DAN INDUSTRIALISASI
NO. ABSEN : 08
http://sman1giri.sch.id/
Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan perubahan
fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-
an hingga 1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia. Hasil yang nyata adalah
tercapainya swasembada (kecukupan penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara
yang sebelumnya selalu kekurangan persediaan pangan (pokok), seperti India, Bangladesh,
Tiongkok, Vietnam, Thailand, serta Indonesia. Norman Borlaug, penerima penghargaan
Nobel Perdamaian 1970, adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini.
Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan
berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada
tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara
bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan
produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi produksi
biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung
yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan Revolusi hijau adalah mengubah
petani-petani gaya lama (peasant) menjadi petani-petani gaya baru (farmers),
memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional.
Revolusi hijau ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca
dan alam karena peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan
produksi bahan makanan.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert
Malthus (1766–1834). Menurut dia latar belakang munculnya revolusi Hijau
adalah karena munculnya masalah kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah
penduduk yang sangat pesat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga
dilakukan pengontrolan jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian
binit unggul dalam bidang Pertanian.
Latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut :
3. Adanya lahan tidur atau lahan tidur yang tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya atau orang
lain
5. Adanya lahan yang rusak akibat tercemar oleh limbah atau terkena radiasi
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32,
64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3,
5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menggalakan revolusi hijau ditempuh
dengan cara :
a)Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi Pertanian di Indonesia dikenal dengan nama Panca Usaha Tani yang meliputi :
3. Pemupukan
4. Irigasi
5. Pemberantasan Hama
b) Etensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian, yaitu Memperluas lahan tanah yang dapat ditanami dengan
pembukaan lahan-lahan baru (misal mengubah lahan tandus menjadi lahan yang dapat
ditanami, membuka hutan, dsb).
c) Diversifikasi Pertanian
Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian melalui sistem tumpang
sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat mencegah kegagalan panen pokok, memperluas
sumber devisa, mencegah penurunan pendapatan para petani.
d) Rehabilitasi Pertanian
Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya pertanian yang kritis, yang
membahayakan kondisi lingkungan, serta daerah rawan dengan maksud untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Usaha pertanian tersebut akan menghasilkan bahan
makanan dan sekaligus sebagai stabilisator lingkungan.
2. Daerah yang tadinya hanya dapat memproduksi secara terbatas dan hanya untuk memenuhi
kebutuhan minimal masyarakatnya dapat menikmati hasil yang lebih baik karena revolusi
hijau.
2. Terjadi perubahan struktur sosial di pedesaan dan pola hubungan antarlapisan petani di
desa dimana hubungan antar lapisan terpisah dan menjadi satuan sosial yang berlawanan
kepentingan.
3. Harga tanah yang tinggi tidak terjangkau oleh kemampuan ekonomi petani lapisan bawah
sehingga petani kaya mempunyai peluang sangat besar untuk menambah luas tanah.
4. Muncul kesenjangan yang terlihat dari perbedaan gaya bangunan maupun gaya berpakaian
penduduk yang menjadi lambang identitas suatu lapisan sosial.
5. Mulai ada upaya para petani untuk beralih pekerjaan ke jenis yang lain seiring
perkembagan teknologi.
8. Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
Revolusi Industri pertama terjadi pada pertengahan abad ke 18 sampai awal abad ke 19 di
daerah Eropa Barat, Amerika Utara, dimulai pertama kali di Inggris. Revolusi Industri kedua
terjadi pada pertengahan abad ke 19 setelah penemuan mesin uap, listrik, mesin pembakaran
dalam (tenaga fosil) dan pembangunan kanal kanal, rel kereta api sampai ke tiang listrik.
Revolusi Hijau yang dijalankan Indonesia pada masa Orde Baru ini yang menyebabkan
upaya untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada perkembangan industrialisasi
yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran tersebut akan mengarah
pada kapitalisme.
Dengan industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana dibagun masyarakat dari
suatu pola hidup atau berbudaya agraris tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan
berbudaya masyarakat industri. Perkembangan industri tidak lepas dari proses perjalanan
panjang penemuan di bidang teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam
masyarakat.
3. Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola perilaku yang baru
yang bercirikan masyarakat industri modern diantaranya rasionalisasi.
3. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang mengalami
kemajuan pesat.
6. Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan Batam.
7. Sejak tahun 1985 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di bidang industri dan
investasi.
Industry pertanian merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya hayati dengan
bantuan tekhnologi industry. Tekhnologi industry itu dapat menghasilkan berbagai macam
hasil yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industry pertanian meliputi hal-
hal sebagai berikut:
2. Industry pengolahan hasil perkebunan seperti industry minyak kelapa, industry barang-
barang karet dan sebagainya
3. Industry pengolahan hasil perikanan seperti industry pengolahan udang, rumput laut, ubur-
ubur dan lain sebagainya.
4. Industry pengolahan hasil hutan seperti pengolahan kayu, pengolahan pulp, kertas dan
ranyon, serta industry pengolahan rotan.
5. Industry pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitsi sumber-sumber yang
baru.
6. Industry pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan industry pertanian agar lebih
baik yaitu:
b. Penanganan pascapanen
c. Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.
Pada dasarnya perekonomian Indonesia bersifat agraris, bahkan hampir 80% wilayah
Indonesia merupakan daerah pertanian dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di
sektor pertanian.
Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan industry, seperti industry
furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya. Sudah tentu, pengolahan hasil produksi
pertanian itu ditempuh melalui proses industry pabrtik. Beberapa pabrik industry pengolahan
hasil pertanian itu antara lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di bandung,
pabrik kertas di leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan lain
sebagainya.
Contohnya adalah:
g. Industri Pariwisata , Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada
pariwisata internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi.
Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang cukup
menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat itu oleh masyarakat
Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1. Swasembada Beras
2. Kesejahteraan Penduduk