tak seorang memahami dunia dan mengekspresikan gagasan,
pun berhak untuk menyingkirkan makanan yang ide-ide, dan nilai-nilai, melaainkan juga sebagai
sehat itu dari anak-anak. Sebuahpenelitian yang sarana penting untuk memahamkan dunia
dilakukan oleh Arnold Gesell di Amerika dengan kepada orang lain, menyimpan, dan mewariskan
mewawancarai anak-anak menunjukkan bahwa gagasan dan nilai-nilai tersebut dari generasi ke
anak-anak cenderung menyukai cerita rakyat generasi berikutnya. Sebagai salah satu alternatif
ketika berumur tujuh tahun. bacaan anak, cerita rakyat diyakini mempunyai
Dalam Teori Jean Piaget usia anak tujuh nilai lebih dari sekedar bacaan penghibur saja,
sampai sebelas tahun termasuk dalam tahap tetapi juga bermanfaat bagi perkembangan anak.
operasional konkret (Burhan Nurgiyantoro, Di Indonesia sendiri umur rata-rata anak yang
2005:52). Pada tahap ini anak dapat memahami menyukai membaca cerita rakyat adalah anak-
logika secara stabil. Karakteristik anak pada tahap anak antara umur enam sampai dua belas tahun.
ini antara lain adalah 1) anak dapat membuat Jumlah terbesar berkisar antara delapan sampai
NODVL¿NDVL VHGHUKDQD PHQJNODLVL¿NDVL REMHN sepuluh tahun.Tugas orang tua memberikan dan
VHFDUD XPXP PLVDOQ\D NODVL¿NDVL ZDUQD NDUDNWHU menyeleksi bacaan anak khususnya cerita rakyat
tertentu; 2) Anak dapat membuat urutan sesuatu dan memberikan pemahaman mengenai cerita
secara semestinya, mengurutkan abjad, angka, dan yang mereka baca, karena tidak semua cerita
sebagainya; 3) anak mulai dapat mengembangkan rakyat cocok dikonsumsi untuk anak.
6LWL $QD¿DK Pemanfaatan Cerita Rakyat 133

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Manfaat Cerita Dongeng Anak-anak James Danandjaya. 2002. Foklor Indonesia: Ilmu
Bagi Perkembangan Buah Hati Kita. http:// Gosip, Dongeng, Dan Lain-lain. Jakarta:
Bidanku.com. diakses 12 Januari 2014. 3XVWDND 8WDPD *UD¿WL
A. Teeuw. 1992. Pengantar Ilmu sastra. Jakarta: Murti Bunanta. 1998. Ploblematika Penulisan
PT. Gramedia. Cerita Rakyat Untuk Anak Indonesia. Jakarta:
Burhan Nurgiyantoro. 2005. Sastra Anak: Balai Pustaka.
Pengantar Pemahaman Dunia Anak. 1DLD :LGLD $OL¿DK Cerita Rakyat dalam
Yogyakarta: Gajdah Mada University Press. Pembelajaran. http://www.trub.us. diakses
Charlotte S Huck, Susan Hepler, dan Janet 12 Januari 2014.
Hickman. 1987. Children’s Literature in The Olman Peridian. 2011. Pengertian Cerita Rakyat.
Elementary School. New York: Holt, Rinehart http://olmanperidianxxx.blogspot.com.
and Winston. diakses 12 Januari 2014.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Online. http://kamusbahasaindonesia.org.
diakses 12 Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai