Di susun oleh :
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada ibu selaku
dosen pembina mata kuliah konsep dasar keperawatan. kami juga mengucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan semua yang telah memberikan dukungan dan dorongankepada kami dalam penyelesaian
makalah ini. kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tugas yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi rekan-rekan dan
semua pihak yang berkepentingan.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 tujuan…………………………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
3.1Kesimpulan…………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini akan membahan tentang perilaku Abnormal. Kategori normalitas dan abnormalitas
menjelaskan gambaran ideal dari perilaku, meskipun perilaku dan tindakan tersebut dihindari dalam diri
seseorang. Banyak sekali istilah yang berhubungan dengan kejiwaan. Di antara berbagai istilah atau
nama itu adalah perilaku atau psikologi abnormal, perilaku meladaptif, gangguan mental, gangguan
emosional, psikopatologi, disfungsi psikologis, sakit mental, gangguan perilaku dan kadang disebut gila.
Dengan perkrmbangan lain, dinyatakan bahwa gangguan kejiwaan ditandai dengan perilaku maladaptif
yang terjadi ketika orang tersebut melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan umur, kriteria ini
mengacu pada tingkatan IQ.
Gangguan psikologis juga dapat dikelompokkan berdasarkan model, yaitu struktur teoristis yang bersifat
tentatif digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan disfungsi psikologi atau perilaku abnormal itu.
Model adalah analogi konseptual yang memiliki kualitas yang membimbing pemikiran kita mengenai
perangkat kejadian tertentu.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma yang diamati di lingkungan normal
masyarakat tetapi dianggap oleh para ahli dapat diterima atau bahkan diperlukan dalam keadaan
tertentu. Perilaku abnormal dapat mencakup pikiran dan perasaan abnormal, bertindak dengan cara
yang di luar perilaku normal, atau respons abnormal terhadap faktor lingkungan seperti tekanan,
trauma, atau pelecehan. Psikolog percaya bahwa psikologi abnormal dihasilkan dari pandangan yang
menyimpang tentang realitas yang menyebabkan penderitaan dan dapat menyebabkan pola perilaku
dan perasaan maladaptif yang meningkatkan penderitaan dan melemahkan. Ketika psikologi abnormal
menjadi masalah, seringkali dapat mengakibatkan penyakit mental yang parah atau bahkan bunuh diri.
Kategori normalitas dan abnormalitas menjelaskan gambaran ideal dari perilaku, meskipun
perilaku dan tindakan tersebut dihindari dalam diri seseorang. Banyak sekali istilah yang berhubungan
dengan kejiwaan. Di antara berbagai istilah atau nama itu adalah perilaku atau psikologi abnormal,
perilaku meladaptif, gangguan mental, gangguan emosional, psikopatologi, disfungsi psikologis, sakit
mental, gangguan perilaku dan kadang disebut gila. Dengan perkembangan lain, dinyatakan bahwa
gangguan kejiwaan ditandai dengan perilaku maladaptif yang terjadi ketika orang tersebut melakukan
tindakan yang tidak sesuai dengan umur, kriteria ini mengacu pada tingkatan IQ.
Gangguan psikologis juga dapat dikelompokkan berdasarkan model, yaitu struktur teoristis yang bersifat
tentatif digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan disfungsi psikologi atau perilaku abnormal itu.
Model adalah analogi konseptual yang memiliki kualitas yang membimbing pemikiran kita mengenai
perangkat kejadian tertentu.
Diagnosis perilaku abnormal didasarkan pada frekuensi statistik, norma sosial, perilaku penyesuain, dan
penderitaan pribadi.
Penyebab Primer ( Primary Cause ). Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya
suatu gangguan tidak akan muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang system syaraf pada
kasus paresis general yaitu sejenis psikosis yang disertai paralysis atau kelumpuhan yang bersifat
progresif atau berkembang secara bertahap sampai akhirnya penderita mengalami kelumpuhan
total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak mungkin menyerang seseorang.
Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause ). Kondisi yang mendahului dan membuka
jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi – kondisi tertentu di masa
mendatang. Misalnya anak yang ditolak oleh orang tuanya (rejected child) mungkin menjadi
2
lebih rentan dengan tekanan hidup sesudah dewasa dibandingkan dengan orang – orang yang
memiliki dasar rasa aman yang lebih baik
Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause ). Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak
tertahankan bagi individu dan mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda yang
menjadi terganggu sesudah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan oleh tunangannya.
Contoh lain seorang pria setengah baya yang menjadi terganggu karena kecewa berat sesudah
bisnis pakaiannya bangkrut.
Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause ). Kondisi yang cenderung mempertahankan
atau memperteguh tinkah laku maladaptif yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang
berlebihan pada seorang gadis yang ”sedang sakit” justru dapat menyebabkan yang
bersangkutan kurang bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya. (Dyah
Kusbiantari dalam http: //kusbiantari.blogspot.com / 2012 diakses tanggal 16 November 2012).
Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh satu penyebab tunggal.
Serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan sebagai hubungan sebab akibat sederhana
melainkan saling mempengaruhi sebagai lingkaran setan, sering menadi sumber penyebab
sebagai abnormalitas.
1. Faktor Biologis adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat
perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti kelainan gen,
kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh – pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh.
Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan
terhadap stress. Ini dapat dihubungkan kewarisan genetis atau gangguan fungsi fisik, menurut
Dr. Tobin komponen rutin dalam setiap evaluasi penilaian sampai sejauh mana masalah yang
kelihatannya disebabkan secara emosiobnal dapat dijelaskan dalm kerangka determinal biologis.
2. Faktor Psikologis adalah gangguan yang umumnya muncul sebagai akibat pengalaman gaya
hidup yang bermasalah. Pengalaman hidup tersebut bersifat interpersonal kejadian-kejadian
yang terjadi karena interaksi dengan orang lain. Namun, orang juga memiliki pengalaman intra
psikis, pengalaman yang terjadi di dalam fikiran dan perasaan. Masaalah-masalah emosional
dapat mubncul dari persepsi yang terdistorsi dan cara berfikir yang salah.[5]
3. Faktor Sosio Kultural, istilah ini mengacu pada berbagai lingkaran pengaruh sosial jalan hidup
seseorang. Abnormalitas dapat pula disebabkan oleh kejadian-kejadian pada selah satu atau
keseluruhan konteks sosial tersebut.[6]
4. Faktor – faktor psikososial
cTrauma Di Masa Kanak-kanak. Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan
rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit
disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak
cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
Deprivasi Parental. Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang
tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social.
3
Hubungan orang tua – anak yang patogenik. Hubungan patogenik adalah hubungan yang
tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat
menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.
Struktur keluarga yang patogenik. Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi
yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola
komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan perilaku pada
sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para
anggotanya.
Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari. Kehidupan keluarga karena
berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan secukupnya .
Stress berat. Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis.
Menghindari konflik batin dari diri sendiri atau juga dari lingkungan.
Selalu berusaha memelihara kebersihan jiwa dengan selalu berpikir positif.
Usahakan untuk selalu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Latihan untuk menerapkan disiplin dalam segala hal.
Melatih diri sendiri untuk tidak selalu berfikir negatif dan menggunakan pertahanan diri dalam
menghadapi masalah.
Mencoba mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi dengan usaha yang konkrit dan rasional.
a. gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian ( personality disorder ) merupakan kondisi ketika seseorang memiliki pola
pikir dan perilaku yang tidak sehat. Saat mengalami gangguan kepribadian, seseorang akan merasa
kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain. Ini menyebabkan keterbatasan signifikan dalam
hubungan, kegiatan sosial dan pekerjaan (dikutip dari Halodoc dan Dian Afrilia dalam beritagar.id, 2018).
Gangguan kepribadian merupakan salah satu jenis gangguan mental, seperti depresi, bipolar,
skizofrenia, psikosis, gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, serta gangguan stres pasca-
trauma.
Penderitaan gangguan dapat diketahui dengan beberapa ciri yaitu : berperilaku aneh, mengurung
diri atau menghindari interaksi sosial, sulit menjalin hubungan dekat dengan orang lain, kesulitan
mengendalikan pikiran dan sering berprasangka buruk (Menurut dr. Marianti dalam Alodokter.com,
2017).
4
Kondisi ini bisa dimulai sejak remaja atau awal masa dewasa, tetapi penyebabnya belum jelas.
Namun demikian, gangguan yang dianggap berasal dari kombinasi gen yang berbeda, keluarga,
pengalaman masa kecil serta pengaruh lingkungan.
Banyak orang tidak menyadari telah mengalami gangguan kepribadian. Akhirnya mereka tidak
mencari bantuan dan bertahun-tahun bertahan hidup untuk tekanan.Untuk mencegah diri sendiri dari
gangguan kepribadian, kenali jenis, ciri-ciri dan apa saja penanganan yang mungkin dilakukan.
Jenis Gangguan Pribadi ebagian yang ditulis di ICD 10 dan DSM V, tapi sebagian lagi dihapus atau
dipindahkan ke golongan gangguan tertentu tertentu (kutipan dari Psikologihore.com) . Ada 10
Gangguan Jenis Kepribadian (dilansir dari Dian Afrilia dalam beritagar.id 2018, klikdokter.com, halodoc,
kepoin psikologi dalam psikologihore.com, 2017 dan Wisnubrata dalam kompas.com, 2020) , yaitu
meliputi :
1. Paranoid – selalu curiga dan tidak percaya pada orang lain, bahkan teman, keluarga daN
pasangannya sendiri.
2. Skizoid – suka menyendiri, tak ingin berhubungan sosial dan seksual, tak peduli pada orang lain
dan tak memiliki respons emosional.
3. Skizotipal – orang dengan gangguan jenis ini takut pada interaksi sosial dan menganggap orang
lain berbahaya.
4. Antisosial – sering bertanya-Tanya dan kewajiban sosial, mudah Anda, agresif, bertindak impulsif
dan tidak memiliki rasa bersalah.
5. Ambang ( Borderline ) – emosi tidak stabil, mudah marah, impulsif, merasa hampa, suka
menyakiti diri sendiri dan berisiko tinggi membunuh diri.
6. Histrionik – tak memiliki rasa harga diri, sering menarik perhatian dan mendramatisasi atau
memainkan peran agar didengar dan dilihat.
7. Narsistik – memiliki perasaan ekstrem mengenai kepentingan diri sendiri, tidak memiliki empati,
serta siap berbohong dan mengeksploitasi orang lain demi mencapai tujuan.
8. Dependen – kurang percaya diri dan butuh banyak bantuan dalam membuat keputusan sehari-
hari dan menyerahkan keputusan hidup yang penting kepada orang lain.
9. Menghindar ( Avoidant ) – percaya bahwa dirinya tidak kompeten, tidak menarik, inferior dan
terus menerus takut dipermalukan, dikritik atau ditolak.
10. Anankastik atau Gangguan kepribadian Obsesif kompulsif – teliti berlebihan pada rincian,
aturan, daftar, urutan, organisasi, atau jadwal. Termasuk kategori perfeksionis ekstrem.
5
pengobatan gangguan kepribadian biasanya meliputi terapi percakapan yang mendalam (dikutip
dari klikdokter.com). Ubtuk mengatasi gangguan kepribadian adalah dengan melakukan terapi psikologis
atau kejiwaan di bawah bimbingan psikiater dengan tujuan meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengendalikan emosi serta pikirannya secara lebih baik (dikutip dari halodoc.com maupun
alodokter.com, 2017). Apakah orang dengan gangguan kepribadian bisa disembuhkan??? Bisa. Hanya
saja gangguan kepribadian ini sangat sukar diatasi, tetapi caranya tidak lepas dari urutan yang sudah
dikenal melalui cara pencegahan, terapi dan rehabilitasi.
b. gangguan pikiran
Gangguan jiwa yaitu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan
dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan
manusia.
Kejadian gangguan jiwa yang terjadi ini dapat ditimbulkan akibat adanya suatu pemicu dari fungsi
afektif dalam keluarga yang tidak berjalan dengan baik. Apabila fungsi afektif ini tidak dapat berjalan
semestinya, maka terjadi gangguan psikologis yang berdampak pada kejiwaan dari seluruh unit keluarga
tersebut.
Terdapat beberapa tanda fungsi fisiologi jiwa yang tidak sehat, yaitu :
f) Ketidakmatangan emosi;
g) Kepribadiannya terganggu;
6
d. Diagnosis Gangguan Jiwa
Salah satu tes yang resmi dan dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan jiwa adalah
dengan MMPI-2 (Minnesota Multifase Personality Inventory). Tes MMPI-2 adalah sebuah alat tes
inventori yang berisi banyak pertanyaan dengan option ya dan tidak, tujuannya adalah untuk
mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan-gangguan psikologis yang ada di dalam diri
seseorang, seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kebohongan, dsb.
Pengobatan untuk masalah gangguan mental harus tepat dan sesuai. Terdapat 2 golongan obat
yang biasanya digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu:
Obat-obatan harus sesuai dengan resep dokter dan memerlukan kontrol yang baik.
b. gangguan perasaan
Berikut ini jenis gangguan suasana hati yang paling umum terjadi:
1. Depresi Mayor
Kurangnya minat pada aktivitas yang biasa dilakukan, perasaan sedih atau putus asa, dan gejala lain
yang dirasakan selama minimal dua minggu. Kondisi-kondisi ini dapat mengindikasikan kalau seseorang
sedang mengalami depresi.
2. Dysthymia
Ini adalah suasana hati kronis, mood rendah, depresi, atau mudah tersinggung yang berlangsung
setidaknya selama dua tahun.
3. Gangguan Bipolar
7
Ini adalah kondisi ketika seseorang mengalami periode depresi yang bergantian dengan periode
mania atau suasana hati yang meningkat.
Banyak penyakit medis (termasuk kanker, cedera, infeksi, dan penyakit kronis) dapat memicu gejala
depresi.
Gejala depresi yang disebabkan oleh efek obat-obatan, penyalahgunaan obat, alkoholisme,
paparan racun, atau bentuk konsumsi obat-obatan lainnya.
Banyak faktor yang berkontribusi pada gangguan suasana hati. Kondisi ini kemungkinan besar
disebabkan oleh ketidakseimbangan bahan kimia otak. Kemudian bisa juga perubahan hidup yang
membuat stres memicu suasana hati yang tertekan. Selain itu, gangguan suasana hati juga bisa
diturunkan dalam keluarga alias genetik.
1. Fetisisme
Fetisisme adalah perilaku menyimpang dimana cara memenuhi kebutuhan seksualnya dengan
menggunakan benda mati, seperti pakaian dalam, kain, dan benda lainnya.
2. Homoseksual
Homoseksual adalah kelainan seksual berupa disorientasi pasangan yang ditandai menyukai
sesama jenis. Penyuka sesama pria disebut gay, sedangkan penyuka sesama wanita disebut lesbi.
3. Sadomasokisme
Perilaku ini adalah kondisi dimana seseorang merasakan kepuasan seksual setelah menyakiti
pasangan seksualnya. Sadomakisme disebut juga dengan sadisme.
4. Masokisme
Ini merupakan kelainan seksual dimana seseorang menikmati seks setelah disiksa terlebih dahulu
oleh pasangannya. Masokisme adalah perilaku yang berkebalikan dengan sadomakisme.
D. Gangguan ADHD
ADHD alias Attention-deficit hyperactivity disorder adalah istilah medis untuk gangguan mental
yang ditandai dengan perilaku impulsif dan hiperaktif. ADHD adalah gangguan yang menyerang anak-
anak dan membuat pengidapnya kesulitan untuk memusatkan perhatian pada satu hal dalam satu
8
waktu. Kondisi ini memang menyerang anak-anak, tetapi gejala yang ditimbulkan bisa bertahan hingga
remaja bahkan dewasa.
1. Dominan Hiperaktif-impulsif
Anak-anak yang mengidap ADHD tipe ini umumnya memiliki masalah hiperaktivitas yang dibarengi
dengan perilaku impulsif.
2. Dominan Inatentif
Pengidap gangguan ADHD tipe ini memiliki ciri sulit untuk menaruh perhatian penuh pada satu hal
dalam satu waktu. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung tidak bisa memperhatikan dengan baik.
Tipe ketiga ini merupakan kombinasi dari semua gejala. Pada tipe ini, anak menunjukkan ciri
hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan dengan baik.
Penyebab ADHD
1. Faktor genetik. Karena dapat diturunkan, risiko menderita ADHD meningkat jika memiliki
anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama atau penyakit mental lainnya.
2. Faktor lingkungan. Diduga berkaitan dengan paparan timah yang banyak ditemukan dalam cat.
3. Kelahiran prematur, yaitu kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu, atau bayi dengan berat
badan lahir rendah.
4. Ibu yang menggunakan obat-obatan terlarang, mengonsumsi alkohol, atau merokok selama
masa kehamilan.
5. Kerusakan atau cedera otak yang dapat terjadi selama masa kehamilan atau pada usia dini.
6. Ketidakseimbangan senyawa otak (neurotransmitter) dalam otak atau gangguan dalam kinerja
otak.
9
Kesimpulan
Perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma yang diamati di lingkungan
normal masyarakat tetapi dianggap oleh para ahli dapat diterima atau bahkan diperlukan dalam
keadaan tertentu. Perilaku abnormal dapat mencakup pikiran dan perasaan abnormal, bertindak dengan
cara yang di luar perilaku normal, atau respons abnormal terhadap faktor lingkungan seperti tekanan,
trauma, atau pelecehan. Psikolog percaya bahwa psikologi abnormal dihasilkan dari pandangan yang
menyimpang tentang realitas yang menyebabkan penderitaan dan dapat menyebabkan pola perilaku
dan perasaan maladaptif yang meningkatkan penderitaan dan melemahkan. Ketika psikologi abnormal
menjadi masalah, seringkali dapat mengakibatkan penyakit mental yang parah atau bahkan bunuh diri.
Gangguan psikologis juga dapat dikelompokkan berdasarkan model, yaitu struktur teoristis yang bersifat
tentatif digunakan untuk menguraikan dan menjelaskan disfungsi psikologi atau perilaku abnormal itu.
Model adalah analogi konseptual yang memiliki kualitas yang membimbing pemikiran kita mengenai
perangkat kejadian tertentu.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www-orami-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/www.orami.co.id/magazine/amp/mengenal-faktor-
faktor-penyebab-kelainan-seksual
https://www.halodoc.com/kesehatan/adhd
https://dosenpsikologi-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenpsikologi.com/perilaku-abnormal
https://kepegawaian.uma.ac.id/memahami-psikologi-abnormal
https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-jiwa
https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-kepribadian
https://www.halodoc.com/artikel/5-kelainan-seksual-yang-perlu-diketahui
11